Anda di halaman 1dari 23

LEARNING ISSUE

DOKTER KELUARGA

PENDAHULUAN
Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak tidak hanya oleh
orang perorang atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota
masyarakat.
Untuk mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak upaya yang harus dilaksanakan, yang
satu diantaranya adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Upaya penyelenggaraan
pelayanan kesehatan diharapkan memenuhi faktor 3A 2C I dan Q, yaitu available,
accesible, affordable, continue, comprehensive, integreted dan quality.
Secara umum pelayanan kesehatan dibagi 2 yaitu pelayanan kesehatan personal atau
pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kedokteran
keluarga adalah termasuk dalam pelayanan kedokteran dimana pelayanan dokter keluarga
ini memiliki karakteristik tertentu dengan sasaran utamanya adalah keluarga.

DEFENISI
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang
memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab
dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis
kelamin pasien juga tidak boleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu.
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang
penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak
hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya
(IDI 1982).
llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran
tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan
masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya
(IDI 1983).
KARAKTERISTIK
a. yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang melainkan sebagai
anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat
sekitarnya.
b. Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan perhatian
kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan
keluhan yang disampaikan.
c. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan
seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta mengobati
penyakit sedini mungkin.

d. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha


memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.
e. Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.

TUJUAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA


Tujuan Umum
Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
Tujuan Khusus
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.

MANFAAT
a. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya,
bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
b. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin
kesinambungan pelayanan kesehatan.
c. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah,
terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.
d. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan
suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah lainnya.
e. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanani maka segala keterangan
tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun keterangan keadaan
sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
f. Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit,
termasuk faktor sosial dan psikologis.
g. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara yang lebih
sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.
h. Akan dapat dicegah pemakaian pelbagai peralatan kedokteran canggih yang
memberatkan biaya kesehatan.

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali.
Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
1. Kegiatan yang dilaksanakan
Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok
yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services).
Karakteristik cmc :
- jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran
yang dikenal di masyarakat.
- Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-
putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan
(continu).
- Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak
memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang
disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.

- Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja,
melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik,
mental dan sosial (secara holistik).
2. Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokter
keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai
satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi
terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah
kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga.

PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH


Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan yang berbeda tidak ada
upaya lain yang dapat dilakukan, kecuali berupaya menyediakan serta menyelenggarakn
pelbagai jenis pelayanan kedokteran yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
kesehatan setiap anggota keluarga tersebut. Pelayanan kedokteran yang seperti ini,
mencakup pelbagai jenis pelayanan kedokteran, populer dengan sebutan pelayanan
kedokteran menyeluruh.

BATASAN
Jika menyebut pelayanan kedokteran menyeluruh banyak batasan yang pernah
dirumuskan. Beberapa diantaranya yang dipandang cukup penting adalah :
1. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah mobilisasi semua sumber daya yang
diperlukan untuk melayani kesehatan penderita ( Lee, 1961 ).
2. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan yang dalam melakukan
pendekatan kepada pasien selalu berorientasi kepada keluarga, serta dengan bekerja
sama dalam tim, menyelenggarakan dengan tata cara mutahir, pelayanan kedokteran
terbaik yang tersedia (Ferrara, 1968).
3. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan yang tidak mengenal batas- batas
yang tegas antara keadaan sehat dengan keadaan sakit, melainkan pelayanan yang
diselenggarakan pada setiap keadaan kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pasien
(Goldston,1956).
4. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah integrasi dari pelayanan peningkatan derajat
kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan yang diselenggarakan secara terpadu untukmemenuhi kebutuhan kesehatan
perseorangan atau keluarga secara keseluruhan (Bodenheimer, 1969).
5. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah totalitas dari semua pelayanan kesehatan
yang diingikan, yakni pelayanan peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit,
diagnosis, penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan (somers dan Somers,
1974).
6. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pendekatan total yang dilakukan oleh
seorang dokter terhadap pasiennya, yang tujuannya bukan untuk memastikan kelainan
organik serta pengobatan, melainkan menyelesaikan masalah emosional pasien,
masalah keluarga serta totalitas lingkungan sosio ekonomis pasien (Somers dan
Somers, 1974).

Jika diperhatikan keenam batasan diatas segera terlihat bahwa meskipun


rurnusannya agak berbeda, tetapi prinsip pokok yang terkandung di dalamnya hampir
sama. Prinsip pokok pelayanan kedokteran menyeluruh pada dasarnya adalah pelayanan
yang lengkap. Baik jika ditinjau dari sudut penyelenggara pelayanan (menerapkan semua
tata cara pelayanan yang dikenal), maupun jika ditinjau dari sudut pasien sebagai
pemakai jasa pelayanan (memenuhi semua kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien,
baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari anggota keluarga).

