Anda di halaman 1dari 74

TUTORIAL SKENARIO B

BLOK 22

KELOMPOK B1
TUTOR : DR. PEBY MAULINA LESTARI, SPOG(K)
ANGGOTA KELOMPOK

Clarisya Resky Vania 04011181621006


Muhammad Iqbal Fadilah 04011181621007
Miranti Adi Ningsih 04011181621008
Riafatin Ulfi Ilyasa 04011181621010
Reihan Putri Awaliah 04011181621037
Vezi 04011181621066
Sisi Melansi 04011181621220
Nendy Oktari 04011181621223
Jason Adi Nugraha 04011281621093
Aulia Qudusi Ramadhani 04011281621105
SKENARIO

Mrs. Adis, 17 years old pregnant woman G1P0A0 38 weeks pregnancy,


was brought by her husband to the RSUD Pali due to convulsion 3 hours
ago about 2 minutes. He has been complaining of headache, epigastric
pain, vomiting and visual blurring for the last 2 day. According to her
husband, on her last ANC, the midwife found that her blood pressure was
high, and advice to deliver the baby in the hospital.

In the examination finding


Upon admission,
Height : 163 cm, Weight 76kg
Sense : decrease of conciousness , GCS : 13
BP : 200/100 mmHg. HR : 123x/min, RR: 28x/min
Pretibial edema
Obstetric examination
Outer examination: Fundal height 33cm, cephalic presentation,
contraction 4x/10’/40” FHR : 120x/min, EFW : 3100g
Vaginal toucher : Portio was tender, effacement 100%, dilatation 7
cm, vertex presentation, amniotic fluid (+), HII, transvers UUK
Lab : Hb 10,2 g/dL, PLT : 132.000/mm3 WBC : 12.600/mm3 and
she had 4+ protein on urine, cylinder (-)
KLARIFIKASI ISTILAH

NO ISTILAH ARTI
1. Convulsion kontraksi involunter atau serangkaian kontraksi otot-
otot volunter (kejang)

2. G1P0A0 Hamil anak pertama, belum pernah melahirkan dan


belum pernah abortus

3. Fundal Height Jarak dari os pubis ke puncak uterus dalam satuan


cm.

4. Cephalic presentation Presentasi salah satu bagian kepala dalam peraliann


termasuk occiput dahi atau muka

5. Vertex presentation presentasi dimana vertex (puncak) kepala janin


adalah bagian yang dipresentasikan
6. Effacement sebutan dari cervix saat persalinan sehingga
yang berubah hanya ostium eksterna yang
tipis

7. ANC Antenatal Care; pemeriksaan kehamilan yang


dilakukan oleh dokter atau bidan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik dari ibu
hamil

8. Transverse UUK Posisi ubun ubun kecil janin melintang

9. EFW Estimation Fetal Weight; perkiraan berat bayi

10. HII Hodge II ; Bidang setinggi pinggir bawah simfiis


pubis berhimpit dengan pintu atas panggul
ANALISIS MASALAH
1

Mrs. Adis, 17 years old pregnant woman G1P0A0 38


weeks pregnancy, was brought by her husband to the
RSUD Pali due to convulsion 3 hours ago about 2
minutes.
Bagaimana hubungan usia dengan keluhan pada
pasien?

 Umur reproduksi yang optimal bagi seorang ibu adalah umur


20-35 tahun, di bawah atau di atas usia tersebut akan berisiko
terhadap kehamilan dan persalinannya.
 Eklampsia sering terjadi pada nullipara, yaitu ibu yang belum
ada riwayat kehamilan sebelumnya dengan usia kehamilan saat
ini di atas 28 minggu.
 Eklampsia yang paling banyak terjadi pada ibu yang melahirkan
anak pertama, dimana persalinan yang pertama biasanya
mempunyai risiko relatif tinggi dan akan menurun pada paritas
2 dan 3
Apa kemungkinan penyebab kejang 3 jam yang lalu
selama 2 menit?

