Anda di halaman 1dari 69

KEMENTRIANPEKERJAANUMUMDANPERUMAHANRAKYAT

SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR POMPRENGAN


JENEBERANG PROVINSI SULAWESI SELATAN

SPESIFIKASI TEKNIS

PAKET PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN INTAKE DAN JARINGAN AIR BAKU
PARADEAN KEBUPATEN ENREKANG TAHAP I

KEGIATAN PENYEDIAAN AIR BAKU II


SUMBER DANA : APBN TAHUN ANGGARAN 2016

BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

A. Uraian Spesifikasi Teknis


1.

Mobilisasi dan Demobilisasi

Satuan Pekerjaan

Mobilisasi dan
Demobilisasi

Nomor Pembayaran :
A.I.a

1.1.

Umum
Yang dimaksud mobilisasi adalah pengangkutan peralatan
dan personil sesuai yang tercantum dalam Kontrak, dari
tempat aslinya ke lokasi pekerjaan dimana akan
digunakan. Sedangkan yang dimaksud demobilisasi adalah
pengangkutan kembali, peralatan dan personil dari
lapangan pekerjaan ketempat semula.

1.2.

Cara Pelaksanaan
a. Penyediaan Peralatan dan Personil
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan
personil, sesuai kebutuhan Kontrak, guna menangani
pekerjaan.
Bila mobilisasi telah lengkap, maka Penyedia Jasa
harus segera melaporkan kepada Pengguna Jasa
untuk mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang
perlu, Pengguna Jasa dapat meminta tambahan
peralatan, maupun personil atas tanggungan
Penyedia Jasa.
b. Program dan Pemberitahuan Mobilisasi
Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi
peralatan dan personil yang dilengkapi dengan
keterangan akan jenis, kapasitas yang akan
didatangakan.
Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan
tertulis kepada pengguna jasa perihal kedatangan
maupun pengangkutan kembali peralatan dan
personil
Penyedia Jasa harus meminta persetujuan Pengguna
Jasa atas setiap perubahan jadwal peralatan dan
penyediaan personil
BAB XI - 1

I.1.3.

2.

Semua peralatan yang telah berada di lokasi


pekerjaan, bila tidak diperlukan dapat dipindahkan
dari areal pekerjaan tanpa seijin Pengguna Jasa.

Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :
Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila pekerjaan
mobilisasi telah selesai yang terdiri atas peralatan
dan tenaga telah berada seluruhnya di lapangan dan
diterima oleh Pengguna Jasa.
Dibayar 50% (lima puluh persen) sisanya seyelah
pekerjaan demobilisasi telah selesai seluruhnya.
b. Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (ls)
sesuai yang tercantum dalam daftar Kuantitas dan
Harga.

Pengukuran

Satuan Pekerjaan

Pengukuran

Nomor Pembayaran :
A.I.b

2.1.

Umum
Pengukuran adalah suatu pekerjaan pengukuran dengan
alat ukur, untuk mendapatkan data topografi pada lokasi
pekerjaan yang telah ditentukan, yang mana data ini
merupakan data pendukung perhitungan MC-0 dan MC100.
Sedangkan Setting out adalah suatu pekerjaan pengukuran
dengan
makna
meletakkan
patok-patok
profil
seluruh/bangunan sebelum pelaksanaan suatu pekerjaan
konstruksi.

2.2.

Cara Pelaksanaan
a. Penyedia Jasa harus menyerahkan data pengukuran
dan perhitungan tentang letak, posisi, dimensi, dan lainlain untuk semua item pekerjaan sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai kepada Pengguna Jasa
b. Penyedia Jasa harus membuat titik-titik referensi/BM
sementara untuk kepentingan Penyedia Jasa sendiri
dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik BM
sementara harus mendapatkan persetujuan dari
Pengguna Jasa. Setiap titik BM sementara harus
BAB XI - 2

berpangkal pada BM yang ditetapkan pemilik di


lapangan
c. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh atas
kebenaran / STTING OUT di lapangan
d. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan ukur,
termasuk pekerja, patok-patok, serta peralatan lainnya
yang diperlukan untuk setting out/pengukuran.
Penyedia Jasa harus menggunakan alat ukur yang
mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi untuk setting
out dan mengontrol pekerjaan.
e. Penyedia Jasa harus segera mengirim semua data
survey, serta hasil perhitungan dan gambar-gambar dari
pengukuran MC-0 dan MC-100 kepada Pengguna Jasa
secepatnya, dengan rincian sebagai berikut :
- Data ukur, 1 asli dan 1 rekaman
- Gambar dengan ukuran A1 sebanyak 1 asli (kalkir)
dan 1 rekaman serta ukuran A3 sebanyak 2 rekaman
2.3.

Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dilakukan pada lokasi saluran air baku atau
jaringan pipa transmisi air baku serta lokasi bangunan.
Pembayaran dapat dilakukan setelah gambar saluran air
baku atau jaringan pipa transmisi air baku serta lokasi
bangunan telah selesai dan biayanya termasuk tenaga dan
alat
yang
berhubungan
dengan
pekerjaan,
dokumentasi/foto-foto dan kebutuhan biaya yang tak
terduga lainnya.

3. Penggambaran
Satuan Pekerjaan
Lbr (Lembar)
3.1

Penggambaran
dengan CAD

Nomor Pembayaran :
A.I.c

Umum
Penggambaran peta situasi, penampang melintang, dan
penampang memanjang sungai sangat dianjurkan dengan
cara digital. Pelaksanaan penggambaran bisa menggunakan
program yang telah tersedia. Adapun kaidah kartografi
yang digunakan mengacu pada uraian ketentuan mengenai
penggambaran manuskrip pada penggambaran dengan
cara manual.

BAB XI - 3

3.2

Cara Pelaksanaan
1. Peta Situasi
I. Jenis Kertas
Jenis kertas yang digunakan adalah kalkir yang
faktor penyusutan dan pemuaiannya sangat kecil.
II. Ukuran kertas
Ukuran kertas tergantung pada lebar sungai yang
diukur serta skala peta yang dipakai. Ukuran
kertas bisa menggunakan ukuran A1 atau A0.
III. Batas muka peta
-

IV.

Garis tepi batas muka peta sebelah dalam digambar


dengan ketebalan 0,3 milimeter,
Garis tepi batas muka peta sebelah luar digambar
dengan ketebalan 0,5 milimeter,
Jarak antara garis tepi muka peta sebelah dalam
terhadap garis tepi muka peta sebelah luar sebesar
3 cm.

Grid
-

Grid digambar pada setiap 10 cm,

Panjang grid pada muka peta 10 X 10 mm,

Panjang grid pada garis tepi muka peta sebelah


dalam 5 mm,

V.
VI.

Ketebalan grid 0,1 mm,

Koordinat grid
Koordinat grid ditulis di luar muka peta.
Pertampalan peta
Pertampalan antarlembar peta dibuat 10 cm.

VII.

Garis kontur
- Garis kontur digambar dengan ketebalan 0,1
mm,
- Indeks kontur digambar dengan ketebalan 0,3
mm,
- Angka-angka garis kontur harus ditulis tegak
lurus
terhadap
garis
kontur
yang
bersangkutan,
- Indeks kontur diperlihatkan pada tiap interval
5 m.

VIII.

Nama
- Nama sungai, nama desa, nama gunung,
bentuk penggunaan lahan di areal sepanjang
tepi kiri dan tepi kanan sungai harus ditulis,
BAB XI - 4

Semua nama tersebut ditulis dengan huruf


cetak,
Nama-nama desa, nama gunung, bentuk
penggunaan lahan sepanjang tepi kiri dan tepi
kanan sungai ditulis.dengan tinggi huruf 3 mm
dan ketebalan huruf 0,3 mm,
Ukuran huruf untuk nama sungai dibuat
proporsional dengan lebar sungai,
Arah aliran sungai digambar dengan tanda
panah,
Huruf awal dari suku kata tiap nama ditulis
dengan huruf besar,

IX.

Patok Tetap
Nama dan nomor patok tetap yang ditulis pada
peta harus sama dengan nama dan nomor patok
tetap tersebut di lapangan dan

X.

Legenda peta :
Legenda peta adalah macam simbol yang disajikan
sama dengan macam unsur yang disajikan pada
peta.

XI.

Indek skala :
- indeks skala dibuat dua macam, yaitu indeks
skala grafis dan indeks skala numeris,
- indeks skala diletakkan di kolom legenda
bagian atas, yaitu di bawah indeks arah utara
peta.

XII.

Blok judul :
Blok judul diletakkan pada bagian bawah kolom
legenda.

XIII.

Titik ikat :
Titik ikat koordinat planimetris dan titik ikat
ketinggian yang digunakan ditulis di atas blok
judul, contoh: titik ikat koordinat planimetris dan
titik ikat ketinggian menggunakan patok tetap BJ.
15. Dalam hal ini BJ adalah nama patok tetap dan
15 adalah nomor patok tetap.

2. Penampang melintang
I. Garis dan angka
- Garis kolom tempat penulisan ketinggian
detail, jarak detail, dan referensi ketinggian,
digambar dengan ketebalan 0,2 mm,
BAB XI - 5

II.

Semua angka ditulis dengan tinggi 2 mm dan


ketebalan angka 0,2 mm,
- Tinggi semua huruf 3 mm dan ketebalan huruf
0,3 mm,
- Garis tegak yang menunjukkan ketinggian
detail dari garis referensi ketinggian digambar
dengan ketebalan 0,1 mm,
- Garis yang menghubungkan ketinggian tiap
detail digambar dengan ketebalan 0,3 mm,
Patok Sementara dan Patok Tetap Patok sementara
dan patok tetap digambar dengan cara eksagerasi.

III.

Pemotongan gambar penampang melintang


- Apabila penampang melintang yang digambar
terlalu lebar sehingga melebihi ukuran kertas,
maka
dilakukan
pemotongan
gambar.
Kemudian
potongan
gambar
penampang
melintang tersebut diletakkan dibawahnya,
- Pemotongan gambar tidak boleh pada palung
sungainya.

IV.

Indeks skala :
- indeks skala dibuat dua macam, yaitu indeks
skala grafis dan indeks skala numeris,
- indeks skala diletakkan diatas blok judul.

V.

Blok judul :
Blok judul diletakkan di sudut bawah sebelah
kanan tiap lembar
gambar.

3. Penampang memanjang
I. Garis dan angka :
- Garis kolom tempat penulisan ketinggian
detail, jarak detail, dan referensi ketinggian,
digambar dengan ketebalan 0,2 mm,
- Jarak antara garis mendatar yang membatasi
ruang penulisan sebesar 1 cm,
- Semua angka ditulis dengan ketebalan 0,2 mm,
- Semua huruf ditulis dengan ketebalan 0,3 mm,
- Garis tegak yang menunjukkan ketinggian tiap
detail dari garis referensi ketinggian digambar
dengan ketebalan 0,1 mm,
- Garis yang menghubungkan ketinggian titiktitik detail penampang memanjang digambar
dengan ketebalan 0,3 mm.
II. Indeks skala :
BAB XI - 6

III.

3.3

indeks skala dibuat dua macam, yaitu indeks


skala grafis dan
- indeks skala numeris,
- indeks skala ini diletakkan di atas blok judul.
Blok judul :
Blok judul diletakkan di sudut bawah sebelah
kanan dari setiap lembar gambar.

Cara Pengukuran dan Pembayaran


Penggambaran
dilakukan
pada
lokasi
pekerjan.
Pembayaran dapat dilakukan setelah semua gambar telah
dilaksanakan dan diserahkan dalam bentuk file CAD.

4. Coffering dan Dewatering

Satuan Pekerjaan

Coffering dan
Dewatering

Nomor Pembayaran :
A.II.a dan A.II.b

4.1.

Umum
Pekerjaan Intake, bendung dan lokasi pekerjaan lainnya
harus berada pada kondisi terbebas dari genangan air
(kering) sehingga kelancaran dan mutu pekerjaan dapat
tercapai.

4.2.

Cara Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menjaga pelaksanaan pekerjaan
intake dan bendung bebas dari air selama masa
pembangunan. Pengeringan dan pembuangan air harus
dilaksanakan dengan cara yang disetujui Direksi.
Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu adanya
peralatan, bahan dan petugas yang baik dan cukup di
lapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan
pengeringan.

4.3.

Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (ls)
sesuai yang tercantum dalam daftar Kuantitas dan
Harga.
b. Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :
Pengukuran
prestasi
pekerjaan
dewatering
dibayarkan sebesar 50% (lima puluh persen) apabila
pekerjaan dewatering telah selesai dan pekerjaan fisik
BAB XI - 7

telah mencapai atau lebih besar 50% dengan


persetujuan Direksi.
Pengukuran prestasi pekerjaan Dewatering dapat
dibayarkan 100% (seratus persen) setelah pekerjaan
fisik mencapai 100% dengan persetujuan Direksi.

5. Pembersihan Lokasi Bangunan (alat berat)


Satuan Pekerjaan

Pembersihan Lokasi
Bangunan (alat
berat)

Nomor Pembayaran :
A.III.a dan A.III.b

5.1. Umum
Untuk pelaksanaan pekerjaan Bak BPT perlu dilakukan
pembersihan lokasi pekerjaan.
5.2.

Cara Pelaksanaan
a. Penyedia jasa harus membersihkan lokasi pekerjaan
reservoir dari semua tumbuhan, termasuk pohonpohon/semak-semak.
b. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi
lubang-lubangnya dengan tanah dipadatkan kemudian
membuang dari tempat pekerjaan semua bahan-bahan
hasil pembersihan lokasi.
c. Penyedia jasa harus membersihkan lokasi dari
pepohonan dengan menebang dan mencabut akarakarnya, kemudia membuang keluar dari lokasi
pekerjaan.

5.3.

Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan pembersihan lokasi
ini berdasarkan jumlah yang tertera pada gambar atau
yang ditentukan oleh Pengguna Jasa.
b. Pembayaran pekerjaan pembersihan lokasi
ini
2
berdasarkan satuan meter persegi (m ) sesuai yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
c. Harga satuan untuk pekerjaan pembersihan lokasi ini
telah mencakup seluruh upah tenaga, bahan dan
peralatan.

