Anda di halaman 1dari 21

Aspirasi Benda Asing

EPIDEMIOLOGI

Dari semua kasus benda asing yang masuk
kedalam saluran napas dan saluran cerna yang
terjadi pada anak- anak, 1/3 dari benda asing yang
terinspirasi tersangkut di saluran napas. 50% dari
kasus benda asing disaluran napas terjadi pada
anak berumur dabawah 4 tahun.
Bayi di bawah umur 1 tahun , gawat napas
karena aspirasi benda asing merupakan penyebab
utama kematian ( National Safety Council, 1981 ).
ETIOLOGI

Benda asing yang dapat masuk kedalam saluran
respiratorik sangat beragam. Penggolongan dapat
dilakukan berdasarkan :
1. Asal
- benda asing eksogen, yaitu benda asing yang
berasal dari luar tubuh
- benda asing endogen, yang berasal dari dalam
tubuh sendiri


2. Jenis
- Benda asing organik adalah benda asing
yang berasal dari makhluk hidup, tumbuhan
ataupun hewan
- Benda asing anorganik adalah benda asing
yang berasal dari benda mati
3. Sifat
Benda asing yang dapat masuk ke dalam
saluran respiratorik, baik organik maupun
anorganik, kadang-kadang memiliki sifat
khusus tertentu.
PATOGENESIS
Setelah benda asing teraspirasi, maka benda
asing tersebut dapat tersangkut pada 3 tempat
anatomis yaitu, laring, trakea atau bronkus.
Dari semua aspirasi benda asing, 8090%
diantaranya terperangkap di bronkus dan cabang-
cabangnya.


Pada orang dewasa, benda asing cenderung
tersangkut di bronkus utama kanan, karena sudut
konvergensinya yang lebih kecil dibandingkan
bronkus utama kiri.
Benda asing yang lebih besar lebih banyak
tersangkut di laring atau trakea.

Benda asing mati (linamimate foreign
bodies) di hidung cenderung menyebabkan
edema dan inflamasi mukosa hidung , dapat
terjadi ulserasi , epistaksis , jaringan granulasi
dan dapat berlanjut menjadi sinusitis.
Benda asing hidup ( animate foreign
bodies ) menyebabkan reaksi inflamasi
dengan derajat bervariasi , dan infeksi local
sampai destruksi masif tulang rawan dan
tulang hidung dengan berbau.
Benda asing organik, seperti kacang
kacangan, mempunyai sifat higroskopik,
mudah jadi lunak dan mengembang oleh air,
serta menyebabkan iritasi pada mukosa.
Benda asing anorganik menimbulkan
reaksi jaringan yang lebih ringan, dan lebih
mudah didiagnosis dengan pemeriksaan
radiologik , karena umumnya benda asing
bersifat radioopak
MANIFESTASI KLINIS

Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing saluran napas
akan mengalami 3 stadium :
1. Stadium pertama merupakan gejala permulaan yaitu batuk-batuk
hebat secara tiba-tiba (violent paroxysms of coughing), rasa
tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging).

2. Stadium kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh interval
asimtomatis. Hal ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleks-
refleks akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang.
Stadium ini berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan
diagnosis atau cenderung mengabaikan kemungkinan aspirasi
benda asing karena gejala dan tanda yang tidak jelas.


3. Pada stadium ketiga, telah terjadi gejala
komplikasi dengan obstruksi, erosi atau
infeksi sebagai akibat reaksi terhadap benda
asing, sehingga timbul batuk-batuk,
hemoptisis, pneumonia dan abses paru.

TRIGGER
Seorang anak umur 3 tahun datang dengan gejala
sebelah hidungnya berdarah dan keluar cairan
berbau busuk.Dari aloanamnesa anak itu
memasukkan manik-manik kedalam hidungnya,
bagaimana penanggulangannya?

