Anda di halaman 1dari 8

Penulis Rohamonangan Th.

Sinaga, Laya Rares, Vera


Sumual
TahunTerbit 2016
Judul Indikasi vitrektomi pada kelainan retina di Balai
Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Provisi
Sulawesi Utara periode Januari– Desember 2014
Lembaga Jurnal e-Clinic (eCl)
penerbit
Volume, nomer & Volume 4, Nomor 1
Halaman
Tanggal terbit Januari-Juni 2016
NO ASPEK YANG ISI JURNAL HASIL ANALISIS
DINILAI
I. JUDUL
Indikasi vitrektomi pada pada judul jurnal tergambar
kelainan retina di Balai tujuan umum dari penelitian
Kesehatan Mata Masyarakat jurnal ini yaitu untuk menilai
(BKMM) Provisi Sulawesi indikasi dilakukannya operasi
Utara periode Januari– vitrektomi pada kasus
Desember 2014 kelainan retina.
II. PENDAHULUAN
1. Latar belakang Retina atau selaput jala, Pada bagian ini jurnal
merupakan bagian mata memaparkan definisi dari
yang mengandung retina yang berfungsi untuk
reseptor untuk menerima menerima rangsangan
cahaya pada mata. Pada
rangsangan cahaya.
bagian ini memaparkan
Retina merupakan bagian angka kejadian dari kelainan
jaringan yang sangat tipis, mata pada bagian retina di
tebalnya hampir setengah Indonesia berdasarkan
millimeter, melapisi bagian referensi yaitu sebesar
dalam bola mata. 0,13% dan jurnal
Prevalensi kelainan pada menyatakan bahwa hal ini
retina di Indonesia merupakan penyebab
mencapai angka 0,13% kebutaan ke empat setelah
dan merupakan penyebab katarak glaucoma kelainan
kebutaan ke empat refraksi.
Pada bagian latar belkang ini
setelah katarak (0,78%),
juga jurnal memaparkan
glaucoma (0,20%), mengenai definisi dari
kelainan refraksi (0,14%), Vitrektomi yang adalah
dan penyebab lainnya operasi pengangkatan vitreus
(0,10%). Hal ini diketahui pada mata sehingga retina
berdasarkan Survei dapat dioperasi dan
Kesehatan Indra penglihatan dapat diperbaiki.
Penglihatan dan Bagian ini menyebutkan
Pendengaran tahun 1993 bahwa tindakan ini dilakukan
-1996. salah satunya pada kasus
Vitrektomi adalah operasi ablasio retina.
pengang-katan vitreus
pada mata sehingga retina
dapat dioperasi dan
penglihatan dapat
diperbaiki. Vitrektomi
dikerjakan antara lain
pada:5 ablasio retina
(retinal detachment),
mengkerutnya makula
(macular pucker),
retinopati diabetik (diabetic
retinopathy), infeksi bola
mata (endophthalmitis),
trauma mata (benturan
atau luka pada bola mata),
kekeruhan vitreus, lubang
makula (macular hole),
dislokasi lensa intraokuler
atau katarak, branch
retinal vein occlusion
(BRVO) atau sumbatan
cabang vena sentralis
retina, dan perdarahan di
bawah makula retina.

2. Rumusan Masalah Indikasi apakah yang menjadi Pada bagian ini jurnal
indikasi pada tindakan merumuskan masalah utama
vitrektomi pada kelainan adalah apa saja yang
retina di Balai Kesehatan menjadi indikasi untuk
Mata Masyarakat (BKMM) dilakukannya tindakan
Provisi Sulawesi Utara vitrektomi pada kelainan
retina di Balai Kesehatan
Mata Masyarakat (BKMM)
Provisi Sulawesi Utara.
3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk Tujuan penelitian yang
mengetahui indikasi dilakukan jurnal adalah untuk
dilakukannya vitrektomi pada mencari tahu mengenai
kelainan retina. indikasi apa saja yang ada
pada tindakan vitrektomi
pada kelainan retina.
4. Manfaat Penelitian
III. METODE
PENELITIAN
1. Pendekatan Jenis penelitian ini ialah Pada bagian ini jurnal
Penelitian deskriptif retrospektif, dengan menjelaskan bahwa jenis
menggunakan catatan medik penelitian ini adalah
pasien yang berobat ke Balai deskriptif retrospektif yang
Kesehatan Mata Masyarakat merupakan penelitian dengan
(BKMM) Propinsi Sulawesi survey tentang bagaimana
Utara selama periode Januari faktor resiko dipelajari
2014 - Desember 2014. menggunakan catatan medik
Subjek penelitian ialah pasien dengan kelainan
catatan medis semua pasien retina yang menjalani
dengan kelainan retina yang vitrektomi jurnal
menjalani vitrektomi. menyebutkan rentang waktu
yaitu catatan medik pasien
selama periode Januari 2014
- Desember 2014 di Balai
Kesehatan Mata Masyarakat
(BKMM) Propinsi Sulawesi
Utara.

2. Populasi dan Sampel semua pasien dengan Populasi : semua pasien


kelainan retina yang kelainan retina yang
menjalani vitrektomi selama menjalani vitrektomi
periode Januari 2014 - Sampel : sebanyak 27 pasien
Desember 2014 di Balai dengan kelainan retina yang
Kesehatan Mata Masyarakat menjalani vitrektomi.
(BKMM) Propinsi Sulawesi
Utara.
27 pasien dengan kelainan
retina yang menjalani
vitrektomi
3. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini ialah Pada penelitian ini
jenis kelamin, indikasi mengambil jenis kelamin,
vitrektomi, kelainan retina indikasi vitrektomi, kelainan
yang menjalani vitrektomi. retina yang menjalani
vitrektomi sebagai variabel
yang diteliti.
4. Teknik pengumpulan Teknik yang digunakan untuk
data mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah dengan
menggunakan data sekunder
berupa dokumen catatan
medik pasien yang diamati
yaitu jenis kelamin dan
indikasi vitrektomi dari
penderita dengan kelainan
retina yang menjalani
vitrektomi.

5. Teknik analisis data Berdasarkan hasil dari telaah


yang dilakukan penulis dalam
tahap ini analisis data
dilakukan 2x yaitu pertama
dengan analsis univariat,
kemudian dilakukan analisis
bivariat anatara variabel jenis
kelainan retina dengan
variabel jenis kelamin.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian Berdasarkan pengumpulan Jurnal ini menemukan bahwa
data yang dilakukan selama dari 27 pasien yang
bulan November 2015 – mengalami kelainan pada
Desember 2015 secararetina menajalani prosedur
deskriptif retrospektif di Balaivitrektomi di Balai Kesehatan
Kesehatan Mata Masyarakat Mata Masyarakat (BKMM)
(BKMM) Propinsi Sulawesi Propinsi Sulawesi Utara
Utara periode Januari 2014 – periode Januari 2014 –
Desember 2014, didapatkan Desember 2014. Dengan
27 pasien kelainan retina mengamati variabel-variabel
yang telah menjalaniyang telah ditentukan yaitu
vitrektomi. Hal-hal yangjenis kelamin dan indikasi
diamati yaitu jenis kelamin vitrektomi dari penderita
dan indikasi vitrektomi dari dengan kelainan retina yang
penderita dengan kelainan menjalani vitrektomi
retina yang menjalanididapatkan hasil sebanyak
vitrektomi. 63% (17) pasien berjenis
Hasil penelitian penderita kelamin laki-laki dan 37% (10)
kelainan retina yangpasien berjenis kelamin
menjalani vitrektomi dengan perempuan sedangkan untuk
indikasi berdasarkan jenis jenis kelainan retina
kelamin didapat-kandidapatkan 59% (16) pasien
penderita yang menjalani mengalami retinal
vitrektomi dengan indikasi detachment/ablasio retina dan
retinal detachment terbanyak 41% (11) pasien mengalami
pada laki-laki (44,44%). retinopati diabetik. Pada
Untuk indikasi pasien dengan bagian ini hasil dari kedua
retino-pati diabetik tidak
variabel kemudian disilangkan
terdapat perbedaan yang dan didapatkan penderita
mencolok antara laki-laki yang menjalani vitrektomi
(18,52%) dan perempuan dengan indikasi retinal
(22,22%). detachment terbanyak pada
laki-laki (44,44%) sedangkan
pada pasien dengan retino-
pati diabetik tidak terdapat
perbedaan yang mencolok
antara laki-laki (18,52%) dan
perempuan (22,22%).
2. Pembahasan Pada penelitian yang Pada bagian pembahasan
dilakukan di BKMM jurnal membahas setiap
didapatkan jumlah pasien variabel dan menemukan
dengan jenis kelamin laki-laki referensi penelitian
(63%) lebih banyak dari sebelumnya yang