BAB XI - 8

6. Galian Tanah Biasa (Mekanis)


Satuan Pekerjaan
Galian Tanah
m3
Biasa (Mekanis)

Nomor Pembayaran :
A.III.c dan B.I.a

6.1. Umum
Galian tanah biasa mekanis adalah pekerjaan galian
tanah pada lapisan permukaan tanah menggunakan
tenaga bantuan alat yang disetujui Direksi.
6.2. Cara Pelaksanaan
a. Galian tanah biasa dilaksanakan pada semua tapak
jaringan pipa atau tapak bangunan intake, bak
reservoir/ tandon air atau bangunan pelengkap
lainnya.
b. Pekerjaan
galian
dan
pemaritan
hendaknya
dilaksanakan sesuai gambar kerja dengan persetujuan
Direksi.
c. Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga memungkinkan pipa dan bangunan dapat
dipasang dengan posisi yang baik dan aman.
d. Penggalian harus bertahap sesuai dengan perkiraan
jumlah pipa yang akan dipasang.
e. Pekerjaan penggalian tanah untuk pemasangan pipa
harus segera diikuti dengan pelaksanaan pemasangan
pipa dan perlengkapannya, serta diikuti pula dengan
penimbunan/pengurukan kembali dengan segera
setelah mendapat persetujuan Direksi.
f. Lokasi galian tanah untuk pemasangan pipa dan
perlengkapannya serta bangunan dalam pekerjaan ini
harus dibuat sesuai dengan gambar kerja.
g. Bila dijumpai kondisi lapangan tidak sesuai dengan
gambar kerja, maka penyedia jasa segera melaporkan
kondisi tersebut kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan.
h. Dimensi galian hendaknya selalu diperiksa untuk
mendapatkan dimensi jalur pipa atau bangunan yang
tepat berdasarkan gambar kerja dengan persetujuan
Direksi.
i. Bila pada bagian galian parit pipa terdapat galiangalian tanah berlumpur atau bekas galian terlalu
dalam maka harus diurug dengan material tanah yang
disetujui
Direksi.
Urugan
tersebut
kemudian
dipadatkan dengan alat pemadat konvensional
BAB XI - 9

(manual) untuk memperoleh permukaan yang rata


pada tempat pemasangan pipa.
j. Batu besar, batang kayu dan lain-lain yang
mengganggu/menghalangi pekerjaan penggalian parit
pipa harus dipindahkan.
k. Apabila ternyata di dalam pelaksanaan penggalian
parit pipa terjadi kelongsoran atau keruntuhan yang
menyebabkan tertimbunnya parit, maka penyedia jasa
harus memperbaiki sampai pekerjaan pemasangan
pipa selesai.
l. Setiap galian hendaknya dijaga tetap kering sampai
konstruksi yang akan dibangun atau pipa yang harus
dipasang selesai dilaksanakan.
m. Apabila di dalam galian dijumpai air yang mengganggu
pelaksanaan
pekerjaan,
maka
penyedia
jasa
hendaknya mengeringkan. Biaya yang ditimbulkan
akibat pekerjaan pengeringan tersebut adalah
tanggung jawab penyedia jasa.
n. Semua penggalian baik pada tapak pipa maupun
tapak bangunan pelengkap tidak diperkenankan
mengganggu lalu lintas pengguna jalan baik yang ada
pada poros jalan maupun yang menuju ke poros jalan.
6.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran prestasi pekerjaan galian tanah biasa
didasarkan pada jumlah yang telah dikerjakan dan
tercantum dalam gambar kerja dengan persetujuan
Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan
satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
7.Galian Tanah Berbatu (Mekanis)
Satuan Pekerjaan Galian Tanah Berbatu
m3
(Mekanis)

Nomor Pembayaran :
B.I.b

7.1. Umum
Galian tanah berbatu adalah pekerjaan galian tanah pada
lapisan
permukaanya
yang
mengandung
batu
menggunakan tenaga bantuan alat mekanis yang disetujui
Direksi.

BAB XI - 10

7.2. Cara Pelaksanaan


a. Galian tanah berbatu dilaksanakan pada semua tapak
jaringan pipa atau tapak bangunan intake, bak
reservoir / tandon air atau bangnan pelengkap
lainnya.
b. Pekerjaan
galian
dan
pemaritan
hendaknya
dilaksanakan sesuai gambar kerja dengan persetujuan
Direksi.
c. Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga memungkinkan pipa dan bangunan dapat
dipasang dengan posisi yang baik dan aman.
d. Penggalian harus bertahap sesuai dengan perkiraan
jumlah pipa yang akan dipasang.
e. Pekerjaan penggalian tanah untuk pemasangan pipa
harus segera diikuti dengan pelaksanaan pemasangan
pipa dan perlengkapannya, serta diikuti pula dengan
penimbunan/pengurukan kembali dengan segera
setelah mendapat persetujuan Direksi.
f. Lokasi galian tanah untuk pemasangan pipa dan
perlengkapannya serta bangunan dalam pekerjaan ini
harus dibuat sesuai dengan gambar kerja.
Bila dijumpai kondisi lapangan tidak sesuai dengan
gambar kerja, maka penyedia jasa segera melaporkan
kondisi tersebut kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan.
g. Dimensi galian hendaknya selalu diperiksa untuk
mendapatkan dimensi jalur pipa yang tepat
berdasarkan gambar kerja dengan persetujuan
Direksi.
h. Bila pada bagian galian parit pipa terdapat galiangalian tanah berlumpur atau bekas galian terlalu
dalam maka harus diurug dengan material tanah yang
disetujui
Direksi.
Urugan
tersebut
kemudian
dipadatkan dengan alat pemadat konvensional
(manual) untuk memperoleh permukaan yang rata
pada tempat pemasangan pipa.
i. Batu besar, batang kayu dan lain-lain yang
mengganggu/menghalangi pekerjaan penggalian parit
pipa harus dipindahkan.
j. Apabila ternyata di dalam pelaksanaan penggalian
parit pipa terjadi kelongsoran atau keruntuhan yang
menyebabkan tertimbunnya parit, maka penyedia jasa
BAB XI - 11

harus memperbaiki sampai pekerjaan pemasangan


pipa selesai.
k. Setiap galian hendaknya dijaga tetap kering sampai
konstruksi yang akan dibangun atau pipa yang harus
dipasang selesai dilaksanakan.
l. Apabila di dalam galian dijumpai air yang mengganggu
pelaksanaan
pekerjaan,
maka
penyedia
jasa
hendaknya mengeringkan. Biaya yang ditimbulkan
akibat pekerjaan pengeringan tersebut adalah
tanggung jawab penyedia jasa.
m. Semua penggalian baik pada tapak pipa maupun
tapak bangunan pelengkap tidak diperkenankan
mengganggu lalu lintas pengguna jalan baik yang ada
pada poros jalan maupun yang menuju ke poros jalan.
7.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran prestasi pekerjaan galian tanah biasa
didasarkan pada jumlah yang telah dikerjakan dan
tercantum dalam gambar kerja dengan persetujuan
Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan
satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga
8.

Urugan Eks Galian


Satuan Pekerjaan

Urugan Ex Galian

Nomor Pembayaran :
A.III.d dan B.I.c

8.1. Umum
Tanah dari bekas galian dapat dipakai untuk urugan kembali
pada lubang galian pondasi setelah pelaksanaan pasangan
pondasi selesai dikerjakan apabila material tersebut baik
untuk timbunan serta bebas dari kotoran.
8.2. Cara Pelaksanaan
Pengurungan kembali harus dilakukan selapis demi selapis
dengan disertai pemadatan sampai urugan kembali betulbetul padat.
Sebelum memulai pekerjaan mengurung kembali, Kontraktor
harus
meminta
persetujuan
dari
Direksi
untuk
pelaksanaannya.

BAB XI - 12

Kerusakan yang terjadi akibat kekurang cermatan dalam


pelaksanaan pekerjaan pengurugan kembali ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaikinya.
8.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan galian tanah biasa
ini berdasarkan jumlah yang tertera pada gambar atau
yang ditentukan oleh Pengguna Jasa.
b. Pembayaran pekerjaan urugan eks galian
ini
3
berdasarkan satuan meter kubik (m ) sesuai yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan untuk pekerjaan galian tanah ini telah
mencakup pengangkutan pembuangan yang dilanjutkan
oleh Pengguna Jasa bilamana tanah tersebut tidak
dapat dipergunakan sebagai bahan timbunan.

9. Buangan Sisa Galian


Satuan Pekerjaan
m3

Buangan Tanah
Sisa Galian

Nomor Pembayaran :
A.III.e

9. 1 Umum
Dalam pekerjaan ini pekerjaan Buangan Sisa Galian yang
dimaksud adalah tanah yang tidak dipakai .
9.2 Cara Pelaksanaan
Tanah galian yang tidak dipakai harus dibuang disuatu
tempat yang ditentukan oleh Direksi dan tanah yang
dibuang di tempat (sekitar galian)harus dirapikan dan tidak
dibayar
Tanah dari galian tersebut dapat digunakan kalau menurut
pertimbangan direksi dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis. Penyedia jasa harus menyiapkan rencana
pelaksanaan pekerjaan tanah untuk setiap bagian dari
pekerjaan pada suatu saat, dengan detail lokasi dan
program penggalian dan membuang tanahnya sebagai
timbunan.
9.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan Buangan Sisa Galian
biasa ini berdasarkan jumlah yang tertera pada gambar
atau yang ditentukan oleh Pengguna Jasa.

BAB XI - 13

b. Pembayaran pekerjaan Buangan Sisa Galian


ini
3
berdasarkan satuan meter kubik (m ) sesuai yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan untuk pekerjaan Buangan Sisa Galian ini
telah mencakup pengangkutan pembuangan yang
dilanjutkan oleh Pengguna Jasa bilamana tanah tersebut
tidak dapat dipergunakan sebagai bahan timbunan.
10.

Pekerjaan Pasangan Batu Kosong


Satuan Pekerjaan
M3

10.1.

Pasangan Batu
Kosong

Nomor Pembayaran :
A.IV.b

Umum
Sebelum pengecoran lantai kerja untuk bak Prasedimen
diperlukan Pemasangan batu kosong.

10.2. Cara Pelaksanaan


Batu harus keras, padat, tiap-tiap batu harus mempunyai
ukuran dan bentuk kira-kira sama dengan ukuran 20 cm
30 cm.
10.3.

Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pasangan batu
kosong berdasarkan jumlah yang tertera dalam gambar
atau ditentukan oleh Direksi Lapangan.
b. Pembayaran
pekerjaan
pasangan
batu
kosong
berdasarkan meter kubik (m3) sesuai yang terpasang
dilapangan dan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan pasangan
batu kosong tersebut sudah termasuk seluruh upah
tenaga, bahan dan peralatan.

11. Pasangan Batu kali


Satuan Pekerjaan
m3
11.1.

Pasangan Batu Kali

Nomor Pembayaran :
A.IV.h

Umum
Yang dimaksud termasuk pekerjaan pasangan batu adalah
semua pekerjaankonstruksi yang menggunakan material
utama batu kali atau batu gunung.
Ukuran
ketinggian,
ketebalan
(dimensi)
pekerjaan
pemasangan batu kali atau batu gunung ini ditentukan
BAB XI - 14

dalam gambar rencana atau petunjuk pengguna jasa. Jika


tidak ditentukan ukurannya dalam gambar rencana batu
harus mempunyai ketebalan minimal 15 cm.
Batu dapat diambil dari quarry, sungai, atau dari leveransir
yang telah disetujui oleh petunjuk direksi.
11.2.

Cara Pelaksanaan
- Batu
Batu harus bersih, keras, padat, tahan lama (tidak
retak dan rapuh).
- Semen Portland (PC)
Semen yang digunakan mengikuti ketentuan dari PBI
1971-NI-2
- Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam
dank eras, kadar lumpur yang terkandung dalam pasir
tidak boleh lebih dari 5%.
- Air
Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan
pasangan batu tidak boleh mengandung minyak, alkali,
garam-garam,
bahan-bahan
organis
untuk
itu
sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.
- Adukan Semen
Adukan haruslah merupakan semen mortar yang
memenuhi persyaratan dari adukan semen. Adukan
semen
diklarifikasikan
menurut
perbandingan
campuran antara semen dan pasir. Perbandingan
campuran ini adalah perbandingan volume dan harus
mengikuti sesuai dengan yang ditentukan.
Untuk pasangan batu, perbandingan campuran antara
semen dan pasir adalah satu berbanding empat (1 : 3)
- Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin
pengaduk (Molen), campuran tangan hanya diboleh
dilakukan atas izin pengguna jasa.
- Penyelesaian
Finishing dan pekerjaan pasangan batu harus diplaster
atau disiar seperti yang ditunjukkan dalam gambar
rencana.

11.3.

Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran ini atas pekerjaan
pasangan batu 1 : 3 ini harus berdasarkan jumlah yang
BAB XI - 15

tertera pada gambar kerja atau yang ditentukan oleh


Direksi.
Pembayaran atas pekerjaan pasangan batu 1: 3 harus
dibuat dalam harga satuan meter perkubik (m3) yang
dilaksanakan
dan
terpasang
dilapangan
dengan
persetujuan oleh direksi pekerjaan.
12.

Urugan Pasir

Satuan Pekerjaan

Urugan Pasir Urug

Nomor Pembayaran :
A.IV.a

12.1. Umum
Dalam
pekerjaan
ini
pekerjaan
Urugan
pasir
dimaksudkan sebelum atau pemasangan pondasi
bangunan terlebih dahulu diberikan Urugan pasir.
12.2. Cara Pelaksanaan
a. Bahan yang diperlukan untuk timbunan ini harus
menggunakan pasir urug yang bersih dari bahanbahan perusak kestabilan lainnya.
b. Timbunan tidak boleh dilaksanakan pada waktu hujan
karena kadar air
dalam material tersebut melewati
kadar air optimum yang disyaratkan
12.3.

Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan timbunan pasir ini
berdasarkan jumlah yang tertera pada gambar atau
yang ditentukan oleh Pengguna Jasa.
b. Pembayaran pekerjaan timbunan pasir ini berdasarkan
satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
c. Harga satuan untuk pekerjaan galian tanah ini telah
mencakup seluruh upah tenaga, bahan dan peralatan.

13. Pekerjaan Beton dan Water Stop


Satuan Pekerjaan
m3 dan m

Beton K225 dan


Water Stop

Nomor Pembayaran :
A.IV.d

13.1. Umum
Pada pekerjaan ini semua pemakaian beton dengan kelas
K225 dengan ukuran maksimum krikil (agregat) 40 mm,
BAB XI - 16

berat PCC tiap m3 beton 371 kg dan berat maksimum air


yang dipakai untuk kg PCC adalah 0.55 kg serta tingkat
pengawasan ketat.
13.2.Cara Pelaksanaan
o Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini Semen
Portland Komposit (PCC), produksi dalam negeri dan
memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004.
o Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam
dan keras, kadar lumpur yang terkandung dalam pasir
tidak boleh lebih dari 5%.
o Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan
pasangan batu tidak boleh mengandung minyak,
alkali, garam, bahan-bahan organis.
o Besi tulangan yang bulat dan polos, sesuai dengan SNI
07-2529-1991 dan PBI 1971.
o Bahan batuan (kerikil cor atau batu pecah) harus
memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI 03-24171991)
o Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin
pengaduk (Molen), pencampuran menggunakan tenaga
manusia harus mendapat persetujuan Direksi.
o Di dalam membuat campuran beton, jumlah semen
dan agregat diukur menurut berat, kecuali dalam
beberapa hal khusus dengan persetujuan Direksi.
o Semua volume dan berat agregat, semen dan air harus
ditakar dengan seksama. Bilamana proporsi-proporsi
yang disyaratkan tidak dilaksanakan penyedia jasa
maka konstruksi beton yang ssudah dicor akan
diperintahkan untuk segera disingkirkan.
o Pengujian slump beton segera setelah beton keluar
dari mixer (molen).
i. Slump minimum = 5.0 cm
ii. Slump maximum= 12.5 cm
o Penyedia jasa harus membuat merawat dan
mengadakan test-test kubus beton pada laboratorium
beton yang disetujui Direksi atas biaya sendiri. Test
yang dilakukan pada waktu kubus beton berumur 7
hari dan 28 hari. Setiap 5 m3 beton yang dicor, maka
harus dibuat satu seri benda uji terdiri dari yaitu
untuk 7 hari dan 28 hari. Setiap benda uji harus
diberi tanggal pembuatan dan dari bagian mana beton
diambil. Jika digunakan beton ready mix, maka dari
BAB XI - 17

o
o

setiap truck dibuat benda uji untuk test 7 hari dan 28


hari.
Penyedia jasa harus membuat laporan lengkap
mengenai hasil test kubus dilaboratorium dan
disampaikan pada Direksi. Secara rutin.
Sebelum pekerjaan beton dimulai, maka 24 jam
sebelum penyedia jasa harus membuat laporan tertulis
kepada Direksi yang menyebutkan :
i. Jumlah volume beton yang dicor
ii. Jumlah alat-alat pengecoran a.l. mixer, vibrator
yang tersedia di lapangan.
iii. Jumlah Portland cement composite yang tersedia
dilapangan.
iv. Jumlah
pasir,
koral/kerikil
yang
tersedia
dilapangan.
v. Jumlah air yang tersedia untuk pembetonan.
vi. Jumlah cetakan-cetakan kubus beton yang
tersedia dilapangan.
vii. Jumlah alat-alat slump yang tersedia dilapangan
viii.Jumlah tenaga kerja yang ada dilapangan
ix. Perbandingan
campuran
beton
yang
akan
dilaksanakan
x. Time schedule pelaksanaan pengecoran
xi. Skema jalannya pengecoran sampai selesai
Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persyaratan
tersebut diatas terpenuhi, dan disetujui Direksi.
Pipa, pipa listrik, angker dan bahan lain yang dibuat
dari besi yang ditanam dalam beton harus dipasang
cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran beton,
kecuali jika ada perintah lain dari Direksi. Jarak
antara bahan tersebut dengan setiap bagian
pembesian sekurang-kurangnya harus 5 cm. Cara
yang dibenarkan untuk mengikat bahan itu pada
kedudukan yang benar adalah dengan kawat atau
mengelas ke besi beton.