DIAGNOSA
a. Anamnesa (aloanamnesa)
Keluhan utama :hidungnyaberdarah dan ada
cairan berbau busuk di salah satu hidungnya.
RPS :hidungnya berdarah dan ada cairan berbau
busuk di salah satu hidungnya sejak 1 jam yang
lalu.
RPD : -

b. Pemeriksaan fisik
Keadaanumum : sedang
Kesadaran : compos mentis
Vital sign :
Tekanan darah :110/70 mmHg
Nadi : frekuensi90 x/menit, iramateratur
Nafas :frekuensi19 x/menit
Suhu : 37,5
o
c
Inspeksi : dengan spekulum hidung dapat dilihat adanya
benda asing
Palpasi : teraba massa/benda dan nyeri tekan

c. Pemeriksaanpenunjang
Dilakukan pemeriksaan radiologi untuk
benda asing radioopak yang tidak jelas pada
rinoskopi anterior

DD
Sinusitis
Polip hidung

PENATALAKSANAAN
1. Visualisasi baiklampukepaladanspekulumhidung
2. Pasienanakdudukdipangku orang tuanya,
satutanganmemegangkepalaanakdantangan yang lain
melingkaribadananakuntukmemegangtangananaksupayaanaktidakberger
ak
3. Denganmelakukanrinoskopi anterior, secret diisap,
bendaasingakantampak.Karenabendaasingtersebutbulatdansulituntukdije
pitdenganpinset,
masukkanalatpengaitbendaasingdaritepibagianatasronggahidungsampai
melewatibendaasingtersebut.
Kemudianalatpengaitditurunkandanditarikkeluar.Dengandemikianbenda
asingtersebutakanikuttertarikkeluar. Janganmendorongbendaasingke
belakang
karenadapatjatuhkelaringketikaanakmenariknapaswaktumenangis
4. Setelahtindakanekstrasibendaasing,
dilakukanpemberiankorticosteroiddanantibiotik

KOMPLIKASI
Komplikasiparu yang
terjadiakibatbendaasingtergantungdarimekanis
meobstruksi ;subatan total
menyebabkanatelekstasis,
sumbatansebagianmenyebabkanempisema.


Bilaterjadiinfeksimakadapattimbulreaksiradangb
erupa bronchitis, bronkopneomoni,
bronkiektasisdanabsesparu.


PROGNOSIS
Prognosis padapasieninibaik,
karenabendaasingdapatsegera di ambil.
9


KESIMPULAN
Benda asing dalam hidung adalah bendaataumassa
yang normalnya tidak ada / tidak dijumpai di dalam
hidung. Kebanyakan dialami oleh anak usia 1-4 tahun,
jangan biarkan benda tersebut didalam hidung karena
akan terjadi nekrosis dan infeksi sekunder yang
mungkin timbul,
sehinggadiperlukanusahadaritenagaterampildanpener
angan yang cukupdarironggasertaalatyang
cocokuntukpengeluaranbendaasingsepertimenggunak
an forsep hidung.

DAFTAR PUSTAKA

1
Juwato,T, 1990. Pemeriksaan Klinik Neurologi Dalam Praktek. Jakarta: EGC

2
N Raharjoe, Nastiti, dkk. 2010. BukuAjarRespirologiAnak. Jakarta :IDAI

3
Junizaf MH.Benda asing di saluran napas. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, editors. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan THTKL. Jakarta:FKUI, 2004.h.21331

4
Murray AD. Foreign bodies of airway. 2006. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/872498-overview

5
Callender T. Laryngo-tracheo-bronchial foreign bodies, 1992. Available at
http://www.bcm.edu/oto/grand/2192.html

6
Giannoni CM. Foreign bodies aspiration. 1994. Available at http://www.bcm.edu/oto/grand/31094.html

7
Stewart C. Foreign bodies of the airway: recognition and emergency management. 2002. Available at
http://www.strosmith.netcom

8
Merchant SN, Kirtane MV, Shah KL, Karnk PP. Foreign bodies in the bronchi (a 10 years review of 132
cases). Journal of Postgraduate Medicine 1984; 30(4):219-23 or Available at
http://www.jpgmonline.com/article.asp?issn=0022-
3859;year=1984;volume=30;issue=4;spage=219;epage=23;aulast=Merchant;type=0

9
Baharloo F, vieyevkemans F, fransis C. 1999Trachea bronchial foreign bodies : presentation anad
management in children and adult.

10
orenstein D.Foreign bodies in laring, trachea and bronchus.Dalam :Berhrman RE,
KliiegmanRM,JensonHB, PPenyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisike16.Philadelphia : WB
Saunders Company, 2000.

11
Soepardi,EffiatyArsyad, dkk.2007.Buku ajar Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala&Leher. Jakarta :FKUI

12
AndriantoPetrus.1993.DiagramDiagnostikpenyakitTHT.Jakarta:EGC)

Anda mungkin juga menyukai