Anda di halaman 1dari 22

BENDA ASING

PADA SALURAN
PERNAFASAN

DOSEN PEMBIMBING :
dr. Sri Utami Wulandari, Sp, THT-KL

DISUSUN OLEH :
Ihsyan Raffi M. Nur
NPM 102118102
Anatomi Saluran Pernafasan
 Sistem pernapasan terdiri dari jalan napas atas,
jalan napas bawah dan paru-paru. Setiap bagian
ini memainkan peranan penting dalam proses
pernapasan, yaitu memasukan udara yang
mengadung oksigen dan mengeluarkan udara
yang mengadung karbondioksida dan air
BENDA ASING DI HIDUNG
1. Definisi
Terdapatnya benda asing dalam hidung
yaitu suatu massa yang mengalami
mineralisasi dan ditemukan di dalam
kavum nasi disebut dengan Rhinolith.
2. Etiologi

Akibat dari benda asing yang tersumbat


di cavum nasi. Keberadaan benda asing
di hidung paling sering di temukan pada
anak-anak.
3. Patogenesis
 Umumnya mineralisasi yang terjadi merupakan kejadian sekunder
dari benda yang masuk dalam regio sinonasal. Penyelubungan
benda asing lengkap atau parsial, baik eksogenous maupun
endogenous, tergantung dari inti benda dimana penyelubungan
terjadi.

 Garam-garam tak larut dalam sekret hidung membentuk suatu


massa berkapur sebesar benda asing yang tertahan lama atau
bekuan darah. Sekret sinus kronik dapat mengawali terbentuknya
massa seperti itu dalam rongga hidung.
4. Gambaran Klinis

Pasien dengan rhinolith datang karena :

adanya rhinore unilateral dengan atau tanpa


obstruksi nasi unilateral.
Rhinore bersifat mukoid, mokupurulen, dan
kadang-kadang sekret bercampur darah.
5. Diagnosis
 Anamnesis
Didapatkan rhinore unilateral disertai obstruksi nasi unilateral
sebagai keluhan utama dan keluhan lain seperti napas berbau
busuk,sekret berbau busuk.

 Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan intranasal, umumnya rhinolit dapat
ditemukan dengan rhinoskopi anterior berupa massa kalsifikasi
yang berwarna abu-abu dan gelap, dengan konsistensi yang
keras seperti batu dan permukaan yang irregular.
 Pemeriksaaan penunjang
Pemeriksaan radiologis yaitu foto kepala dan CT scan kepal.
Gambaran radiologis radioopak pada foto kepala biasanya
letaknya di dasar kavum nasi. Pada CT scan didapatkan
massa hiperdens.
6. Penatalaksanaan
 Rhinolit dapat dikeluarkan dengan menggunakan forseps
yang ujungnya dapat memegang dengan baik. Forceps
alligator Hartman, forceps bayonet atau wire loops umumnya
digunakan.

 Jika terlalu besar, rhinolit dapat dipecahkan terlebih dahulu


dalam keping yang lebih kecil dengan menggunakan
ultrasound lithotripsy.
7. Komplikasi
obstruksi hidung
rinore
inflamasi lokal dan edema pada mukosa
hidung.
8. Diagnosis Banding
1. Gigi hidung

Gigi rahang atas yang tumbuh ke dalam hidung

2. Benda asing lain dalam cavum nasi


Benda asing yang sering ditemukan biasanya pada
anak-anak biasanya manik-manik, kancing, karet
penghapus, kelereng, kacang-kacangan, dan lain-lain.

3. Polip Nasi

Polip nasi terdapat pada jaringan gelatin yang terbentuk


dari proses alergi.
9. Prognosis
 Prognosis umumnya baik jika dilakukan
penanganan secara dini dan tepat. Tidak boleh
dibiarkan dalam rongga hidung oleh karena
bahaya nekrosis dan infeksi sekunder yang
mungkin timbul,
BENDA ASING DI
TENGGOROKAN
1. Faktor Predisposisi
1. Usia yaitu pada anak-anak,
2. Jenis kelamin, lebih sering pada laki-laki.
3. Faktor kejiwaan (emosi,dan gangguan psikis)
4. Kegagalan mekanisme proteksi.
5. Faktor kecerobohan
6. Faktor medikal dan surgikal
2. Patofisiologi
 Bronkus dan trakea sangat peka dengan benda asing
ataupun iritasi lain, sehingga bisa menimbulkan refleks
batuk. Lapisan mukus pada saluran nafas mengandung
factor-faktor yang efektif sebagai pertahanan. yaitu
immunoglobulin terutama IgA, PMNs, interferon dan antibodi
spesifik.

 Partikel asing dan mukus digerakkan dengan kecepatan


1cm/menit sepanjang permukaan trakea ke pharing.

 Setelah benda asing teraspirasi, maka benda asing tersebut


dapat tersangkut pada tiga tempat anatomis yaitu, laring,
trakea atau bronkus.
3. Gejala Klinis

• batuk-batuk hebat secara tiba-tiba (violent


Stadium paroxysms of coughing), rasa tercekik (choking),
rasa tersumbat di tenggorok (gagging) dan
pertama obstruksi jalan napas yang terjadi dengan segera.

Stadium • gejala stadium permulaan diikuti oleh interval


asimptomatis.
kedua

• terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi


Stadium atau infeksi sebagai akibat reaksi terhadap benda
asing, sehingga timbul batuk-batuk, hemoptisis,
ketiga pneumonia dan abses paru.
4. Diagnosis
 Anamnesis
Riwayat aspirasi dan gejala inisial sangat, ditanyakan juga
telah berapa lama, bentuk, ukuran dan jenis benda asing.

 Pemeriksaan Fisik
Suara nafas melemah atau timbul suara abnormal seperti
wheezing pada satu sisi paru-paru.

 Pemeriksaan Radiologis
1. Foto jaringan lunak leher PA dan lateral posisi ekstensi.
2. Foto torak PA dan lateral
3. Foto torak akhir inspirasi dan ekspirasi
4. Fluoroskopi/videofluoroskopi
5. Penatalaksanaan

 Obstruksi jalan napas partial


Usahakan agar korban tetap bisa melakukan batuk dengan
kuat sampai benda asing tersebut dapat keluar.

 Obstruksi jalan napas komplit


Saturasi oksigen akan dengan cepat menurun dan otak akan
mengalami kekurangan oksigen sehingga menyebabkan
kehilangan kesadaran, dan kematian akan cepat terjadi jika
tidak diambil tindakan segera.
6. Komplikasi
 Sesak nafas
 Hipoksia
 asfiksia sampai henti jantung
 Komplikasi kronis antara lain pneumonia, dapat berlanjut
dengan pembentukan kavitas dan abses paru, bronkiektasis,
fistel bronkopleura, pembentukan jaringan granulasi atau
polip akibat inflamasi pada mukosa tempat tersangkutnya
benda asing.

Anda mungkin juga menyukai