Anda di halaman 1dari 17

Penulis Atik Purwandari, Freike Lumy, Feybe Polak

TahunTerbit 2016
Judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Anemia
Lembaga penerbit Jurnal Ilmiah Bidan
Volume, nomer & Volume 4, Nomor 1
Halaman
Tanggal terbit Januari – Juni 2016

NO ASPEK YANG ISI JURNAL HASIL ANALISIS


DINILAI
I. JUDUL
Faktor-Faktor Yang pada judul jurnal tergambar
Berhubungan Dengan tujuan umum dari penelitian
Kejadian Anemia jurnal ini yaitu untuk melihat
faktor-faktor apa saja yang
berhubungan dengan
kejadian anemia
II. PENDAHULUAN
1. Latar belakang Sampai saat ini tingginya Pada bagian ini jurnal
angka kematian ibu di memaparkan mengenai
Indonesia masih masalah anemi yang
merupakan masalah yang terjadi pada ibu hamil di
menjadi prioritas di bidang Indoneia jurnal juga
kesehatan. Di samping menyajikan data sebesar
menunjukan derajat 63,5% prevelensi wanita
kesehatan masyarakat, hamil dengan anemia
juga dapat mengambarkan yang dalam empat tahun
tingkat kesejahteraan terakhir jurnal menemukan
masyarakat dan kualitas data bahwa belum terjadi
pelayanan kesehatan. penurunan yang bermakna
Penyebab lansung pada prevelensi anemia
kematian ibu adalah ibu hamil, jurnal juga
anemia. (1) menemukan literatur
Anemia dalam kehamilan bahwa anemia merupakan
masih merupakan salah satu penyebab
masalah kronik di langsung kematian ibu di
Indonesia terbukti dalam Indonesia.
prevalensi pada wanita Jurnal kemudian
hamil sebanyak 63,5%. memaparkan mengenai
Dalam empat tahun literatur akibat dari anemia
terakhir prevalensi anemia pada kehamilan,antara
tidak menunjukan lain:
penurunan yang cukup 1. Gangguan dan
bermakna. Dalam era hambatan pada
pembangunan di pertumbuhan, baik sel
Indonesia seperti tubuh maupun sel otak
sekarang ini dimana mutu 2. kurangnya oksigen
sumber daya manusia yang dibawah/ditransfer
merupakan keadaan yang ke sel tubuh maupun ke
sangat diprioritaskan maka otak
masalah anemia perlu 3. kemungkinan akan
mendapat penanganan mengalami perdarahan
yang serius. post partum
Anemia dalam kehamilan kemudian pada bagian ini
dapat berpengaruh buruk jurnal memaparkan
terutama saat kehamilan, mengenai faktor-faktor
persalinan dan nifas. penyebab anemia pada
Prevalensi anemia yang kehamilan di negara-
tinggi berakibat negatif negara berkembang yaitu:
seperti 1) Gangguan dan 1. didaerah pedesaan
hambatan pada masih banyak yang
pertumbuhan, baik sel beranggapan lebih baik
tubuh maupun sel otak, 2) memiliki keluarga besar
Kekurangan Hb dalam dari pada keluarga
darah mengakibatkan kecil, sehingga wanita
kurangnya oksigen yang yang terpaksa menikah
dibawah/ditransfer ke sel dan melahirkan pada
tubuh maupun ke otak. Ibu usia muda dan tidak
hamil yang menderita berhenti melahirkan
anemia memiliki sebelum mencapai usia
kemungkinan akan 40 tahun.
mengalami perdarahan Sedangkan jurnal
post partum.(2) menemukan literatur
Anemia dalam kehamilan menurut UNICEF
didefinisikan sebagai semakin tinggi
penurunan kadar paritasnya akan
hemoglobin kurang dari 11 mempengaruhi masa
gram% selama masa pemulihan kondisi
kehamilan pada trimester tubuh ibu yang nantinya
1 dan ke-3 dan kurang dari akan berpengaruh
10 gram% selama masa buruk kehamilan
post partum dan trimester selanjutnya.