perempuan (37%). Hal ini mendukung dan sejalan
sejalan dengan penelitian denga hasil penelitian pada
yang dilakukan di Nepal, jurnal ini yaitu penelitian lain
yang menunjukkan laki-laki yang dilakukan di tempat
lebih banyak menjalani yang berbeda juga
vitrektomi dibandingkan menemukan bahwa laki-laki
dengan perempuan. Hal ini lebih banyak menjalani
mungkin disebabkan populasi vitrektomi dibandingkan
laki-laki lebih dominan dalam dengan perempuan, jurnal
masyarakat atau kurangnya juga menemukan referensi
preferensi untuk kesehatan lain yang mendukung hasil
wanita. vitrektomi terbanyak penelitian dalam jurnal ini
pada retinal detachment mengenai indikasi yang
(46,3%). Penelitian yang ditemukan di negara lain
dilakukan oleh Shuahib di seperti Nigeria dan Brazil
Nigeria juga menunujukkan didapatkan hasil pada pasien
bahwa retinal detachment yang menjalani vitrektomi
merupakan indikasi utama indikasi utama adalah retinal
untuk menjalani vitrektomi detachment.
(51%). Hal serupa juga
diungkapkan oleh Saxena9
bahwa saat ini retinal Pada bagian ini juga jurnal
detachment merupakan membahas mengenai
indikasi utama dilakukannya keuntungan dilakukannya
vitrektomi. vitrektomi dan jurnal juga
Pada penelitian ini memaparkan referensi
didapatkan indikasi yang mengenai prevelensi dan
paling sering untuk vitrektomi rentang usia terjadinya retinal
di Balai Kesehatan Mata detachment yaitu 40-70
Masyarakat (BKMM) propinsi tahun. Kemudian pada
Sulawesi Utara periode bagian ini jurnal membahas
Januari 2014 – Desember mengenai indikasi vitrektomi
2014 ialah retinal detachment terbanyak pertama dan
(59%); hal ini sejalan dengan kedua pada kelainan retina
penelitian yang dilakukan yang dihasilkan pada
oleh Nobreka et al di Brazil penelitian ini
dan oleh Shuahib di Nigeria. Jurnal mendapatkan
Keuntungan utama referensi penelitian yang
dilakukannya vitrektomi pada sejalan di Brazil, dimana
retinal detachment ialah retinopati diabetik (22,5%)
dengan vitrektomi traksi merupakan indikasi
retinal detachment dapat terbanyak kedua setelah
langsung dilepaskan. retinal detachment.
Vitrektomi juga dapat
menghilangkan kekeruhan Jurnal ini kemudian
pada media sehingga membahas mengenai
meningkatkan penglihatan variabel yang sudah
intraoperatif dan kontrol disilangkan dimana
drainase internal cairan penderita kelainan retina
subretina. yang menjalani vitrektomi
Prevalensi retinal detachment dengan indikasi berdasarkan
di dunia ialah 1 kasus dalam jenis kelamin. Untuk retinal
10.000 populasi. Biasanya detachment hal serupa
retinal detachment terjadi dengan penelitian ditemukan
pada usia 40-70 tahun. pada penelitian lain yaitu
Prevalensi meningkat pada banyak terjadi pada jenis
beberapa keadaan seperti kelamin laki-laki sedangkan
miopi tinggi, untuk retino-pati diabetik
afakia/pseudofakia, dan dengan jenis kelamin
trauma. Insidensi retinal didapatkan hasil pada jurnal
detachment di Amerika ini tidak ada perbedaan yang
Serikat berkisar antara 1 dari siginifikan anatara laki-laki
15.000 populasi, dengan dan perempuan.
prevalensi 0,3% dari total
populasi.
Setelah retinal detachment
indikasi terbanyak diikuti oleh
penderita dengan retinopati
diabetik (40,74%). Hal ini
juga serupa dengan
penelitian yang dilakukan
oleh Nobrega et al. di Brazil,
dimana retinopati diabetik
(22,5%) merupakan indikasi