 Eklampsia
 Malaria cerebral
 Edema serebral
 Perdarahan serebral
 Infark serebral
 Vasospasme serebral
 Pertukaran ion antara intra dan ekstra seluler
 Koagulopati intravaskuler serebral
 Ensefalopati hipertensi
Bagaimana mekanisme kejang pada kasus?
Apa makna klinis kejang pada kasus?

Kejang pada kasus merupakan salah satu manifestasi


dari eklampsia pada kehamilan.
Apa dampak yang ditimbulkan kejang terhadap ibu
dan janin?

 Aktivitas kejang tonik-klonik umum yang berkepanjangan


selama kehamilan telah terbukti menyebabkan asidosis ibu,
hipoksia, dan trauma otak, termasuk pendarahan
 Abruptio plasenta umum terjadi setelah kejang
berkepanjangan
 Kejang konvulsif juga berbahaya bagi janin dan dapat
menyebabkan detak jantung janin melambat
Bagaimana pertolongan pertama kejang pada ibu
hamil?

 Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan


(oksigen), dan sirkulasi (cairan intravena).
 MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eklampsia
(sebagai tatalaksana kejang) dan preeklampsia berat (sebagai
pencegahan kejang). Cara pemberian dapat dilihat di halaman
berikut.
 Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya,
berikan dosis awal (loading dose) lalu rujuk ibu segera ke
fasilitas kesehatan yang memadai.
 Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim
ibu ke ruang ICU (bila tersedia) yang sudah siap dengan fasilitas
ventilator tekanan positif.
2

She has been complaining of headache, epigastric


pain, vomiting and visual blurring for the last 2 day.
Bagaimana hubungan antar gejala pada kasus?
Bagaimana mekanisme gejala pada kasus?
Bagaimana hubungan usia kehamilan dengan
kemungkinan terjadinya gejala-gejala pada kasus

Eclampsia didahului dengan gejala preeclampsia. Gejala ini


dapat timbul pada usia kehamilan 20 minggu. Tetapi
sebagian besar kasus terjadi pada usia kehamilan lebih dari
37 minggu dan makin tua usia kehamilan, maka semakin
besar kemungkinan timbulnya gejala.
3

According to her husband, on her last ANC, the


midwife found that her blood pressure was high, and
advice to deliver the baby in the hospital.
Apa dampak hipertensi pada kehamilan?

Komplikasi ibu
 Edema paru
 Kejang
 Penurunan kesadaran
 Gangguan penglihatan
 GFR menurun
 Asidosis metabolik
Komplikasi janin
 IUGR
 Oligohidramnion
 Peningkatan mortalitas janin
Apa tatalaksana hipertensi pertama kali pada ibu
hamil?
Kapan sebaiknya ANC dilakukan? Berapa kali dalam
masa kehamilan?

ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan


mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan,
nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar. Kunjungan antenatal untuk pemanfaatan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam
waktu sebagai berikut :
Trimester Jumlah Waktu Kunjungan
Kunjungan
Minimal

I 1x Sebelum minggu ke-16

II 1x Antara minggu ke 24-28

III 2x Antara minggu ke 30-32

Antara minggu ke 36-38


4

In the examination finding :


Upon admission,
Height : 163 cm, Weight 76kg
Sense : decrease of consciousness , GCS : 13
BP : 200/100 mmHg. HR : 123x/min, RR: 28x/min
Pretibial edema
Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik
diatas?

Pemeriksaan Hasil Normal Interpretasi

Sensorium Decrease of Compos mentis Abnormal


consciousness

GCS 13 13-15 Normal


Tekanan 200/110 120-140/80-90 mm Hipertensi dalam kehamilan
Darah mmHg Hg
HR 123x / menit 60-100 x / menit Takikardi
RR 28x / menit 16-24 x / menit Takipneu
Temperature 380C 36,5-37,50C Subfebris

Height & Height 163 cm 18,5-25 Normal (pertambahan berat badan ibu hamil 12,5 kg)
Weight Weight 76 kg
IMT : 27,47

Pretibial + - Abnormal
Edema
Bagaimana mekanisme abnormalitas dari hasil
pemeriksaan fisik?
5

Obstetric examination
Outer examination: Fundal height 33cm, cephalic
presentation, contraction 4x/10’/40” FHR : 120x/min, EFW :
3100g
Vaginal toucher : Portio was tender, effacement 100%,
dilatation 7 cm, vertex presentation, amniotic fluid (+), HII,
transvers UUK
Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan?

Pemeriksaan Obstetrik
Hasil Pemeriksaan Normal Interpretasi

Tinggi fundus 33 cm 33 cm diatas simfisis Normal

Presentasi Kepala Presentasi Kepala Normal

Kontraksi 4x/10’/40” >3x/10’/40” Normal, telah memasuki


kala I fase aktif.

FHR 120x/menit 120x/menit Normal

EFW 3100 g 40 minggu : 3400gr Normal


Vaginal Toucher
Hasil pemeriksaan Interpretasi

Portio lembut Normal


Effacement 100% Normal
Pendataran serviks sempurna
Bukaan 7 cm Bukaan belum lengkap, Fase aktif kala I

Presentasi vertex Normal


Presentasi puncak kepala dengan penunjuk ubun-ubun
besar

Cairan amnion (+) Normal


Selaput ketuban sudah pecah
Hodge II Normal
Penurunan kepala janin mencapai bagian bawah simfisis

Transverse UUK Normal


UUK bayi berada di sebelah kiri atau kanan ibu.
Bagaimana gambaran dari hasil pemeriksaan
tersebut?
Bagaimana klasifikasi penilaian hodge?

Bidang hodge untuk menentukan bagian terendah janin turun


dalam panggul pada persalinan, terdiri dari :

1. Hodge I : bidang yang dibentuk pada lingkaran atas panggul


dengan bidang atas simfisis dan promotorium
2. Hodge II : sejajar dengan hodge I terletak setinggi bagian bawah
simfisis.
3. Hodge III : sejajar denfan bidang hodge I dan II terletak setinggi
spina isiadika kanan dan kiri
4. Hodge IV : sejajar dengan bidang hodge I,II,III dan terletak
setinggi koksigis.
6

Lab : Hb 10,2 g/dL, PLT : 132.000/mm3 WBC : 12.600/mm3


and she had 4+ protein on urine, cylinder (-)
Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan dan
mekanisme abnormalnya?

Hasil Pemeriksaan Nilai Interpretasi dan Mekanisme Abnormal


Normal
Hb : 10,2 g/dL 11.0-14.0 g/dL Interpretasi : Tidak Normal
Mekanisme Abnormal :
Terjadi hipervolemia pada ibu hamil namun komponen sel
darah jumlahnya tetap sehingga seolah-olah terjadi anemia
pada ibu hamil.
PLT : 132.000/mm3 150.000- Interpretasi : Tidak Normal
400.000/ Mekanisme Abnormal :
mm3 Terjadi perubahan hematologik disebabkan oleh hipovolemia
akibat vasospasme, hipoalbuminemia hemolisis
mikroangiopatik akibat spasme arteriol.
WBC : 12.600/mm3 6.000- Interpretasi : Normal
17.000/mm3
4+ protein on urine (-) Interpretasi : Tidak Normal
Mekanisme Abnormal :
Pada pre-eklampsia terjadi hipovolemia dan vasokonstriksi
sehingga terjadi hipertensi. Hipertensi akan menyebabkan
menurunnya alirah darah ke ginjal sehingga terjadi kerusakan
sel glomerulus ginjal. Hal ini menyebabkan peningkatan
permeabilitas membran basalis sehingga terjadi kebocoran
dan mengakibatkan proteinuria.
Cylinder (-) (-) Interpretasi : Normal
SINTESIS
ECLAMPSIA
DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis Banding Manifestasi Klinis

