Anda di halaman 1dari 10

309

Analisis Prestasi Belajar Pada Tipe Kepribadian Introvert, Ekstrovert,


Dan Ambivert Mahasiswa Akademi Keperawatan Gunung Maria
Tomohon

Hart H. Seko, S.Pd.,S.Kep.,Ns1) Ignatia Y. Rembet, S.Kep.,Ns2)


Akademi Keperawatan Gunung Maria Tomohon
E-mail: hartseko@yahoo.com, ignatiarembet@ymail.com

ABSTRAK
Prestasi belajar dapat dijadikan indikator keberhasilan seorang siswa. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi tinggi–rendahnya prestasi belajarseorang siswa. Salah satu faktor yang
mempengaruhinya adalah kepribadian. Perbedaan ciri yang signifikan antara siswa yang bertipe
kepribadian introvert, ekstrovert, dan ambivert dapat mempengaruhi prestasi belajar yang
diperolehnya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar pada tipe
kepribadian introvert, ekstrovert, dan ambivert mahasiswa program DIII Keperawatan Gunung Maria
Tomohon. Jenis penelitian ini adalah Observasional Analitik Komparatif. Populasi penelitian adalah
semua mahasiswa program DIII Keperawatan Gunung Maria Tomohon dan pengambilan sampel
menggunakan teknik Consecutive Sampling dengan sampel penelitian berjumlah 60 mahasiswa.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisioner untuk mengidentifikasi tipe kepribadian
mahasiswa dan studi dokumentasi untuk mengetahui prestasi belajar.
Hasil analisis yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan komputer program
SPSS for windows versi 20 melalui uji kruskal wallis, diperoleh nilai p = 0,028, hal ini menunjukkan
nilai p < α (0,05), maka dapat disimpulkan hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
diterima artinya terdapat perbedaan prestasi belajar pada tipe kepribadian introvert, ekstrovert, dan
ambivert mahasiswa.Oleh karena itu, peran pendidik dalam mengenal tipe kepribadian peserta didik
sangat diperlukan, sehingga bisa memperlakukan setiap peserta didik dengan benar dan tepat, dan
pada akhirnya bisa menghantar peserta didik dalam mencapai prestasi yang optimal.
Kata kunci : Tipe Kepribadian Introvert, Ekstrovert, Ambivert, dan Prestasi Belajar

Analysis Of Achievement In Introverted Personality Types, Extrovert, And


Ambivert Students In Nursing Academy Of Gunung Maria Tomohon
Hart H. Seko, S.Pd.,S.Kep.,Ns1) Ignatia Y. Rembet, S.Kep.,Ns2)
Nursing Academy of Gunung Maria Tomohon
E-mail: hartseko@yahoo.com, ignatiarembet@ymail.com

ABSTRACT
The learning achievement can be an indicator of the success of a student. There are
several factors that affect the high-low learning achievement of students. One of the factors
that influence it is personality. Significant differences between the characteristics of students
personality type introverted, extroverted, and ambivert can affect learning achievement
gained. The purpose of this study was to determine differences in learning achievement in
personality types introvert, extrovert, and ambivert program students DIII Nursing Academy
of Gunung Maria Tomohon. This type of research is observational Comparative Analytical.
The study population was all students of Nursing DIII Mount Mary Tomohon and sampling
using Consecutive Sampling with a sample of 60 students. Data is collected using a
310

questionnaire to identify the type of personality of students and study the documentation to
determine learning achievement.
The results of the analysis of data processing using SPSS for Windows version 20
through Kruskal Wallis test, p = 0,028 is obtained, it demonstrates the value of p <α (0.05), it
can be concluded the null hypothesis (H0) is rejected and alternative hypothesis (Ha) is
accepted it means there is a difference in learning achievement in personality types introvert,
extrovert, and ambivert students. Therefore, the role of educators in identifying personality
types of learners is necessary, so that it can treat every learner with the right and proper, and
could eventually deliver learners in achieving optimal.