terbanyak kedua setelah
retinal detachment. Menurut
penelitian yang dilakukan di
Rumah Sakit Mata Cicendo
Bandung, tujuan pertama
dilakukannya vitrektomi pada
retinopati diabetik ialah untuk
memperbaiki penglihatan dan
tujuan kedua ialah untuk
menstabilkan proses
neovaskularisasi retinopati
diabetik sehingga
mendapatkan hasil anatomis
dan keberhasilan fungsi
penglihatan jangka panjang.
Hasil penelitian penderita
kelainan retina yang
menjalani vitrektomi dengan
indikasi berdasarkan jenis
kelamin didapat-kan
penderita yang menjalani
vitrektomi dengan indikasi
retinal detachment terbanyak
pada laki-laki (44,44%).
Menurut Larkin, ±60% retinal
detachment ditemukan pada
laki-laki. Insiden tetap lebih
tinggi pada laki-laki meskipun
telah dikoreksi untuk trauma
okuli karena trauma okuli
lebih sering terjadi pada laki-
laki.
Untuk indikasi pasien dengan
retino-pati diabetik tidak
terdapat perbedaan yang
mencolok antara laki-laki
(18,52%) dan perempuan
(22,22%). Hal ini mungkin
disebabkan karena
meningkatnya kesadaran
akan pentingnya kesehatan,
sehingga tidak ada
perbedaan jumlah yang
berarti.
V. KESIMPULAN,
SARAN DAN
IMPLIKASI
KEPERAWATAN
1. Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang Pada jurnal ini kesimpulan
indikasi vitrektomi pada yang ditarik dari penelitian
kelainan retina di Balai oleh peneliti dibuat dalam 3
Kesehatan Mata Masyarakat poin yaitu :
(BKMM) Propinsi Sulawesi Tindakan vitrektomi
Utara periode Januari 2014 – terbanyak dilakukan pada
Desember 2014 dapat laki-laki dengan Indikasi
disimpulkan sebagai berikut: terbanyak dari tindakan
1. Tindakan vitrektomi lebih vitrektomi adalah retinal
banyak dilakukan pada detachment yang utama
pasien dengan kelainan kemudian retinopati diabetik.
retina berjenis kelamin laki- Kemudian pada point ketiga
laki. indkasi retinal detachment
2. Indikasi vitrektomi terdiri paling banyak terjadi pada
atas retinal detachment (yang laki-laki.
terbanyak) dan retinopati
diabetik.
3. Pada indikasi retinal
detachment, jumlah pasien
laki-laki yang paling banyak
sedangkan pada indikasi
retinopati diabetik, tidak
terdapat perbedaan yang
mencolok antara jumlah
pasien laki-laki dan
perempuan.
2. Saran SARAN Peneliti dalam jurnal ini
1. Untuk masyarakat, agar menyarankan tindakan
segera melaku-kan deteksi dini yang sebaiknya
pemeriksaan bila terdapat dilakukan oleh masyarakat
keluhan, seperti floaters yaitu dengan pemeriksaan
(terlihat benda melayang- bila terdapat keluhan, seperti
layang), photopsia (kilatan floaters (terlihat benda
cahaya), kekaburan atau melayang-layang), photopsia
penglihatan berkurang (kilatan cahaya), kekaburan
secara bertahap sehingga atau penglihatan berkurang
dapat ditangani dengan secara. Dan pada penderita
cepat. DM jurnal menyarakan agar
2. Untuk penderita diabetes melakukan pemeriksaan rutin
melitus, sebaiknya rajin sebelum terjadi komplikasi.
melakukan kontrol agar tidak Pada penderita yang sudah
timbul komplikasi. menjalani prosedur
3. Penderita dengan kelainan vitrektomi disarankan agar
retina yang telah menjalani melakukan kontrol secara
vitrektomi sebaiknya rutin.
melakukan kontrol secara
teratur terhadap perbaikan
penglihatan.
3. Implikasi Membantu profesi
Keperawatan keperawatan dalam menilai
indikasi yang ada pada
prosedur vitrektomi pada
kelainan retina.

Anda mungkin juga menyukai