Eklampsia Ditemukan hipertensi pada kehamilan


disertai multi-organ dysfunction pada usia
gestasi > 20 minggu yang ditandai dengan
proteinuria dan kejang.
Preeklampsia Ditemukan hipertensi pada kehamilan
disertai multi-organ dysfunction pada usia
gestasi > 20 minggu yang ditandai dengan
proteinuria tanpa adanya kejang.
Hipertensi kronik Hipertensi pada kehamilan yang terjadi pada
kehamilan < 20 minggu
Epilepsi Kejang, tekanan darah normal, terdapat
riwayat kejang sebelumnya, kaku kuduk (-)
Malaria serebral, ensefalitis, meningitis Kejang, tekanan darah normal, terdepat
disorientasi, kaku kuduk (+), disertai demam
dan nyeri kepala
Tetanus Kejang, tekanan darah normal, ditemukan
trismus dan spasme otot muka
ALGORITMA PENEGEKAN DIAGNOSIS
DEFINISI

Eklampsia merupakan keadaan dimana ditemukan serangan


kejang tiba-tiba yang dapat disusul dengan koma pada wanita
hamil, persalinan atau masa nifas yang menunjukan gejala
preeklampsia sebelumnya. Kejang disini bersifat grand mal
dan bukan diakibatkan oleh kelainan neurologis, seolah-olah
gejala eklampsia timbul dengan tiba-tiba tanpa didahului
tanda-tanda lain.
ETIOLOGI

 Terpapar vili korialis untuk pertamakalinya (primigravida)


 Terpapar vili korialis yang terdapat jumlah yang banyak
seperti pada kehamilan kembar atau molahidatidosa
 Mempunyai riwayat penyakit vaskuler
 Mempunyai kecenderungan genetic untuk menderita
hipertensi dalam kehamilan.
EPIDEMIOLOGI

 Di Indonesia frekuensi kejadian Preeklampsia sekitar 3-


10%
 Pada primigravida frekuensi Preeklampsia lebih tinggi bila
dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida
muda
 Insiden eklampsia bervariasi antara 0,2% - 0,5% dari
seluruh persalinan dan lebih banyak ditemukan di negara
berkembang dibandingkan negara maju
 Eklampsia paling sering terjadi pada trimester ketiga dan
menjadi sering saat kehamilan mendekati aterm.
FAKTOR RISIKO

 Riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan


 Riwayat mengalami preeklampsia sebelumnya
 Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
 Obesitas, DM, Molahidatidosa
 Mengandung lebih dari satu orang bayi
 Riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid arthritis
 Primigravida, terutama primigravida muda, kehamilan ganda
 Pekerjaan
 Pendidikan
PATOGENESIS

 Teori kelainan vaskularisasi plasenta


Pada hipertensi pada kehamilan tidak terjadi invasi sel trofoblas ke ateri
spiralis, sehingga otot arteri tetap kaku dan keras. Lumen arteri relatif
mengalami vasokontriksi, sehingga terjadi penurunan aliran darah
uteroplasenta dan hipoksia dan iskemia plasenta.

 Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel


Pada kegagalan “remodeling arteri spiralis”, plasenta mengalami iskemia
dan hipoksia menghasilan oksidan (radikal bebas). Peroksida lemak akan
merusak membran sel, nukleus, dan protein sel endotel. Endotel yang
terpapar peroksida lemak akan mengalami kerusakan endotel, sehingga
fungsinya terganggu (disfungsi endotel).
 Teori adaptasi kardiovaskular
Pada kehamilan dengan hipertensi terjadi kehilangan daya refrakter
terhadap bahan vasokonstriktor dan terjadi peningkatan kepekaan
terhadap asopressor.