Keywords: Personality Type Introvert, Extrovert, ambivert and Learning Achievement

PENDAHULUAN
Perkin (Sopiatin, 2010) menyebutkan sekolah merupakan misi yang dilaksanakan untuk
mencapai bermacam-macam keinginan pelajar atas pengetahuan dasar, wawasan,
peningkatan kemampuan dan pengetahuan yang mendalam. Sekolah yang berhasil adalah
sekolah yang memiliki visi dan misi, keyakinan dan nilai-nilai, tujuan, serta faktor kritis
keberhasilan, sedangkan kualitas sekolah dapat dilihat dari kualitas input, kualitas proses,
kualitas outcome, dan adanya jaminan mutu terhadap pengguna.
Dembo (2004) menjelaskan bahwa untuk menjadi pelajar yang berhasil bukanlah sesuatu
yang gampang. Pelajar harus memiliki keefektifan yang lebih dan belajar dengan strategi
yang benar dan tekun dalam meningkatkan pengetahuannya, dan dapat memotivasi dirinya
sendiri. Menurut Panjaitan (2006), salah satu faktor penting dalam mempengaruhi
keberhasilan pelajar dalam belajar adalah karakteristik dari peserta didik. Selanjutnya Uno
(2006) menjelaskan bahwa karakteristik pelajar perlu diidentifikasi oleh guru untuk
digunakan sebagai petunjuk dalam mengembangkan proses pembelajaran. Karakteristik yang
diidentifikasi tersebut dapat berupa bakat, motivasi, gaya belajar, kemampuan berpikir,
minat, sikap, kecerdasan dan kepribadian. Sifat-sifat pribadi seseorang sangat mempengaruhi
proses belajar pada pelajar. Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadian masing-
masing yang berbeda antara seorang dengan yang lain. Ada orang yang mempunyai sifat
keras hati, tekun dalam segala usaha, halus perasaannya dan ada pula yang sebaliknya. Sifat-
sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu turut pula mempengaruhi sampai dimana hasil
belajarnya dapat dicapai. Menurut Sumadi Suryabrata (2004) “Adanya tipe-tipe kepribadian
yang berbeda menyebabkan bervariasi dalam cara, kemampuan dan aktivitas siswa dalam
311

belajar”. Sebagian siswa yang cepat menangkap pelajaran tetapi juga ada sebagian siswa
yang lambat sehingga prestasi belajar yang diperoleh tidak sama.
Dalam penelitian ini, peneliti membagi kepribadian individu kedalam tiga (3) tipe
kepribadian menurut Carl Gustav Jung yakni Introvert, Extrovert, dan Ambivert. Eysenck
(Pervin 2010) menyatakan perbedaan ekstrovert dan introvert. Dikatakan introvert lebih baik
dalam hal sekolah khususnya dalam pelajaran yang lebih sulit. Murid yang berhenti dari
sekolah karena alasan akademis cenderung merupakan ekstrovert, sedangkan yang berhenti
karena alasan psikiatrik merupakan introvert. Esyenck (Robbins, 2007) menambahkan bahwa
orang dengan kepribadian ekstrovert mempunyai sifat yang mudah bergaul, mempunyai
banyak teman, tidak suka belajar sendiri, sangat membutuhkan kegembiraan, dan selalu siap
menjawab.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Heni Mularsih (2010) dengan judul penelitiannya
adalah strategi pembelajaran, tipe kepribadian dan hasil belajar bahasa indonesia pada siswa
Sekolah Menengah Pertama, terdapat hasil bahwa siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert
lebih cocok untuk diberi metode pembelajaran kooperatif dan siswa dengan tipe kepribadian
introvert lebih cocok dengan metode pembelajaran individual. Penelitian ini sama juga
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suci Wulan Sari (2012) pengaruh strategi
pembelajaran, tipe kepribadian terhadap hasil belajar fisika, bahwa siswa introvert lebih
rendah prestasi belajarnya jika diberi dengan metode pembelajaran kooperatif, sebaliknya
siswa ekstrovert mempunyai prestasi yang lebih tinggi jika diberi dengan metode
pembelajaran kooperatif.
Akademi Keperawatan Gunung Maria memiliki mahasiswa sebanyak 249 mahasiswa yang
berasal dari berbagai daerah dengan beragam suku, budaya ataupun latar belakang yang
berbeda, sehingga memberikan banyak keragaman sikap yang ditunjukan dan beragam pula
pada tipe kepribadian yang dimilikinya.
Sejauh ini rata-rata prestasi yang diperoleh dari mahasiswa program DIII
Keperawatan berada pada kategori memuaskan yakni ≥2.79. Jika dilihat prestasi perorangan
bahwa masih banyak mahasiswa yang memiliki prestasi yang kurang memuaskan (< 2.75)
yakni sekitar 42% dari mahasiswa program DIII Keperawatan. Jika hal ini tidak diperhatikan
secara serius akan berdampak pada Indeks Prestasi Kumulatif akhir yang kurang maksimal,
ditambah dengan kenyataan sekarang, dengan jumlah perawat dan perguruan tinggi kesehatan
yang banyak, maka sangat dituntut kepada setiap mahasiswa keperawatan untuk mempunyai
312

indeks prestasi kumulatif yang lebih baik, karena pertimbangan IPK untuk masuk dalam
dunia kerja sangat besar pengaruhnya. Dari fenomena diatas membuat peneliti tertarik untuk
meneliti tentang “Analisis Prestasi Belajar pada Tipe Kepribadian Introvert, Ekstrovert, dan
Ambivert Mahasiswa Akademi Keperawatan Gunung Maria Tomohon”
METODE PENELITIAN

Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh
peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan, dipergunakan
sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan
atau menjawab pertanyaan penelitian.
Berdasarkan penelitian ini maka desain yang digunakan adalah desain observasional
analitik komparatif, yaitu membandingkan data pada variabel dependen menurut kelompok
data pada variabel independen.
Penelitian ini akan dilakukan di kampus Akademi Keperawatan Gunung Maria Tomohon.
Peneliti memilih tempat ini untuk meneliti dengan pertimbangan tempat ini mudah dijangkau
sehingga dapat menghemat biaya dan waktu dari peneliti. Disamping itu,karena belum
pernah dilakukan penelitian tentang Analisis prestasi belajar pada tipe kepribadian introvert,
ekstrovert, dan ambivert mahasiswa DIII Keperawatan di Akademi Keperawatan Gunung
Maria Tomohon. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i reguler Akademi
Keperawatan Gunung Maria Tomohon berjumlah 249 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonprobability
sampling dengan Consecutive sampling yakni pemilihan sampel dengan menetapkan subjek
yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu
tertentu, sehingga jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi. Peneliti memiliki target sampel
untuk tiap tipe kepribadian yakni 20 orang. Jadi sampel yang di targetkan adalah 60 orang.
Alat ukur yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah kuisioner untuk
variabel independen, yakni tipe kepribadian dan dokumentasi untuk variabel dependen,
dalam hal ini adalah prestasi akademik mahasiswa/i reguler program DIII keperawatan
Gunung Maria Tomohon.Untuk tipe kepribadian, kuisionernya berisi: Data Demografi :
Kuisioner data demografi digunakan untuk mengkaji karakteristik demografi responden yang
meliputi nama, umur, jenis kelamin. Kuisioner Tipe Kepribadian : Untuk mengukur tipe
kepribadian ekstrovert dan introvert digunakan tes personaliti yaitu modifikasi MMPI
313

(MinessotaMultiphasic Personality Inventory) oleh Yayasan Dharma Graha berbahasa


Indonesia disusun oleh Dr. H. Yul Iskandar, Psikiater, Ph.D. Tes ini dalam bentuk kuisioner
Closed ended Dichotomy question yaitu pertanyaan tertutup dengan jawaban “ya” atau
“tidak”.
Tipe ekstrovert terdiri 24 pertanyaan (no.1 - 24) terdiri 8 pertanyaan negatif (no. 5, 6,
10, 11, 13, 16, 19, 20) dan 16 nomor lainnya pertanyaan positif. Pertanyaan positif
jawaban “ya” nilai 1, bila “tidak” nilai 0. Pertanyaan negatif jawaban “ya” nilai 0, bila
“tidak” nilai 1.
Tipe introvert terdiri 20 pertanyaan (no. 25 - 44) terdiri dari 11 pertanyaan negatif (no. 26, 27,
31, 33, 36, 39, 40, 41, 42, 43, 44) dan 9 nomor yang lain adalah pertanyaan positif (no. 25,
28, 29, 30, 32, 34,35, 37, 38). Pertanyaan positif jawaban “ya” nilai 1, bila “tidak” nilai 0.
Pertanyaan negatif jawaban “ya” nilai 0, bila “tidak” nilai 1.
Selanjutnya dalam penelitian ini untuk menentukan kelompok introvert, ekstrovert, dan
ambivert yaitu sesuai dengan pendekatan jumlah skor tertinggi yang didapat kemudian diberi
kode: Tipe introvert : 1, Tipe ekstrovert : 2, Tipe Ambivert : 3,
Untuk kuisioner tipe kepribadian akan diberikan kepada subjek penelitian pada bulan
Februari 2016 dan cara pemberiannya dilakukan secara langsung karena sekaligus dijelaskan
tentang cara pengisian kuisioner yang disediakan. Sementara untuk prestasi akademik,
dilihat dari IPK mahasiswa yaitu jumlah IP dari semester I-V,dan hal tersebut diperoleh dari
bagian akademik. Adapun kriteria yang telah ditentukan oleh institusi terkait, kemuadian
diberi kode yaitu: IPK 3,51-4,00 : Dengan Pujian, dengan kode 4, IPK 3,01-3,50 : Sangat
Memuaskan, dengan kode 3, IPK 2,75-3,00 : Memuaskan, dengan kode 2, IPK < 2,75 :
Kurang memuaskan, dengan kode 1.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa Akademi
Keperawatan Gunung Maria Tomohon, berdasarkan umur, diperoleh data dari 60 responden,
jumlah responden terbanyak berada pada umur 19 tahun yaitu 19 (31,7%) responden dan
jumlah responden terkecil terdapat pada umur 17 tahun yaitu 1 (1,7%) responden.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa program DIII Keperawatan
Akademi Keperawatan Gunung Maria Tomohon, diperoleh data dari 60 responden, jumlah
responden yang berjenis kelamin perempuan adalah 48 (80,00%) responden dan yang
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 12 (20,00%) responden. Berdasarkan penelitian yang
314