2. Anemia dalam 2. Status pendidikan
kehamilan dapat kebanyakan ibu hanya
mengakibatkan dampak sampai sekolah dasar,
yang membahayakan bagi bahkan ada yang tidak
ibu dan janin. (3) bersekolah, hal ini
Di berbagai Negara berdampak pada
berkembang masih rendahnya
banyak negara, khususnya pengetahuan ibu yang
yang tinggal di pedesaan berpengaruh pada
beranggapan bahwa lebih keputusan ibu untuk
baik memiliki keluarga mendapatkan
besar dari pada keluarga pelayanan kesehatan.
kecil. Hal ini Jurnal menemukan
mengakibatkan banyak pada literatur penelitian
wanita yang terpaksa sebelumnya bahwa
menikah dan melahirkan pendidikan merupakan
pada usia muda dan tidak salah satu faktor yang
berhenti melahirkan berpengaruh terhadap
sebelum mencapai usia 40 kejadian anemia pada
tahun. (4) Menurut Unicef kehamilan.
paritas atau jumlah anak 3. Ditemukan bahwa maih
yang dilahirkan ibu sangat rendahnya konsumsi
berkaitan dengan jarak tablet tambah darah
kelahiran. Semakin tinggi dan masih rendahnya
paritasnya, maka semakin cakupan program
pendek jarak kelahirannya. distribusi tablet tambah
Hal ini dapat membuat darah.
seorang ibu belum cukup Kemudian jurnal
waktu untuk memulihkan memaparkan data
kondisi tubuhnya. Paritas prevelensi anemia di
yang tinggi dapat daerah Minahasa Induk
menyebabkan kondisi pada tahun 2009 sebanyak
kesehatan ibu menurun 166 ibu hamil dengan
dan sering mengalami anemia, tahun 2010
kurang darah sehingga sebanyak 148 orang dan
berpengaruh buruk pada data kemudian
kehamilan selanjutnya. mengerucut ke wilayah
Berdasarkan status kerja Puskesmas Tonsea
pendidikan, kebanyakan Lama Kecamatan Tondano
ibu hanya sampai sekolah Utara, pada tahun 2009
dasar, bahkan ada yang sebanyak 30 orang, dan
tidak bersekolah. 2010 sebanyak 26 orang.
Rendahnya pendidikan ibu Hal-hal tersebutlah yang
akan berdampak pada membuat peneliti dalam
rendahnya pengetahuan jurnal ini tertarik untuk
ibu yang berpengaruh melakukan penelitian
pada keputusan ibu untuk Faktor-faktor yang
mendapatkan pelayanan berhubungan dengan
kesehatan. Makin rendah kejadian anemia di
pengetahuan makin sedikit Puskesmas Tonsea Lama
keinginannya untuk Kecamatan Tondano Utara
memanfaatkan pelayanan Kabupaten Minahasa
kesehatan. Pendidikan ibu Induk.
adalah faktor yang cukup
berpengaruh terhadap
terjadinya anemia. (5)
Mengingat masih
rendahnya konsumsi tablet
tambah darah dan masih
rendahnya cakupan
program distribusi tablet
tambah darah, maka perlu
dilakukan upaya
peningkatan cakupan dan
peningkatan konsumsi
melalui pemberdayaan
masyarakat dan proaktif
dari petugas dalam
menjangkau sasaran ibu
hamil agar sedini mungkin
ibu hamil mendapatkan
pelayanan ANC
memeriksakan
kehamilannya kepada
tenaga kesehatan. (5)
Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Kabupaten
Minahasa Induk Pada
tahun 2009 jumlah ibu
hamil trimester III
sebanyak 1520 orang dan
yang menderita anemia
sebanyak 166 orang
(10,92%). Pada tahun
2010 jumlah ibu hamil
trimester III sebanyak
1374 orang dan yang
menderita anemia
sebanyak 148 orang
(10,77%). Menurut data
awal yang diperoleh di
Puskesmas Tonsea Lama
Kecamatan Tondano
Utara, pada tahun 2009
jumlah ibu hamil trimester
III sebanyak 206 orang
dan yang menderita
anemia 30 0rang ( 14.56%
). Sedangkan pada tahun
2010 jumlah ibu hamil
trimester III sebanyak 188
orang dan yang menderita
anemia sebanyak 26
orang (13,82%).