 Teori genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotype
ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara
familial jika dibandinggkan dengan genotype janin. Ibu yang mengalami
preeklampsia, 26% anak perempuannya juga dapat mengalami
preeklampsia.
 Teori defisiensi gizi
Konsumsi minyak ikan dapat mengurangi risiko preeklampsia, karena
mengandung banyak asam lemak tak jenug yang dapat menghambat produksi
tromboksan, menghambat aktivasi trombosit, serta mencegah vasokontriksi.

 Teori inflamasi
Teori ini berhubungan dengan lepasnya debris trofoblas di sirkulasi darah
merupakan rangsangan utama terjadinya inflamasi. Pada kehamilan normal,
plasenta melepaskan debris trofoblas sebagai hasil apoptosis dan nekrotik
trofoblas, karena reaksi stress oksidatif. Bahan ini akan memicu timbulnya
inflamasi. Pada kehamilan normal, jumlahnya masih dapat ditoleransi sehingga
inflamasi masih minimal, namun pada kehamilan dengan preeklampsia terjadi
peningkatan stress oksidatif sehingga jumlah debris dan nekrotik meningkat. Hal
ini akan menimbulkan gejala eclampsia.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI

 Eklampsia gravidarum
 Kejadian 50% sampai 60 %
 Serangan terjadi dalam keadaan hamil
 Eklampsia parturientum
 Kejadian sekitar 30 % sampai 50 %
 Saat sedang inpartu
 Eklampsia puerperium
 Kejadian jarang 10 %
 Terjadi serangan kejang atau koma seletah persalinan berakhir
MANIFESTASI KLINIS

 Nyeri kepala di daerah frontal


 Nyeri epigastrium
 Penglihatan semakin kabur
 Adanya mual muntah
 Kenaikan tekanan darah
 Pengeluaran protein dalam urine
 Edema kaki, tangan sampai muka
 Kejang
 Menurunnya kesadaran ibu
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Hitung darah perifer lengkap (DPL)


 Golongan darah ABO, Rh, dan uji pencocokan silang
 Fungsi hati (LDH, SGOT, SGPT)
 Fungsi ginjal (ureum, kreatinin serum)
 Profil koagulasi (PT, APTT, fibrinogen)
 USG (terutama jika ada indikasi gawat janin/pertumbuhan janin
terhambat)
 CT-Scan
 MRI
 Analisa urin
TATALAKSANA

Pencegahan dan tatalaksana kejang


 Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen), dan
sirkulasi (cairan intravena).
 MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eklampsia
(sebagai tatalaksana kejang) dan preeklampsia berat (sebagai
pencegahan kejang). Cara pemberian dapat dilihat di halaman berikut.
 Pada kondisi dimana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya, berikan
dosis awal (loading dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilitas kesehatan
yang memadai.
 Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ibu ke
ruang IC (bila tersedia) yang sudah siap dengan fasilitas ventilator
tekanan positif.
Antihipertensi

Antihipertensi golongan ACE inhibitor (misalnya kaptopril), ARB


(misalnya valsartan), dan klorotiazid dikontraindikasikan pada ibu hamil
Pertimbangan persalinan/terminasi kehamilan
 Pada ibu dengan eklampsia, bayi harus segera dilahirkan dalam
12 jam sejak terjadinya kejang.
 Induksi persalinan dianjurkan bagi ibu dengan preeclampsia
berat dengan janin yang belum viable atau tidak akan viable
dalam 1-2 minggu.
 Pada ibu dengan preeclampsia berat, dimana janin sudah viable
namun usia kehamilan belum mencapai 34 minggu, manajemen
ekspektan dianjurkan, asalkan tidak terdapat kontraindikasi
(lihat algoritma di halaman berikut). Lakukan pengawasan ketat.
 Pada ibu dengan preeclampsia berat, dimana usia kehamilan
antara34 dan 37 minggu, manajemen ekspektan boleh
dianjurkan, asalkan tidak terdapat hipertensi yang tidak
terkontrol, disfungsi organ ibu, dan gawat janin. Lakukan
pengawasan ketat.
 Pada ibu dengan preeklampsia berat yang kehamilannya sudah
aterm, persalinan dini dianjurkan.
 Pada ibu dengan preeklampsia ringan atau hipertensi gestasional
ringan yang sudah aterm, induksi persalinan dianjurkan.
KOMPLIKASI

 Perdarahan serebral
 Gangguan penglihatan
 Gangguan kesadaran
 Edema paru
 Asites
 Oliguria
 Tromboemboli
 Sindroma HELLP (hemolysis, elevated levels of liver enzymes, low
platelet count)
 IUGR (Intrauterine growth restriction)
 IUFD (Intrauterine fetal death )
 Prematuritas
 Asfiksia
PROGNOSIS

Apabila ditindak lanjuti kurang dari 6 jam, maka


prognosisnya akan bagus juga.
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
EDUKASI DAN PENCEGAHAN

 Rajin memeriksakan kandungan (ANC) secara teratur


 Meningkatkan cakupan, kemudian kepada semua ibu hamil
diberikan perawatan dan skrining antenatal untuk deteksi dini
 Meningkatkan kualitas pelayanan sesuai kondisi dan faktor
risiko yang ada pada ibu hamil.
 Meningkatkan akses rujukan

Pencegahan terbaik preeklampsia/eklampsia adalah dengan


memantau tekanan darah ibu hamil.
SKDI

3B. Gawat darurat


Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan
terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi
menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau
kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan
rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan.
ANATOMI DAN FISIOLOGI

 Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan
vulva. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian
depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian serviks
yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak
(ujung) vagina menjadi: Forniks anterior, Forniks posterior, Forniks dekstra, dan
Forniks sisistra. Fungsi vagina ialah saluran untuk mengeluarkan lendir dari
uterus, alat kopulasi, dan jalan lahir

 Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung
kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup
peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung
kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang
utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).
Bagian uterus : korpus uteri, fundus uteri, serviks uteri. Dinding uterus memiliki 3
lapisan yaitu : peritoniumm, lapisan otot, endometrium.

 Tuba falopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan
diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk
menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa
ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan
dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap
melakukan implantasi.

 Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di
bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum
uterus.
Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan
pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi
adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika
dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di
dalam ovariumnya, bila habis menopause.

Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:


a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesteron
Hormon Reproduksi Wanita

 Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang


pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum
 Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi
hormone LH
 Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi
(yaitu proses pematangan sel ovum)
 Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat
sekresi FSH dan LH
ANTE NATAL CARE
DEFINISI

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga


kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya,
dilaksanakan sesusai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
Pengawasan sebelum lahir (antenatal) terbukti mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan
kesehatan mental dan fisik kehamilan, untuk menghadapi
persalinan. Dengan pengawasan hamil dapat diketahui berbagai
komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan atau
komplikasi hami sehingga segera diatasi.
TUJUAN

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tujuan


pelayanan antenatal adalah :
 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
 Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan
janin
 Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan
 Mempersiapkan persalinan cukup bulan
 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif
 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi
PEDOMAN

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar
pelayanan antenatal dimulai dengan :
 Ukur tinggi badan
 Timbang berat badan dan lingkar lengan atas (LILA)
 Ukur tekanan darah
 Ukur tinggi fundus uteri (TFU)
 Imunisasi tetanus toxoid (TT)
 Pemberian tablet besi (Fe)
 Tanya atau temu wicara
JADWAL

Trimester Jumlah Waktu Kunjungan


Kunjungan
Minimal

I 1x Sebelum minggu ke-16

II 1x Antara minggu ke 24-28

III 2x Antara minggu ke 30-32

Antara minggu ke 36-38


KERANGKA KONSEP
KESIMPULAN

Ny. Adis, 17 tahun, mengandung usia kehamilan 38


minggu mengalami eclampsia.

Anda mungkin juga menyukai