telah dilaksanakan pada mahasiswa program DIII Keperawatan Akademi Keperawatan


Gunung Maria Tomohon, diperoleh data dari 20 responden yang berkepribadian introvert,
kategori prestasi belajar sebagian besar berada pada kategori sangat memuaskan yaitu 15
(75%) responden, dan terkecil berada pada kategori memuaskan yaitu 1 (5%) responden.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa program DIII Keperawatan
Akademi Keperawatan Gunung Maria Tomohon, diperoleh data dari 20 responden yang
bertipe kepribadian ekstrovert, kategori prestasi belajar lebih banyak berada pada kategori
sangat memuaskan yaitu 6 (30%) responden, dan yang terkecil berada pada kategori
memuaskan yaitu 4 (20%) responden. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada
mahasiswa program DIII Keperawatan Akademi Keperawatan Gunung Maria Tomohon,
diperoleh data dari 20 responden yang bertipe kepribadian ambivert, kategori prestasi belajar
lebih banyak berada pada kategori sangat memuaskan yaitu 8 (40%) responden, dan terkecil
berada pada kategori dengan pujian yaitu 0 (0%) responden.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa program DIII
Keperawatan Akademi Keperawatan Gunung Maria Tomohon, diperoleh data dari 60
responden, untuk rata-rata tertinggi diperoleh mahasiswa yang bertipe kepribadian introvert
yaitu 36,68, dan rata-rata terendah diperoleh mahasiswa yang bertipe kepribadian ambivert
yaitu 23,10. Selain itu diperoleh hasil uji Kruskal Wallisnilai p = 0,028 dimana nilai α = 0,05,
hal ini menunjukkan bahwa nilai p< α, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
diterima, dengan demikian berarti bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar pada tipe kepribadian
introvert, ekstrovert, dan ambivert mahasiswa program DIII Keperawatan Akademi Keperawatan
Gunung Maria Tomohon.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap prestasi belajar pada tipe kepribadian introvert,
ekstrovert, dan ambivert mahasiswa program DIII Keperawatan Akademi Keperawatan
Gunung Maria Tomohon, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar.
Mahasiswa dengan kepribadian introvert memiliki rata-rata prestasi belajar yang lebih tinggi
(36,68) dibandingkan rata-rata prestasi belajar mahasiswa yang bertipe kepribadian ekstrovert
(31,73) dan mahasiswa yang bertipe kepribadian ambivert (23,10). Ini sejalan dengan sifat-
sifat kepribadian yang dimiliki seseorang yang berkepribadian introvert yang dikemukakan
oleh Jung (Madinatus Sholihah, 2012) yakni suka belajar sendiri, jarang bergaul, suka
beraktivitas sendiri.
315

