Pendahuluan
Terapi realitas adalah suatu sistem yang difokuskan kepada tingkah laku
sekarang. Terapis berfungsi sebagai guru dan model serta mengkonfrontasikan klien
dengan cara-cara yang bisa membantu menghadapi kenyataan dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar tanpa merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain. Inti
terapi realitas adalah penerimaan tanggung jawab pribadi, yang dipersamakan dengan
kesehatan mental. Terapi realitas yang menguraikan prinsip-prinsip dan prosedur-
prosedur yang dirancang untuk membantu orang-orang dalam mencapai suatu
identitas keberhasilan dapat diterapkan pada psikoterapi, konseling, pengajaran,
kerja kelompok, konseling perkawinan, pengelolaan lembaga dan perkembangan
masyarakat. Terapi realitas meraih popularitas di kalangan konselor sekolah, para
guru dan pimpinan sekolah dasar dan menengah, dan para pekerja rehabilitasi.
Glasser lahir pada tahun 1925 di Ohio, USA. Pada awal karirnya Glasser
adalah seorang insyinyur kimia yang kemudian beralih ke bidang medis dan meraih
gelar dokter pada tahun 1953 dari Case Westem Reserve University. Setelah itu
Glasser berlatih dibidang psikiarti di Veterans Administrasion Center dan di
University of California. Konseling realita dikembangkan oleh Glasser atas dasar
pengalamanya selama peraktek klinisnya antara 1956-1967. Pengalaman
kehidupannya pada masa kanak-kanak yang keras dan cenderung tidak menyenagkan
juga mempengaruhi pandangan teoritiknya,khususnya tentang penekanan pada
pentingnya tanggung jawab pribadi, tidak merugikan orang lain, dan hubungan
perkawinan. Seperti dikemukakan oleh Glasser sendiri (1998), ayah dan ibunya
menerapkan pendidikan yang keras dan otoriter terhadap dirinya dan oleh karenanya
ia tidak rukun dengan mereka.
Buku pertama yang yang ditulis oleh Glasser, Mental Healt or Mental Illnes?
Menjadi grandwork bagi perkembangan teori konseling realita. Buku keduanya,
Really Therapy (1965) menegaskan prinsip-prinsip dasar dalam Konseling realita,
yakni tentang pentingnya hubungan dan tanggung jawab guna mencapai tujuan dan
kebahagiaan hidup. Ia memiliki keyakinan bahwa konselor yang hangat dan penuh
penerimaan merupakan aspek esensial bagi keberhasilan perlakuan, dan hubungan
yang akrab dan positif adalah esensial bagi perkembangan pribadi yang sehat.
Tilisan-tulisan dalam materi kuliahnya tidak hanya menekankan pada konseling
realita sebagai metode perlakuan, tetapi menerapkan pada lingkungan sekolah dan
lingkungan bisnis. Robert E. Wubbolding adalah salah satu pengikut Glesser yang
memberikan kontribusi sangat penting bagi perkembangnan konseling realita.
B. Konsep-konsep Utama
Pandangan tentang sifat manusia
Terapi realitas berlandaskan premis bahwa ada suatu kebutuhan psikologis
tunggal yang hadir sepanjang hidup, yaitu kebutuhan akan identitas yang mencakup
suatu kebutuhan untuk merasakan keunikan, keterpisahan, dan ketersedirian.
Kebutuhan akan identitas menyebabkan dinamika-dinamika tingkah laku, dipandang
sebagai universal pada semua kebudayaan.
Menurut terapi realitas, akan sangat berguna apabila menganggap identitas
dalam pengertian identitas keberhasilan lawan identitas kegagalan. Menurut
Glasser (1965, hlm. 9), basis dari terapi realitas adalah membantu para klien dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar psikologisnya, yang mencakup kebutuhan
untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk merasakan bahwa kita berguna
baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain. Pandangan tentang manusia
mencakup pernyataan bahwa suatu kekuatan pertumbuhan mendorong kita untuk
berusaha mencapai suatu identitas keberhasilan.
Pandangan terapi realitas menyatakan bahwa, karena individu-individu bisa
mengubah cara hidup, perasaan, dan tingkah lakunya, maka mereka pun bisa
mengubah identitasnya.
C. Proses Terapi
Tujuan-tujuan Terapi
a. Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri, supaya dapat menentukan
dan melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata.
b. Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta memikul segala resiko
yang ada, sesuai dengan kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan
pertumbuhannya.
c. Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
d. Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan pencapaian kepribadian yang
sukses, yang dicapai dengan menanamkan nilai-nilai adanya keinginan individu
untuk mengubahnya sendiri.
e. Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas kesadaran sendiri.
Kelemahan
Klien bisa belajar tingkah laku yang lebih realistic dan karenanya bisa mencapai
keberhasilan
Jangka waktu terapi yang relatif pendek dan berurusan dengan masalah tingkah
laku sadar
Teknik yang digunakan kurang mampu mengungkapkan data yang dialami dari
diri pribadi klien
Hanya menekankan perilaku tanpa mempertimbangkan sisi perasaan
Tidak memberikan penekanan yang cukup pada dinamika tidak sadar dan pada
masa lampau individu sebagai salah satu determinan dari TLnya sekarang
Bisa terjadi suatu tipe campur tangan yang dangkal karena ia menggunakan
kerangka yang terlampu disederhanakan
Kelebihan
Klien bisa belajar TL yang lebih realistic dan karenanya bisa tercapai
keberhasilan
Jangka waktu terapi yang relatif pendek dan berurusan dengan masalah TL sadar
Langsung lebih cepat menyadarkan klien karena menggunakan secara langsung
mengajak klien berbuat
Bersifat praktis, luwes dan efektif
Mudah dilaksanakan dan tidak memerlukan pengetahuan tentang diagnosis dan
psikopatologi.