Anda di halaman 1dari 20

FURUNKEL HIDUNG

Definisi
Furunkel atau vestibulitis adalah infeksi dari kelenjar sebasea atau
folikel rambut hidung yang melibatkan jaringan subkutan. Biasanya
terjadi karena iritasi dari secret rongga hidung akibat inflamasi mukosa
yang menyebabkan hipersekresi sel goblet dan kelenjar seromusinosa
atau akibat trauma (dikorek korek)
Epidemiologi
Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah. Belum terdapat data
spesifik yang menunjukkan prevalensi furunkel. Furunkel umumnya
terjadi paling banyak pada anak-anak, remaja sampai dewasa muda.
Etiologi dan Faktor Risiko
Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus.

Faktor Risiko :
1. Higiene personal yang buruk
2. Rinitis kronis, akibat iritasi dari sekret rongga hidung.
3. Kebiasaan mengorek bagian dalam hidung.
Manifestasi Klinis
1. Bisul di dalam hidung
2. Nyeri
3. Kemerahan
4. perasaan tidak nyaman.
5. Kadang dapat disertai folliculitis atau gejala rinitis.
Pemeriksaan Fisik
Pada lubang hidung tampak furunkel. Paling sering terdapat pada
lateral vestibulum nasi yang mempunyai vibrissae (rambut hidung).

*Pemeriksaan Penunjang: Tidak diperlukan


Diagnosis
• Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

• Diagnosis Banding: -
Komplikasi
Infeksi dapat menyebar ke vena fasialis dan vena oftalmika lalu ke sinus
kavernosus sehingga terjadi tromboflebitis sinus kavernosus
Penatalaksanaan
• Non Medikamentosa
a. Kompres hangat
b. Insisi dilakukan jika telah timbul abses
• Medikamentosa
a. Antibiotik topikal, seperti salep Bacitrasin dan Polymyxin B
b. Antibiotik oral selama 7-10 hari, yaitu Amoxicillin 3 x 500 mg/hari,
Sefaleksin 4 x 250 – 500mg/hari, atau Eritromisin 4 x 250 – 500 mg/hari.
Konseling dan Edukasi
1. Menghindari kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung.
2. Tidak memencet atau melakukan insisi pada furunkel.
3. Selalu menjaga kebersihan diri.
BENDA ASING DI
SALURAN NAPAS
• Paling sering dialami oleh balita dan anak-anak
• Jenis benda asing :
• Benda asing eksogen (dari luar tubuh)
• Organik : Kacang-kacangan, tulang dari kerangka binatang
• Anorganik : paku, jarum, peniti
• Cairan iritatif (zat kimia) dan non iritatif (cairan dengan pH 7,4)
• Benda asing endogen (dari dalam tubuh) : secret kental, darah,
nanah, krusta, dll
Faktor risiko

• Umur: biasanya anak ≤ 5 tahun


• Adanya kegagalan mekanisme proteksi yang normal, misal: keadaan
tidur, kesadaran menurun, alkoholisme, epilepsi
• Adanya masalah kejiwaan, emosi, dan gangguan psikiatrik
Gejala dan Tanda
• Gejalanya tergantung pada lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau
Sebagian), sifat, bentuk dan ukuran benda asing
• Benda asing yang masuk melalui hidung dapat tersangkut dihidung, nasofaring,
laring, trakea dan bronkus
• Benda yang masuk melalui mulut dapat berhenti di orofaring, hipofaring, tonsil,
dasar lidah, sinus piriformis, esofagus atau dapat juga masuk ke laring, trakea,
bronkus
• Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing akan mengalami 3 stadium:
• 1. gejala permulaan : batuk secara hebat (violent paroxysms of coughing),
rasa tercekik,rasa tersumbat di tenggorokan, bicara gagap dan obstruksi jalan
napas
• 2. gejala stadium permulaan diikuti interval asimptomatik
• 3. telah terjadi gejala kompilkasi seperti hemoptisis, pneumonia, asbes paru
• Benda asing di laring : sumbatan total  asfiksi. Sumbatan tidak total 
suaura parau, disfonia sampai afoni, batuk yamg disertai sesak, odinofagia,
mengi, sianosis, hemoptisis dan rasa subyektif dari benda asing (pasien
akan menunjuk lehernya) dan dispnea
• Benda asing di trakea batuk tiba tiba, rasa tercekik, rasa tersuumbat
ditenggorokan, audible slap, palpatory thud dan asthmatoid wheeze.
• Benda asing di bronkus kebanyakan dating ke RS dengan asimptomatik
• Benda asing di hidung  rasa tersumbat, rinore unilateral dengan cairan
kental dan bau. Pada pemeriksaan tampak edem dengan inflamasi mukosa
hidung unilateral dan dapat terjadi ulserasi
• Benda asing di orofaring dan hipofaring  odinofagia (terutama jika
benda asing tsb tajam ex duri)
• Benda asing di sinus pirifomis  Jackson’s sign (terdapat akumulasi ludah
di sinus piriformis tempat benda asing tersangkut)
Pemeriksaan
• Pada rinoskopi anterior, nampak:
1. Benda asing
2. Sekret purulen (bila sudah berlangsung 2 – 3 hari)
• Pemeriksaan Penunjang:
• Pemeriksaan radiologi
• Video fluroskopi
• Bronkogram
• Pemeriksaan laboratorium
Diagnosa banding
• Rinolit  Benda keras seperti batu, rinolit terjadi karena adanya
corpus alienum yang telah lama tinggal dalam hidung (misalnya sejak
kecil), kemudian terbungkus oleh endapan garam-garam kalsium atau
magnesium sebagai ikatan fosfat atau karbonat yang berasal dari
lacrima.
Penatalaksanaan sesuai sumbatan
• Benda asing di laring : pada anak dengan sumbatan total dilaring, dapat dicoba dengan
menolongnya dengan memegang anak dengan posisi terbalik, kepala kebawah, kemudian
daerah punggung/tengkuk dipukul, sehingga benda asing tsb dapat dibatukkan keluar
atau lakukan heimlich manuver
• Benda asing di trakea dikeluarkan dengan bronkoskopi
• Benda asing di bronkus dikeluarkan dengan bronkoskopi
• Benda asing yang tidak bisa dikeluarkan dengan bronkoskopi seperti benda asing tajam,
tidak rata, tersangkut pada jaringan, dapat dilakukan servikotomi dan torakotomi
• Benda asing di hidung : Tindakan ekstraksi benda asing secara manual dengan
menggunakan pengait tumpul atau pinset.
• Benda asing di sinus piriformis : laringoskop langsung
• Pemberian antibiotic dan kortikosteroid tidak rutin diberikan
Edukasi

a. Pada orang tua  dapat lebih berhati-hati dalam meletakkan benda-


benda yang mudah atau sering dimasukkan ke dalam rongga hidung.
b. Pada anak anak  diingatkan untuk menghindari memasukkan
benda-benda ke dalam hidung.
c. Pada pekerja yang sering terpapar larva atau benda-benda organik
lain, dapat menggunakan masker saat bekerja.

Anda mungkin juga menyukai