Esyenck (Pervin 2010) menyatakan bahwa introvert lebih bagus di sekolah


dibandingkan dengan ekstrovert, khususnya dalam subjek yang lebih advance, dan siswa
yang mengundurkan diri karena alasan psikiatris cenderung introvert. Selanjutnya Esyenck
mengemukakan dalam basis biologis dalam hal ini fungsi neurofisiologis korteks otak, ide
orang introvert lebih arrousable(mudah terbangkitkan) mereka mengalami lebih banyak
kebangkitan korteks dari beberapa peristiwa di dunia dan juga lebih dipengaruhi oleh
hukuman dalam belajar.
Suryabrata (Madinatus Sholihah, 2012), mengemukakan bahwa orang dengan
kepribadian Introvert memiliki inteligensi yang relatif tinggi dan memiliki perbendaharaan
kata yang banyak. Heni Mularsih (2010) dalam penelitiannya tentang strategi pembelajaran
dan tipe kepribadian terhadap hasil belajar bahasa Indonesia, diperoleh hasil bahwa orang
dengan kepribadian introvert lebih cocok dengan metode pembelajaran individual ditandai
dengan rata-rata hasil belajar yang diperolehnya lebih tinggi dari siswa yang bertipe
kepribadian ekstrovert yang menggunakan metode pembelajaran individual.
Begitupula dengan hasil penelitian oleh Suci Wulan Sari (2012), dari penelitiannya
dengan judul pengaruh model pembelajaran dan tipe kepribadian terhadap hasil belajar fisika
pada siswa SMP, diperoleh hasil bahwa rata-rata nilai lebih rendah yang diperoleh siswa
dengan kepribadian introvert yang diberi metode pembelajaran kooperatif, dibandingkan
dengan rata-rata nilai siswa yang berkepribadian ekstrovert yang diberi metode pembelajaran
kooperatif. Dalam penelitian ini didapat pula dari 20 responden yang bertipe kepribadian
introvert, wanita berjumlah 18 responden ini sesuai dengan teori Jung (Nur Indah Febriliana,
2008) yang mengatakan bahwa wanita cenderung berkepribadian introvert.
Dari pernyataan diatas peneliti berasumsi bahwa kemampuan seseorang yang
berkepribadian introvert dalam hal berprestasi lebih tinggi dikarenakan penerapan metode
pembelajaran individual yang lebih menekankan dalam pemberian tugas bagi mahasisiwa-
mahasisiwi dalam kaitannya untuk meningkatkan pengetahuan lebih baik dalam
hubungannya dengan karakter khas mahasisiwa-mahasisiwi yang berkepribadian introvert
yakni suka membaca buku, lebih suka menulis, intelegensia relatif tinggi, kemampuannya
dalam berpikir sangat baik.
Selain itu diperoleh data rata-rata prestasi belajar yang dimiliki oleh mahasiswa
program DIII keperawatan yang berkepribadian ekstrovert yakni 31,73. Ini selaras dengan
sifat khas kepribadian ekstrovert yang dikemukakan oleh Eysenck (Robbins, 2007) yakni
316

orang ekstrovert itu memiliki sifat mudah bergaul, mempunyai banyak teman, tidak suka
membaca atau belajar sendiri, sangat membutuhkan kegembiraan. Siswa yang mengundurkan
diri dari perguruan tinggi karena alasan akademik cenderung ekstrovert (Esyenck dalam
Pervin 2010). Jung (Suryabrata, 2004) mengungkapkan adapun bahaya dari orang bertipe
ekstrovert ini ialah apabila ketertarikan kepada dunia luar itu terlampau kuat, sehingga ia
tenggelam didalam dunia objektif, kehilangan dirinya atau asing terhadap dunia subjektifnya
sendiri. Selanjutnya Suryabrata (Madinatus Sholihah, 2012) mengatakan pula bahwa orang
dengan kepribadian ekstrovert memiliki inteligensi yang relatif rendah, perbendaharaan kata-
kata yang kurang, dan umumnya cepat dalam bertindak tapi kurang teliti.
Heni Mularsih (2010) dan Suci Wulan Sari (2012) dalam penelitiannya mengatakan
bahwa seseorang yang bertipe kepribadian ekstrovert lebih cocok dengan metode
pembelajaran kooperatif dimana peran mahasiswa yang lebih banyak atau mahasiswa dituntut
untuk lebih proaktif dalam kegiatan belajar mengajar ataupun dalam diskusi dibandingkan
dengan pengajar/dosen. Ini sesuai dengan sifat kepribadian ekstrovert yang dipahaminya
adalah banyak bicara, ramah suka berteman, suka mengunjungi teman baru, aktif, menuruti
kata hati, mudah bosan dan tidak suka dengan hal-hal yang rutin dan monoton. Dari
pernyataan yang telah dikemukakan diatas peneliti berasumsi, lebih rendahnya ratat-rata
prestasi belajar yang diperoleh mahasiswa-mahasiswi dikarenakan metode pembelajaran yang
diterapkan untuk program DIII kurang tepat jika dikaitkan dengan sifat khas mahasiswa-
mahasiswi yang berkepribadian ekstrovert, yakni seseorang yang ekstrovert itu memiliki
kemampuan berbicara. Olek karenanya, dengan melihat karakter khas orang ekstrovert
peneliti berpendapat bahwa dalam hal belajar orang ekstrovert lebih suka dengan belajar
diskusi (kooperatif) dibandingkan belajar sendiri.
Selanjutnya diperoleh rata-rata prestasi akademik untuk mahasiswa yang bertipe
kepribadian ambivert yakni 23,10, lebih rendah dari mahasiswa tipe kepribadian introvert dan
mahasiswa yang berkepribadian ekstrovert. Ini sesuai dengan sifat-sifat khas yang dimiliki
individu yang berkepribadian ambivert yakni minat yang berubah, tindakan/keputusan
berubah-ubah, kadang berprilaku introvert, kadang juga berperilaku ekstrovert tergantung
situasi dan kondisi (Jung dalam Nur Indah Febriliana, 2008).
Dari pernyataan diatas peneliti berasumsi, seorang yang ambivert itu adalah seseorang
yang tidak punya ketetapan hati yang kuat, cepat terbawa suasana yang kadang sifatnya
terpaksa. Misalkan si A yang introvert sedang berada bersama di perpustakaan dengan si B
317