Berdasarkan uraian
tersebut di atas maka
penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “
Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
kejadian anemia di
Puskesmas Tonsea Lama
Kecamatan Tondano
Utara Kabupaten
Minahasa Induk”.
2. Rumusan Masalah Pada bagian ini jurnal
merumukan masalah utama
yaitu apa sajakah faktor—
faktor yang berhubungan
dengan kejadian anemia
pada kehamilan?.
3. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk Tujuan penelitian yang
mengetahui faktor-faktor dilakukan jurnal adalah untuk
yang berhubungan dengan mengetahui faktor-faktor apa
kejadian anemia. sajakah yang berhubungan
dengan kejadian anemia
pada kehamilan.
4. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini
adalah untuk meminimalkan
kejadian anemia pada
kehamilan dengan
meminimalkan adanya faktor-
faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya
anemia pada kehamilan.
III. METODE
PENELITIAN
1. Pendekatan Metode penelitian yang Pada metode penelitian yang
Penelitian digunakan adalah bersifat digunakan jurnal adalah
deskriptif analitik yang deskriptif analitik yang mana
berupaya mencari hubungan metode ini berfungsi untuk
antara variable. Deskriptif mendeskripsikan/ memberi
analitik menggunakan gambaran terhadap objek
pendekatan cross sectional yang diteliti melalui data atau
dengan rancangan studi sampel yang telah
retrospektif. Lokasi penelitian dikumpulkan, pendekatan
adalah di Puskesmas Tonsea yang digunakan adalah
Lama Kecamatan Tondano cross sectional dengan
Utara Kabupaten Minahasa. rancangan retrospektif.
Penelitian dilaksanakan pada Penelitian pada jurnal ini
bulan Juli 2011. mengambil tempat di
Puskesmas Tonsea Lama
Kecamatan Tondano Utara
Kabupaten Minahasa pada
bulan Juli 2011.

2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini Populasi : semua ibu hamil
adalah semua ibu hamil trimester III yang Anemia
trimester III yang Anemia yang memeriksakan
yang memeriksakan kehamilanya di puskesmas
kehamilanya di puskesmas Tonsea Lama Kecamatan
Tonsea Lama Kecamatan Tondano Utara Kabupaten
Tondano Utara Kabupaten Minhasa pada tahun 2009
Minhasa pada tahun 2009 dan 2010 berjumlah 56 orang
berjumlah 30 orang. Sampel : Penentuan jumlah
Sedangkan pada tahun 2010 sampel dalam jurnal ini
berjumlah 26 ibu hamil. adalah menggunakan teknik
Sampel dalam penelitian ini total sampling yaitu
adalah semua total populasi menggunakan semua jumlah
yaitu semua ibu hamil populasi yang ada, yaitu
trimester III yang Anemia sebanyak 56 sampel.
yang memeriksakan
kehamilanya di Puskesmas
Tonsea Lama Kecamatan
Tondano Utara tahun 2009-
2010 berjumlah 56 ibu hamil.

3. Variabel Penelitian Penulis meihat variabel


bebas dalam peneitian ini
adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan anemia
(paitas, usia ibu, pendidikan
ibu, konsumsi tablet Fe)
sedangkan variabel
terikatnya adalah kejadian
anemia (ringan, sedang dan
berat).
4. Teknik pengumpulan Alat ukur yang digunakan Teknik pengumpulan data
data adalah buku register PWS dalam jurnal ini dengan
KIA Puskesmas Tonsea menggunakan alat ukur
Lama Kecamatan Tondano buku register PWS KIA
Utara Kabupaten Minahasa Puskesmas Tonsea Lama
tahun 2009-2010. Definisi Kecamatan Tondano Utara
operasional Kabupaten Minahasa tahun
Paritas adalah jumlah anak 2009-2010
yang dilahirkan hidup. Peneliti dalam jurnal ini
Keadaan ibu hamil trimester kemudian mengumpukan
III yang berkaitan dengan data yang diperlukan sesuai
jumlah anak yang dilahirkan dengan definisi operasional
hidup. Primipara yaitu wanita yang telah ada.
yang melahirkan pertama
kali, multipara wanita yang
melahirkan 2 – 4 kali dan
grandemultipara wanita yang
melahirkan > 5 kali, yang
memeriksakan kehamilan di
Puskesmas Tonsea Lama
Kecamatan Tondano Utara,
Kabupaten Minahasa.
Umur beresiko jika umur ibu
< 20 dan > 35, dan yang
tidak beresiko jika umur ibu
20 – 34 tahun. Ibu hamil
trimester III yang berumur <
20 tahun dan > 35 tahun
beresiko anemia dan umur
ibu 20 – 34 tahun tidak
beresiko anemia yang
memeriksakan kehamilan di
Puskesmas Tonsea Lama
Kecamatan Tondano Utara
Kabupaten Minahasa.
Pendidikan yang dijalani
seseorang memiliki pengaruh
pada peningkatan
kemampuan berfikir, dengan
kata lain seseorang yang
berpendidikan lebih tinggi
akan dapat mengambil
keputusan yang lebih
rasional. Ibu hamil trimester
III yang menempuh jenjang
pendidikan (SD, SMP, SMU,
DIPLOMA, PT), di
Puskesmas
Tonsea Lama Kecamatan
Tondano Utara Kabupaten
Minahasa
Kunjungan ANC adalah untuk
menghasilkan kehamilan
yang sehat melalui
pemeriksaan fisik, pemberian
suplemen serta penyuluhan
kesehatan ibu hamil.
Kunjungan antenatal yang
teratur mengakibatkan
segera terdeteksinya
berbagai faktor risiko
kehamilan, salah satunya
anemia. Ibu hamil trimester III
yang memeriksakan
kehamilan > 4 kali di
kategorikan baik, sedangkan
yang memeriksakan
kehamilan < 3 kali
dikategorikan cukup. di
Puskesmas Tonsea Lama
Kecamatan Tondano Utara
Kabupaten Minahasa Induk.
Tablet Zat Besi Tablet
tambah darah dapat
menghindari anemia besi dan
anemia asam folat. Pada ibu
hamil dianjurkan untuk
mengkonsumsi tablet zat besi
minimal 90 tablet selama
hamil. Ibu hamil yang
mendapat tablet zat besi < 60
dan > 60 tablet di Puskesmas
Tonsea Lama Kecamatan
Tondano Utara Kabupaten
Minahasa.
Anemia adalah kondisi
dimana sel darah merah
menurun atau menurunya Hb
Ibu hamil Trimester III yang
memeriksakan kehamilannya
di Puskesmas Tonsea Lama
Kecamatan Tondano Utara
Kabuaten Minahasa dengan
kadar HB < 11 gr %.
5. Teknik analisis data Analisis Data meliputi : Dalam tahap ini jurnal
Analisis Univariat yaitu Untuk melakukan Analisis
mendeskripsikan variabel Univariat terlebih dahulu yaitu
umur, paritas, pendidikan, variabel bebas (umur,
kunjungan ANC, Tablet Fe paritas, pendidikan,
yang disajikan dalam bentuk kunjungan ANC, Tablet Fe)
table distribusi frekwensi, dan variabel terikat yaitu
gambar atau histogram. tingkat anemia pada sampel.
Analisis Bivariat yaitu Untuk Kemudian jurnal melanjutkan
uji statistik dengan data analisis bivariat
dengan menggunakan uji menggunakan uji chi-square
stastik Chi – Square. Taraf dengan P value 0,05.
signifikansi yang digunakan
adalah 5 % atau taraf
kesalahan 0,05.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian Distribusi paritas responden Jurnal ini menemukan pada
sebagian besar adalah hasil analisis bivariat sebagai
multipara sebanyak 36 orang berikut:
(64,3%), primipara sebanyak 1. Paritas pada sampel
17 orang (30,4%), dan terbanyak adalah
grandemultipara sebanyak 3 Multipara 36 orang
orang (5,4%). tentang umur (64,3%), untuk variabel
didapatkan hasil adalah 2. umur terbanyak umur
sebagian besar umur
20 – 34 tahun
responden 20 – 34 tahun
berjumlah 32 orang (57,1%), berjumlah 32 orang
umur > 35 tahun berjumlah (57,1%) sedangkan
13 orang (23,2%) dan umur < untuk usia beresiko
20 tahun berjumlah 11 orang menerut definisi
(19,6%). Distribusi operasional ditemukan
Responden Menurut umur >35 tahun 13
Pendidikan sebagian besar orang dan usia <20
adalah SMA, dimana tahun 11 orang.
berjumlah 28 responden (50 3. Pendidikan sebagian
%), SMP berjumlah 14
besar SMA 28 orang
responden (25 %), PT 7
4. Kunjungan ANC
responden (12 %), SD 5
responden (9 %) dan terbanyak >4kali
Diploma 2 responden (4 %). sebanyak 44 orang.
Menurut Kunjungan ANC 5. Jumlah tablet zat besi
tampak bahwa sebagian terbanyak sampel
besar > 4 kali kunjungan mendapatkan >60 tablet
yaitu 44 orang (79%). Dan < sebanyak 46 orang
3 kali kunjungan yaitu 12 6. Kadar anemia
orang (21%). Distribusi terbanyak ditemukan
Responden Menurut Jumlah jurnal pada sampel
Tablet Zat Besi diperoleh dengan anemia ringan
hasil bahwa sebagian besar
38 orang.
mendapat > 60 tablet zat besi
yang berjumlah 46 orang Hasil yang ditemukan
(82%) dan < 60 tablet zat pada analisis bivariat dan
besi berjumlah 10 orang uji statistik:
(18%). Distribusi Kadar 1. Ada hubungan yang
Anemia Pada Respondent signifikan antara paritas
diperoleh hasil bahwa dengan kadar anemia
sebagian besar responden
dengan kadar anemia ringan 2. Ada hubungan yang
berjumlah 38 orang (68%), signifikan antara umur
anemia sedang 12 orang dengan kadar anemia
(21%) dan anemia berat 6 3. Diperoleh tidak ada
orang (11%). hubungan yang
Hasil analisis hubungan
signifikan antara
antara paritas dengan tingkat
anemia diperoleh bahwa pendidikan dengan
primipara sebanyak 17 (30%) tingkat anemia
yang terdiri dari 15 (27%) 4. Ada hubungan yang
mengalami anemia ringan, 1 signifikan antara
(2%) anemia sedang dan 1 kunjungan ANC dengan
(2%) anemia berat, multipara tingkat anemia
sebanyak 36 (64%) terdiri 5. Ada hubungan yang
dari 23 (41%) anemia ringan, signifikan antara
8 (14%) anemia sedang, 5 konsumsi tablet zat besi
(9%) anemia berat, dengan tingkat anemia
Grandemultipara sebanyak 3
(6%) terdiri dari mengalami
anemia sedang. Hasil uji
statistik diperoleh ada
hubungan yang signifikan
antara paritas dengan kadar
anemia nilai X² = 14.761 dan
p = 0.005 IK 95% = 0.006 –
0.010.
Hasil analisis hubungan
antara Umur dengan tingkat
anemia diperoleh bahwa
umur ≤ 20 sebanyak 11
responden ( 20 %) yang
terdiri dari 8 responden
(14%) mengalami anemia
ringan, 1 responden (2%)
mengalami anemia sedang
dan 2 responden (4%)
mengalami anemia berat,
umur 21-34 sebanyak 32
responden (57%) terdiri dari
26 responden (46%)
mengalami anemia ringan, 3
responden (5%) mengalami
anemia sedang, 3 responden
(5%) mengalami anemia
berat, umur ≥35 sebanyak 13
responden (23%) terdiri dari
4 responden (7% )
mengalami anemia ringan, 8
responden (14%) mengalami
anemia sedang dan 1
responden (2% ) mengalami
anemia berat. Hasil uji
statistik diperoleh ada
hubungan yang signifikan
antara umur dengan kadar
anemia nilai X² = 16.967 dan
p = 0.002 IK 95% = 0.001 –
0.003.
Hasil analisis hubungan
antara pendidikan dengan
tingkat anemia diperoleh
bahwa pendidikan SD
sebanyak 5 responden (8%)
yang terdiri dari 3 responden
(5%) mengalami anemia
ringan, 2 responden (3%)
mengalami anemia sedang
dan tidak ada responden
yang mengalami anemia
berat, pendidikan SMP
sebanyak 14 responden
(25%) yang terdiri dari 7
responden (13%) mengalami
anemia ringan, 3 responden
(5%) mengalami anemia
sedang, 4 responden (7%)
anemia berat, untuk
pendidikan SMA sebanyak
28 responden (50 %) yang
terdiri dari 21 responden (37
%) mengalami anemia
ringan, 5 responden (9 %)
mengalami anemia sedang, 2
responden (4 %) mengalami
anemia berat, pendidikan
Diploma sebanyak 2
responden (4 %) yang terdiri
dari 2 responden (4 %)
mengalami anemia ringan
dan tidak ada responden
yang mengalami anemia
sedang ataupun anemia
berat, pendidikan PT
sebanyak 7 responden (13
%) yang terdiri dari 5
responden (9 %) mengalami
anemia ringan, 2 responden
(4 %) mengalami anemia
sedang, dan tidak ada
responden pada tingkat
pendidikan ini yang
mengalami anemia berat.
Hasil uji statistik diperoleh
tidak ada hubungan yang
signifikan antara pendidikan
dengan tingkat anemia
dimana nilai X² = 8.798 dan p
= 0.360 IK 95% = 0.088 –
0.094.
Hasil analisis hubungan
antara kunjungan ANC
dengan tingkat anemia
diperoleh bahwa kunjungan
ANC ≤3 sebanyak 12 (21%)
yang terdiri dari 7 (12%)
mengalami anemia ringan, 1
(1%) anemia sedang dan 4
(7%) anemia berat,
kunjungan ANC ≥4 sebanyak
44 (79%) terdiri dari 31 (55%)
anemia ringan, 11 (20%)
anemia sedang, 2 (3%)
anemia berat. Hasil uji
statistik diperoleh ada
hubungan yang signifikan
antara kunjungan ANC
dengan tingkat anemia
dimana nilai X² = 8.719 dan p
= 0.013 IK 95% = 0.011 –
0.015
Hasil analisis hubungan
antara konsumsi tablet zat
besi dengan tingkat anemia
diperoleh bahwa responden
yang mengkonsumsi tablet
zat besi ≤60 tablet sebanyak
10 responden (18%) yang
terdiri dari 5 responden (9%)
mengalami anemia ringan, 1
responden (2%) mengalami
anemia sedang dan 4
responden (7%) mengalami
anemia berat, responden
yang mengkonsumsi tablet
zat besi >60 tablet sebanyak
46 responden (82%) terdiri
dari 33 responden (59%)
mengalami anemia ringan, 11
responden (20%) mengalami
anemia sedang, 2 responden
(3%) mengalami anemia
berat. Hasil uji statistik
diperoleh ada hubungan
yang signifikan antara
konsumsi tablet zat besi
dengan tingkat anemia
dimana nilai X² = 11.059 dan
p = 0.004 IK 95% = 0.009 –
0.013.
2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian Pada bagian pembahasan
yang dilakukan pada 56 jurnal membahas setiap hasil
responden didapatkan penelitian baik univariat
sebagian besar umur maupun bivariat dengan
responden adalah pada referensi dari teori dan hasil
rentang usia sehat untuk penelitian sebelumnya yang
reproduksi yaitu umur 20-34 mendukung hasil penelitian
tahun sebanyak 32 pada jurnal ini.
responden (57%), usia resiko
<20 tahun sebanyak 11
responden (20%) dan ≥35
tahun sebanyak 13
responden (23%). Hasil uji
statistik diperoleh nilai hitung
X² = 16.967 dan p = 0.002 IK
95% = 0.001 – 0.003 dan
nilai chi-square tabel 9,448.
Hal ini menunjukkan nilai chi-
square hitung lebih besar dari
nilai chi-square tabel
sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang
signifikan antara umur ibu
hamil dengan tingkat anemia.
Menurut wintrobe (1987)
dikutip oleh Amirudin R dkk
(2007), menyatakan bahwa
usia ibu dapat mempengaruhi
timbulnya anemia, yaitu
semakin rendah usia ibu
hamil maka semakin rendah
kadar hemoglobinnya.(7)
Jumlah paritas responden
dalam penelitian ini
didapatkan paritas terbanyak
ada pada rentang jumlah
paritas 2-4 sebanyak 36
responden (64%) dan jumlah
paritas 1 sebanyak 17
responden (30 %) dan paritas
≥ 5 sebanyak 3 responden
(6%). Hasil uji statistik
diperoleh nilai hitung X² =
14.761 dan p = 0.005 IK 95%
= 0.006 – 0.010 dan nilai chi-
square tabel 9,448. Hal ini
menunjukkan nilai chi-square
hitung lebih besar dari nilai
chi-square tabel sehingga
dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan yang
signifikan antara paritas ibu
hamil dengan tingkat anemia.
Paritas adalah jumlah anak
yang dilahirkan hidup. Wanita
yang sering melahirkan
resiko mengalami anemia
pada kehamilan berikutnya
apabila tidak memperhatikan
kebutuhan nutrisi karena
selama hamil zat-zat gizi
akan terbagi untuk ibu dan
janin. (7)
Tingkat pendidikan sebagian
besar responden dalam
penelitian ini adalah tingkat
pendidikan SMA sebanyak
28 responden (50%) ,
selanjutnya tingkat
pendidikan SMP sebanyak
14 responden (25%), tingkat
pendidikan PT sejumlah 7
responden (13%), tingkat
pendidikan SD sejumlah 5
responden (8%) dan tingkat
pendidikan diploma sejumlah
2 responden (4%). Hasil uji
statistic diperoleh nilai hitung
X² = 8.798 dan p = 0.360 IK
95% = 0.088 – 0.094 dan
nilai chi-square tabel 15,507.
Hal ini menunjukkan nilai chi-
square hitung lebih kecil dari
nilai chi-square tabel
sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara
pendidikan ibu hamil dengan
tingkat anemia
Jumlah kunjungan ANC pada
penelitian ini terbanyak pada
kunjungan ≥4 sebanyak 44
(79%) dan kunjungan ≤3
sebanyak 12 (21%). Hasil uji
statistic diperoleh nilai X²
hitung = 8.719 dan p = 0.013
IK 95% = 0.011 – 0.015 dan
nilai chi-square tabel 5,991.
Hal ini menunjukkan nilai chi-
square hitung lebih besar dari
nilai chi-square tabel
sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang
signifikan antara frekuensi
ANC ibu hamil dengan
tingkat anemia.Kunjungan
antenatal merupakan upaya
preventif ibu hamil untuk
menghasilkan kehamilan
yang sehat melalui
pemeriksaan fisik, pemberian
suplemen serta penyuluhan
kesehatan ibu hamil.
Kunjungan antenatal yang
teratur agar supaya segera
terdeteksinya berbagai faktor
risiko kehamilan salah
satunya anemia.
Konsumsi tablet zat besi
diperoleh jumlah ≤ 60 tablet
sebanyak 46 (82%) dan >60
sebanyak 10 (18%). Hasil uji
statistic diperoleh nilai hitung
X² = 11.059 dan p = 0.004 IK
95% = 0.009 – 0.013 dan
nilai chi-square tabel 5,991.
Hal ini menunjukkan nilai chi-
square hitung lebih besar dari
nilai chi-square tabel
sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang
signifikan antara konsumsi
tablet zat besi ibu hamil
dengan tingkat anemia.
Setiap ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi secara teratur
tablet zat besi minimal 90
tablet selama kehamilan,
karena pada wanita hamil
cenderung mengalami
defisiensi baik zat besi
maupun folat
V. KESIMPULAN,
SARAN DAN
IMPLIKASI
KEPERAWATAN
1. Kesimpulan 1. Ada hubungan antara Kesimpulan dari jurnal ini
umur responden dengan adalah pada faktor-faktor
tingkat anemia pada ibu yang memiliki hubungan
hamil dengan tingkat anemia pada
2. Ada hubungan antara ibu hamil adalah: umur,
paritas responden dengan paritas, jumlah kunjungan
tingkat anemia pada ibu ANC, dan jumlah tablet Fe
hamil yang diberikan. Sedangkan
3. Tidak ada hubungan pada variabel tingkat
antara tingkat pendidikan pendidikan tidak memiliki
responden dengan tingkat hubungan dengan tingkat
anemia pada ibu hamil anemia pada ibu hamil.
4. Ada hubungan antara
kunjungan ANC dengan
tingkat anemia pada ibu
hamil
5. Ada hubungan antara
konsumsi tablet zat besi
dengan tingkat anemia pada
hamil
2. Saran 1. Perlu peningkatan Peneliti dalam jurnal ini
pengetahuan melalui menyarankan pertama
penyuluhan oleh kepada petugas kesehatan
petugas kesehatan agar memberikan
khususnya pada ibu penyuluhan kesehatan pada
ibu hamil mengenai bahaya
hamil tentang bahaya
anemia, pentingnya
anemia pada masa kunjungan ANC, dan tentang
kehamilan pentingnya mengkonsumsi
2. Pentingnya kunjungan tablet zat besi teratur, saran
ANC minimal 4x selama kedua kepada peneliti
hamil agar dapat selanjutnya agar melakukan
memenuhi kebutuhan penelitian lebih lanjut tentang
tablet zat besi selama faktor-faktor lain dengan
kehamilan. populasi yang lebih luas.
3. Pentingnya
mengkonsumsi tablet
zat besi secara teratur
minimal 90 tablet
selama kehamilan.
4. Perlu penelitian lebih
lanjut tentang faktor-
faktor lain yang
berhubungan dengan
kejadian anemia
dengan lingkup
populasi yang lebih
luas.
3. Implikasi Membantu profesi
Keperawatan keperawatan dalam
menentukan intervensi untuk
meminimalkan kejadian
anemia pada ibu hamil
dengan meminimalkan faktor-
faktor yang berhubungan.

Anda mungkin juga menyukai