DEMOKRASI LIBERAL
DEMOKRASI LIBERAL
1. Bentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang bersifat federal tidak cocok
dengan hati rakyat Indonesia.
2. Bentuk negara federal justru akan melemahkan integrasi Indonesia.
Untuk itulah, timbul usaha untuk mengembalikan Indonesia ke bentuk negara
kesatuan.
PELAKSANAANNYA
1. Kontrol terhadap negara, alokasi sumber daya alam dan manusiadapat
terkontrol
2. Kekuasaan eksekutif dibatasi secara konstitusional,
3. Kekuasaan eksekutif dibatasi oleh peraturan perundangan,
4. Kelompok minoritas (agama, etnis) boleh berjuang, untuk memperjuangkan
dirinya.
5. adanya golongan mayoritas/minoritas,
6. penggunaan sistem voting,oposisi, mosi dan demonstrasi, serta multipartai.
SISTEM MULTI PARTAI
• multipartai adalah jumlah parpol yang tumbuh atau eksis dalam
berkompetisi untuk mendapatkan kekuasaan dalam pemilu yang
dilakukan oleh lebih dari 2 partai
MANFAATNYA :
- Demokrasi berjalan dengan baik
- Aspirasi rakyat mampu menciptakan suatu partai
- Rakyat bebas bersuara
- Adanya oposisi antara partai satu dan yang lainnya
KERUGIANNYA :
- Biaya politik besar.
- Pemerintah sulit menentukan orang yang benar.
- Persaingan tidak sehat
- Money politik
- Saling menjatuhkan
- Menghambat sistem dari pemerintah
• Dalam demokrasi liberal berlaku sistem kabinet parlementer, artinya pemerintahan
dipegang oleh perdana menteri dan menteri-menterinya bertanggung jawab pada
parlemen atau DPR.
• Dengan berlakunya kabinet parlementer pemerintahan Republik Indonesia tidak stabil.
Hal ini disebabkan antara lain:
a. partai politik mementingkan kepentingan golongan masing-masing sehingga
cabinet jatuh bangun
b. partai politik tidak mencerminkan dukungan rakyat pemilih
c. partai politik yang berkuasa tidak dapat melaksanakan programnya, sebab masa
kerja kabinet pendek.
• Sistem kabinet parlementer memungkinkan adanya persaingan antarpartai politik
untuk menduduki kursi terbanyak dalam parlemen. Pada masa Demokrasi Liberal telah
terjadi pergantian kabinet sebanyak tujuh kali, yaitu sebagai berikut:
a. Kabinet Natsir
Kabinet ini merupakan kabinet koalisi yang dipimpin oleh partai Masyumi.
Perdana Menteri : Mohammad Natsir (Partai Masyumi).
Tanggal Pelantikan : 07 September 1950 - 21 Maret 1951
• Keberhasilan :
a. Di bidang ekonomi, ada Sumitro Plan yang mengubah ekonomi kolonial
ke ekonomi nasional.
b. Indonesia masuk PBB.
c. Berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda untuk pertama
kalinya mengenai masalah Irian Barat.
• Kegagalan :
a. Kegagalan kabinet dalam menyelesaikan masalah Irian Barat.
b. Adanya Mosi tidak percaya dari PNI tentang pencabutan peraturan
pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS, Mosi tersebut disetujui
parlemen sehingga mandat kabinet harus dikembalikan kepada Presiden.
b. Kabinet Sukiman
Kabinet ini merupakan kabinet koalisi antara partai Masyumi dan partai PNI.
Perdana Menteri : Sukiman Wiryosanjoyo (Partai Masyumi).
Tanggal Pelantikan : 27 April 1951 - 3 April 1952
Program-program :
A. Menjamin keamanan dan ketentraman.
B. Mengusahakan kemakmuran rakyat dan memperbaharui hukum agraria agar
sesuai dengan kepentingan petani.
C. Mempercepat persiapan pemilihan umum.
D. Menjalankan politik luar negeri secara bebas aktif serta memasukkan Irian
Barat ke dalam wilayah RI secepatnya
Keberhasilan :
a. Terjadi perubahan skala prioritas dalam pelaksanaan programnya, dari program
Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman selanjutnya diprioritaskan untuk
menjamin keamanan dan ketentraman.
Kegagalan :
b. Muncul pertentangan dari Masyumi dan PNI atas tindakan Sukiman sehingga
mereka menarik dukungannya pada kabinet tersebut. DPR akhirnya menggugat
Sukiman dan terpaksa Sukiman harus mengembalikan mandatnya kepada presiden.
c. Kabinet Wilopo
Program-Program :
A. Meningkatkan keamanan dan kemakmuran serta segera menyelenggarakan
Pemilu.
B. Pembebasan Irian Barat secepatnya.
C. Pelaksanaan politik bebas-aktif dan peninjauan kembali persetujuan KMB.
D. Penyelesaian Pertikaian politik.
Keberhasilan :
a. Persiapan Pemilihan Umum untuk
memilih anggota parlemen yang akan
diselenggarakan pada 29 September
1955.
b. Menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika
tahun 1955.
Kegagalan :
c. NU menarik dukungan dan menterinya
dari kabinet sehingga keretakan dalam
kabinetnya inilah yang memaksa Ali harus
mengembalikan mandatnya pada
presiden.
e. KABINET BURHANUDDIN
Kabinet ini merupakan hasil koalisi 3 partai yaitu PNI, Masyumi, dan NU.
Tanggal Pelantikan : 20 Maret 1956 – 4 Maret 1957
• Program yang disebut sebagai "Rencana Pembangunan Lima Tahun" :
A. Perjuangan pengembalian Irian Barat.
B. Pembentukan daerah-daerah otonomi dan mempercepat terbentuknya anggota-anggota
DPRD.
C. Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.
D. Menyehatkan perimbangan keuangan negara.
E. Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional berdasarkan
kepentingan rakyat.
• Program Pokok :
A. Pembatalan KMB.
B. Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan lima tahun, menjalankan politik luar
negeri bebas aktif.
C. Melaksanakan keputusan KAA.
• Keberhasilan :
a. Mendapat dukungan penuh dari presiden
dan dianggap sebagai titik tolak dari
periode planning and investment,
hasilnya adalah Pembatalan seluruh
perjanjian KMB.
• Kegagalan :
a. Mundurnya sejumlah menteri dari
Masyumi membuat kabinet hasil Pemilu I
ini jatuh dan menyerahkan mandatnya
pada presiden.
g. Kabinet Juanda
• Kabinet ini adalah zaken kabinet (kabinet yang terdiri dari para pakar yang ahli
dalam bidangnya).
• Dibentuk karena Kegagalan konstituante dalam menyusun Undang-undang Dasar
pengganti UUDS 1950 dan terjadinya perebutan kekuasaan antara partai politik.
• Perdana Menteri : Ir. Djuanda
• Tanggal Pelantikan : 9 April 1957 - 5 Juli 1959
• Program- program yang disebut "Panca Karya" :
A. Membentuk Dewan Nasional.
B. Normalisasi keadaan Republik Indonesia.
C. Melancarkan pelaksanaan Pembatalan KMB.
D. Perjuangan pengembalian Irian Jaya.
E. Mempergiat/mempercepat proses Pembangunan.
• Keberhasilan :
a. Mengatur kembali batas perairan nasional
Indonesia melalui Deklarasi Djuanda, yang
mengatur mengenai laut pedalaman dan laut
teritorial.
b. Terbentuknya Dewan Nasional sebagai badan
yang bertujuan menampung dan menyalurkan
pertumbuhan kekuatan yang ada dalam
masyarakat dengan presiden sebagai ketuanya.
Sebagai titik tolak untuk menegakkan sistem
demokrasi terpimpin.
c. Mengadakan Musyawarah Nasional (Munas)
untuk meredakan pergolakan di berbagai
daerah.
d. Diadakan Musyawarah Nasional Pembangunan
untuk mengatasi masalah krisis dalam negeri
tetapi tidak berhasil dengan baik.
• Kegagalan :
a. Berakhir saat presiden Sukarno mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan mulailah babak
baru sejarah RI yaitu Demokrasi Terpimpin.
FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEADAAN EKONOMI TERSENDAT :
1. Gunting Syafruddin
• Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai uang (sanering). Caranya
memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga nilainya
tinggal setengahnya.
• Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara
pada masa pemerintahan RIS. Tindakan ini dilakukan pada tanggal 20
Maret 1950 berdasarkan SK Menteri Nomor 1 PU tanggal 19 Maret 1950
• Tujuannya untuk menanggulangi defisit anggaran sebesar Rp. 5,1 Miliar.
• Dampaknya rakyat kecil tidak dirugikan karena yang memiliki uang Rp.
2,50 ke atas hanya orang-orang kelas menengah dan kelas atas. Dengan
kebijakan ini dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dan
pemerintah mendapat kepercayaan dari pemerintah Belanda dengan
mendapat pinjaman sebesar Rp. 200 juta.
2. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
• Sistem ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah Republik Indonesia untuk mengubah struktur
ekonomi yang berat sebelah yang dilakukan pada masa Kabinet Natsir yang direncanakan oleh Sumitro
Joyohadikusumo (menteri perdagangan). Program ini bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi kolonial
menjadi struktur ekonomi nasional (pembangunan ekonomi Indonesia).
Programnya :
a) Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa Indonesia.
b) Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan ekonomi nasional.
c) Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan bantuan kredit.
d) Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju.
• Gagasan Sumitro ini dituangkan dalam program Kabinet Natsir dan Program Gerakan Benteng dimulai pada April
1950. Hasilnya selama 3 tahun (1950-1953) lebih kurang 700 perusahaan bangsa Indonesia menerima bantuan
kredit dari program ini. Tetapi tujuan program ini tidak dapat tercapai dengan baik meskipun beban keuangan
pemerintah semakin besar. Kegagalan program ini disebabkan karena :
a) Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non pribumi dalam kerangka sistem ekonomi
liberal.
b) Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif.
c) Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah.
d) Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.
e) Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup mewah.
f) Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat dari kredit yang mereka
peroleh.
• Dampaknya program ini menjadi salah satu sumber defisit keuangan. Beban
defisit anggaran Belanja pada 1952 sebanyak 3 Miliar rupiah ditambah sisa defisit
anggaran tahun sebelumnya sebesar 1,7 miliar rupiah. Sehingga menteri
keuangan Jusuf Wibisono memberikan bantuan kredit khususnya pada pengusaha
dan pedagang nasional dari golongan ekonomi lemah sehingga masih terdapat
para pengusaha pribumi sebagai produsen yang dapat menghemat devisa dengan
mengurangi volume impor.
• Ali digambarkan sebagai
pengusaha pribumi sedangkan Baba digambarkan sebagai
pengusahanon pribumi khususnya Cina.
Pelaksanaan kebijakan Ali-Baba,
a) Pengusaha pribumi diwajibkan untuk memberikan latihan-latihan dan
tanggung jawab kepada tenaga-tenaga bangsa Indonesia agar dapat
menduduki jabatan-jabatan staf.
b) Pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta
nasional
c) Pemerintah memberikan perlindungan agar mampu bersaing dengan
perusahaan-perusahaan asing yang ada.