yang seorang ambivert. Si A serius dengan belajarnya, akhirnya melihat keseriusan si A, si B


juga ikut dalam situasi si A. Peneliti menilai dalam hal belajar dia sebenarnya tidak punya
keinginan untuk belajar tetapi karena berada dengan seorang yang lagi belajar akhirnya dia
ikut belajar, secara singkat, si B ikut belajar bukan karena mempunyai niat untuk belajar
tetapi hanya terbawa suasana. Oleh karena itu, rata-rata prestasi yang diperoleh lebih rendah
dari mahasiswa yang berkepribadian introvert dan esktrovert.
Hal tersebut diatas, didukung juga oleh hasil uji statistik dengan menggunakan uji
Kruskal Wallis, diperoleh nilai p = 0,028 dimana nilai α = 0,05,hal ini menunjukkan bahwa nilai
p< α, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, dengan demikian
berarti bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar pada tipe kepribadian introvert, ekstrovert, dan
ambivert mahasiswa program DIII Keperawatan Gunung Maria Tomohon.
Ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata (2004) yang
mengatakan “Adanya tipe-tipe kepribadian yang berbeda menyebabkan bervariasi dalam
cara, kemampuan dan aktivitas siswa dalam belajar”. Sebagian siswa yang cepat menangkap
pelajaran tetapi juga ada sebagian siswa yang lambat sehingga prestasi belajar yang diperoleh
tidak sama. Dari pernyataan diatas peneliti berasumsi keragaman karakter yang ada pada
setiap individu entah dalam cara belajar ataupun dalam hal mengakap pelajaran dapat
membuat hasil belajar yang diperolehnya berbeda antara individu yang satu dengan individu
yang lain.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan Prestasi belajar mahasiswa program DIII
keperawatan yang berkepribadian introvert, rata-rata tertinggi berada pada kategori sangat
memuaskan sebanyak 75%. Prestasi belajar mahasiswa program DIII keperawatan yang
berkepribadian ambivert, rata-rata tertinggi berada pada kategori sangat memuaskan
sebanyak 40%. Prestasi belajar mahasiswa program DIII keperawatan yang berkepribadian
ekstrovert, rata-rata tertinggi berada pada kategori sangat memuaskan sebanyak 30%.
Terdapat perbedaan prestasi belajar pada tipe kepribadian introvert, ekstrovert, dam ambivert
mahasiswa program DIII keperawatan Gunung Maria Tomohon

DAFTAR PUSTAKA
1. Simon, J., Smith, K., & West, T. (2009). Price Incentives and Consumer Payment Behaviour.
Retrieved from the Reserve Bank of Australia website:
http://www.rba.gov.au/PublicationsAndResearch/RDP/RDP2009-04.html
318

2. Dahlan, M. Sopiyudin. (2010), Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika.
3. Hidayat, A. Alimul. (2004), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika.
4. Nursalam. (2011), Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta
: Salemba Medika.
5. Pervin, (2010), Psikologi Kepribadian: Teori Dan Penelitian. Edisi Kesembilan. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
6. Rismawaty. (2008), Kepribadian Dan Etika Profesi. Yokyakarta : Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai