ABSTRAK
Prestasi belajar dapat dijadikan indikator keberhasilan seorang siswa. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi tinggi–rendahnya prestasi belajarseorang siswa. Salah satu faktor yang
mempengaruhinya adalah kepribadian. Perbedaan ciri yang signifikan antara siswa yang bertipe
kepribadian introvert, ekstrovert, dan ambivert dapat mempengaruhi prestasi belajar yang
diperolehnya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar pada tipe
kepribadian introvert, ekstrovert, dan ambivert mahasiswa program DIII Keperawatan Gunung Maria
Tomohon. Jenis penelitian ini adalah Observasional Analitik Komparatif. Populasi penelitian adalah
semua mahasiswa program DIII Keperawatan Gunung Maria Tomohon dan pengambilan sampel
menggunakan teknik Consecutive Sampling dengan sampel penelitian berjumlah 60 mahasiswa.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisioner untuk mengidentifikasi tipe kepribadian
mahasiswa dan studi dokumentasi untuk mengetahui prestasi belajar.
Hasil analisis yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan komputer program
SPSS for windows versi 20 melalui uji kruskal wallis, diperoleh nilai p = 0,028, hal ini menunjukkan
nilai p < α (0,05), maka dapat disimpulkan hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
diterima artinya terdapat perbedaan prestasi belajar pada tipe kepribadian introvert, ekstrovert, dan
ambivert mahasiswa.Oleh karena itu, peran pendidik dalam mengenal tipe kepribadian peserta didik
sangat diperlukan, sehingga bisa memperlakukan setiap peserta didik dengan benar dan tepat, dan
pada akhirnya bisa menghantar peserta didik dalam mencapai prestasi yang optimal.
Kata kunci : Tipe Kepribadian Introvert, Ekstrovert, Ambivert, dan Prestasi Belajar
ABSTRACT
The learning achievement can be an indicator of the success of a student. There are
several factors that affect the high-low learning achievement of students. One of the factors
that influence it is personality. Significant differences between the characteristics of students
personality type introverted, extroverted, and ambivert can affect learning achievement
gained. The purpose of this study was to determine differences in learning achievement in
personality types introvert, extrovert, and ambivert program students DIII Nursing Academy
of Gunung Maria Tomohon. This type of research is observational Comparative Analytical.
The study population was all students of Nursing DIII Mount Mary Tomohon and sampling
using Consecutive Sampling with a sample of 60 students. Data is collected using a
310
questionnaire to identify the type of personality of students and study the documentation to
determine learning achievement.
The results of the analysis of data processing using SPSS for Windows version 20
through Kruskal Wallis test, p = 0,028 is obtained, it demonstrates the value of p <α (0.05), it
can be concluded the null hypothesis (H0) is rejected and alternative hypothesis (Ha) is
accepted it means there is a difference in learning achievement in personality types introvert,
extrovert, and ambivert students. Therefore, the role of educators in identifying personality
types of learners is necessary, so that it can treat every learner with the right and proper, and
could eventually deliver learners in achieving optimal.
PENDAHULUAN
Perkin (Sopiatin, 2010) menyebutkan sekolah merupakan misi yang dilaksanakan untuk
mencapai bermacam-macam keinginan pelajar atas pengetahuan dasar, wawasan,
peningkatan kemampuan dan pengetahuan yang mendalam. Sekolah yang berhasil adalah
sekolah yang memiliki visi dan misi, keyakinan dan nilai-nilai, tujuan, serta faktor kritis
keberhasilan, sedangkan kualitas sekolah dapat dilihat dari kualitas input, kualitas proses,
kualitas outcome, dan adanya jaminan mutu terhadap pengguna.
Dembo (2004) menjelaskan bahwa untuk menjadi pelajar yang berhasil bukanlah sesuatu
yang gampang. Pelajar harus memiliki keefektifan yang lebih dan belajar dengan strategi
yang benar dan tekun dalam meningkatkan pengetahuannya, dan dapat memotivasi dirinya
sendiri. Menurut Panjaitan (2006), salah satu faktor penting dalam mempengaruhi
keberhasilan pelajar dalam belajar adalah karakteristik dari peserta didik. Selanjutnya Uno
(2006) menjelaskan bahwa karakteristik pelajar perlu diidentifikasi oleh guru untuk
digunakan sebagai petunjuk dalam mengembangkan proses pembelajaran. Karakteristik yang
diidentifikasi tersebut dapat berupa bakat, motivasi, gaya belajar, kemampuan berpikir,
minat, sikap, kecerdasan dan kepribadian. Sifat-sifat pribadi seseorang sangat mempengaruhi
proses belajar pada pelajar. Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadian masing-
masing yang berbeda antara seorang dengan yang lain. Ada orang yang mempunyai sifat
keras hati, tekun dalam segala usaha, halus perasaannya dan ada pula yang sebaliknya. Sifat-
sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu turut pula mempengaruhi sampai dimana hasil
belajarnya dapat dicapai. Menurut Sumadi Suryabrata (2004) “Adanya tipe-tipe kepribadian
yang berbeda menyebabkan bervariasi dalam cara, kemampuan dan aktivitas siswa dalam
311
belajar”. Sebagian siswa yang cepat menangkap pelajaran tetapi juga ada sebagian siswa
yang lambat sehingga prestasi belajar yang diperoleh tidak sama.
Dalam penelitian ini, peneliti membagi kepribadian individu kedalam tiga (3) tipe
kepribadian menurut Carl Gustav Jung yakni Introvert, Extrovert, dan Ambivert. Eysenck
(Pervin 2010) menyatakan perbedaan ekstrovert dan introvert. Dikatakan introvert lebih baik
dalam hal sekolah khususnya dalam pelajaran yang lebih sulit. Murid yang berhenti dari
sekolah karena alasan akademis cenderung merupakan ekstrovert, sedangkan yang berhenti
karena alasan psikiatrik merupakan introvert. Esyenck (Robbins, 2007) menambahkan bahwa
orang dengan kepribadian ekstrovert mempunyai sifat yang mudah bergaul, mempunyai
banyak teman, tidak suka belajar sendiri, sangat membutuhkan kegembiraan, dan selalu siap
menjawab.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Heni Mularsih (2010) dengan judul penelitiannya
adalah strategi pembelajaran, tipe kepribadian dan hasil belajar bahasa indonesia pada siswa
Sekolah Menengah Pertama, terdapat hasil bahwa siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert
lebih cocok untuk diberi metode pembelajaran kooperatif dan siswa dengan tipe kepribadian
introvert lebih cocok dengan metode pembelajaran individual. Penelitian ini sama juga
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suci Wulan Sari (2012) pengaruh strategi
pembelajaran, tipe kepribadian terhadap hasil belajar fisika, bahwa siswa introvert lebih
rendah prestasi belajarnya jika diberi dengan metode pembelajaran kooperatif, sebaliknya
siswa ekstrovert mempunyai prestasi yang lebih tinggi jika diberi dengan metode
pembelajaran kooperatif.
Akademi Keperawatan Gunung Maria memiliki mahasiswa sebanyak 249 mahasiswa yang
berasal dari berbagai daerah dengan beragam suku, budaya ataupun latar belakang yang
berbeda, sehingga memberikan banyak keragaman sikap yang ditunjukan dan beragam pula
pada tipe kepribadian yang dimilikinya.
Sejauh ini rata-rata prestasi yang diperoleh dari mahasiswa program DIII
Keperawatan berada pada kategori memuaskan yakni ≥2.79. Jika dilihat prestasi perorangan
bahwa masih banyak mahasiswa yang memiliki prestasi yang kurang memuaskan (< 2.75)
yakni sekitar 42% dari mahasiswa program DIII Keperawatan. Jika hal ini tidak diperhatikan
secara serius akan berdampak pada Indeks Prestasi Kumulatif akhir yang kurang maksimal,
ditambah dengan kenyataan sekarang, dengan jumlah perawat dan perguruan tinggi kesehatan
yang banyak, maka sangat dituntut kepada setiap mahasiswa keperawatan untuk mempunyai
312
indeks prestasi kumulatif yang lebih baik, karena pertimbangan IPK untuk masuk dalam
dunia kerja sangat besar pengaruhnya. Dari fenomena diatas membuat peneliti tertarik untuk
meneliti tentang “Analisis Prestasi Belajar pada Tipe Kepribadian Introvert, Ekstrovert, dan
Ambivert Mahasiswa Akademi Keperawatan Gunung Maria Tomohon”
METODE PENELITIAN
Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh
peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan, dipergunakan
sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan
atau menjawab pertanyaan penelitian.
Berdasarkan penelitian ini maka desain yang digunakan adalah desain observasional
analitik komparatif, yaitu membandingkan data pada variabel dependen menurut kelompok
data pada variabel independen.
Penelitian ini akan dilakukan di kampus Akademi Keperawatan Gunung Maria Tomohon.
Peneliti memilih tempat ini untuk meneliti dengan pertimbangan tempat ini mudah dijangkau
sehingga dapat menghemat biaya dan waktu dari peneliti. Disamping itu,karena belum
pernah dilakukan penelitian tentang Analisis prestasi belajar pada tipe kepribadian introvert,
ekstrovert, dan ambivert mahasiswa DIII Keperawatan di Akademi Keperawatan Gunung
Maria Tomohon. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i reguler Akademi
Keperawatan Gunung Maria Tomohon berjumlah 249 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonprobability
sampling dengan Consecutive sampling yakni pemilihan sampel dengan menetapkan subjek
yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu
tertentu, sehingga jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi. Peneliti memiliki target sampel
untuk tiap tipe kepribadian yakni 20 orang. Jadi sampel yang di targetkan adalah 60 orang.
Alat ukur yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah kuisioner untuk
variabel independen, yakni tipe kepribadian dan dokumentasi untuk variabel dependen,
dalam hal ini adalah prestasi akademik mahasiswa/i reguler program DIII keperawatan
Gunung Maria Tomohon.Untuk tipe kepribadian, kuisionernya berisi: Data Demografi :
Kuisioner data demografi digunakan untuk mengkaji karakteristik demografi responden yang
meliputi nama, umur, jenis kelamin. Kuisioner Tipe Kepribadian : Untuk mengukur tipe
kepribadian ekstrovert dan introvert digunakan tes personaliti yaitu modifikasi MMPI
313
orang ekstrovert itu memiliki sifat mudah bergaul, mempunyai banyak teman, tidak suka
membaca atau belajar sendiri, sangat membutuhkan kegembiraan. Siswa yang mengundurkan
diri dari perguruan tinggi karena alasan akademik cenderung ekstrovert (Esyenck dalam
Pervin 2010). Jung (Suryabrata, 2004) mengungkapkan adapun bahaya dari orang bertipe
ekstrovert ini ialah apabila ketertarikan kepada dunia luar itu terlampau kuat, sehingga ia
tenggelam didalam dunia objektif, kehilangan dirinya atau asing terhadap dunia subjektifnya
sendiri. Selanjutnya Suryabrata (Madinatus Sholihah, 2012) mengatakan pula bahwa orang
dengan kepribadian ekstrovert memiliki inteligensi yang relatif rendah, perbendaharaan kata-
kata yang kurang, dan umumnya cepat dalam bertindak tapi kurang teliti.
Heni Mularsih (2010) dan Suci Wulan Sari (2012) dalam penelitiannya mengatakan
bahwa seseorang yang bertipe kepribadian ekstrovert lebih cocok dengan metode
pembelajaran kooperatif dimana peran mahasiswa yang lebih banyak atau mahasiswa dituntut
untuk lebih proaktif dalam kegiatan belajar mengajar ataupun dalam diskusi dibandingkan
dengan pengajar/dosen. Ini sesuai dengan sifat kepribadian ekstrovert yang dipahaminya
adalah banyak bicara, ramah suka berteman, suka mengunjungi teman baru, aktif, menuruti
kata hati, mudah bosan dan tidak suka dengan hal-hal yang rutin dan monoton. Dari
pernyataan yang telah dikemukakan diatas peneliti berasumsi, lebih rendahnya ratat-rata
prestasi belajar yang diperoleh mahasiswa-mahasiswi dikarenakan metode pembelajaran yang
diterapkan untuk program DIII kurang tepat jika dikaitkan dengan sifat khas mahasiswa-
mahasiswi yang berkepribadian ekstrovert, yakni seseorang yang ekstrovert itu memiliki
kemampuan berbicara. Olek karenanya, dengan melihat karakter khas orang ekstrovert
peneliti berpendapat bahwa dalam hal belajar orang ekstrovert lebih suka dengan belajar
diskusi (kooperatif) dibandingkan belajar sendiri.
Selanjutnya diperoleh rata-rata prestasi akademik untuk mahasiswa yang bertipe
kepribadian ambivert yakni 23,10, lebih rendah dari mahasiswa tipe kepribadian introvert dan
mahasiswa yang berkepribadian ekstrovert. Ini sesuai dengan sifat-sifat khas yang dimiliki
individu yang berkepribadian ambivert yakni minat yang berubah, tindakan/keputusan
berubah-ubah, kadang berprilaku introvert, kadang juga berperilaku ekstrovert tergantung
situasi dan kondisi (Jung dalam Nur Indah Febriliana, 2008).
Dari pernyataan diatas peneliti berasumsi, seorang yang ambivert itu adalah seseorang
yang tidak punya ketetapan hati yang kuat, cepat terbawa suasana yang kadang sifatnya
terpaksa. Misalkan si A yang introvert sedang berada bersama di perpustakaan dengan si B
317
DAFTAR PUSTAKA
1. Simon, J., Smith, K., & West, T. (2009). Price Incentives and Consumer Payment Behaviour.
Retrieved from the Reserve Bank of Australia website:
http://www.rba.gov.au/PublicationsAndResearch/RDP/RDP2009-04.html
318
2. Dahlan, M. Sopiyudin. (2010), Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika.
3. Hidayat, A. Alimul. (2004), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika.
4. Nursalam. (2011), Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta
: Salemba Medika.
5. Pervin, (2010), Psikologi Kepribadian: Teori Dan Penelitian. Edisi Kesembilan. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
6. Rismawaty. (2008), Kepribadian Dan Etika Profesi. Yokyakarta : Graha Ilmu.