Persiapan dan permukaan yang akan dicor


o Sebelum adukan beton dicor, semua ruang-ruang yang
akan diisi dengan beton harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran, kemudian cetakan-cetakan dan
pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan
dengan beton harus dibasahi dengan air sampai
jenuh. Permukaan tanah atau lantai kerja harus
BAB XI - 18

dibasahi dengan siraman air sebelum pengecoran,


permukaan tersebut harus tetap basah dengan
penyiraman air terus menerus sampai tiba saat
pengecoran. Bagaimana juga permukaan tersebut
harus bebas dari air yang tergenang dan juga bebas
dari lumpur serta kotoran-kotoran pada saat
pengecoran beton.
Sambungan beton
o Bidang-bidang
beton
yang
lama
yang
akan
berhubungan erat dengan beton baru. Dan bila perlu
juga bidang-bidang akhir dari beton pada siar
pelaksanaan, harus dikasarkan dulu, kemudian
bidang-bidang tersebut harus dibersihkan dari segala
kotoran dan benda-benda lepas, setelah itu harus
dibasahi dengan air sampai jenuh. Setelah permukaan
disiapkan dengan persetujuan Direksi, sesaat sebelum
beton yang baru akan dicor semua permukaan
sambungan beton yang horizontal harus dilapisi atau
disapu dengan spesi mortel dengan susunan yang
sama seperti yang terdapat dalam betonnya. Lapisan
spesi mortel tersebut harus tersebar merata dan harus
dikerjakan benar sampai mengisi ke dalam seluruh
liku-liku permukaan beton lama yang tidak rata,
sedapat mungkin harus dipergunakan sapu kawat
untuk menyisipkan lapisan aduk tersebut ke dalam
celah permukaan beton lama.
Persiapan pengecoran
o Beton tidak boleh dicor, bila seluruh pekerjaan
bekesting, pekerjaan tulangan dan pekerjaan instalasi
yang tertanam selesai dipasang dan persiapan seluruh
permukaan tempat pengecoran belum disetujui
Direksi. Seluruh permukaan beketing dan bagian
instalasi yang akan ditanam didalam beton yang
tertutup dengan kerak beton bekas pengecoran yang
lalu, harus dibersihkan terhadap seluruh kerak beton
tersebut, sebelum beton disekelilingnya atau beton
yang berdekatan di cor.
Penyingkiran Air
o Beton tidak boleh dicor sebelum semua genangan air
yang
memasuki
tempat
pengecoran
tersebut
BAB XI - 19

dikeringkan dengan sebaik-baiknya. Beton tidak boleh


dicor di dalam air tanpa persetujuan Direksi. Penyedia
Jasa juga tidak dibenarkan membiarkan air mengalir
diatas beton sebelum beton cukup umurnya dan
mencapai pengerasan awal.
Pembuatan beton dan peralatannya
i. Sebelum pembuatan adukan beton dimulai, semua
alat-alat pengaduk dan pengangkut beton harus
sudah bersih.
ii. Pengadukan beton pada semua mutu beton, harus
dilaksanakan dengan mesin pengaduk. Mesin
pengaduk untuk membuat beton-beton tengangan
karakteritiknya lebih besar dari 225 kg/cm2, harus
diperlengkap dengan alat-alat yang dapat mengukur
dengan tepat jumlah air pencampur yang dimasukkan
dalam drum pengaduk.
iii. Jenis mesin pengaduk dan jenis timbangan-timbangan
atau takaran-takaran semen, agregat dan air harus
disetujui Direksi sebelum dapat dipergunakan.
iv. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan
beton harus diawasi terus menerus oleh tenaga-tenaga
pengawas yang ahli dengan jalan pemeriksa slump
pada setiap campuran beton yang baru.
v. Beberapa slump dijadikan petunjuk apakah jumlah air
pencampur
yang
dimasukkan
kedalam
drum
pengaduk adalah cukup tetap, atau perlu dikoreksi
dalam hubungannya dengan faktor air semen yang
diinginkan.
vi. Pengadukan di tiap mesin pengaduk harus terus
menerus dan waktu pengadukan bergantung dari
kapasitas drum pengadukan, banyaknya adukan yang
diaduk, jenis dan susunan butir dari agregat yang
dipakai dan slump dari betonnya, akan tetapi tidak
kurang dari 15 menit sesudah bahan termasuk air
berada didalam molen, selama molen itu harus terus
berputar pada kecepatan yang akan menghasilkan
kekentalan adukan yang merata pada akhir waktu
pengadukan.
vii. Setelah selesai pengadukan, adukan beton harus
memperlihatkan susunan dan warna yang merata.
Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak
memenuhi syarat minimum, misalnya terlalu encer
BAB XI - 20

karena kesalahan dalam pemberian jumlah air


pencampur atau sudah mengeras sebagian atau yang
tercampur dengan bahan-bahan asing, maka adukan
ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari
tempat pelaksanaan.
viii.Dilarang mencampur kembali dengan menambah air
kedalam adukan beton yang sebagian telah mengeras
di dalam molen.
ix. Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum
menerima material-material dari adukan berikutnya.
Mesin pengaduk harus dibersihkan dan dicuci, juga
pada setiap akhir pekerjaan dan bila beton yang akan
dibuat berbeda mutunya.

Penolakan dari beton


i. Direksi berhak menolak pekerjaan yang tidak
memenuhi
persyaratan.
Penyedia
Jasa
harus
mengganti/membongkar dan memperbaiki betonbeton yang tidak memenuhi syarat atas biaya sendiri
sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Direksi.
ii. Syarat kekuatan beton.
Kekuatan beton harus sesuai dengan persyaratan
dalam PBI
Pengangkutan dan pengecoran
i. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton,
Penyedia Jasa harus memberi tahu Direksi dan
mendapatkan
persetujuannya.
Jika
tidak
ada
persetujuan Direksi, maka Penyedia Jasa akan
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor
atas biaya sendiri. Penyedia Jasa harus mendapatkan
izin dari Direksi setiap kali akan mulai mengecor.
Pengecoran beton tidak diizinkan, bila Direksi
berpendapat bahwa Penyedia Jasa tidak memiliki
fasilitas yang baik untuk melayani pengecoran, proses
pengecoran dan penyelesaian beton.
ii. Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus
dilanjutkan tanpa berhenti sampai mencapai siar-siar
pelaksanaan yang ditetapkan menurut gambar atau
dengan persetujuan Direksi.
iii. Apabila pengecoran beton akan dilakukan dan
diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat
BAB XI - 21

iv.

v.

vi.

vii.

penghentian tersebut harus disetujui menurut


ketentuan atas persetujuan Direksi.
Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor
dalam waktu satu (1) jam setelah pengadukan dengan
air
dimulai.
Jangka
waktu
tersebut
dapat
diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton
digerakkan terus menerus secara mekanis. Apabila
diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi,
maka harus dipakai bahan-bahan penghambat
pengikatan yang berupa bahan pembantu yang
disetujui Direksi. Beton harus dicor sedekat-dekatnya
ketujuannya
yang
terakhir
untuk
mencegah
pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan
di dalam cetakan.
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan
ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan caracara dengan mana tidak terjadi pemisahan dan
kehilangan bahan-bahan. Cara pengangkutan adukan
beton harus lancar dan kontinyu sehingga tidak terjadi
perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara
beton yang sudah dicor dan yang belum dicor. Metode
dan cara pengangkutan beton yang akan dilakukan
oleh Penyedia Jasa dan harus mendapat persetujuan
dari Direksi.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui
pembesian atau kedalam papan bekesting yang dalam,
yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari
adukan beton karena berulang kali mengenai batang
pembesian atau tepi bekesting ketika adukan beton itu
dijatuhkan, beton juga tidak boleh dicor dalam
bekesting sehingga mengakibatkan penimbunan
adukan pada permukaan bekesting diatas beton yang
dicor. Dalam hal ini, harus disiapkan corong atau
saluran vertikal untuk pengecoran agar adukan beton
dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama
lain. Bagaimanapun juga tinggi jatuh dari adukan
beton tidak boleh melampaui 1,5 meter dibawah ujung
corong.
Adukan beton harus dicor merata selama proses
pengecoran, setelah dicor pada tempatnya adukan
tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2
meter arah mendatar. Adukan beton dalam bekesting
harus dicor berupa lapisan horizontal yang merata
BAB XI - 22

tidak lebih dari 60 -70 cm dalamnya dan harus


diperhatikan agar terhindar terjadinya lapisan adukan
yang miring atau sambungan beton yang miring,
kecuali bila diperlukan untuk bagian konstruksi
miring.
Pemadatan dan penggetaran
i. Pada waktu adukan beton dicor ke dalam beketing
atau lubang galian, tempat tersebut harus telah padat
betul dan tetap, tidak ada penurunan lagi. Adukan
beton tersebut haru memasuki semua sudut, melalui
celah pembesian, tidak terjadi sarang koral.
ii. Perhatian khusus perlu diberikan untuk pengecoran
beton disekeliling waterstop.
iii. Penyedia Jasa harus menyediakan vibrator dengan
cadangan yang cukup
iv. Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator
tidak praktis, Direksi dapat menganjurkan dan
menyetujui pengecoran tanpa vibrator.
v. Pekerjaan pengecoran harus dipadatkan sebaikbaiknya sehingga tidak terjadi cacat beton seperti
kropos, adanya kantong udara dan sarang koral yang
akan memperlemah kekuatan beton.
vi. Bagian dalam dinding beton harus digetarkan dengan
vibrator dan pada waktu yang sama bekestingnya
diketuk sampai adukan beton betul-betul mengisi
penuh bekesting tersebut atau lubang galian dan
menutupi seluruh permukaan bekesting.
vii. Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila
lapisan sebelumnya tidak dikerjakan secara seksama.
viii.Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan
vibrator, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
o Slump dari beton tidak lebih dari 12,5 cm
o Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam
adukan secara vertikal dan dengan persetujuan
Direksi, dalam keadaan-keadaan khusus boleh
miring sampai 45 derajat.
o Selama penggetaran, jarum tidak digerakkan
kearah
horizontal
karena
hal
ini
akan
memindahkan bahan-bahan.
o Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan
atau bagian beton yang sudah mulai mengeras.
Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dari 5
BAB XI - 23

cm dari cetakan atau dari beton yang sudah


mengeras. Juga harus diusahakan agar tulangan
tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran
tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana
betonnya sudah mengeras.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal
dari panjang jarum pada umumnya tidak boleh
lebih tebal dari 30 50 cm. Berhubung dengan itu,
maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang
sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis,
sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan
baik.
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila
adukan mulai nampak mengkilap sekitar jarum
(air semen mulai memisahkan diri dari agregat),
yang pada umumnya tercapai setelah maksimum
30 detik. Penarikan jarum ini tidak boleh
dilakukan terlalu cepat, agar rongga bekas jarum
dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
Jarak antara pemaukan jarum harus dipilih
sedemikian
rupa
sehingga
daerah-daerah
pengaruhnya saling menutupi.

Perlindungan cuaca dan perawatan beton


i. Perlindungan cuaca panas; adukan beton yang baru
dicor harus diberi perlindungan terhadap panas
matahari secepat mungkin setelah pengecoran dan
segera setelah permukaan beton yang baru sudah
cukup mengeras.
ii. Perlindungan musin hujan; tidak diperbolehkan
mengecor selama turun hujan dan beton yang dicor
harus dilindungi dari curahan hujan. Penghentian
beton yang baru dicor harus dilindungi terhadap
pengikisan aliran air hujan. Sebelum pengecoran
berikutnya dikerjakan, maka seluruh beton yang kena
hujan atau aliran air hujan harus diperiksa untuk
diperbaiki dan dibersihkan dulu terhadap beton-beton
yang tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran
selanjutnya harus mendapatkan izin dari Direksi
terlebih dahulu.
iii. Perlindungan beban selama dalam proses pengerasan
lantai dan bagian konstruksi yang lain, tidak
diperkenankan
mempergunakan
lantai
tersebut
BAB XI - 24

sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan atau


sebagai tempat penimbunan bahan.
iv. Tidak diperbolehkan merusak/melubangi beton yang
sudah jadi untuk keperluan-keperluan apapun juga.
Jika hal itu terpaksa harus dilakukan, harus
mendapat persetujuan dari Direksi.
v. Selama perawatan, bekesting kayu dibiarkan tetap
tinggal agar beton tetap basah untuk mencegah retak
pada sambungan beton lama dan baru karena
pengeringan beton yang terlalu cepat.
vi. Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan selama
paling sedikit 7 hari dengan cara membasahi dengan
air.
Penyelesaian permukaan beton
i. Penyelesaian permukaan
Semua permukaan atau permukaan yang dicetak
harus dikerjakan secara cermat sesuai dengan bentuk,
garis,
kemiringan
dan
potongan
sebagaimana
tercantum dalam gambar atau ditentukan oleh
Direksi. Permukaan pelat beton merupakan suatu
permukaan yang rapih, licin, merata dan keras.
Dilarang menaburkan semen kering dan pasir diatas
permukaan beton untuk menghisap air yang
berlebihan. Pelat lantai dan bagian atas dinding
exposed : harus dirapihkan dengan sendok aduk dari
baja.
ii. Perbaikan cacat permukaan harus dilakukan segera
setelah cetakan dilepaskan, semua permukaan
exposed (terbuka) harus diperiksa secara teliti,
bagian yang tidak rata harus segera digosok atau diisi
secara baik agar diperoleh suatu permukaan yang
seragam dan merata. Perbaikan hanya boleh
dikerjakan setelah ada pemeriksaan dari Direksi,
pekerjaan perbaikan tersebut harus betul-betul
mengikuti petunjuk Direksi. Semua penggantian dan
perbaikan sebagaimana diuraikan disini harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa atas biaya sendiri.
Beton yang menunjukkan adanya rongga-rongga,
lubang, keropos, atau cacat sejenis lainnya harus
dibongkar dan diganti. Semua perbaikan tersebut
harus dirawat sebagaimana diperlukan untuk beton
yang diperbaiki. Untuk struktur reservoir dan yang
BAB XI - 25

berhubungan dengan air, sebelum struktur diisi


dengan air, tiap retakan yang kiranya timbul harus
diberi tanda dan diperbaiki agar menjadi kedap
dengan adukan water profing.
Pekerjaan Waterstop
1) Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang
waterstop dari bahan polyvinychlorida atau baja dalam
bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti yang
diberikan pada gambar atau petunjuk Direksi
Pekerjaan. Untuk penempatan yang tepat, waterstop
tipe split flange, sebelum pengecoran beton berakhir
bagian split flange harus disambungkan dengan cara
yang disetujui sehingga tidak ada beton atau mortar
dapat masuk kedalam celahcelah diantara dua bagian
split dari flangenya tersebut.
2) Penyedia Jasa harus menyediakan semua material,
peralatan dan tenaga listrik yang diperlukan untuk
menyambung dan memasang waterstop tersebut. Alur
waterstop dibuat dengan memotong dan menyambung
waterstop
kearah
memanjang
sesuai
dengan
kebutuhannya, memanaskan ujungujungnya sampai
meleleh dan menyambungkannya sampai membentuk
sambungan yang diinginkan. Pemanasan ujung
material tersebut dikerjakan dengan menggunakan
mesin penyambung yang disarankan oleh pabrik yang
membuat waterstop atau mesin listrik lain yang
disetujui.
3) Untuk mendapatkan as waterstop sesuai gambar,
Penyedia Jasa harus memasangnya dengan hati-hati
dan tepat berikut menyambungnya.
4) Waterstop
harus
diproduksi
dengan
proses
pencampuran dari suatu campuran plastik elastis dan
bahan dasar polyvinychlorida (PVC) 100% didapat,
homogen dan tidak berlubang-lubang atau cacat
lainnya.
5) Waterstop harus diuraikan disini harus memenuhi
kelayakan fisik sebagai berikut :
- Berat jenis
: 1,33 0,03 pada suhu
230 c
- Tegangan tarik : 155 sampai 176 kg/cm2 pada
suhu 230 c
BAB XI - 26

Kekenyalan
suhu 230 c
Batas kerapuhan
75

: 360 % sampai 400 % pada


: - 480 c Durometer : 65 -

13.3.Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran prestasi pekerjaan beton K225 dan Water
stop berdasarkan jumlah telah terpasang/dikerjakan dan
tercantum dalam gambar kerja dengan persetujuan
Direksi.
Pembayaran pekerjaan beton K225 berdasarkan satuan
meter kubik (m3) terpasang sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
Pembayaran pekerjaan water stop berdasarkan satuan meter panjang
(m) terpasang sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
14. Pekerjaan Bekesting dan Bongkaran Bekesting

Satuan Pekerjaan
m2

Bekesting dan
Bongkaran Bekesting

Nomor Pembayaran :
A.IV.f dan A.IV.g

14.1. Umum
Pekerjaan
ini
harus
mencakup
memasang
dan
membongkar bekesting sesuai dengan gambar rencana
dan petunjuk Pengguna Jasa.
14.2. Cara Pelaksanaan
Cetakan Beton
i. Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan
dari tanah harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi
samping serta dasarnya harus dipangkas secara
manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh
kotoran tanah yang lepasharus dibuang sebelum
pengecoran beton.
ii. Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk
membatasi dan membentuk beton sesuai dengan
keinginan. Cetakan dapat dibuat dari kayu, besi
ataubahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan
ukuranukuran yang ada di dalam gambar.
BAB XI - 27

iii. Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu


menahan berat sendiri adukan beton, penggetaran
beton, beban konstruksi, angin dan tekanan lainnya
dengan tidak berubah bentuk.
iv. Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang
lengkap, gambar cetakan sesuai dengan ketentuan
diatas, untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan, walaupun
demikian penyerahan tersebut kepada Direksi
Pekerjaan untuk disetujui, tidak mengurangi
tanggung jawab Kontraktor bagi keberhasilannya.
v. Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan
beton harus bebas dari sampah, paku, aluralur,
belahan, atau cacatcacat lainnya. Mengisi celah
celah sambungan cetakan beton harus berhatihati
dan dilaksanakan sedemikian rupa agar sanggup
mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton
tanpa menimbulkan perubahan bentuk cetakan,
celah celah harus diisi secukupnya untuk mencegah
hilangnya air semen. Bagaimanapun penggunaan
kertas dengan tegas dilarang.
vi. Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk
pemeriksaan, pembuangan air dapat dilakukan
untuk itu cetakan dapat dibuat sedemikian rupa
hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.
vii. Sebelum pengecoran beton semua bautbaut harus
dipasang pada posisinya, semua yang diperlukan dan
alatalat lain untuk menutup lubang harus dipasang
pada cetakan. Tidak diperbolehkan membuat lubang
didalam beton tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.
viii. Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga
cetakan tidak diijinkan dilakukan pada dinding beton
yang akan tampak.
ix. Lubangbekas ikatan kawat harus ditutup dengan
beton setelah cetakan dibongkar.
x. Jika batangan logam digunakan untuk menyangga
cetakan ujungnya tidak boleh kurang dari 3 cm dari
permukaan beton yang terbentuk. Semua permukaan
cetakan yang menempel dengan beton harus dilumasi
dengan oli untuk memastikan bahwa cetakan dapat
dibuka dengan mudah.
BAB XI - 28

xi. Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum


tulangan dipasang dan harus berhatihati mencegah
pelumas jangan sampai mengenai besi tulangan.
Sebelum pengecoran dan pembesian semua celah
celah cetakan yang telah diisi dengan dempul harus
dibersihkan dan dikeringkan. Bila cetakan beton
dibuat dan siap untuk pengecoran maka harus
diperiksa
oleh
Direksi
Pekerjaan.
Tidak
diperkenankan mengecor bila cetakan belum
disetujui Direksi Pekerjaan.
xii. Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada
Direksi Pekerjaan sekurang kurangnya 24 (dua
puluh empat) jam sebelum cetakan siap untuk
diperiksa.
Pembongkaran Cetakan
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal,
dinding, kolom yang tipis dan bangunan yang sejenis
lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton tanpa
mengabaikan perawatan. Acuan yang ditopang oleh
perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau
bangunan busur, tidak boleh dibongkar hingga
pengujian kuat tekan beton menunjukkan paling
sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton.
Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang
digunakan untuk pekerjaan yang diberi hiasan, tiang
sandaran,
tembok
pengarah
(parapet),
dan
permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar
dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran
dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada
keadaan cuaca dan tanpa mengabaikan perawatan.
14.3.Cara Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran
pembayaran
pekerjaan
bekesting
ini
berdasarkan pada gambar atau yang ditentukan oleh
Pengguna Jasa.
Pembayaran
pekerjaan
bekesting
dan
bongkaran
bekesting ini berdasarkan satuan meter persegi (m2)
sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Pembayaran untuk pekerjaan ini termasuk biaya
pengadaan material, upah, buruh, peralatan, dan semua
yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini.
BAB XI - 29

15. Pekerjaan Pembesian (Tulangan)

Satuan Pekerjaan
Kg

Pembesian (tulangan)

Nomor Pembayaran :
A.IV.e

15.1. Umum
Pekerjaan
ini
harus
mencakup
Memotong,
Membengkokkan, dan Memasang sesuai dengan gambar
rencana dan petunjuk Pengguna Jasa.
Tulangan besi untuk beton harus batang baja lunak yang
bulat dan polos atau besi ulir, digilas panas, sesuai
dengan SNI 07-2529-1991 dan PBI 1971.
Untuk tiap pengiriman batang besi lunak yang diserahkan
ke tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan
untuk tiap-tiap pembuatan kepada Direksi suatu hasil
pemeriksaan dari laboratorium yang disetujui oleh
Direksi.
Untuk tiap kiriman tulang anyaman besi yang dikirim ke
tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan
kepada Direksi satu kutipan yang diakui dari catatancatatan
pemeriksaan
dan
pengujiannya
yang
berhubungan dengan pemuatan-pemuatan dari mana
kiriman itu dibuat.
penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari
gudang di lapangan, jika dibutuhkan oleh Direksi.
Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih dan
bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat
lepas. Batang-batang baja yang telah bengkok, tidak
boleh diluruskan atau dibengkokkan lagi untuk dipakai
dipekerjakan tanpa persetujuan Direksi.
15.2. Cara Pelaksanaan
Daftar Bengkokan Penyedia Jasa harus memahami sendiri
semua penjelasan yang diberikan dalam gambar dan
spesifikasi, kebutuhan akan tulangan yang tepat untuk
dipakai dalam pekerjaan.
Daftar bengkokan yang
mungkin diberikan oleh Direksi kepada Penyedia Jasa
harus diperiksa dan diteliti.
Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus,
yang bebas dari belitan dan bengkokan atau kerusakan
lainya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh
tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah
20 mm atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin
pembengkok yang direncanakan untuk itu dan disetujui
oleh Direksi. Ukuran pembengkok harus sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia NI-2, PBI 1971 kecuali jika
BAB XI - 30

ditentukan lain, atau diperintahkan oleh Direksi. Bentukbentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan
gambar, tidak boleh menyambung tulang tanpa
persetujuan Direksi.
Pemasangan Penyedia Jasa harus menempatkan dan
memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat
kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus
ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada
kedudukannya pada waktu pengecoran beton. Pengelasan
tempel dengan adanya persetujuan Direksi lebih dahulu
dapat diijinkan untuk menyambung tulangan-tulangan
yang saling tegak lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak
akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat perenggang
dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Perenggang dari beton harus dibuat dari beton dengan
mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor.
Perenggang tulangan dari besi beton dan kawat harus
sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang
ditentukan harus terpelihara.
Selimut Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan baja
harus
dipasang
sedemikian
,
hingga
terdapat
selimut/penutup
minimum
sampai
permukaan
penyelesaian beton, sebagai berikut :
_________________________________________________________
___
Kelas Beton Jenis Pekerjaan
Selimut
Minimum
(mm)
_________________________________________________________
__
K 300
Beton prestress Tiang beton
25
bertulang Bagian-bagian Pracetak
_________________________________________________________
___
K 300
Bidang yang terkena gesekan/atau 50
pada air laut
_________________________________________________________
___
K 225
Pekerjaan-pekerjaan umumnya
40
_________________________________________________________
___
K 225
Pelat Beton Pracetak Pipa Beton
25
K175

Beton Bertulang Umumnya

40
BAB XI - 31

Tiap-tiap cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang


kokoh dan harus mudah distel. Tiang perancah boleh
mempunyai paling banyak satu sambungan yang tidak
disokong kearah samping.
Bambu juga boleh digunakan untuk tiang perancah,
asalkan dipikirkan terhadap stabilitas terutama terhadap
berat sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul
selama pengecoran seperti akibat getaran alat penggetar,
berat pekerja dll.
15.3.Cara Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran dan penempatan tulangan
dibuat dalam perencanaan berat jadi/terpasang kilo gram
(kg) sesuai dengan gambar atau atas petunjuk Direksi.
Satuan berat jadi, kecuali ditentukan lain selama
pelaksanaan, maka standard berat besi adalah sebagai
berikut :
Diameter
(mm)
Berat
besi
polos (kg/m)
Berat
besi
ulir (kg/m)

10

12

16

19

22

25

0,617

0,888

1,580

2.230

2,980

3,850

0,624

0,995

1,582

2,250

3,040

3,980

Besi stagger, besi penstabil plastic cone, kawat pengikat,


paku atau bahan lainnya yang digunakan untuk
menyambung
pada
pelaksanaan
pembesian
yang
merupakan bagian dari metode pelaksanaan tidak diukur
untuk dibayar, sesuai dengan gambar atau petunjuk dari
Direksi. Volume untuk dasar mata pembayaran dalam
pekerjaan ini adalah unit price dalam Kilogram (Kg) yang
akan dimasukkan dalam mata pembayaran pembesian
atau tulangan berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai
dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
16.

Plesteran 1 : 3

Satuan Pekerjaan
m2
16.1.

Plesteran 1 : 3

Nomor Pembayaran :
A.IV.j

Umum
Pekerjaan ini harus mencakup finishing/topi pasangan
batu, pasangan batu, plesteran drainase, plasteran
BAB XI - 32

pasangan batu bata atau sesuai dengan gambar kerja


dengan persetujuan Direksi.
16.2.

Cara Pelaksanaan
- Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini Semen
Portland Komposit (PCC), produksi dalam negeri dan
memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004.
- Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam
dan keras, kadar lumpur yang terkandung dalam pasir
tidak boleh lebih dari 5%.
- Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan
pasangan batu tidak boleh mengandung minyak, alkali,
garam, bahan-bahan organis.
- Adukan haruslah merupakan semen mortar yang
memenuhi persyaratan dari adukan semen. Adukan
semen diklarifikasikan menurut perbandingan campuran
antara semen dan pasir. Perbandingan campuran ini
adalah perbandingan volume dan harus mengikuti
sesuai dengan yang ditentukan.
Untuk pasangan batu bata, perbandingan campuran
antara semen dan pasir adalah satu berbanding empat (1
: 4).
- Pencampuran
adukan
dilakukan
dengan
mesin
pengaduk (Molen), pencampuran menggunakan tenaga
manusia harus mendapat persetujuan Direksi.
- Untuk pekerjaan plesteran digunakan campuran 1
bagian semen (PCC) : 3 bagian pasir. Untuk semua
bagian yang akan diplester harus bersih dari kotoran
dan disiram dengan air. Tebal plesteran 2 cm.
- Selama proses pengeringan plesteran harus disiram air
agar tidak terjadi retak-retak akibat proses pengeringan
yang terlalu cepat.

16.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran prestasi pekerjaan plasteran 1 : 3 berdasarkan
jumlah yang telah dikerjakan/terpasang dan tercantum
dalam gambar kerja dengan persetujuan Direksi.
Pembayaran pekerjaan plasteran 1 : 3 berdasarkan satuan
meter persegi (m2) terpasang sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

BAB XI - 33

17. Pengadaan dan Pemasangan Pipa GIP


Satuan Pekerjaan
m

Pengadaan dan
Pemasangan Pipa
GIP

Nomor Pembayaran :
B.II.c dan B.II.d

17.1. Umum
Pipa GIP merupakan bahan yang umum didapatkan
dipasaran secara bebas. Pipa GIP yang dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan pipa transmisi adalah pipa GIP
medium A dengan SNI 0039.87/85.1387.85 dengan metode
penyambungan expanded joint (las langsung disekeliling
sambungan) yang mempunyai kekuatan tahan tekan air 50
kg/cm2.
17.2.Cara Pelaksanaan
a. Penyimpanan dan Pengangkutan
i.

ii.

Setiap kendaraan yang dipakai untuk mengangkut pipa


harus mempunyai badan yang sesuai dengan panjang pipa,
karena pipa tidak boleh tergantung. Cara penanganan
pengangkutan pipa harus mengikuti rekomendasi dari
pabrik. Tali dan semua pengait serta alat besi lainnya yang
dipakai dalam proses pengangkutan harus benar-benar
dilapisi dengan bahan lunak. Tidak diperkenankan untuk
memasang pengait pada permukaan dinding bagian dalam
ujung pipa. Tali yang kuat harus dipakai. Posisi
pengangkutan dengan tali harus diperhatikan sehingga
kerusakan pada pipa berkurang seminimal mungkin.
Pipa dan perlengkapan pipa yang telah diadakan untuk
dilaksanakan pemasangannya harus dijaga baik-baik
jangan sampai hilang atau rusak. Jika terjadi kerusakan
atau hilang bahan pipa dan perlengkapannya harus diganti
sesuai dengan kualitas/bentuk aslinya dan biaya yang
ditimbulkan
akibat
penggantian
tersebut
menjadi
tanggungan penyedia jasa.

b. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


i. Pipa
yang
telah
sampai
dilokasi
pekerjaan
dilaksanakan pengambilan contoh secara acak untuk
dilakukan pengujian oleh Direksi.
ii. Biaya pengujian dibebankan oleh penyedia jasa.
iii. Pengujian dilakukan dilaboratorium independen atau
sesuai petunjuk Direksi.
iv. Apabila dalam pengujian terdapat pipa yang tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis, penyedia jasa harus
menggantinya sesuai dengan spesifikasi teknis yang
disyaratkan.
BAB XI - 34

c. Pengadaan dan pemasangan pipa GIP digunakan untuk


Jaringan pipa yang melewati bangunan gorong-gorong,
jalan,
sungai,
dakker/sejajar
jembatan,
saluran,
bangunan pelengkap serta perlintasan dibawah jalan
(pengembalian aspal jika ada), penyedia jasa harus
mendapat izin-izin yang diperlukan apabila terdapat
bangunan, ruang jalan dan bangunan fasilitas lainnya.
Bangunan perlintasan.
d. Penyedia jasa harus mendapat izin-izin yang diperlukan
apabila terdapat bangunan, ruang jalan dan bangunan
fasilitas lainnya yang akan dilalui jaringan pipa transmisi.
17.3.

Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran Prestasi pekerjaan dapat dibayarkan 50%
(lima puluh persen) apabila pekerjaan pengadaan pipa
GIP sudah ada dilokasi pekerjaan yang dibuktikan
dengan berita acara serah terima pengadaan pipa
dengan persetujuan Direksi.
b. Pengukuran prestasi pekerjaan dapat dibayarkan
100% (seratus persen) apabila pekerjaan dan
pengadaan pipa GIP sudah terpasang semua dilokasi
pekerjaan dengan persetujuan Direksi.
c. Pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan
pipa berdasarkan satuan meter lari (m) sesuai yang
diterima atau yang terpasang dilapangan dan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

18. Patok Kilometer dan Hektometer


Satuan Pekerjaan
bh

Patok Kilometer dan


Patok Hektometer

Nomor Pembayaran :
B.II.g dan B.II.h

18.1. Umum
Pekerjaan patok kilometer dan hectometer dibuat
dari beton bertulang dengan campuran 1 : 3 : 5.
18.2.

Cara Pelaksanaan
- Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini Semen
Portland Komposit (PCC), produksi dalam negeri dan
memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004.
- Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam
dan keras, kadar lumpur yang terkandung dalam pasir
tidak boleh lebih dari 5%.

BAB XI - 35

Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan


pasangan batu tidak boleh mengandung minyak, alkali,
garam, bahan-bahan organis.
Besi tulangan yang bulat dan polos, sesuai dengan SNI
07-2529-1991 dan PBI 1971.
Bahan batuan (kerikil cor atau batu pecah) harus
memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI 03-24171991)
Untuk pekerjaan beton ini digunakan campuran 1
bagian semen (PCC) : 3 bagian kerikil dan 5 bagian pasir
(1:3:5).
Pencampuran
adukan
dilakukan
dengan
mesin
pengaduk (Molen), pencampuran menggunakan tenaga
manusia harus mendapat persetujuan Direksi.
Patok hektometer dipasang sepanjang tiap jaringan pipa
transmisi pada jarak 100 m, dan patok kilometer
dipasang setiap 10 patok hectometer pada waktu semua
pekerjaan jaringan pipa transmisi selesai. Patok
Kilometer dan Hektometer ditandai dengan angka
kilometer dan hectometer.
Patok harus dicat dengan warna biru mengkilat. Sebagai
titik nol yang dipakai untuk pengukuran ditentukan
pada bangunan intake atau berdasarkan persetujuan
Direksi.
Patok ditempatkan pada lokasi yang tidak mudah
diganggu dan ditentukan oleh Direksi.

18.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi pekerjaan patok hectometer dan
patok kilometer berdasarkan jumlah yang telah
dikerjakan/terpasang dan tercantum dalam gambar
kerja dengan persetujuan Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan patok hectometer dan patok
kilometer berdasarkan satuan buah (bh) terpasang
sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
19. Pekerjaan Thrush Block
Satuan Pekerjaan
Buah

Pekerjaan Thrush
Block

Nomor Pembayaran :
B.II.i

BAB XI - 36

19.1. Umum
Pekerjaan thrust block digunakan pada penyambungan
pipa dengan tujuan untuk menahan energy tumbukan air
terhadap peralatan pipa seperti bend, tee dan coupling.
Thrust blok dibuat dari beton K175 tanpa tulang untuk
diameter yang kecil, dan untuk thrust blok yang diameter
yang lebih besar menggunakan beton bertulang K175.
19.2.

Cara Pelaksanaan
- Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini Semen
Portland Komposit (PCC), produksi dalam negeri dan
memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004.
- Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam
dan keras, kadar lumpur yang terkandung dalam pasir
tidak boleh lebih dari 5%.
- Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan
pasangan batu tidak boleh mengandung minyak, alkali,
garam, bahan-bahan organis.
- Besi tulangan yang bulat dan polos, sesuai dengan SNI
07-2529-1991 dan PBI 1971.
- Bahan batuan (kerikil cor atau batu pecah) harus
memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI 03-24171991)
- Pencampuran
adukan
dilakukan
dengan
mesin
pengaduk (Molen), pencampuran menggunakan tenaga
manusia harus mendapat persetujuan Direksi.
- Didalam membuat campuran beton, jumlah semen dan
agregat diukur menurut berat, kecuali dalam beberapa
hal khusus dengan persetujuan Direksi.
- Semua volume dan berat agregat, semen dan air harus
ditakar dengan seksama. Bilamana proporsi-proporsi
yang disyaratkan tidak dilaksanakan penyedia jasa
maka konstruksi beton yang ssudah dicor akan
diperintahkan untuk segera disingkirkan.
- Pengujian slump beton segera setelah beton keluar dari
mixer (molen).
i.
Slump minimum = 5.0 cm
ii. Slump maximum = 12.5 cm
- Penyedia
jasa
harus
membuat
merawat
dan
mengadakan test-test kubus beton pada laboratorium
beton yang disetujui Direksi atas biaya sendiri. Test
yang dilakukan pada waktu kubus beton berumur 7 hari
dan 28 hari. Setiap 5 m3 beton yang dicor, maka harus
dibuat satu seri benda uji terdiri dari yaitu untuk 7 hari
dan 28 hari. Setiap benda uji harus diberi tanggal
pembuatan dan dari bagian mana beton diambil. Jika
digunakan beton ready mix, maka dari setiap truck
dibuat benda uji untuk test 7 hari dan 28 hari.
BAB XI - 37

Penyedia jasa harus membuat laporan lengkap


mengenai hasil test kubus dilaboratorium dan
disampaikan pada Direksi. Secara rutin.
Sebelum pekerjaan beton dimulai, maka 24 jam sebelum
penyedia jasa harus membuat laporan tertulis kepada
Direksi yang menyebutkan :
i.
Jumlah volume beton yang dicor
ii. Jumlah alat-alat pengecoran a.l. mixer, vibrator
yang tersedia di lapangan.
iii. Jumlah Portland cement composite yang tersedia
dilapangan.
iv. Jumlah
pasir,
koral/kerikil
yang
tersedia
dilapangan.
v. Jumlah air yang tersedia untuk pembetonan.
vi. Jumlah cetakan-cetakan kubus beton yang tersedia
dilapangan.
vii. Jumlah alat-alat slump yang tersedia dilapangan
viii. Jumlah tenaga kerja yang ada dilapangan
ix. Perbandingan
campuran
beton
yang
akan
dilaksanakan
x. Time schedule pelaksanaan pengecoran
xi. Skema jalannya pengecoran sampai selesai
Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persyaratan
tersebut diatas terpenuhi, dan disetujui direksi.
Pipa, pipa listrik, angker dan bahan lain yang dibuat dari
besi yang ditanam dalam beton harus dipasang cukup
kuat sebelum pelaksanaan pengecoran beton, kecuali
jika ada perintah lain dari Direksi. Jarak antara bahan
tersebut dengan setiap bagian pembesian sekurangkurangnya harus 5 cm. Cara yang dibenarkan untuk
mengikat bahan itu pada kedudukan yang benar adalah
dengan kawat atau mengelas ke besi beton.

Persiapan dan permukaan yang akan dicor


- Sebelum adukan beton dicor, semua ruang-ruang yang
akan diisi dengan beton harus dibersihkan dari kotorankotoran, kemudian cetakan-cetakan dan pasanganpasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton
harus dibasahi dengan air sampai jenuh. Permukaan
tanah atau lantai kerja harus dibasahi dengan siraman
air sebelum pengecoran, permukaan tersebut harus tetap
basah dengan penyiraman air terus menerus sampai tiba
saat pengecoran. Bagaimana juga permukaan tersebut
harus bebas dari air yang tergenang dan juga bebas dari
lumpur serta kotoran-kotoran pada saat pengecoran
beton.

BAB XI - 38

Sambungan beton
- Bidang-bidang beton yang lama yang akan berhubungan
erat dengan beton baru. Dan bila perlu juga bidangbidang akhir dari beton pada siar pelaksanaan, harus
dikasarkan dulu, kemudian bidang-bidang tersebut
harus dibersihkan dari segala kotoran dan benda-benda
lepas, setelah itu harus dibasahi dengan air sampai
jenuh. Setelah permukaan disiapkan dengan persetujuan
Direksi, sesaat sebelum beton yang baru akan dicor
semua permukaan sambungan beton yang horizontal
harus dilapisi atau disapu dengan spesi mortel dengan
susunan yang sama seperti yang terdapat dalam
betonnya. Lapisan spesi mortel tersebut harus tersebar
merata dan harus dikerjakan benar sampai mengisi ke
dalam seluruh liku-liku permukaan beton lama yang
tidak rata, sedapat mungkin harus dipergunakan sapu
kawat untuk menyisipkan lapisan aduk tersebut ke
dalam celah permukaan beton lama.
Persiapan pengecoran
- Beton tidak boleh dicor, bila seluruh pekerjaan bekesting,
pekerjaan tulangan dan pekerjaan instalasi yang
tertanam selesai dipasang dan persiapan seluruh
permukaan tempat pengecoran belum disetujui Direksi.
Seluruh permukaan beketing dan bagian instalasi yang
akan ditanam didalam beton yang tertutup dengan kerak
beton bekas pengecoran yang lalu, harus dibersihkan
terhadap seluruh kerak beton tersebut, sebelum beton
disekelilingnya atau beton yang berdekatan di cor.
Penyingkiran Air
- Beton tidak boleh dicor sebelum semua genangan air
yang memasuki tempat pengecoran tersebut dikeringkan
dengan sebaik-baiknya. Beton tidak boleh dicor di dalam
air tanpa persetujuan Direksi. Penyedia Jasa juga tidak
dibenarkan membiarkan air mengalir diatas beton
sebelum beton cukup umurnya dan mencapai
pengerasan awal.
Pembuatan beton dan peralatannya
i.
Sebelum pembuatan adukan beton dimulai, semua
alat-alat pengaduk dan pengangkut beton harus sudah
bersih.
ii.
Pengadukan beton pada semua mutu beton, harus
dilaksanakan
dengan
mesin
pengaduk.
Mesin
pengaduk untuk membuat beton-beton tengangan
karakteritiknya lebih besar dari 225 kg/cm2, harus
diperlengkap dengan alat-alat yang dapat mengukur
BAB XI - 39

iii.

iv.

v.

vi.

vii.

viii.

ix.

dengan tepat jumlah air pencampur yang dimasukkan


dalam drum pengaduk.
Jenis mesin pengaduk dan jenis timbangan-timbangan
atau takaran-takaran semen, agregat dan air harus
disetujui Direksi sebelum dapat dipergunakan.
Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan
beton harus diawasi terus menerus oleh tenaga-tenaga
pengawas yang ahli dengan jalan pemeriksa slump
pada setiap campuran beton yang baru.
Beberapa slump dijadikan petunjuk apakah jumlah air
pencampur yang dimasukkan kedalam drum pengaduk
adalah cukup tetap, atau perlu dikoreksi dalam
hubungannya dengan faktor air semen yang
diinginkan.
Pengadukan di tiap mesin pengaduk harus terus
menerus dan waktu pengadukan bergantung dari
kapasitas drum pengadukan, banyaknya adukan yang
diaduk, jenis dan susunan butir dari agregat yang
dipakai dan slump dari betonnya, akan tetapi tidak
kurang dari 15 menit sesudah bahan termasuk air
berada didalam molen, selama molen itu harus terus
berputar pada kecepatan yang akan menghasilkan
kekentalan adukan yang merata pada akhir waktu
pengadukan.
Setelah selesai pengadukan, adukan beton harus
memperlihatkan susunan dan warna yang merata.
Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak
memenuhi syarat minimum, misalnya terlalu encer
karena kesalahan dalam pemberian jumlah air
pencampur atau sudah mengeras sebagian atau yang
tercampur dengan bahan-bahan asing, maka adukan
ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari
tempat pelaksanaan.
Dilarang mencampur kembali dengan menambah air
kedalam adukan beton yang sebagian telah mengeras
di dalam molen.
Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum
menerima material-material dari adukan berikutnya.
Mesin pengaduk harus dibersihkan dan dicuci, juga
pada setiap akhir pekerjaan dan bila beton yang akan
dibuat berbeda mutunya.

BAB XI - 40

Penolakan dari beton


i.
Direksi berhak menolak pekerjaan yang tidak
memenuhi
persyaratan.
Penyedia
Jasa
harus
mengganti/membongkar dan memperbaiki beton-beton
yang tidak memenuhi syarat atas biaya sendiri sesuai
dengan instruksi yang diberikan oleh Direksi.
ii.
Syarat kekuatan beton.
iii.
Kekuatan beton harus sesuai dengan persyaratan
dalam PBI
Pengangkutan dan pengecoran
i. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton,
Penyedia Jasa harus memberi tahu Direksi dan
mendapatkan
persetujuannya.
Jika
tidak
ada
persetujuan Direksi, maka Penyedia Jasa akan
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor
atas biaya sendiri. Penyedia Jasa harus mendapatkan
izin dari Direksi setiap kali akan mulai mengecor.
Pengecoran beton tidak diizinkan, bila Direksi
berpendapat bahwa Penyedia Jasa tidak memiliki
fasilitas yang baik untuk melayani pengecoran, proses
pengecoran dan penyelesaian beton.
ii. Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus
dilanjutkan tanpa berhenti sampai mencapai siar-siar
pelaksanaan yang ditetapkan menurut gambar atau
dengan persetujuan Direksi.
iii. Apabila pengecoran beton akan dilakukan dan
diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat
penghentian
tersebut
harus
disetujui
menurut
ketentuan atas persetujuan Direksi.
iv. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam
waktu satu (1) jam setelah pengadukan dengan air
dimulai. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang
sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan terus
menerus secara mekanis. Apabila diperlukan jangka
waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai
bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa
bahan pembantu yang disetujui Direksi. Beton harus
dicor sedekat-dekatnya ketujuannya yang terakhir
untuk mencegah pemisahan bahan-bahan akibat
pemindahan adukan di dalam cetakan.
v. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke
tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara
BAB XI - 41

dengan mana tidak terjadi pemisahan dan kehilangan


bahan-bahan. Cara pengangkutan adukan beton harus
lancar dan kontinyu sehingga tidak terjadi perbedaan
waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang belum dicor. Metode dan cara
pengangkutan beton yang akan dilakukan oleh Penyedia
Jasa dan harus mendapat persetujuan dari Direksi.
vi. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian
atau kedalam papan bekesting yang dalam, yang dapat
menyebabkan terlepasnya koral dari adukan beton
karena berulang kali mengenai batang pembesian atau
tepi bekesting ketika adukan beton itu dijatuhkan, beton
juga tidak boleh dicor dalam bekesting sehingga
mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan
bekesting diatas beton yang dicor. Dalam hal ini, harus
disiapkan corong atau saluran vertikal untuk
pengecoran agar adukan beton dapat mencapai
tempatnya
tanpa
terlepas
satu
sama
lain.
Bagaimanapun juga tinggi jatuh dari adukan beton tidak
boleh melampaui 1,5 meter dibawah ujung corong.
vii. Adukan beton harus dicor merata selama proses
pengecoran, setelah dicor pada tempatnya adukan tidak
boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 meter arah
mendatar. Adukan beton dalam bekesting harus dicor
berupa lapisan horizontal yang merata tidak lebih dari
60 -70 cm dalamnya dan harus diperhatikan agar
terhindar terjadinya lapisan adukan yang miring atau
sambungan beton yang miring, kecuali bila diperlukan
untuk bagian konstruksi miring.
Pemadatan dan penggetaran
i. Pada waktu adukan beton dicor ke dalam beketing atau
lubang galian, tempat tersebut harus telah padat betul
dan tetap, tidak ada penurunan lagi. Adukan beton
tersebut haru memasuki semua sudut, melalui celah
pembesian, tidak terjadi sarang koral.
ii. Perhatian khusus perlu diberikan untuk pengecoran
beton disekeliling waterstop.
iii. Penyedia Jasa harus menyediakan vibrator dengan
cadangan yang cukup

BAB XI - 42

iv. Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator


tidak praktis, Direksi dapat menganjurkan dan
menyetujui pengecoran tanpa vibrator.
v. Pekerjaan pengecoran harus dipadatkan sebaik-baiknya
sehingga tidak terjadi cacat beton seperti kropos, adanya
kantong udara dan sarang koral yang akan
memperlemah kekuatan beton.
vi. Bagian dalam dinding beton harus digetarkan dengan
vibrator dan pada waktu yang sama bekestingnya
diketuk sampai adukan beton betul-betul mengisi penuh
bekesting tersebut atau lubang galian dan menutupi
seluruh permukaan bekesting.
vii. Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan
sebelumnya tidak dikerjakan secara seksama.
viii. Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan vibrator,
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Slump dari beton tidak lebih dari 12,5 cm
- Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam
adukan secara vertikal dan dengan persetujuan
Direksi, dalam keadaan-keadaan khusus boleh
miring sampai 45 derajat.
- Selama penggetaran, jarum tidak digerakkan kearah
horizontal karena hal ini akan memindahkan bahanbahan.
- Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan
atau bagian beton yang sudah mulai mengeras.
Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dari 5
cm dari cetakan atau dari beton yang sudah
mengeras. Juga harus diusahakan agar tulangan
tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran
tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana
betonnya sudah mengeras.
- Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari
panjang jarum pada umumnya tidak boleh lebih
tebal dari 30 50 cm. Berhubung dengan itu, maka
pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat
tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga
tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
- Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila
adukan mulai nampak mengkilap sekitar jarum (air
semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang
pada umumnya tercapai setelah maksimum 30
BAB XI - 43

detik. Penarikan jarum ini tidak boleh dilakukan


terlalu cepat, agar rongga bekas jarum dapat diisi
penuh lagi dengan adukan.
Jarak antara pemaukan jarum harus dipilih
sedemikian
rupa
sehingga
daerah-daerah
pengaruhnya saling menutupi.

Perlindungan cuaca dan perawatan beton


i.
Perlindungan cuaca panas; adukan beton yang baru
dicor harus diberi perlindungan terhadap panas
matahari secepat mungkin setelah pengecoran dan
segera setelah permukaan beton yang baru sudah
cukup mengeras.
ii.
Perlindungan musin hujan; tidak diperbolehkan
mengecor selama turun hujan dan beton yang dicor
harus dilindungi dari curahan hujan. Penghentian
beton yang baru dicor harus dilindungi terhadap
pengikisan aliran air hujan. Sebelum pengecoran
berikutnya dikerjakan, maka seluruh beton yang kena
hujan atau aliran air hujan harus diperiksa untuk
diperbaiki dan dibersihkan dulu terhadap beton-beton
yang tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran
selanjutnya harus mendapatkan izin dari Direksi
terlebih dahulu.
iii.
Perlindungan beban selama dalam proses pengerasan
lantai dan bagian konstruksi yang lain, tidak
diperkenankan mempergunakan lantai tersebut
sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan atau
sebagai tempat penimbunan bahan.
iv.
Tidak diperbolehkan merusak/melubangi beton yang
sudah jadi untuk keperluan-keperluan apapun juga.
Jika hal itu terpaksa harus dilakukan, harus
mendapat persetujuan dari Direksi.
v.
Selama perawatan, bekesting kayu dibiarkan tetap
tinggal agar beton tetap basah untuk mencegah retak
pada sambungan beton lama dan baru karena
pengeringan beton yang terlalu cepat.
vi.
Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan
selama paling sedikit 7 hari dengan cara membasahi
dengan air.

BAB XI - 44

Penyelesaian permukaan beton


i.
Penyelesaian permukaan
ii.
Semua permukaan atau permukaan yang dicetak
harus dikerjakan secara cermat sesuai dengan
bentuk, garis, kemiringan dan potongan sebagaimana
tercantum dalam gambar atau ditentukan oleh
Direksi. Permukaan pelat beton merupakan suatu
permukaan yang rapih, licin, merata dan keras.
Dilarang menaburkan semen kering dan pasir diatas
permukaan beton untuk menghisap air yang
berlebihan. Pelat lantai dan bagian atas dinding
exposed : harus dirapihkan dengan sendok aduk
dari baja.
iii.
Perbaikan cacat permukaan harus dilakukan segera
setelah cetakan dilepaskan, semua permukaan
exposed (terbuka) harus diperiksa secara teliti,
bagian yang tidak rata harus segera digosok atau diisi
secara baik agar diperoleh suatu permukaan yang
seragam dan merata. Perbaikan hanya boleh
dikerjakan setelah ada pemeriksaan dari Direksi,
pekerjaan perbaikan tersebut harus betul-betul
mengikuti petunjuk Direksi. Semua penggantian dan
perbaikan sebagaimana diuraikan disini harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa atas biaya sendiri.
Beton yang menunjukkan adanya rongga-rongga,
lubang, keropos, atau cacat sejenis lainnya harus
dibongkar dan diganti. Semua perbaikan tersebut
harus dirawat sebagaimana diperlukan untuk beton
yang diperbaiki. Untuk struktur reservoir dan yang
berhubungan dengan air, sebelum struktur diisi
dengan air, tiap retakan yang kiranya timbul harus
diberi tanda dan diperbaiki agar menjadi kedap
dengan adukan water profing.
19.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
prestasi
pekerjaan
beton
K175
berdasarkan jumlah telah terpasang/dikerjakan dan
tercantum dalam gambar kerja dengan persetujuan
Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan beton k175 berdasarkan satuan
meter kubik (m3) terpasang sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. -Semen yang
BAB XI - 45

dipergunakan dalam pekerjaan ini Semen Portland


Komposit.
20. Pengadaan dan Pemasangan Aksesoris Pipa
Satuan
Pekerjaan
Buah

21.

Pengadaan dan
Pemasangan aksesoris
Pipa

Nomor Pembayaran :
A.IV.p, B.II.e, B.II.f
dan (B.II,j s/d B.II.l)

20.1.

Umum
Untuk pekerjaan jaringan pipa transmisi diperlukan
pengadaan dan pemasangan aksesoris pipa seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja dengan persetujuan
Direksi.

20.2.

Cara Pelaksanaan
Semua aksesoris Pipa merupakan bahan yang umum
didapatkan dipasaran secara bebas.
Jika ternyata pada pengujian pekerjaan jaringan pipa
transmisi ini terjadi kerusakan aksesoris atau tidak
berfungsi, maka Penyedia Jasa diwajibkan untuk
memperbaiki atau menggantikan dengan yang baru
dengan persetujuan Direksi, kemudian diuji kembali agar
mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan syaratsyarat yang ditentukan. Biaya perbaikan dan penggantian
ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

20.3.

Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran prestasi pekerjaan pengadaan aksesoris
pipa berdasarkan jumlah yang terpasang/dikerjakan
dan tercantum dalam gambar kerja dengan
persetujuan Direksi.
b. Pembayaran pekerjaan pengadaan aksesoris pipa
berdasarkan satuan buah (bh) terpasang sesuai yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Jembatan Perlintasan Pipa

Satuan
Pekerjaan
Ls

Pekerjaan Jembatan
Perlintasan Pipa

Nomor Pembayaran :
B.IV.a s/d B.IV.c

BAB XI - 46

21.1.

Umum
Pekerjaan Jembatan digunakan untuk perlintasan pipa yang
melintasi sungai atau saluran seperti yang tercantum dalam
gambar kerja.

21.2. Cara Pelaksanaan


- Penyedia jasa harus mempersiapkan semua tenaga, alat,
bahan dan perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk
pekerjaan ini.
- Pengadaan dan pemasangan jembatan pipa tidak hanya
melaksanakan pembuatan pondasi saja, akan tetapi sekaligus
melaksanakan pemasangan pipa dengan persetujuan Direksi.
- Penyedia jasa harus memeriksa kembali semua ukuran yang
ada didalam gambar kerja sesuai dengan hasil survey yang
dilakukan oleh penyedia jasa. Biaya yang timbul akibat
pekerjaan survey menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
- Data hasil penyelidikan tanah yang diperlukan untuk
pemasangan jembatan pipa, dapat diminta dari Direksi jika
ada, bila tidak ada penyedia jasa diwajibkan untuk
mengadakan penelitian kondisi tanah tersebut atas biaya
sendiri.
- Ring support (klem pengaman baja) harus betul-betul
dipasang pada setiap bantalan pier.
- Klem pengaman pipa harus dibuat dari satu jenis baja sesuai
dengan standar yang ditentukan. Setelah semua klem
pengaman pipa dipasang pada posisi yang dikehendaki
kemudian dilas pada sekeliling pipa dan dicat.
- Penyedia jasa harus mempersiapkan kayu-kayu ataupun
batang-batang kelapa melintasi sungai dengan lebar
seperlunya untuk perancah pelaksanakan pemasangan pipa,
penyambungan, pengelasan dan untuk pengecatan pipa.
- Perancah tersebut harus dibuat dalam keadaan kuat, sehingga
terjamin pelaksanaan yang aman pada waktu pelaksanaan
pemancangan pondasi tiang pancang (bila ada).
- Bila pemasangan pipa digantung pada jembatan yang ada,
ataaupun digantung pada bangunan lain yang ada,
persetujuan dari pemilik atau instansi yang berwenang
mengenai rencana pelaksanaan penggantungan pipa pada
bangunan-bangunan tersebut menjadi tanggung jawab
penyedia jasa dan biaya yang diperlukan untuk hal tersebut
menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
- Dari hasil survey lapangan dan pengecekan kembali segala
ukuran dan data geologi, penyedia jasa harus mempersiapkan
gambar kerja dan gambar pelaksanaan untuk pengadaan dan
pemasangan jembatan pipa.
- Sebelum melaksanakan pemasangan jembatan pipa, gambar
yang menunjukkan semua ukuran, detail pipa, pondasi
abutmen, tiang pancang dan perhitungan yang diperlukan
harus diserahkan kepada Direksi untuk terlebih dahulu
BAB XI - 47

diperiksa dan disetujui. Penyedia jasa tidak dibenarkan


melaksanakan pemasangan jembatan pipa sebelum gambar
kerja disetujui Direksi.
21.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran prestasi pekerjaan jembatan perlintasan pipa
berdasarkan jumlah yang telah terpasang/dikerjakan dan
tercantum dalam gambar kerja dengan persetujuan Direksi.
b. Pembayaran
pekerjaan
jembatan
perlintasan
berdasarkan meter lari (m) terpasang sesuai
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

pipa
yang

22. Acian
Satuan Pekerjaan

Acian

Nomor Pembayaran :
A.IV.k

22.1. Umum
Pekerjaan ini harus mencakup finishing pasangan batu bata,
atau sesuai dengan gambar kerja dengan persetujuan Direksi.
22.2.Cara Pelaksanaan
- Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini Semen
Portland Komposit (PCC), produksi dalam negeri dan
memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004.
- Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan pasangan
batu tidak boleh mengandung minyak, alkali, garam, bahanbahan organis.
- Untuk pekerjaan acian ini digunakan campuran semen dan
air. Untuk semua bagian yang akan diaci harus bersih dari
kotoran dan disiram dengan air.
22.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran prestasi pekerjaan acian berdasarkan jumlah yang telah
dikerjakan/terpasang dan tercantum dalam gambar kerja dengan
persetujuan Direksi.

Pembayaran pekerjaan acian berdasarkan satuan meter persegi


(m2) terpasang sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.

BAB XI - 48

23. Pekerjaan Pemasangan Trashrack (Saringan Kasar)


Satuan Pekerjaan
m2

24.

Pekerjaan
Pemasangan Kisi
Saring (Saringan
Kasar)

Nomor Pembayaran :
A.IV.l

23.1

Umum
Untuk perlengkapan penghalang sampah (trash rack)
diperlukan kisi saring (saringan kasar) dan pemasangan
ditunjukkan dalam gambar.

23.2

Cara pelaksanaan
Bahan untuk pembuatan kisi saring (saringan kasar) dari
besi polos 12 mm dan untuk rangka dari besi siku 40 x
40 x 4, jarak setiap kisi-kisi adalah 2 cm. Pekerjaan dapat
dinyatakan selesai setelah pekerjaan pemasangan kisi
saring (saringan kasar) dipasang dilapangan.

23.3

Cara Pembayaran
Pengkuran untuk pembayaran pemasangan kisi saring
(saringan kasar) berdasarkan jumlah yang tertera dalam
gambar
atau ditentukan oleh Direksi. Pembayaran
pekerjaan pemasangan kisi saring (saringan kasar) harus
dibuat berdasarkan satuan meter persegi (m2) sesuai yang
dipasang dilapangan dan yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan
pemasangan kisi saring (saringan kasar) tersebut telah
termasuk semua biaya upah kerja, bahan, peralatan,
pengelasan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang ada
hubungannya.

Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa PE


Satuan
Pekerjaan
m1

Pengadaan dan
Pemasangan Pipa PE

Nomor Pembayaran :
B.II.a dan B.II.b

24.1.Umum
Pipa PE merupakan bahan yang umum didapatkan
dipasaran secara bebas. Pipa PE yang dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan pipa transmisi adalah pipa PE 100
SDR 17 (PN-10).

BAB XI - 49

24.2.Cara Pelaksanaan dan Penyambungan Pipa


a. Penyimpanan dan Pengangkutan
i. Setiap kendaraan yang dipakai untuk mengangkut
pipa harus mempunyai badan yang sesuai dengan
panjang pipa, karena pipa tidak boleh tergantung.
Cara penanganan pengangkutan pipa harus
mengikuti rekomendasi dari pabrik. Tali dan
semua pengait serta alat besi lainnya yang dipakai
dalam proses pengangkutan harus benar-benar
dilapisi dengan bahan lunak. Tidak diperkenankan
untuk memasang pengait pada permukaan dinding
bagian dalam ujung pipa. Tali yang kuat harus
dipakai. Posisi pengangkutan dengan tali harus
diperhatikan sehingga kerusakan pada pipa
berkurang seminimal mungkin.
ii. Pipa dan perlengkapan pipa yang telah diadakan
untuk dilaksanakan pemasangannya harus dijaga
baik-baik jangan sampai hilang atau rusak. Jika
terjadi kerusakan atau hilang bahan pipa dan
perlengkapannya harus diganti sesuai dengan
kualitas/bentuk
aslinya
dan
biaya
yang
ditimbulkan akibat penggantian tersebut menjadi
tanggungan penyedia jasa.
iii.
Penyedia jasa harus mendapat izin-izin yang
diperlukan apabila terdapat bangunan, ruang jalan
dan bangunan fasilitas lainnya yang akan dilalui
jaringan pipa transmisi.
b. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
i. Pipa yang telah sampai dilokasi pekerjaan
dilaksanakan pengambilan contoh secara acak
untuk dilakukan pengujian oleh Direksi.
ii. Biaya pengujian dibebankan oleh penyedia jasa.
iii. Pengujian dilakukan dilaboratorium independen
atau sesuai petunjuk Direksi.
iv. Apabila dalam pengujian terdapat pipa yang tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis, penyedia jasa
harus menggantinya sesuai dengan spesifikasi
teknis yang disyaratkan.
c. Penyambungan dengan menggunakan Mesin Hydraulik
Butt Fusion.
- Persiapan sebelum melakukan penyambungan :
BAB XI - 50

a. Semua peralatan harus diletakkan ditempat


yang datar dan kering.
b. Sebelum pengoperasian pastikan mengikuti
hal-hal sebagai berikut :
a). Power supply elektrik harus sesuai dengan
persyaratan type mesin butt fusion yang
akan digunakan.
b). Pastikan kabel-kabel power elektrik tidak
rusak atau usang.
c). Pisau pada alat penyerut (planing tools)
dalam keadaan baik dan tajam.
d). Seluruh instrumen dalam keadaan normal.
e). Seluruh part dan kunci-kunci yang
diperlukan tersedia.
f). Mesin dalam kondisi baik.
c. Koneksi dan persiapan
a). Sambungan badan mesin dan hydrolik
dengan menggunakan quick couplers.
b). Sambungkan alat pemanas dan boks
elektrik dengan menggunakan kabel.
c). Pasang clamp yang sesuai dengan
diameter luar pipa ke dalam basic frame.
d). Sesuai dengan persyaratan fitting dan
proses pengelasan atau tempratur dan
waktu ditempat tempratur/waktu.
-

Proses penyambungan :
a. Sebelum proses penyambungan, periksa
terlebih dahulu apakah jenis material,
diameter dan ketebalan dinding pipa sudah
sesuai, lalu periksa apakah ada goresan atau
retak pada permukaan pipa/fitting. Jika
kedalaman goresan atau retakan melebihi 10%
dari ketebalan dinding, haluskan terlebih
dahulu bagian yang rusak tersebut.
b. Bersihkan bagian dalam dan luar permukaan
ujung pipa yang akan disambung.
c. Tempatkan pipa/fitting dibadan mesin. Pipa di
luar badan mesin harus disupport dengan
ketinggian yang sama dengan tinggi clamp.
Kencangkan baut pengencang clamp untuk
mengencangkan pipa/fitting.
BAB XI - 51

d. Mengukur tekanan drag : buka penuh


pressure regulation valve, kunci rapat swing
check valve kemudian dorong maju direction
valve. Sementara itu mengatur pressure
regulation valve sampai selinder mulai
bergerak, pada titik ini tekanan dalam sistim
disebut tekanan drag.
e. Mengukur tekanan drag + tekanan bead up :
buka penuh pressure regulation valve, kunci
rapat swing check valve dan kemudian dorong
maju direction valve. Sementara itu mengatur
pressure regulation valve untuk men-set
tekanan hirolik yang besarnya adalah tekanan
drag + tekanan bead up (Total tekanan bead
up = tekanan welding).
f. Pisahkan pipa / fitting dengan membuka
swing check valve berlawanan arah jarum jam
untuk
mengurangi
tekanan.
Letakkan
penyerut diantara ujung pipa/fitting dan
menghidupkannya.
Rekatkan
ujung
pipa/fitting dengan menggerakkan diregtion
valve hidrolik dan perlahan-lahan putar swing
check valve searah jarum jam sampai ada
serutan kontinyu muncul pada kedua ujung
pipa. Dorong direction valve ke posisi tengan
untuk beberapa saat, kemudian buka frame,
matikan alat penyerut dan keluarkan dari
frame, kemudian putar penuh swing check
valve searah jarum jam. Perhatian : Ketebalan
serutan harus berada dalam jarak 0,2 0,5
mm dan dapat diatur dengan menyesuiakan
tinggi pisau alat penyerut.
g. Rekatkan ujung pipa/fitting dan periksalah
kesejajaran. Ketidaksejajaran maksimum tidak
boleh melebihi 10% dari ketebalan dinding,
dan
dapat
diperbaiki
dengan
cara
melonggarkan atau mengencangkan baut
penjepit clamp.
h. Bersihkan debu atau kotoran dari permukaan
plat pemanas. Perhatian : Jangan merusak
lapisan PTFE dipermukaan plat pemanas,
Jangan sentuh ujung pipa dengan tangan atau
kain kotor / berminyak.
BAB XI - 52

i.

Letakkan plat pemanas diantara ujung pipa


setelah tempratur yang diperlukan tercapai.
Rekatkan ujung pipa / fitting dengan
menggerakkan direction valve dan menaikkan
tekanan ke tekanan yang telah ditentukan
dengan memutar pressure regulation sampai
bead mencapai lebar yang ditentukan.
j. Putar swing check valve berlawanan arah
jarum jam untuk menurunkan tekanan ( <
tekanan drag) dan putar penuh swing check
valve searah jarum jam. Tekan tombol T2
waktu pemanasan dimulai dengan menghitung
mundur ke Nol detik, kemudian alarm akan
berbunyi.
k. Buka frame dan keluarkan plat pemanas lalu
rekatkan kedua ujung pipa/fitting yang telah
meleleh secepat mungkin (change over time).
24.3.Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran Prestasi pekerjaan dapat dibayarkan 50%
(lima puluh persen) apabila pekerjaan pengadaan pipa
PE sudah ada dilokasi pekerjaan yang dibuktikan
dengan berita acara serah terima pengadaan pipa
dengan persetujuan Direksi.
b. Pengukuran prestasi pekerjaan dapat dibayarkan
100% (seratus persen) apabila pekerjaan dan
pengadaan pipa PE sudah terpasang semua dilokasi
pekerjaan dengan persetujuan Direksi.
c. Pembayaran pekerjaan pengadaan dan pemasangan
pipa berdasarkan satuan meter lari (m) sesuai yang
diterima atau yang terpasang dilapangan dan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
25. Pekerjaan Tangga Tanam atau Tangga Monyet
Satuan Pekerjaan
unit

Tangga
Tanam/Monyet

Nomor Pembayaran :
A.IV.n

25.1. Umum
Untuk keperluan operasi dan pemeliharaan Intake, Bak
Reservoir / Tandon Air diperlukan tangga monyet.

BAB XI - 53

25.2. Cara Pelaksanaan


a. Tangga tanam terbuat dari besi polos/ulir dengan 16 mm
yang dipasang di dinding bangunan.
b. Pekerjaan dapat dinyatakan selesai setelah tangga monyet
dari besi beton tersebut dipasang dilapangan.
25.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan tangga monyet
berdasarkan jumlah yang tertera dalam gambar atau
ditentukan oleh Direksi Lapangan.
b. Pembayaran pekerjaan tangga monyet berdasarkan unit
sesuai yang terpasang dilapangan dan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk
pekerjaan tangga monyet tersebut sudah termasuk seluruh
upah tenaga, bahan dan peralatan.

26.

Pekerjaan Pintu
Satuan Pekerjaan
bh

Pekerjaan Pintu

Nomor Pembayaran :
A.IV.o

26.1

Umum
Yang
dimaksud
pekerjaan
pintu
disini
adalah
membongkar dan memasang kembali pintu yang
mengalami kerusakan.

26.2

Cara pelaksanaan
Pintu Air direncanakan, diproduksi dan dilaksanakan
pemasangan, hanya oleh suatu pabrik yang sudah
disetujui Direksi. Pembuatan dan pengdaan pintu harus
dilaksanakan atas sesuai dengan perintah direksi pintu di
bongkar dan memasang kembali pintu dengan mengganti
plat termasuk plat strip, stang, bronze, roda gigi, mur,
baut,nipple, spie gembok dan lainnya serta pembersihan
dan pengecetan.
Perbaikan daun pintu air yang terbuat dari kayu harus
dilakukan dengan hati-hati sehingga pada saat
pembongkaran
daun
pintu
yang
rusak
tidak
mempengaruhi bagian-bagian lain serta bagian lainyang
dibuka seperti klem besi pengamit daun pintu, mur/baut
dan bagian lain yang berhubungan dengan daun pintu
tersebut, sehingga bagian-bagian tersebut masih bisa
BAB XI - 54

digunakan lagi kecuali bila direksi memberikan perintah


yang lain.
26.3

27.

Cara Pembayaran
Pembayaran pekerjaan pemasangan pintu ini sesuai yang
dilaksanakan
dan
terpasang
dilapangan
dengan
persetujuan oleh direksi pekerjaan.
Pembayaran untuk pekerjaan ini termasuk biaya
pengadaan material, upah, buruh, peralatan, dan semua
yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini.

Pekerjaan Wheep Hole


Satuan Pekerjaan :
Buah (bh)

Wheep Hole

Nomor Pembayaran :
A.IV.q

27.1.

Umum
Pekerjaan Pipa Peresapan ini harus mencakup memotong,
dan memasang sesuai dengan gambar rencana dan
petunjuk Pengguna Jasa.
Pipa peresapan tersebut menggunakan pipa PVC diameter 2
inch sepanjang 50 cm perbuah atau menurut persetujuan
Direksi.

27.2.

Cara Pelaksanaan
Tembok-tembok penahan, melebihi dari 1.5 m pasangan
miring dan tembok-tembok kepala harus dilengkapi dengan
suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter
2 inch dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 luas
permukaan. Setiap ujung pemasukan suling-suling harus
dilengkapi dengan saringan.
Suling-suling dipasang
bersamaan dengan pasangan batu dan Pada pasangan
miring saringan kerikil juga dibuat bersama dengan
pasangan batu.
Saringan terdiri atas lapisan ijuk yang dipasang pada ujung
pipa menonjol keluar pasangan, dibungkus dengan kerikil
atau batu pecah sekeliling pipa setebal 15 cm. Saringan
krikil tersebut dibungkus lagi dengan ijuk untuk
membatasi saringan dari tanah asli atau tanah urug.

27.3.

Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pembayaran pekerjaan Pipa peresapan
berdasarkan pada gambar atau yang ditentukan oleh
Pengguna Jasa.
BAB XI - 55

Pembayaran pekerjaan ini berdasarkan satuan Buah (Bh)


sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Pembayaran untuk pekerjaan ini termasuk biaya
pengadaan material, upah, buruh, peralatan, dan semua
yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini
28.Pekerjaan Bronjong
Satuan Pekerjaan :
m
28.1.

Pasangan Bronjong
Kawat Pabrikasi

Nomor Pembayaran :

Umum
Bronjong dipasang sebagai pelindung talud dari timbunan
tanggul seperti tertera dalam gambar atau pada tempat
yang ditentukan oleh direksi
a. Bronjong yang dipakai adalah Bronjong yang sesuai
dengan Standar SNI/SII yang terbuat dari kawat lunak
yang dianyam dengan menggunakan mesin penganyam
(Pabrikasi).
b. Ukuran bronjong
Ukuran bronjong yang dipakai adalah :
- Panjang
=
2,00 m
- Lebar
=
1,00 m
- Tinggi
=
0,50 m
- Mesh
=
8 x 10 cm
c. Diameter Kawat
Diameter kawat untuk anyaman bronjong yang dipakai
adalah 2,7 mm dan kawat sisi memakai diameter 3,4
mm.
d. Kawat Pengikat
Semua bagian tepi dari bronjong termasuk panel dan
sekat harus terikat rapat pada kawat sisi secara
mekanikal, hal ini untuk menjaga terlepasnya anyaman,
dengan diameter kawat pengikat adalah 2 mm.

28.2.

Cara Pelaksanaan
- Batu yang digunakan untuk pengisian bronjong harus
cukup keras dan tahan lama.
- Batu harus diletakkan dalam bronjong dengan hati-hati
untuk mencegah kerusakan kawatnya dan batu yang
dipakai adalah batu kali atau batu gunung dengan
ukuran besar antara 20 -30 cm dan batu pengunci
antara 10 20 cm.

BAB XI - 56

28.3.

Bronjong dapat disetujui oleh direksi untuk dipasang


apabila sudah memenuhi stndar spesifikasi tersebut
diatas.
Selama proses pemasangan Bronjong ini harus
didampingi oleh Direksi Lapangan agar jika terjadi
perubahan konstruksi cepat mendapat persetujuan
dari Pihak Direksi.

Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran
pembayaran
pekerjaan
Bronjong
ini
berdasarkan jumlah yang tertera pada gambar atau yang
ditentukan oleh Pengguna Jasa.
Pembayaran pekerjaan Bronjong ini berdasarkan satuan
meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
Pembayaran untuk pekerjaan ini sudah termasuk biaya
pengadaan material, upah kerja, peralatan, langsiran
material ketempat yang ditunjukkan oleh Direksi serta
semua yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan.

BAB XI - 57

SPESIFIKASI UMUM
1

Umum
Spesifikasi dari semua barang dan bahan adalah baru
(belum pernah dipergunakan), kecuali ditentukan lain
dalam spesifikasi.

2.

Lokasi Pekerjaan
Pembangunan Intake dan Jaringan Air Baku Paradean
Tahap I Kab. Enrekang

3.

Ruang Lingkup Pekerjaan :


1. Pembangunan Intake
2. Pengadaan dan Pemasangan Jaringan Pipa Transmisi
300 mm

4.

Jalan Masuk Kedaerah Kerja


Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja adalah
menggunakan jalan-jalan setempat yang ada yang
berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan
daerah proyek.
Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan
dan ketentuan hukum yang berhubungan dengan
penggunaan jalan angkutan umum dan bertanggung jawab
terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Penyedia Jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan
yang ada, memperbaiki dan memperkuat jembatan beton
sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutan, sejauh yang
dibutuhkan untuk pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia Jasa untuk
dikerjakan dalam hubungannya dengan jalan dan jembatan
harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu lalulintas dan harus mendapat persetujuan
Direksi dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Badan
Pemerintah setempat dan Badan Swasta.
Pemberi
tugas
tidak
bertanggung
jawab
terhadap
pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang digunakan
oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak
ditentukan oleh Direksi harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa
atas bebannya sendiri dan harga untuk semua pekerjaan
tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak.

BAB XI - 58

5
5.01

Gambar-gambar Yang Dimiliki Penyedia Jasa


Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap
(a)

Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia
Jasa haruslah gambar-gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan
harus di serahkan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.

(b)

Gambar-gambar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan Gambar kontrak
sebagai dasar untuk mempersiapkan Gambar
pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk
pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat
memperlihatkan
penampang
melintang
dan
memanjang dari beton, pasangan batu, pengaturan
batang pembesian termasuk rencana pembengkokan,
pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang
digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
Gambar-gambar Bengkel / Gedung
Gambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan olek
Penyedia Jasa untuk keperluan penyimpanan
peralatan dan bahan-bahan milik Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set
gambar-gambar lengkap di lapangan
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada
persetujuan Direksi adalah menjadi resiko Penyedia
Jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab
Penyedia Jasa atas kebenaran gambar tersebut.

(c)

(d)

5.02

Gambar-gambar Pekerjaan Sementara


a) Umum
1. Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa
harus terperinci, dan diserahkan kepada Direksi
sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau dalam
waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak.
2. Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari
pekerjaan sementara seperti cofferdam, tanggul
sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
3. Gambar perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa
yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi (sah) juga
harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 2 (dua)
rangkap.
BAB XI - 59

b) Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara yang diusulkan


Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara
yang berkaitan dengan pekerjaan tetap secara lebih mendetail
dan diserahkan kepada Direksi untuk mengubah dan mendapat
persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.
5.03

Gambar-gambar Purnalaksana (as built darwing)


Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara
satu set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiaptiap pekerjaan.
Pada gambar yang memperlihatkan
perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan kontrak,
sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar
kemudian dicap "sudah dilaksanakan".
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap
bulan dilapangan oleh Direksi dan tiap hari oleh Pengawas
Lapangan, dan apabila diketemukan hal-hal yang tidak
memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus
diperiksa kembali selama 6(enam) hari kerja.

6.

Standard
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari Normalisasi Standar Indonesia.
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada standard
Indonesia, maka dapat dipakai British Standard yang sesuai
dengan spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya
diperinci disini atau dicakup oleh Standard National
haruslah bahan dan mutu pekerjaan klas utama.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang
dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam
pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan
Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.

7.

Program Pelaksanaan dan Laporan

7.01

Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa sudah harus melaksanakan MC-0 (MC awal)
paling lambat 14 hari kelender setelah menerima Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan
sesuai dengan Syarat-Syarat Kontrak dengan menggunakan
CPM network. Program tersebut harus dibuat dalam dua
bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan
setiap kegiatan :
i) Mulai tanggal paling awal
ii) Mulai tanggal paling akhir
iii) Waktu yang diperlukan
iv) Waktu float
BAB XI - 60

v) Sumber tenaga
diperlukan.

kerja,

peralatan

dan

bahan

yang

Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk


pelaksanaan pekerjaan sementara dan tetap, kelonggaran
waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan
gambar-gambar,
pengiriman
peralatan
dan
bahan
kelapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari libur
umum maupun keagamaan.
7.02

Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu
yang ditentukan Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan
2 (Dua) salinan laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk
yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang
terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai
berikut :
i)
Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan
yang dicapai pada bulan laporan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
ii) Prosentasi dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan
maupun prosentase rencana yang diprogramkan harus
sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada bulan
laporan.
iii) Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturutturut dengan ramalan tanggal permulaan dan
penyelesaiannya.
iv) Daftar tenaga setempat
v) Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan
dilapangan yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan
termasuk
yang
sudah
datang
dan
dipindahkan dari lapangan.
vi) Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian Pekerjaan
tetap harus diuraikan sebagai berikut :
a) Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton
b) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan
timbunan
c) Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang
digunakan
d) Jumlah banyaknya bangunan, dll.
vii) Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan
selama masa laporan.
viii) Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima
dan kebutuhan pembayaran yang diperlukan bulan
berikutnya.

BAB XI - 61

ix)

Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan


masalah yang timbul atau berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.

7.03

Rapat
bersama
untuk
membicarakan
kemajuan
pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan
seminggu sekali pada waktu yang telah disetujui oleh kedua
belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan
kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas
permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

8.

Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan
lengkap dan dibuatkan album foto berikut keterangan
berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan foto.
Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto
pada kondisi sebelum pelaksanaan (0%), pada saat
pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (100%).
Titik sudut pengambilan foto untuk tahap-tahap kegiatan
diusahakan dari posisi yang sama. Oleh karena itu sebelum
pengambilan foto perlu dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan
yang kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
- Nama dan lokasi bangunan.
- Tanggal pengambilan
- Tahap pelaksanaan
Berita acara pembayaran dan laporan bulanan harus
dilampiri dengan beberapa foto-foto pelaksanaan pada
periode tersebut. Pada akhir pelaksanaan Kontrak. Penyedia
Jasa harus menyerahkan album foto pelaksanaan pekerjaan
kepada Direksi untuk tiap-tiap bangunan atau bagian
konstruksi pada kondisi 0%, 50% dan 100% dalam satu
halaman.Penyerahan dilakukan sebanyak 3 (tiga) rangkap
bersama 1 (satu) set album negatifnya atau dalam bentuk
CD.
Seluruh biaya yang diperlukan untuk pekerjaan ini sudah
diperhitungkan dalam harga kontrak.

9.

Bahan dan Perlengkapan


Penyedia Jasa

9.01

Yang

harus

Disediakan

oleh

Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan
perlengkapan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
yang tercantum dalam kontrak, semua bahan dan
BAB XI - 62

perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus


baru dan sesuai dengan standar yang diberikan dalam
spesifikasi atau standar dalam Spesifikasi Umum.
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan bahan dan
perlengkapan tidak sesuai dengan suatu standar seperti
tersebut
diatas,
Penyedia
Jasa
harus
segera
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi.
9.02.

Perlengkapan Konstruksi
Penyedia
Jasa
harus
segera
menyediakan
semua
perlengkapan
konstruksi
yang
diperlukan
dalam
pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi
memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia
Jasa harus segera memenuhi kekurangannya, semua
perlengkapan dan peralatan harus lengkap dengan spare
parts yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan dapat
dikerjakan dengan sempurna.

9.03.

Bahan pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan,
bila bahan tersebut tidak tersedia dipasaran maka dapat
digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin tertulis
dari Direksi. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak
akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara
bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti.

9.04

Pemeriksaan bahan dan Perlengkapan


Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia
Jasa akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan
dalam Kontrak pada salah satu atau lebih tempat yang
ditentukan Direksi :
(a) Tempat produksi dan pembuatan
(b) Tempat pengapalan
(c) Lapangan
Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang
menyangkut perlengkapan dan bahan kepada Pemberi Tugas
sesuai yang dimintanya untuk tujuan pemeriksaan, tetapi
bagaimanapun juga tidak merugikan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan
bahan sesuai dengan spesifikasi.

9.05

Spesifikasi, brosur dan data yang harus disediakan oleh


Penyedia Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set
spesifikasi yang lengkap, brosur dan data bahan dan
perlengkapan untuk mendapat persetujuan, dan harus
disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30 (tiga
BAB XI - 63

puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja.


Persetujuan dari Spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun
juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari tanggung
jawabnya dalam hubungannya dengan Kontrak.
10.
Survey Dan Pengukuran Pekerjaan
10.01 Bench Mark
Tanda dasar Proyek merupakan Bench Mark yang terletak
berdekatan dengan sungai/ saluran seperti terlihat pada
Gambar. Ketinggian dari Bench mark ini adalah didasarkan
pada titik tetap utama.
Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada
gambar yang diberikan kepada Penyedia Jasa sebagai
referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan
titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out
pekerjaan, Penyedia Jasa perlu melakukan pengukuran
pemeriksaan untuk kepuasan ia sendiri atas ketelitiannya.
Pemberi Tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian
Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik referensinya.
Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan
sementara untuk kemudahannya, tetapi tiap Bench Mark
sementara yang didirikan merupakan rencana dan
tempatnya disetujui oleh Direksi dan akan merupakan
ketelitian yang berhubungan dengan Bench Mark yang
didirikan oleh Direksi.
10.02 Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran
Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul
sesuai dengan Kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari
Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah, sekurangkurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja
Penyedia Jasa memberi tahukan kepada Direksi secara
tertulis
untuk
menyelesaikan
dan
melaksanakan
pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai pekerjaan tanah
Penyedia Jasa akan mengukur dan mengambil ketinggian
terhadap daerah yang diduduki, dengan menggunakan
Bench mark atau titik referensi yang disetujui Direksi pada
saat Wakil Direksi berada. Ketinggian muka tanah yang
ditentukan
perlu
mendapat
persetujuan
Direksi.
Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan
ketinggian yang disetujui.
10.03 Bantuan Pengukuran Staf Direksi
Penyedia Jasa bekerja sama dengan Direksi dalam
pemeriksaan
setting-out
dan
dalam
melaksanakan
pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan
pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembayaran.
BAB XI - 64

Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang


lurus, penyangga, cetakan profil dan lain-lain yang perlu
untuk pemeriksaan setting out dan pengukuran kemajuan
pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua
biaya untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut
diatas merupakan beban Penyedia Jasa. Dan biaya tersebut
sudah termasuk dalam harga satuan didalam pekerjaan
lain-lain pada daftar volume pekerjaan.
11
Pekerjaan Sementara
11.01 Umum
Penyedia
Jasa
akan
bertanggung
jawab
terhadap
perencanaan,
Spesifikasi,
pelaksanaan
dan
berikut
pemindahan
semua
pekerjaan
sementara
untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan
sementara dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk
melaksanakan
pekerjaan dilapangan, pertama-tama
diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan
sesuai dengan prosedur dalam spesifikasi Umum. Apabila
Penyedia Jasa bermaksud mengajukan alternatif untuk
pekerjaan sementara diluar daerah lapangan seperti terlihat
pada Gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah
dan sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biaya
sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume
pekerjaan. Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia
Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan
dalam Kontak.
Dalam hal tersebut tidak diberikan
perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.
11.02 Lapangan Kerja
Lapangan kerja yang digunakan untuk pelaksanana
pekerjaan, dijamin oleh Pemberi Tugas dan bebas dari biaya
pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin
melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah tadi seperti
pada gambar atau seperti petunjuk Direksi. Penyedia Jasa
hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak
buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan, termasuk arah
jalan masuk yang disetujui Direksi sehingga mengurangi
kerusakan tanaman/pemilikan dan kerusakan tanah. Bekas
yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum
diterimanya pekerjaan oleh Pemberi Tugas tanah harus
dikembalikan kekeadaan semula.
Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pemberi
Tugas untuk semua kerusakan misalnya kerusakan
tanaman atau tanah hasil galian baik milik Pemberi Tugas
atau orang lain.
Penyedia Jasa mengganti kerugian
terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan
tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.
BAB XI - 65

11.03 Kantor Penyedia Jasa, Perkampungan, Gudang, Bengkel,


Pemondokan Buruh, dan sebagainya
Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara mengerjakan
dan memindahkan bangunan sementara lainnya setelah
selesai pekerjaan, supaya diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Penyedia Jasa supaya meyerahkan rancangan tempat kerja
dan bangunan sementara secara umum kepada Direksi
untuk mendapat persetujuan pada waktu yang ditetapkan.
Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
mendapat persetujuan Direksi.
Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh
harus dilengkapi dengan semua pelayanan yang perlu
seperti saluran pembuang, penerangan, jalan, gang, tempat
parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan
kebakaran dan peralatan pencegahan api sesuai dengan
batas yang ditentukan dalam kontrak.
Penyedia Jasa supaya juga melengkapi keperluan air bersih
dan penerangan yang cukup untuk kantor Penyedia Jasa,
perkampungan stafnya, pemondokan buruh, bengkel dan
tempat lainnya didaerah kerja.
11.04 Pekerjaan Pengeringan Selama Pelaksanaan
Pembuangan air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan
seperti cofferdam, saluran, drainase dan genangan atau
bangunan sementara yang lain pada saat pembuangan air
dilaksanakan, Penyedia Jasa harus memasang mengerjakan,
memelihara semua pipa dan peralatan lain yang diperlukan
untuk pembuangan air dari bermacam-macam pekerjaan
dan untuk pemeliharaan pondasi serta bagian pekerjaan
yang lain agar bebas dari air dan pekerjaan konstruksi
sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia Jasa bertanggung
jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau
kegagalan pembuangan air atau pekerjaan pengaman atas
biaya Penyedia Jasa.
Setelah cofferdam, semua tanggul atau pembuangan air
sementara sudah berfungsi segera dibongkar atau diratakan
sehingga kelihatan baik dan tidak menggangu kelancaran
saluran dan bangunan-bangunan yang berhubungan
dengan pembuangan atau parit alam.
Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
Jasa harus mendapat persetujuan Direksi. Kecuali lebih
jauh sebagaimana disetujui atau diijinkan oleh Direksi
untuk pekerjaan pembuangan air Penyedia Jasa tidak akan
menggangu jalannya air yang dibutuhkan untuk pengairan
pada jaringan pengairan yang ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan berada dibawah muka air
tanah, air tersebut supaya dipompa dahulu sebelum
dilakukan penggalian.
BAB XI - 66

Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat


dipelihara kesetabilan dari dasar dan sisi miring yang digali
sehingga semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada
keadaan kering.
Apabila diperlukan pengeringan yang ada, maka Penyedia
Jasa harus mangajukan jadwal waktu dan periode
pengeringan kepada Direksi untuk dibahas dengan instansi
terkait sehingga mendapatkan persetujuan dari pihak yang
berwenang. Penyedia Jasa tidak diperkenankan menutup
aliran air sebelum ada
jadwal pengeringan yang telah
disetujui.
11.05 Pengalihan Sementara dari Saluran Pengairan Yang Ada
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menggangu sistim
pengairan yang ada selama pelaksanaan pekerjaan. Direksi
akan meminta Penyedia Jasa untuk mengerjakan pekerjaan
pengalihan sementara pada saluran yang ada sebelum
melaksanakan pekerjaan saluran serta bangunan yang
berhubungan.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan rencana pengalihan
sementara untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Setelah
rencana itu disetujui/diubah atas petunjuk Direksi,
pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai
dengan rencana yang telah disetujui.
Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan sementara
saluran pengairan yang ada supaya dicantumkan dalam
volume pekerjaan sesuai dengan kemajuan pekerjaan dan
perintah Direksi.
12.

Pencegahan Kebakaran
Penyedia Jasa harus melakukan pencegahan dan
melindungi api yang terjadi pada atau sekitar lapangan kerja
dan harus menyediakan segala yang diperlukan/peralatan
pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan
pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau
pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk
perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh dan
bangunan gedung lainnya. Penyedia Jasa akan memelihara
peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran yang
dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima
oleh Pemberi Tugas.
Penyedia Jasa akan berusaha keras untuk memadamkan
kebakaran yang terjadi dilapangan kerja, dalam hal ini
Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak
diperlukan dan tenaga buruh yang dipekerjakan dilapangan
termasuk peralatan dan tenaga Sub Penyedia Jasa.

BAB XI - 67

13.

14.

Papan Nama Pekerjaan (Papan Proyek)


Penyedia Jasa harus membuat dan memasang papan nama
pekerjaan. Papan nama pekerjaan harus menunjukkan dan
memuat nama Pengguna Jasa, Nama Pekerjaan, Nama
Penyedia Jasa dan Jumlah hari pelaksanaan. Lokasi
pemasangan akan ditunjukkan oleh Direksi. Bila pekerjaan
telah selesai dan diserahterimakan, papan nama pekerjaan
harus dicabut oleh penyedia jasa.
Perlengkapan Direksi
Penyedia Jasa harus memberikan bantuan kepada Direksi
dengan menyediakan sebuah bangunan sekurang-kurangnya
36 m2 dan dilengkapi MCK. Semua biaya untuk keperluan
tersebut ditanggung Penyedia Jasa.
Kantor Direksi dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas sebagai
berikut :
(a)
2 Meja dengan 4 kursi dan satu set meja tamu
(b)
1 Alamari/rak
(c)
Penerangan lampu secukupnya
(d)
Toilet dan kamar mandi.

B. Keterangan Gambar
Gambar dan keterangan terlampir

BAB XI - 68

Anda mungkin juga menyukai