KARAKTERISTIK PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH


1. Jenis pelayanan yang diselenggarakan
Pelayanan kedokteran yang menyeluruh tidak membatasi diri pada satu jenis
pelayanan kedokteran saja, melainkan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran
yang dikenal di masyarakat. Untuk ini banyak pembagian jenis pelayanan yang pernah
di kemukakan. Dua antaranya yang dipandang penting adalah :
a. Ditinjau dari kedudukannya dalam sistem kesehatan
Jika ditinjau dari kedudukannya dalam sistem kesehatan, pelayanan kedokteran
dibedakan atas tiga macam. Ketiga macam pelayanan tersebut adalah pelayanan
kedokteran tingkat pertama (primary medical care), pelayanan kedokteran tingkat
kedua (secondary medical care), serta pelayanan kedokteran tingkat ketiga (tertiary
medical care). Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan kedokteran
yang mencakup ketiga tingkat pelayanan kedokteran diatas.
b. Ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit
Jika ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit, pelayanan kedokteran
dibedan atas lima macam (Leavel dan Clark, 1953). Kelima macam pelayanan
kedokteran tersebut adalah peningkatan derajat kesehatan (health promotion),
pencegahan khusus (specific protection), diagnosis dini dan pengobatan tepat (early
diagnosis and promt treatment), pembatasan cacat (disability limitation), serta
pemulihan kesehatan (rehabilitation), pelayanan kedokteran menyeluruh adalah
pelayanan kedokteran yang mencakup kelima macam pelayanan kedokteran diatas.
2. Tata cara pelayanan.
Pelayanan kedokteran menyeluruh tidak diselenggarakan secara tekotak-kotak
(fragmented) dan ataupun perputus -putus, melainkan diselenggarakan secara terpadu
(integrated) dan berkesinambungan (continous). Pengertian pelayanan terpadu disini
banyak macamnya. Yang terpenting adalah dari sudut pengorganisasiannya. Dalam arti
pelbagai jenis pelayanan kedokteran yang dikenal, harus berada dalam suatu
pengorganisasian yang utuh. Sedangkan pengertian pelayanan berkesinambungan ada
dua macam, yaitu :
a. Berkesinambungan dalam arti pemenuhan kebutuhan pasien
Seseorang yang berada dalam keadaan sehat membutuhkan pelayanan peningkatan
derajat kesehatan dan pencegahan penyakit. Tetapi apabila telah jatuh sakit ia
membutuhkan pelayanan pengobatan. Sedangkan bagi yang telah sembuh dari
penyakit, mungkin memerlukan pelayanan pemulihan. Kesemua jenis pelayanan
kedokteran yang dibutuhkan ini harus tersedia secara berkesinambungan.
b. Berkesinambungan dalam arti waktu penyelenggaraan
Pelayanan berkesinambungan yang dimaksudkan disini adalah Pelayanan yang
harus tersedia pada setiap saat yang dibutuhkan. Pelayanan kedokteran yang tidak
tersedia pada setiap saat, bukanlah pelayanan kedokteran berkesinambungan.
3. Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan.
Penyelenggaraan pelayanan kedokteran menyeluruh tidak memusatkan perhatiannya
hanya pada keluhan dan atau masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja,
melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya, lengkap dengan pelbagai faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Adanya perhatian yang bersifat menyeluruh ini
dipandang penting, bukan saja untuk lebih mempertajam diagnosis penyakit, tetapi
juga pada waktu mencari jalan keluar untuk mengatasi penyakit tersebut.
4. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan
Perumusan masalah dan atau penetapan cara penyelesaian masalah kesehatan yang
dihadapi penderita pada pelayanan kedokteran menyeluruh, tidak didekati hanya dari
satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach). Sisi
yang dimaksudkan disini mencakup bidang yang amat luas sekali. Yang terpenting
diantaranya adalah sisi fisik, mental dan sosial, yang secara keseluruhan disebut
dengan pendekatan holistik (holistic approaches).
Jika diperhatikan keempat karakteristik pelayanan kedokteran menyeluruh
segeralah mudah dipahami bahwa yang dimaksud dengan pelayanan kedokteran
menyeluruh tersebut tidak lain adalah pelayanan kedokteran yang mencakup semua jenis
pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat, dilaksanakan secara terpadu dan
berkesinambungan, memusatkan perhatiannya kepada pasien sebagai manusia seutuhnya,
serta pendekatan pelayanannya dilakukan secara holistik.

MANFAAT PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH


Apabila pelayanan kedokteran menyeluruh dapat dilaksanakan dengan baik,
banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah :
1. Terpenuhinya pelbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan karena pada kedokteran
menyeluruh tersedia semua jenis pelayanan kedokteran, menyebabkan apabila
pelayanan kedokteran tersebut berhasil diselenggarakan, akan dapat dipenuhi pelbagai
kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien beserta segenap anggota keluarganya. Setiap
anggota keluarga memang memiliki kebutuhan dan tuntutan kesehatan yang berbeda.
Pelbagai kebutuhan dan tuntutan yang berbeda ini hanya akan dapat dipenuhi, apabila
pelayanan kedokteran yang diselenggarakan adalah pelayanan kedokteran menyeluruh.
2. Memudahkan pemanfaatan pelayanan kesehatan
Karena pada pelayanan kedokteran menyeluruh tersedia semua jenis pelayanan
kedokteran, menyebabkan pemanfaatan pelayanan akan lebih mudah dilakukan. Setiap
anggota keluarga yang membutuhkan pelayanan kedokteran, siapapun orangnya atau
apapun jenis pelayanannya, cukup mendatangi pelayanan kedokteran menyeluruh
tersebut. Para anggota keluarga yang jatuh sakit tidak perlu berpindah-pindah tempat
dan atau mencari-cari tempat pelayanan kesehatan tertentu. Pelayanan kedokteran
menyeluruh ibarat suatu toko serba ada (departement store). Apapun yang dibutuhkan
seseorang, pasti tersedia.
3. Biaya kesehatan akan lebih terkendali
Karena pelayanan kedokteran menyeluruh diselenggarakan secara terpadu,
menyebabkan kemungkinan terjadinya tumpang tindih pelayanan kedokteran, yang
sering meningkatkan biaya pelayanan kesehatan, akan sangat berkurang. Keadaan
yang seperti ini jelas mempunyai peranan yang amat besar dalam turut mengendalikan
biaya kesehatan. Tidak hanya untuk biaya langsung, yakni biaya yang dikeluarkan
pasien karena dimanfaatkannya pelayanan kesehatan, tetapi juga biaya tidak langsung,
seperti misalnya biaya transportasi yang dikeluarkan pasien pada waktu berkunjung ke
sarana pelayanan kesehatan.
4. Mutu pelayanan akan lebih meningkat
Karena perhatian utama pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pada pasien sebagai
manusia seutuhnya, serta pendekatan yang dilakukan bersifat holistik, menyebabkan
pelayanan kedokteran yang diselenggarakan akan lebih mampu menyelesaikan
pelbagai masalah kesehatan yang ditemukan. Keadaan yang seperti ini jelas
mempunyai peranan yang amat besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Di satu pihak, pasien akan merasa lebih puas (patient satisfaction), dan di pihak
lain, pertolongan kedokteran yang dilakukan akan lebih efektif.

SYARAT PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH


Menyadari bahwa yang dimaksud dengan pelayanan kedokteran menyeluruh
adalah pelayanan kedokteran yang dapat memenuhi semua kebutuhan dan tuntutan
kesehatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya, serta menyadari pula bahwa tidak
semua jenis pelayanan kedokteran yang dibutuhkanoleh pasien tersebut dapat
diselenggarakan sendiri oleh seorang dokter keluarga, maka untuk dapat menjamin tetap
terselenggaranya pelayanan kedokteran menyeluruh, ada tiga syarat pokok yang perlu
diperhatikan. Ketiga syarat pokok yang dimaksud adalah :
1. Membina hubungan dokter-pasien yang baik (doctor-patient relationship)
Syarat pertama yang harus dimiliki setiap dokter keluarga untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh, dalam arti dapat memenuhi
semua kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya,
adalah membina hubungan dokter-pasien yang baik. Maksudnya adalah agar pelbagai
kebutuhan dan atau tuntutan kesehatan pasien dapat diketahui dengan tepat, sehingga
dengan demikian pengaturan dan pemenuhan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien
akan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Sesungguhnyalah terbinanya hubungan dokter-pasien yang baik dalam praktek dokter
keluarga merupakan suatu persyaratan yang bersifat mutlak. Dengan baiknya
hubungan dokter-pasien tersebut, bukan saja pelbagai kebutuhan dan tuntutan
kesehatan pasien akan dapat diketahui, tetapi yang terpenting lagi pelbagai latar
belakang sosial, budaya, ekonomi, lingkungan hidup serta pelbagai faktor lainnya lagi
dari pasien yang bersangkutan, yang kesemuanya dinilai mempunyai peranan yang
amat penting dalam menjamin keberhasilan penyelenggaraan pelayanan dokter
keluarga.
Tentu mudah dipahami hubungan dokter-pasien yang dimaksudkan disini bukanlah
hubungan antara dokter dengan pasien sebagai individu, melainkan hubungan dokter
dengan pasien sebagai bagian dari anggota keluarga serta dengan seluruh anggota
keluarga secara keseluruhan.
2. Memahami pelbagai sumber kesehatan yang tersedia di masyakat (health resources)
Syarat kedua yang harus dimiliki oleh setiap dokter keluarga untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh, dalam arti dapat mengatur
pemanfaatan pelbagai pelayanan kesehatan yang tidak mampu dilakukan sendiri,
adalah mengetahui pelbagai sumber kesehatan yang tersedia di masyarakat. Apabila
pengetahuan tentang pelbagai sumber kesehatan ini dapat dimiliki, akan dapatlah
dilakukan pengaturan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat sesuai
dengan kebutuhan pasien dengan sebaik-baiknya. Pengaturan yang dimaksudkan
disini, sebagaimana yang telah dikemukakan, dapat dilakukan melalui dua mekanisme
pokok. Pertama, mekanisme konsultasi. Kedua, serta mekanisme rujukan.
3. Minat terhadap perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran
Syarat ketiga yang harus dimiliki oleh setiap dokter keluarga untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh, dalam arti memiliki
kemampuan untuk menyelenggarakan pelbagai pelayanan kedokteran sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien, adalah adanya minat yang besar untuk
mengikuti pelbagai perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Dengan adanya
minat tersebut dapatlah diharapkan makin meningkatnya kemampuan, yang apabila
dapat dilakukan secara berkesinambungan, pada gilirannya akan mempunyai peranan
yang amat penting dalam menyelenggakan pelbagai pelayanan kedokteran sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan pasien.

Sesungguhnyalah terselenggaranya pelayanan kedokteran menyeluruh sangat


menentukan keberhasilan pelayanan dokter keluarga. Terutama apabila pelayanan
kedokteran keluarga tersebut dibiayai secara pra-upaya (pre-payment system). Untuk
mencegah timbulnya kerugian finansial pada terselenggaraan pelayanan dokter keluarga
dengan pembiayaan pra-upaya tersebut, yang antara lain disebabkan oleh pemanfaatan
pelayanan penyembuhanpenyakit (curative services) oleh pasien secara berlebihan dan
berulang-ulang, setiap dokter keluarga harus dapat menyelenggarakan pelayanan
peningkatan derajat kesehatan (health promotion) dan atau pencegahan penyakit
(preventive services). Kedua jenis pelayanan kedokteran yang terakhir ini, jelas
merupakan bagian dari pelayanan kedokteran menyeluruh.

Kecuali itu, untuk dapat mempertahankan kepesertaan para keluarga pada


pelayanan dokter keluarga yang dibiayai secara pra-upaya, yang penting artinya untuk
menjamin mantapnya penghasilan, setiap dokter keluarga harus pula dapat
menyelenggarakan pelayanan kedokteran terpadu, berkesinambungan dan holistik, yang
kesemuanya merupakan karakteristik pokok dari pelayanan kedokteran menyeluruh.

PRAKTEK DOKTER KELUARGA


Terlepas dari masih ditemukannya perbedaan pendapat tentang kedudukan dan
peranan dokter keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan, pada saat ini telah ditemukan
banyak bentuk praktek dokter keluarga. Bentuk praktek dokter keluarga yang dimaksud
secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :

1. pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital based)
pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit. Untuk ini
dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan nama bagian dokter
keluarga (departement of family medicine), semua pasien baru yang berkunjung ke
rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini. Apabila pasien tersebut ternyata
membutuhkan pelayanan spesialistis, baru kemudian dirujuk kebagian lain yang ada
dirumah sakit.
2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah
suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter
keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua
macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua,
merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit
(satelite family clinic). Di luar negeri klinik dokter keluarga satelit ini mulai banyak
didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan juga
penghasilan rumah sakit.
Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah suatu klinik mandiri atau
hanya merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya klinik dokter keluarga
tersebut menjalin hubungan kerja sama yang erat dengan rumah sakit. Pasien yang
memerlukan pelayanan rawat inap akan dirawat sendiri atau dirujuk ke rumah sakit
kerja sama tersebut.
Klinik dokter keluarga ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice) atau
bersama-sama dalam satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinik dokter
keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang dikelola secara
berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter keluarga.
Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem manajernen yang
sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter keluarga tersebut
secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang sama. Untuk
kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang dikelola oleh satu sistem
manajemen keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem informasi yang
sama pula. Jika bentuk praktek berkelompok ini yang dipilih, akan diperoleh beberapa
keuntungan sebagai berikut (Clark, 1971) :
a. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu
Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara
kelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling tukar menukar
pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu, karena waktu praktek
dapat diatur, para dokter mempunyai cukup waktu pula untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan.
Kesemuannya ini, ditambah dengan adanya kerjasama tim (team work) disatu
pihak, serta lancarnya hubungan dokter-pasien di pihak lain, menyebabkan
pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu.
b. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau Penyebab
utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara
berkelompok, pembelian serta pemakaian pelbagai peralatan medis dan non medis
dapat dilakukan bersama-sama (cost sharing). Lebih dari pada itu, karena
pendapatan dikelola bersama, menyebabkan penghasilan dokter akan lebih
terjamin. Keadaan yang seperti ini akan mengurangi kecenderungan penyelenggara
pelayanan yang berlebihan. Kesemuanya ini apabila berhasil dilaksanakan, pada
gilirannya akan menghasilkan pelayanan dokter keluarga yang lebih terjangkau.
3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family
practice)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah
praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter keluarga ini sama
dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan melalui klinik dokter
keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan praktek, rnenerapkan prinsip-
prinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan kedokteran yang diselenggarakanya.
Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedaka pula atas dua macam. Pertama,
praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo practice). Kedua praktek
dokter keluarga yang diselenggarakan secara berkelompok (group practice).

PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA


Untuk dapat menyelenggarakan praktek dokter keluarga sebagaimana
dikemukakan diatas, tentu perlu disediakan pelbagai peralatan dan tenaga pelaksana yang
memadai. Peralatan dan tenaga pelaksana yang dimaksud adalah :
1. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya tidak berbeda
dengan peralatan pelbagai pelayanan kedokteran lainnya. Jika pelayanan dokter
keluarga tersebut dilaksanakan dalam bentuk klinik dokter keluarga, maka peralatan
yang dibutuhkan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
a. Peralatan medis
Karena praktek dokter keluarga melayani beberapa tindakan spesialistis sederhana,
maka pada praktek dokter keluarga perlu disediakan pelbagai peralatan medis
spesialistis yang dimaksud. Disamping, dibutuhkan pula pelbagai peralatan
pemeriksaan penunjang serta pertolongan gawat darurat. Di Amerika Serikat
sebagaimana yang dikemukakan oleh Djati Pratignyo (1983), peralatan medis yang
tersedia disuatu klinik dokter keluarrga cukup lengkap. Peralatan yang dimaksud
telah mencakup pula laboratorium klinis, rontgen foto, EKG, minor surgery set,
sigmoiskop, audiometer, otoskop, visual chart, tonometer dan ophtalmoskop.
b. Peralatan non-medis
The American Academy of General Practice (1960) menyebutkan peralatan non
medis pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang memiliki sekurang-
kurangnya sebuah ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang periksa, ruang tindakan,
ruang laboratorium, ruang rontgen (fakultatif), ruang administrasi, gudang serta
kamar mandi, yang luas lantai seluruhnya minimal antara 150 s.d 200 meter
persegi. Karena praktek dokter keluarga, seperti yang dikemukakan oleh Clark,
(1971) sangat menganjurkan pelayanan dengan perjanjian (appointment system),
maka perlu pula disediakan alat komunikasi seperti telepon.
2. Tenaga pelaksana
Tenagapelaksana yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya
tidaklah berbeda dengan tenaga pelaksana pelbagai pelayanan kedokteran lainnya.
Tenaga pelaksana yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :
a. Tenaga medis
Tenaga medis yang dimaksudkan disini ialah para dokter keluarga (family
doctor/physician). Tergantung dari sarana pelayanan yang menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga serta beban kerja yang dihadapi, jumlah dokter keluarga
yang dibutuhkan dapat berbeda.
Secara umum dapat disebutkan, apabila sarana pelayanan tersebut adalah rumah
sakit serta beban kerjanya lebih berat, maka jumlah dokter keluarga yang
dibutuhkan akan lebih banyak. Sedangkan jika pelayanan dokter keluarga tersebut
diselenggarakan oleh suatu klinik dokter keluarga, jumlah dokter yang dibutuhkan
umumnya lebih sedikit. Klinik dokter keluarga memang dapat diselenggarakan
hanya oleh satu orang dokter keluarga (solo practice) ataupun oleh sekelompok
dokter keluarga (group practice).
Telah disebutkan, dari kedua bentuk ini, yang dianjurkan adalah bentuk kedua,
yakni yang diselenggarakan oleh satu kelompok dokter keluarga.
b. Tenaga paramedis
Untuk lancaranya pelayanan dokter keluarga, perlu mengikut sertakan tenaga
paramedis. Disarankan tenaga paramedis tersebut seyogoyanya yang telah
mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga,
baik aspek medis dan ataupun aspek non medis. Jumlah tenaga paramedis yang
diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga yang menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga secara umum disebutkan untuk setiap satu orang dokter
keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedis terlatih.
c. Tenaga non-medis
Sama halnya dengan tenaga paramedis, untuk lancarnya pelayanan dokter keluarga,
perlu pula mengikutsertakan tenaga non-medis. Pada umumnya ada dua katagori
tenaga non-medis tersebut. Pertama, tenaga administrasi yang diperlukan untuk
menangani masalah–masalah administrasi. Kedua, pekerja sosial (social worker)
yang diperlukan untuk menangai program penyuluhan/nasehat kesehatan dan atau
kunjungan rumah misalnya. Jumlah tenaga non medis yang diperlukan tergantung
dari jumlah dokter keluarga, dibutuhkan sekurang-kurangnya satu orang tenaga
administrasi serta satu orang pekerja sosial.

PELAYANAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA


Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya.
Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :
1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya
pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga
tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau
pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan
diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut
memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.
2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di
rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak
mempunyai akses dengan rumah sakit.
3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah,
serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah
mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta
perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya diselenggarakan
oleh dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit
terdekat dan rumah sakit tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk
merawat sendiri pasiennya di rumah sakit.
Tentu saja penerapan dari ketiga bentuk pelayanan dokter keluarga ini tidak sama
antara satu negara dengan negara lainnya, dan bahkan dapat tidak sama antara satu daerah
lainnya. Di Amerika Serikat misalnya, pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di
rumah mulai jarang dilakukan. Penyebabnya adalah karena mulai timbul kesadaran pada
diri pasien tentang adanya perbedaan mutu pelayanan antara kunjungan dan perawatan
pasien di rumah dengan di tempat praktek. Pasien akhirnya lebih senang mengunjungi
tempat praktek dokter, karena telah tersedia pelbagai peralatan kedokteran yang
dibutuhkan.
Di beberapa negara lainnya, terutama di daerah pedesaan, karena dokter keluarga
tidak mempunyai akses dengan rumah sakit, maka dokter keluarga tersebut hanya
menyelenggarakan pelayanan rawat jalan saja. Pelayanan rawat inap dirujuk sertakan
sepenuhnya kepada dokter yang bekerja dirumah sakit. Tetapi pengaturan rujukan untuk
pelayanan rawat inap tersebut, tetap dilakukan oleh dokter keluarga. Dokter keluarga
memberikan bantuan sepenuhnya, dan bahkan turut mencarikan tempat perawatan dan
jika perlu turut mengantarkannya ke rumah sakit.
Sekalipun pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga tidak
sama, perlulah diingatkan bahwa orientasi pelayanan dokter keluarga yang
diselenggarakan tetap tidak boleh berbeda. Orientasi pelayanan dokter keluarga bukan
sekedar menyembuhkan penyakit, tetapi diarahkan pada upaya pencegahan penyakit.
Atau jika tindakan penyembuhan yang dilakukan, maka pelaksanaannya, kecuali harus
mempertimbangkan keadaan pasien sebagai manusia seutuhnya, juga harus
mempertimbangkan pula keadaan sosial ekonomi keluarga dan lingkungannya. Praktek
dokter keluarga tidak menangani keluhan pasien atau bagian anggota badan yang sakit
saja, tetapi individu pasien secara keseluruhan.
Kesamaan lain yang ditemukan adalah pada ruang lingkup masalah kesehatan
yang ditangani. Praktek dokter keluarga melayani seluruh anggota keluarga dan semua
masalah kesehatan yang ditemukan pada keluarga. Untuk dapat menyelenggarakan
pelayanan yang seperti ini dibutuhkan pelbagai pengetahuan dan keterampilan yang luas.
Karena adanyan ciri yang seperti inilah ditemukan pihak- pihak yang tidak sependapat
bahwa dokter spesialis dapat bertindak sebagai dokter keluarga. Oleh kalangan yang
terakhir ini disebutkan bahwa dokter keluarga harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang luas, yang mencakup pengetahuan dan keterampilan beberapa dokter
spesialis, dan karenanya tidak mungkin jika diselenggarakan oleh satu dokter spesialis
saja.
Dari uraian tentang orientasi serta ruang lingkup masalah kesepakatan yang
ditangani pada praktek dokter keluarga diatas, jelaslah bahwa pelayanan kedokteran yang
diselenggarakan pada praktek dokter keluarga memang agak berbeda dengan pelayanan
kedokteran yang diselenggarakan oleh dokter umum dan atau dokter spesialis. Pelayanan
kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada umumnya :
1. lebih aktif dan bertanggung jawab
Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
mengenal pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah, bertanggung
jawab mengatur pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan, apabila
memungkinkan, turut menangani pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap di
rumah sakit, maka pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter
keluarga umunya lebih aktif dan bertanggung jawab dari pada dokter umum.
2. Lebih lengkap dan bervariasi
Karena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang ditemukan
pada semua anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga pada umumnya lebih
lengkap dan bervariasi dari pada dokter umum. Tidak mengherankan jika dengan
pelayanan yang seperti ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat misalnya,
praktek dokter keluarga dapat menyelesaikan tidak kurang dari 95 % masalah
kesehatan yang ditemukan pada pasien yang datang berobat.
3. Menangani penyakit pada stadium awal
Sekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah membutuhkan
pelayanan rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sarna dengan
dokter spesialis. Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit -penyakit pada
stadium awal saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau yang telah terlalu
spesialistik, karena memang telah berada diluar wewenang dan tanggung jawab dokter
keluarga, tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk kedokter spesialis. Seperti
yang dikatakan oleh Malerich (1970), praktek dokter keluarga memang sesuai untuk
penyakit-penyakit yang masih dalam stadium dini atau yang bersifat umum saja. ‘The
family doctor cannot be expected to treat all problems as best possible, but he can be
expected to treat all common diseases as best possible’.
PEMBIAYAAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga tentu diperlukan
tersedianya dana yang cukup. Tidak hanya untuk pengadaan pelbagai sarana dan
prasarana medis dan non medis yang diperlukan (investment cost), tetapi juga untuk
membiayai pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan (operational cost)
Seyogiyanyalah semua dana yang diperlukan ini dapat dibiayai oleh pasien dan atau
keluarga yang memanfaatkan jasa pelayanan dokter keluarga. Masalah kesehatan
seseorang dan atau keluarga adalah tanggung jawab masing-masing orang atau keluarga
yang bersangkutan. Untuk dapat mengatasi masalah kesehatan tersebut adalah amat
diharapkan setiap orang atau keluarga bersedia membiayai pelayanan kesehatan yang
dibutuhkannya.

Mekanisme pembiayaan yang ditemukan pada pelayanan kesehatan banyak


macamnya. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam. Pertama,
pembiayaan secara tunai (fee for service), dalam arti setiap kali pasien datang berobat
diharuskan membayar biaya pelayanan. Kedua, pembiayaan melalui program asuransi
kesehatan (health insurance), dalam arti setiap kali pasien datang berobat tidak perlu
membayar secara tunai, karena pembayaran tersebut telah ditanggung oleh pihak ketiga,
yang dalam hat ini adalah badan asuransi.

Tentu tidak sulit dipahami, tidaklah kedua cara pembiayaan ini dinilai sesuai
untuk pelayanan dokter keluarga. Dari dua cara pembiayaan yang dikenal tersebut, yang
dinilai sesuai untuk pelayanan dokter keluarga hanyalah pembiayaan melalui program
asuransi kesehatan saja. Mudah dipahami, karena untuk memperkecil risiko biaya,
program asuransi sering menerapkan prinsip membagi risiko (risk sharing) dengan
penyelenggara pelayanan, yang untuk mencegah kerugian, tidak ada pilihan lain bagi
penyelenggara pelayanan tersebut, kecuali berupaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan, dan atau mencegah para anggota keluarga yang menjadi tanggungannya untuk
tidaksampai jatuh sakit. Prinsip kerja yang seperti ini adalah juga prinsip kerja dokter
keluarga.

BATASAN
Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan program asurans kesehatan
(health insurance) perlulah dipahami dahulu apa yang dimaksud dengan asuransi
(insurance). Pada saat ini batasan asuransi barlyak macamnya. Dua antaranya :
1. Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap kemungkinan-
kemungkinan yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi (Breider and
Breadles,1972)
2. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana si penanggung dengan menerima suatu premi
meningkatkan dirinya untuk memberi ganti rugi kepada si tertanggung yang mungkin
di derita karena terjadinya suatu peristiwa yang mengandung ketidak pastian dan yang
akan mengakibatkan kehilangan, kerugian atau kehilangan suatu keuntungan (kitab
UU Hukum dagang, 1987)

Untuk indonesia, sekalipun pengertian yang berlaku adalah sesuai dengan


ketentuan KUH Dagang, jadi hanya merupakan suatu perjanjian antara si penanggung
dengan si tertanggung, namun pada akhir-akhir ini mulai timbul banyak pendapat
seyogiyanya pengertian asuransi lebih diperluas. Pengertian asuransi tidak terbatas hanya
pada memberikan perlindungan kepada si penanggung saja, melainkan juga kepada
seluruh anggota masyarakat. Pengertian asuransi yang seperti ini dikenal dengan nama
asuransi sosial (socialin insurance), yang asuransi kesehatan termasuk ke dalamnya.

BENTUK-BENTUK PEMBIAYAAN PRA-UPAYA


Mengingat bentuk pembayaran pra-upaya banyak menjanjikan keuntungan, maka
pad a saaat ini bentuk pembayaran pra-upaya tersebutbanyak diterapkan. Pada dasarnya
ada tiga bentuk pembiayaan secara pra-upaya yang dipergunakan. Ketiga bentuk yang
dimaksud adalah:
1. sistem kapitasi (capitation system)
yang dimaksud dengan sistem kapitasi adalah sistem pembayaran dimuka yang
dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan
kesepakatan harga yang dihitung untuk setiap peserta untuk jangka waktu tertentu.
Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi
kepada penyelenggara pelayanan yang tidak ditentukan oleh frekwensi penggunaan
pelayanan kesehatan oleh peserta, melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan
kesepakatan jangka waktu jaminan.
2. Sistem paket (packet system)
Yang dimaksud dengan sistem paket adalah sistem pembayaran di muka yang
dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan
kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paket pelayanan kesehatan tertentu.
Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi
kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh paket pelayanan kesehatan yang
dimanfaatkan. Penyakit apapun yang dihadapi, jika termasuk dalam satu paket
pelayanan yang sama, mendapatkan biaya dengan besar yang sama. Sistem
pernbiayaan paket ini dikenal pula dengan nama sistem pembiayaan kelompok
diagnosis terkait (diagnosis related group) yang di banyak negara maju telah lama
diterapkan.
3. Sistem anggaran (budget system)
Yang dimaksud dengan sistem anggaran adalah sistem pembayaran di muka yang
dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan
kesepakatan harga, sesuai dengan besarnya anggaran yang diajukan penyelenggara
pelayanan kesehatan. Sama halnya dengan sistern paket, pada sistem anggaran ini,
besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan
kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,
melainkan oleh besarnya anggaran yang telah disepakati.

PENGENDALIAN BIAYA KESEHATAN


Dengan diterapkannya sistem pembayaran pra-upaya, maka telah merupakan
kewajiban bagi penyelenggara pelayanan untuk berupaya mengendalikan biaya kesehatan
(cost containment) yang sebaik-baiknya, sedemikian rupa sehingga resiko pembiayaan
dapat diperkecil. Untuk dapat mengendalikan biaya kesehatan ini, ada beberapa prinsip
pokok yang harus diperhatikan oleh penyelenggara pelayanan. Prinsip pokok yang
dimaksud adalah:
1. Mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit
Prinsip pokok pertama yang harus diperhatikan oleh penyelenggara pelayanan adalah
lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit, bukan pelayanan penyembuhan
penyakit. Apabila prinsip pokok ini dapat diterapkan, pasti akan besar peranannya
dalam upaya mengendalikan biaya kesehatan. Karena memanglah biaya pelayanan
pencegahan penyakit memang jauh lebih murah dari pada biaya pelayanan
penyembuhan penyakit.
Bentuk-bentuk pelayanan penceghan penyakit yang dapat dilakukan banyak
macamnya. Yang terpenting di antaranya ialah melakukan penyuluhan kesehatan,
pemeriksaan kesehatan berkala, imunisasi serta pelayanan keluarga berencana.

2. Mencegah pelayanan yang berlebihan


Prinsip pokok yang diperhatikan oleh penyelenggara petayanan adalah mencegah
pelayanan yang berlebihan. Jika memang tidak ada indikasinya, pemeriksaan
penunjang tidak perlu dilakukan. prinsip yang sarna juga berlaku untuk tindakan dan
ataupun pernberian obat. Dengan perkataan lain, pelayanan kedokteran yang
deselenggarakan harus memenuhi serta sesuai standar pelayanan yang telah
ditetapkan.
3. Membatasi konsultasi dan rujukan
Pelayanan konsultasi dan apalagi rujukan, memerlukan biaya tambahan. Untuk
mencegah biaya kesehatan, penyelenggara pelayanan harus berupa untuk membatai
konsultasi atau rujukan. Pelayanan konsultasi atau rujukan tersebut hanya dilakukan
apabila benar-benar diperlukan saja.

Apabila ketiga prinsip diatas dapat diterapkan, manfaatnya bukan saja akan besar
dalam memperkecil risiko biaya penyelenggara pelayanan, tetapi juga badan asuransi
kesehatan. Apabila keadaan yang seperti ini dapat diwujudkan, pada gilirannya juga akan
menguntungkan penyelenggara pelayanan sendiri. Karena sesungguhnyalah pada
program asuransi yang menerapkan sistem pembiayaan pra- upaya, sering diterapkan
sistem intensif, antara lain dalam bentuk bonus bagi para dokter yang berhasil
menghemat pengeluaran. Dalam keadaan yang seperti ini kedudukan penyelenggara
pelayanan adalah sebagai penjaga gawang (gate keeper) program asuransi kesehatan.

MANFAAT
Apabila sistem pembiayaan program asuransi kesehatan dalam bentuk pra- upaya
ini dapat diselenggarakan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat yang
dimaksud secara umum dapat dibedakan atas dua macam.
1. Manfaat penerapan program asuransi kesehatan
Karena pembiayaan pra-upaya adalah cara pembayaran pada program asuransi
kesehatan, maka pada penerapan cara pembiayaan pra-upaya ini sekaligus juga akan
memperoleh manfaat dari penerapan program asuransi. Manfaat penerapan program
asuransi kesehatan tersebut banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang dipandang
cukup penting adalah :
a. dapat membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan dana tunai karena Pada
program asuransi kesehatan telah ada jaminan biaya kesehatan, maka para peserta
tidak perlu harus menyediakan dana tunai pada setiap kali berobat. Dengan
demikian jika kebetulan peserta membutuhkan pelayanan kesehatanl akan terbebas
dari kesulitan menyediakan dana tunai.
b. biaya kesehatan dapat dikendalikan
Dengan progran asuransi kesehatan, apalagi jika dikelola oleh pemerintah dapat
mengendalikan biaya kesehatan. Pengendalian yang dimaksud ialah antara lain
dengan ditetapkannya pelbagai peraturan pembatas tentang jenis pelayanan dan
atau yang dapat dimanfaatkan oleh peserta. Dengan adanya pembatasan yang
seperti ini, penggunaan pelayanan kesehatan yang berlebihan akan dapat dihindari
yang jika berhasil dilaksanakan, pada gilirannya akan mampu mengendalikan biaya
kesehatan.
c. mutu pelayanan dapat dijaga
Keuntungan lain dari program asuransi kesehatan ialah dapat meningkatkan mutu
pelayanan. Peningkatan yarg dimaksud ialah antara lain dengan dilaksanakannya
penilaian secara berkala pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Dengan
dilakukannya penilaian berkala ini yang merupakan bagian dari Program Menjaga
Mutu (Quality Assurance Program) akan dapat dicegah penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang tidak bermutu.

d. data kesehatan lebih tersedia


Pelaksanaan program asuransi kesehatan membutuhkan antara lain tersedianya data
kesehatan yang lengkap yang diperlukan untuk merencanakan dan ataupun menilai
kegiatan yang dilakukan. Data ini dapat pula dimanfaatkan untuk pekerjaan
perencanaan dan ataupun penilaian perbagai program kesehatan lainnya.
2. Manfaat penerapan sistem pembiayaan pra-upaya
Manfaat yang dimaksudkan disini banyak macamnya. Yang terpenting diantaranya
adalah :
a. dapat dicegah kenaikan biaya kesehatan
Pencegahan yang dimaksudkan disini terjadi karena penggunaan pelayanan
kesehatan yang berlebihan akan dapat dihindari. Karena memanglah apabila hal ini
sampai terjadi, justru akan merugikan pihak penyelenggara pelayanan kesehatan
sendiri.
b. mendorong pelayanan pencegahan penyakit
Agar penyelenggara pelayanan tidak sampai rugi, haruslah di upayakan
pemanfaatan pelayanan kesehatan yang semenimal mungkin. Keadaan yang seperti
ini dapat terwujud antara lain jika tidak banyak peserta yang jatuh sakit. Untuk ini
banyak upaya yang dilakukan. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai
peranan yang amat penting adalah menyelenggarakan pelayanan pencegahan
penyakit, yang apabila dapat dilakukan dalam jangka panjang akan menguntungkan
banyak pihak, tidak hanya penyelenggara pelayanan tetapi juga peserta sendiri
c. menjamin penghaslan penyelenggara pelayanan
Dengan diterapkannya pembiayaan secara pra-upaya, penyelenggara pelayanan
akan memperoleh penghasilan yang lebih mantap, karena besarnya dana yang
diterima tidak ditentukan oleh jumlah kunjungan yang memang sering bervariasi,
melainkan berdasarkan jumlah peserta yang ditanggung, yang jumlahnya memang
tetap untuk satu jangka waktu tertentu. Keadaan yang seperti ini tentu akan
menguntungkan penyelenggara pelayanan, karena dengan penghasilan yang lebih
tetap tersebut, dapat dilakukan perencanaan pengeluaranyang lebih sesuai dengan
kemampuan.

Hanya saja sekalipun pembiayaan secara pra-upaya ini menjanjikan banyak


keuntungan, bukan berarti pelaksanaannya luput dari masalah. Salah satu masalah yang
banyak dibicarakan adalah yang menyangkut mutu pelayanan. Untuk mencegah tidak
sampai rugi, penyelenggara pelayanan sering memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan dan ataupun dengan mutu yang rendah, yang kesemuanya ini tentu
akan merugikan peserta.
Daftar pustaka
1. Azwar, Azrul (1995): Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, PT. Binarupa
Aksara, Jakarta.
2. Azwar, Azrul, Justam, Judil dan Bustami, Nilda S (1983) : Bunga rampai, dokter
keluarga; Kelompok Studi Dokter Keluarga, Jakarta.
3. Azwar, Azrul (1995): Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan; Yayasan
Penerbitan IDI; Jakarta.
4. Departemen Kesehatan RI (1989): Sistem Kesehatan Nasional, DEPKES RI, Jakarta.
5. Departemen Kesehatan RI (1986): Survai Nasional Kesehatan Rumah Tangga tahun
1985/1986, DEPKES RI, Jakarta.
6. Sudjoko Kuswadji (1996), Penjaminan Mutu Praktek Dokter Keluarga, Widya
Medika, Jakarta.
7. Sulastomo (1984), Bunga Rempa Pelayanan Kesehatan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai