Anda di halaman 1dari 42

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

PENJELASAN PEKERJAAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN

Pasal 1
PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN

Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh
seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar
Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis seperti yang akan diuraikan dalam Buku
ini.
Didalam hal terdapat ketidak jelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpangsiuran
informasi di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan
Konsultan dan Direksi untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.

1. Lingkup Pekerjaan.
Nama pekerjaan untuk proyek ini adalah Pekerjaan Renovasi Ruang Laboratorium
Direktorat Perlindungan Tanaman - Bpmpt, Ditjen Tanaman Pangan,
Kementerian Pertanian Jl. Aup Pasar Minggu Jakarta, dengan lingkup pekerjaan yang
mencakup antara lain serta tidak terbatas pada :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Pembongkaran
c. Pekerjaan Arsitektur :
 Pekerjaan Pasangan Lantai
 Pekerjaan Dinding
 Pekerjaan Kusen, Pintu
 Pekerjaan Atap
 Pekerjaan Plafond.
 Pekerjaan Pengecatan.
d. Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
 Instalasi Air Bersih
 Instalasi Penerangan
 Instalasi Stop kontak

Pekerjaan - pekerjaan tersebut di atas harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-
bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat Teknis ini. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah : Menyediakan tenaga kerja
yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainya untuk melaksanakan bagian-bagian
pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-
bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga
seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya pekerjaan
tersebut kepada Pemberi Tugas.

Semua bagian pekerjaan yang merupakan kesatuan dengan pekerjaan yang disebut dalam buku
ini, menjadi lingkup pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan dan harus dilaksanakan oleh
Kontraktor, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi.

Syarat-Syarat Teknis 1
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

2. Sarana Bekerja

2.1. Tenaga Kerja/Tenaga Ahli.


Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Secara rinci kebutuhan tenaga kerja
kontraktor untuk pekerjaan ini adalah sbb :

No Posisi Kualifikasi Jumlah


1 Site Manager S1 Arsitektur dilengkapi SKA yang sesuai 1 orang
2 Pelaksana Struktur S1 T. Sipil dilengkapi SKA yang sesuai 1 orang
3 Pelaksana ME S1 T. Listrik dilengkapi SKA yang sesuai 1 orang

2.2. Peralatan Bekerja


Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, scaffolding, alat-alat
pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

2.3. Bahan-bahan Bangunan.


Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

3. Persyaratan Pelaksanaan

Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat
pekerjaan, peraturan per-syaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan
oleh Konsultan Pengawas. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kon-
traktor wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang
menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin
tertulis dari Konsultan Pengawas. Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan calon
pemborong harus menyediakan :

Wakil sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban
menurut kontrak.

Buku harian untuk :


Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.

Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari pekerjan. Alat-


alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :

cm.

Syarat-Syarat Teknis 2
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

4. Standard Yang Dipergunakan.


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,
Standard Industri
Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan antara
lain :
NI-2(PUBI-1971) : Peraturan Beton Indonesia (1971).
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indo-nesia.
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
NI-4 : Persyaratan Cat Indonesia
NI-5 PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
NI-7 : Peraturan Kapur Indonesia
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
SII : Standard Industri Indonesia.
SK SNI T-15-1991-03
(PBI - 1991) : Peraturan beton bertulang Indonesia .
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.

Serta :
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981.
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan peraturan tentang keselamatan tenaga
kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang
penanggulangan bahaya kebakaran.

Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut di atas, maka berlaku


Peraturan/Standard/-Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal produsen
bahan/material/komponen yang bersangkutan

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :


Gambar bestek yang dibuat oleh perencana yang sudah disahkan oleh pemberi tugas,
termasuk juga gambar-gambar kerja yang dibuat oleh pemborong dan sudah
disetujui/disahkan oleh pemberi tugas.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing).
Surat Perjanjian melaksanakan pekerjaan/kontrak.
Rencana kerja pelaksanaan (time schedule) yang dibuat oleh pemborong dan
disetujui oleh pemberi tugas.

Pasal 2
PENJELASAN RKS & GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).

2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS),
maka yang mengikat/berlaku adalah RKS.

Syarat-Syarat Teknis 3
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

3. Ukuran.
3.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan
Gambar Pelengkap meliputi :
As - as
Luar - luar
Dalam - dalam
Luar - dalam

3.2. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam M (Meter), kecuali
ukuran- ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch atau mm (milliMeter).

3.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran
jadi seperti dalam keadaan selesai ("finished").

3.4. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka Kontraktor diwajibkan meneliti
terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum di dalam Gambar Kerja Arsitektur dan
Gambar Kerja lainnya yang termuat di dalam Dokumen Lelang/Dokumen Kontrak;
terutama untuk peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain lain.

3.5. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran
mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.

3.6. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang


tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Direksi, dan segala
akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun
waktu.

4. Perbedaan Gambar.
4.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.

4.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka yang
berlaku/mengikat adalah gambar kerja struktur.

4.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi, Elektrikal/Listrik
dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional
dalam gambar kerja Arsitektur.

4.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian di dalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di
dalam hal terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan
ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas/Pengelola Proyek
secara tertulis, mengadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas/Direksi dan
Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan.

4.5. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor
untuk memperpanjang / meng-"klaim" biaya maupun waktu pelaksanaan.

5. Istilah.
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin pada tahap
pembangunan ini adalah sebagai berikut :

Syarat-Syarat Teknis 4
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

5.1. AR : Arsitektur,
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan
bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada, baik teknis
maupun estetika.

5.2. SR : Struktur,
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan Konstruksi, Bahan
Konstruksi Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering Beton Struktur.

5.3. PL : Plumbing/Sanitasi (Teknik Penyehatan),


Mencakup hal hal yang berhubungan dengan sistem sanitasi bangunan (air bersih,
air kotor, air hujan).

5.4. EL : Elektrikal / Telepon,


Yang ada hubungannya dengan Sistem Penyediaan Daya Listrik, Penerangan, ,
Sistim Komunikasi, dan lain-lain sesuai dalam gambar kerja.

6. Shop Drawing.
Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat oleh
Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing pada setiap akan melaksanakan suatu
pekerjaan dan untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar
Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas.
Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan di-gambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara pe-
masangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang
belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun di
dalam Buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetuju-an tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi .

Pasal 3
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa
disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal Sarjana Muda teknik Sipil
atau sederajat dengan pengalaman minimum 5 (lima) tahun.

2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

Pasal 4
TANGGUNG - JAWAB KONTRAKTOR

1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan


ketentuan- ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

Syarat-Syarat Teknis 5
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur, atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di
atas.

3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan


pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya
Kontraktor sendiri.

4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka


Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas
melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-
jawab atas kerusakan yang timbul.

5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam


pelaksanaan pekerjaan.

6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan


pekerjaan menjadi tanggung-jawab Kontraktor.

7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan


bahan/material, barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang
ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang


berupa barang- barang maupun keselamatan jiwa.

9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran
dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi
pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal 5
KANTOR PEMBORONG, GUDANG DAN LOS KERJA.

1. Pemborong berkewajiban membuat Kantor Pemborong, Los Kerja, Gudang Bahan


yang dapat dikunci yang mana tempatnya akan ditentukan oleh Pengawas
lapangan/Personalia proyek.

2. Kantor Pemborong, Gudang dan Los Kerja yang dibuat oleh pemborong, setelah selesai
pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar / dibersihkan
oleh pihak pemborong kecuali ada ketentuan lain dari Direksi/Pengawas.

3. Kontraktor wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keakhlian masing-masing


anggota kelompok kerja pelaksanaan pekerjaan ini dan inventarisasi peralatan yang
dipergunakan untuk pekerjaan ini.

4. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (Workshop) dan peralatan


yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan, serta jadwal kerja.

Syarat-Syarat Teknis 6
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

5. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja di lapangan.

6. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari segala


kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang sedang
berjalan.

Pasal 6
JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor 'wajib' membuat Rencana


Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan
dan Tenaga.

2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender setelah
Surat Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan disahkan oleh
Pemberi Tugas.

3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada


Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1 (satu) salinan Rencana Kerja
kepada Konsultan Perencana.
1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding Bangsal Kontraktor di
lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi kerja.

4. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan


Rencana Kerja tersebut.

5. Jumlah hari kerja keseluruhan sesuai dengan Kontrak dihitung berdasarkan jumlah hari
kalender. Sedangkan realisasi hari kerja kontraktor untuk pekerjaan-pekerjaan yang
dilaksanakan di dalam ruang kerja fraksi-fraksi hanya diperbolehkan pada hari Sabtu,
Minggu dan tanggal merah serta malam hari apabila diijinkan oleh pengguna ruangan.
Untuk pekerjaan-pekerjaan di luar ruangan bisa dilaksanakan pada hari kerja, atas ijin
pemberi tugas.

6. Kontraktor dianggap telah memperhitungkan kondisi tersebut dan pengaruhnya terhadap


biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan pada saat mengajukan penawaran.

Pasal 7
PENGUKURAN GARIS / PERMUKAAN
& POSISI BAGIAN - BAGIAN PEKERJAAN

1. Kontraktor harus bertanggung-jawab atas kebenaran penetapan ukuran-ukuran dilapangan


yang disetujui secara tertulis oleh pengawas ahli.
2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan semua peralatan, perlengkapan
dan tenaga kerja yang diperlukan dalam hubungannya dengan penetapan tersebut dalam
butir di atas.
3. Pencocokan penetapan ukuran dilapangan oleh Pengawas, bagaimanapun juga
tidak melepaskan kontraktor dari tanggung jawab atas ketepatan dari penetapan ukuran
tersebut dan kontraktor harus melindungi dan menjaga dengan hati-hati semua tanda-
tanda, bouwplank dan benda-benda yang lain yang digunakan dalam penetapan
ukuran.

Syarat-Syarat Teknis 7
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

4. Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang tertera dalam
Gambar Kerja untuk mendapat-kan posisi dan ketetapan di lapangan bagi setiap bagian
pekerjaan.

5. Perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan di lapangan harus dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi untuk mendapatkan pemecahannya setelah berkonsultasi
dengan Perencana. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa
sepengetahuan Konsultan Pengawas/Direksi.

Pasal 8
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN

1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan
maupun syarat- syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam
A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th.1982), Standar Industri
Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-
bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.

2. Merk Pembuatan Bahan/Material & Komponen Jadi.


2.1. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak diartikan
sebagai suatu yang mengikat.

2.2. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut,
mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.

2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli
yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai
pelaksana.
Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.

2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.

2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan harus
disertai test dari Laboratorium lokal/dalam negeri baik kualitas, ketahanan serta
kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan
diketahui oleh Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah.

3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-


bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan pengawas/Direksi
untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut
didatangkan/dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas adalah
sebanyak 3 (tiga) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan "standard of
appearance" dan disimpan di ruang Direksi/Pengawas. Paling lambat waktu penyerahan
contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

Syarat-Syarat Teknis 8
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.

5. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang


bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

Pasal 9
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

1. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh


yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 8 di atas.

2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan
selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.

3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas/Direksi dan


ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas berhak
memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian
yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor
sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu
permil) dari harga borongan.

4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari


bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya ke Laboratorium
balai Penelitian Bahan- Bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut
disampaikan kepada Pengawas/Direksi secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Kontraktor.

5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.

Pasal 10
SUPPLIER & SUB-KONTRAKTOR
1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor)
didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor 'wajib'
memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.

2. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Konsultan Pengawas


dengan Kontraktor Bawahan atau Supplier bahan.

3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan


khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus
sesuai instruksi pabrik.

Syarat-Syarat Teknis 9
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

Pasal 11
PERSYARATAN UMUM LAINNYA

1. Pekerjaan Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Bekerja.


1.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa
di tapak proyek.
1.2. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya
yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari
Konsultan Pengawas/Direksi.
1.3. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas petunjuk Pengawas.

2. Mengutamakan Jasa Produksi Dalam Negeri


Pengutamaan Jasa Produksi Dalam Negeri, kecuali ditentukan lain dalam kontrak, untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan maka :
Kontraktor atas biaya sendiri, harus mengadakan dan menyediakan semua peralatan
konstruksi dan bahan, baik untuk pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara,
termasuk segala macam barang lain yang diperlukan.
Dalam hal pengadaan semua bahan baku, barang jadi, setengah jadi dan lain-lain,
kontraktor harus mengutamakan jasa produksi dalam negeri meskipun harus tetap
memperhatikan syarat-syarat mutu bahan yang bersangkutan, sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan pengawas, kecuali bila ditentukan lain dalam RKS teknis.

3. Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan.


Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan yang meliputi barang-barang milik
Proyek, Konsultan Pengawas/Direksi, dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang- barang maupun keselamatan jiwa.

4. Keselamatan Pekerjaan.
Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, kontraktor
bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan
teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas, dalam hal terjadinya kerusakan-
kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
5. Memasuki Lapangan.
Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap
waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat
dimana pekerjaan sedang dikerjakan / dipersiapkan atau di mana bahan / barang
dibuat.
Kontraktor harus memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat-tempat
tersebut.
6. Pemeriksaan Pekerjaan.
6.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena
bahan / material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak
oleh Konsultan Pengawas/Direksi harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar
atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.

Syarat-Syarat Teknis 10
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

6.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan pengawas dan pemborong harus memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk memeriksa surat permohonan
pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari Raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh
Konsultan Pengawas/Direksi, maka Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan
bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi .

6.3. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.

6.4. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan


Kontraktor, tidak dapat di "klaim" sebagai biaya pe-kerjaan tambah maupun alasan
untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

7. Kemajuan Pekerjaan.
7.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan
sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Pengawas.

7.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin
penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-
langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

8. Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan "As-built Drawing".


8.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.

8.2. Setelah Pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor berkewajiban


membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan
kenyataan yang telah dikerjakan/dibangun oleh kontraktor (As-Built Drawing). Biaya
untuk penggambaran "As-Built Drawing", sepenuhnya menjadi tanggungan
Kontraktor.

9. Papan Nama Proyek.


Bila diharuskan oleh Pemberi Tugas, maka Kontraktor harus memasang Papan Nama
Proyek sesuai dengan peraturan yang berlaku, atas biaya Kontraktor.

Syarat-Syarat Teknis 11
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

SYARAT-SYARAT PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 12
PEKERJAAN BONGKARAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Bongkaran Dinding
Bongkaran Atap
Bongkaran daun pintu.

2. PERSYARATAN PELAKSANAAN
2.1. Sebelum melakukan pembongkaran Kontraktor harus melihat gambar rencana dan
gambar existing acuan untuk letak posisi bagian yang di bongkar.
2.2. Pekerjaan bongkaran mencakup pekerjaan pembersihan lokasi dari hasil bongkaran
dan sisa-sisa material pembangunan,
2.3. Pembersihan dilakukan secara terus menerus agar lingkungan tetap terjaga. Puing
dan sampah ditempatkan disuatu lokasi untuk sementara waktu sebelum dilakukan
pembuangan keluar area pekerjaan. Sampah atau kotoran yang timbul akibat
pekerjaan hendaklah dikumpulkan kemudian dimasukkan kedalam karung-karung
sampah.
2.4. Kontraktor harus mengatur pembuangan sampah atau material tak terpakai, material
sampah, sisa sampah, berkas potongan keluar lapangan atas biaya kontraktor.
2.5. Tidak diperkenankan membakar sampah dilingkungan perkantoran karena dapat
membahayakan lingkungan kantor.
2.6. Tidak ada pembayaran tersendiri atas pemenuhan persyaratan pada point2 tersebut,
kecuali ditentukan lain dalam daftar kuantitas dan harga. Biaya yang timbul atas
pelaksanaan ketentuan pada pasal ini harus sudah diperhitungkan pada harga satuan
pekerjaan.

Syarat-Syarat Teknis 12
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

Pasal 14
PEKERJAAN DAUN PINTU KAYU

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

-ruang seperti tercantum dalam


Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN

2.1. Daun Pintu Kayu.


Bahan Panel : Megateak. Tebal Panel : 6 mm.
Rangka Pintu : Papan kayu, ukuran sesuai Gambar Kerja.
Finish : Melamik.
Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.1. Umum.
a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti Gambar kerja &
melakukan pengukuran lapangan.

b. Tipe pintu, yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe yang tertera dalam
Gambar kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran, bentuk profil, material, detail,
arah bukaan, dan lain-lain.

a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat "shop-drawing" dan


membuat contoh jadi ("mock-up") detail hubungan bagian tertentu yang dimintakan
oleh Konsultan Pengawas/Direksi untuk disetujui.

b. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memperhatikan persyaratan


pelaksanaan Pekerjaan Perlengkapan Pintu & Jendela.

c. Semua kusen dan rangka daun harus dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti,
sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung-
jawabkan.
d. Kusen dan rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang,
goresan-goresan pada permukaan yang tampak selama pabrikasi maupun
pemasangan.

e. Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pemasangan, ketidak-tepatan


pemasangan karena Kontraktor kurang cermat dan teliti, maka Kontraktor harus
memperbaiki/membongkar/ mengganti hingga memenuhi spesifikasi dengan biaya
ditanggung Kontraktor tanpa dapat di-klaim sebagai biaya kerja tambah.

3.2. Semua pembuatan daun pintu harus dilaksanakan secara fabrikasi.


Semua ukuran harus sesuai Gambar Kerja dan merupakan ukuran jadi.

3.3. Toleransi pemasangan kusen dengan dinding adalah 10 - 25 mm, kemudian celah yang
terjadi diisi dengan beton ringan/grout. Agar kedap air dan kedap suara sekeliling tepi
profil diberi 'sealant`. Profil yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton,
aduk atau plesteran, diberi lapisan 'Anti Corrosive Treatment`.

Syarat-Syarat Teknis 13
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

3.4. Setelah pemasangan kusen pintu dan jendela maka sekeliling kusen yang berhubungan
langsung dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan Vynil Tape untuk mencegah
korosi selama masa pembangunan.

3.5. Kusen harus terpasang dengan kuat pada setiap hubungan bersudut 90 derajat. Apabila
tidak terpenuhi, Kontraktor harus membongkar, biaya yang timbul adalah tanggungan
Kontraktor. Semua sistem dan mekanisme yang disyaratkan dalam Gambar Kerja
harus berfungsi dengan sempurna.

3.6. Daun pintu dan jendela harus dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi
kemacetan, Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul
adalah tanggungan Kontraktor.

3.7. Pada daun pintu ganda/double door, untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran
udara terutama pada ruang yang dikondisikan, hendaknya dipasang Mohair, jika perlu
dapat digunakan Synthetic Rubber atau bahan dari Synthetic Resin.

3.8. Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan
getaran.
Apabila masih terjadi getaran, maka "Profil Rubber Seal` pemegang kaca harus diganti
atas biaya Kontraktor.

3.9. Pemasangan bahan kedap air antara kaca dan kusen disyaratkan tebal minimum 5 mm.
Bahan sealant yang tampak harus merupakan garis lurus, sejajar garis profil, bahan
yang mengenai kaca terpasang tidak melebihi 5 mm dari garis profil.

3.10. Kotor akibat noda-noda pada permukaan profil, setelah pemasangan harus
dibersihkan dengan 'Volatile Oil`.

3.11. Pintu-pintu dan jendela harus dilindungi dengan 'Corrugated Card Board` dengan hati-
hati agar terlindung dari benturan alat-alat pada waktu pembangunan.

Pasal 15
PEKERJAAN FINISHING LANTAI, DINDING & PLAFOND
15.1 PENGECATAN KOLOM DAN PLAFOND
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Termasuk pekerjaan pengecatan adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya (seperti
scafolding), sehingga tercapai hasil yang baik.
b. Pekerjaan ini meliputi pengecatan kolom dan plafon sesuai dengan yang dinyatakan
/ ditujukan dalam gambar-gambar.
2. Persyaratan Bahan.
a. Menggunakan bahan cat setara Dulux, warna plafon ”broken white”, sedang warna
kolom akan ditentukan kemudian.
b. Sebagai bahan cat dasar dapat digunakan plamir yang sesuai dengan tipe cat yang
dipergunakan.

Syarat-Syarat Teknis 14
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

3. Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Perlu mendapat perhatian lebih untuk pengecatan bidang kolom yang sempit dan
tinggi, karena tingkat kesulitan pengecatan dan perlu alat bantu. Sehingga bila
pengecatan tidak dapat menggunakan roll, maka perlu digunakan kuas dengan alat
bantu untuk bagian yang tinggi dengan scafolding.
b. Untuk pengecatan dinding bagian luar (exterior) tidak boleh menggunakan plamir
sebagai cat dasar.

Pasal 16
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU & JENDELA
( ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI )

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi :

2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semua alat penggantung & pengunci ("hardware") yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Pemilihan "hardware"
pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu. Apabila terjadi perubahan
atau penggantian, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu secara tertulis dari
Pemberi Tugas.

2.2. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas /Konsultan Pengawas.
Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen (anak kunci) lengkap.

2.3. Perlengkapan Pintu Kayu Ayun.


a. Engsel.
Mekanisme : Ayun satu arah ("single swing").
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon, memenuhi standard
SII-0407-80.
Pemakaian : Pintu tunggal dengan rangka aluminium.
Ukuran : Standard produk (45 X 75mM).
Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu.
Produk : Ex lokal mutu terbaik.
Warna : Ditentukan kemudian.

b. Kotak Kunci ("Lockcase").


Mekanisme : Ayun satu arah ("single swing").
Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda dengan rangka kayu.
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah siang ("latch bolt") dan lidah
malam ("rolling dead bolt").
Produk : SES, HYUNDAE, LOGO atau setaraf
Warna : Ditentukan kemudian.

Syarat-Syarat Teknis 15
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

c. Pegangan ("Handle").
Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan ("Latch Bolt")
secara mekanis.
Pemasangan : menyatu dengan silinder kunci.
Pemakaian : Untuk semua pintu selain pintu KM/WC.
Produk : SES/ HYUNDAI/ LOGO atau setaraf.
Warna : ditentukan kemudian

2.4. Kehandalan kerja.


Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian secara
kasar dan halus.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam gambar dokumen kontrak sesuai
dengan standarisasi pabrikasi, dan pemasangannya untuk tiap tipe pintu dan
jendela.

3.2. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas/Direksi


sebelum dilaksanakan.

3.3. Direkomendasikan pengadaan alat penggantung dan pengunci untuk pintu


besi sudah termasuk pada saat pengadaan pintu besi lengkap dari pabrik
pembuatnya.

3.4. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan bovenlicht


khususnya lockcase, handle & backplate harus rapi dan sesuai dengan letak posisi
yang telah ditentukan dalam Gambar Kerja dan atau petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.

3.5. Engsel atas, dipasang +/- 28 cM (as) dari permukaan atas dan permukaan bawah
pintu pada pintu-pintu umum biasa.
Engsel pintu toilet/peturasan dan janitor adalah +/- 32 cM (as) dari permukaan
bawah pintu. Khusus pintu frameless mengikuti persyaratan Pabrik.

Pasal 17
PEKERJAAN LANGIT- LANGIT GYPSUM BOARD

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan plafon Gypsum board pada Renovasi Ruang Laboratorium Direktorat
Perlindungan Tanaman - Bpmpt, Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Jl.
Aup Pasar Minggu Jakarta seperti yang tercantum sesuai dalam Gambar Kerja.

Kerja.

Gambar Kerja.

Syarat-Syarat Teknis 16
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Gypsum Board.
Tebal : 9 mm untuk seluruh ruang sesuai Gambar Kerja.
Ukuran : Disesuaikan dengan pola plafon
Ketahanan api : 2 jam
Tipe/Produk : Jayaspan, JAYA BOARD atau setaraf.
2.2. Rangka Plafon.
Bahan : besi hollow
Ukuran : Sesuai Gambar Kerja.
Bahan harus memenuhi persyaratan bahan di Pasal Pekerjaan Logam Arsitektur.
2.3. Lis Tepi Plafon.
Bahan : Lis Profil Gypsum
Ukuran : Sesuai Gambar Kerja.
Tipe/Produk : Jayaspan, JAYA BOARD atau setaraf

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Rangka Plafon.
Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi persyaratan pelaksanaan dalam Pasal
Pekerjaan Logam.
Stek penggantung plafon dari besi beton diameter 6 mM, diikatkan ke tulangan
pelat lantai atau balok beton, telah dipasang pada saat pengecoran.
Panjang stek dan jarak penggantungan sesuai dengan Gambar Kerja.
Untuk pengikatan balok tepi rangka plafon yang menempel dinding pasangan
Con Blockatau beton adalah dengan Dyna Bolt.
Panjang Dyna Bolt yang dipakai harus 1,5 kali tebal balok.
Pemasangan rangka plafon harus rata waterpas pada permukaan bawahnya.

3.2. Panel Gypsum Board.


a. Panel Gypsum yang dipasang adalah panel yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
Untuk menghindari kemungkinan rusaknya produk dan resiko kecelekaan
bagi pekerja, disarankan membawa papan gipsum dengan cara memegang
tepi atas dan bawah lembaran.

b. Panel Gypsum dipasang dengan cara pemasangan dan diselesaikan sesuai


standard spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dipasangn
dengan sekrup khusus untuk panel Gypsum, dan pola pemasangan sesuai
Gambar Kerja.

c. Bidang permukaan plafon gipsum yang terpasang harus lurus, rata


(waterpass) dan tidak bergelombang; sambungan antar panel saling tegak
lurus.
Toleransi kecembungan adalah 0,5 mM untuk jarak 2 M.
Penyelesaian akhir ("finishing") adalah dicat. Pekerjaan harus memenuhi Pasal
Pekerjaan Cat.
3.3. Lis Tepi Plafon.
Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi Pasal Pekerjaan Kayu.

Syarat-Syarat Teknis 17
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

Pemakuan kepala paku harus dipipihkan dan dipaku hingga tertanam, setiap
jarak tertentu sedemikian rupa sehingga lis tepi plafon menempel kuat, lurus dan
rata.
Setiap sambungan sudut harus merupakan sambungan adu-manis.
Untuk papan "cove" tepi, setiap sambungan horizontal/memanjang harus
merupakan sambungan ekor burung.

Pada setiap sambungan harus memakai lem putih sebelum pemakuan.


Penyelesaian akhir ("finishing") adalah dicat. Pekerjaan harus memenuhi Pasal
Pekerjaan Cat.

3.4. Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi antara pekerjaan-
pekerjaan dari berbagai disiplin lain untuk dapat mengkoordinasikan peralatan-
peralatan yang harus terpasang pada panel plafon tersebut, seperti Armature
lampu, grill AC dan lainnya.

Pasal 18
PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi Pekerjaan Arsitektur dan Finishing yang terbuat
dari logam diantaranya :
- Pekerjaan, penggantung rangka plafon angkur; klem dan semua bentuk
pengikat/pengkaku hubungan konstruksi yang terbuat dari logam.
- Pekerjaan railing tangga / void
- Pekerjaan logam lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN

2.1. Semua bahan/material logam yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam
keadaan baik, lurus, rata permukaan, bebas karat, bebas cacat akibat benturan
ataupun cacat dari pabrik dan bebas dari noda noda lainnya yang dapat
mengganggu kualitas maupun penampilan/appearence, serta keluaran dari pabrik
yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.

2.2. Mutu dan kualitas sesuai dengan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
berlaku.

2.3. Baja profil, jenis, ukuran, warna, sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar
Kerja.

2.4. Kontraktor harus sudah siap dengan semua pengikat/penyambung/pengaku


seperti :
angker,klem, baut, ramset, dynabolt, baja strip dan sebagainya.
Semua ukuran, bentuk sesuai dengan Gambar Kerja dan atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.

2.5. Bahan produk jadi seperti baut, ramset, dyna-bolt adalah produk HILTI atau setaraf.

Syarat-Syarat Teknis 18
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

2.6. Bahan bahan pelengkap seperti baut, sekrup, dynabolt, ramset, pengait dan
logam fitting lainnya yang berhubungan dengan udara luar harus dibuat dari besi
yang digalvanisasi.

2.7. Elektroda las yang digunakan harus memenuhi persyaratan Normalisasi


Indonesia dan sebelum digunakan harus mendapatkan persetujuan tertulis
dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Disimpan di tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat karakteristik
lainnya dari elektroda tersebut tidak berubah.
Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga agar selalu
dalam keadaan baik dan kering.

3. PERSYARATAN TEKNIS
3.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab atas semua
ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pada prinsipnya, ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi/finish.
Harus diperhatikan pula sambungan/hubungan dengan material lain harus sesuai
dengan Gambar Kerja.

3.2. Sebelum pelaksanaan dan pemasangan, Kontraktor harus melakukan


pengukuran yang cermat di tempat kerja guna mendapatkan ukuran yang tepat.

3.3. Bahan/material berbentuk unit yang akan dipasang harus diberi tanda agar tidak
terjadi kesalahan pemasangan.

3.4. Pekerjaan harus bertaraf kelas satu., terutama untuk permukaan logam yang
diperlihatkan/exposed harus benar benar rapi dan halus.

3.5. Pemotongan logam harus dengan mesin pemotong mekanik (Mechanical Cutting
Machine) kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.
Pemotongan dengan pembakaran memakai mesin pembakar standard.

3.6. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah dibersihkan
dari karat, harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum
pemasangan.

3.7. Semua pengelasan menerus dengan las busur listrik.

3.8. Tambatan, angker, stek, dynabolt dan ramset untuk beton dan
pemasangan Con Blockdimana diperlukan harus digunakan walaupun tidak
ditunjukkan dalam gambar, sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.

4. PERSYARATAN PELAKSANAAN
4.1. Semua pekerjaan baut/bolt harus memenuhi syarat AISC Specification for
Structural Joint Bolt.

4.2. Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society for Arc Welding in
Building Construction Section.

4.3. Kontraktor bertanggung jawab terhadap keaman-an, kerusakan barang sampai ke


tempat tujuan.
Segala kerusakan dan atau kehilangan adalah tanggung jawab Kontraktor.

Syarat-Syarat Teknis 19
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

4.5. Pengelasan.

a. Pengelasan harus dilakukan hati hati atau cermat.


Logam yang akan dilas harus bebas dari retak dan cacat lain yang
mengurangi kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus.
Juga permukaan yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur.

b. Pekerjaan las sedapat mungkin dilakukan di Workshop dan atau dalam


ruangan yang beratap, bebas dari angin dan dalam keadaan kering.
Benda pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan las dapat
dilakukan dengan baik dan teliti.

4.6. Las Perapat / Pengendap.

Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling berdekatan,
harus dilaksanakan las perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas,
terlepas apakah detailnya diberikan atau tidak dalam Gambar Kerja, apakah
barang tersebut terkena cuaca luar atau tidak dan Kontraktor tidak dapat
meng-klaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambah.

4.7. Macam dan Tebal Las.

Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik).
Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal las untuk
konstruksi minimum
1/2 V t2, dimana t adalah tebal bahan terkecil. Panjang las minimum 8 kali tebal
bahan atau 40 mM.
Panjang las maximum 40 kali tebal bahan. Kekuatan dari bahan las yang dipakai
paling kecil sama dengan kekuatan baja yang dipakai.

4.8. Pengelasan Permukaan yang Ditampakkan/"Exposed".

a. Pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan dan cacat pada bahan
yang dilas. Pengakhiran dari cairan elektroda harus rata. Setelah pengelasan,
sisa-sisa/kerak las harus dibersihkan dengan baik.

b. Sebelum pengelasan, permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersih
dan bebas dari kotoran, noda , cat, minyak dan karat.

c. Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dalam


Gambar Kerja dan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan harus
dijamin tidak akan berputar atau membengkok.

4.9. Perbaikan Las.


Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus dilakukan
Kontraktor sebagaimana diperintahkan Konsultan Pengawas.
Las yang cacat harus dipotong dan dilas kembali. Biaya pekerjaan ini ditanggung
oleh
Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang akhli (mempunyai sertifikat) dan
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi dan Gambar Kerja.

Syarat-Syarat Teknis 20
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

4.10. Mur dan Baut.

a. Baut yang dipergunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar Kerja.

b. Pemasangan mur dan baut harus benar benar kokoh serta mempunyai kekokohan
yang merata antara satu dengan lainnya.

4.11. Memotong dan Menyelesaikan Pinggiran Bekas Irisan.

a. Bagian bekas irisan harus benar benar datar, lurus dan bersih. Sama sekali tidak
diperkenankan ada bekas jalur dan lain lain.

b. Bila bekas pemotongan/pembakaran dengan mesin menghasilkan pinggiran bekas


irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang kurangnya selebar 2,5 mm.
Terkecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak tampak
lagi jalur jalur tersebut di atas.

4.12. Meluruskan, Mendatarkan dan Melengkungkan.

a. Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian non
struktural. Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung.
Melengkungkan plat dalam keadaan dingin menurut suatu jari jari tidak boleh lebih
kecil dari tiga (3) kali tebal plat. Ini berlaku pula untuk batang batang di bidang plat
badannya.

b. Melengkungkan batang menurut jari jari yang kecil harus dilakukan dalam keadaan
panas segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut menjadi merah tua.

Tidak diperkenankan melengkungkan dan memukul dengan martil bilamana bahan


tersebut tidak dalam kondisi menyala merah tua lagi.

4.13. Menembus, Mengebor dan Meluaskan Lubang.

a. Pada keadaan akhir, diameter lubang untuk baut dan sebuah baut yang tepat boleh
berbeda masing-masing 1 mm dari diameter batang baut tersebut.
Semua lubang harus dibor.
Untuk lubang pada bagian konstruksi yang disambung dan yang harus dijadikan satu
dengan alat/komponen penyambung, harus dibor sekaligus sampai diameter
sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, lubang diubah dengan dibor atau
diluaskan dan penyimpangannya tidak melebihi 0,5 mm.
Semua lubang harus bulat sempurna, berdiri siku pada bidang dan bagian konstruksi
yang akan disambung.
Semua lubang harus dibersihkan sebelum pemasangan. Pembersihan tersebut
tidak diperkenankan memakai besi penggaruk.

b. Pada beton bertulang, beton tumbuk dan adukan pasangan bata, semua celah yang
terjadi antara lubang dan bagian logam yang tertanam di dalamnya harus diisi
dengan adukan isi kering atau grouting hingga padat tanpa ada rongga dan rata
permukaan. Persyaratan bahan dan pelaksanaan grouting diuraikan dalam bab lain
pada buku ini.

Syarat-Syarat Teknis 21
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

4.14. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan seperti yang
tertulis dalam buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja ketidak-cocokan,
kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor lalai, tidak teliti dalam Gambar
Pelengkap dan atau perbaikan finish yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus
diganti hingga disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Perbaikan, perubahan dan
penggantian harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.

4.15. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan kepada


Konsultan Pengawas/Direksi untuk mendapat persetujuan secara tertulis.
Semua pekerjaan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan
kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.

4.16. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.

Pasal 19
PEKERJAAN PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

kolom.
melamik.

1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton.


Semua permukaan dinding pasangan bata dan permukaan beton yang
tampak/exposed seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

1.2. Pekerjaan Pengecatan Kayu.


Cat akhir ("finish") untuk permukaan kayu yang ditampakkan, seperti : lis tepi
plafon, plin lantai, dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Cat melamik ("finish") untuk pintu kayu, dan atau seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
Cat dasar/meni kayu untuk pekerjaan kayu kasar dan kayu halus yang tidak ditampakkan,
seperti : kaso dan reng atap, rangka plafon, dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Cat Tembok.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dan garam,
produk CATHYLAC atau yang setaraf.

2.2. Cat Logam & Kayu.


Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama. Produk ICI/DULUX
atau yang setaraf.
2.3. Cat Melamik.
Memakai bahan dari produk IMPRA, ULTRAN atau yang setaraf.
2.4. Plamur.
Bahan dari kualitas utama, produk ex Lokal mutu terbaik.

Syarat-Syarat Teknis 22
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

2.5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas
mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :

Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.


Hasil test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan
diserahkan ke Direksi/Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.

2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang- bidang transparan ukuran 30 x 30 cM2.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula
cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan
akhir).

2.7. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Direksi/Konsultan


Pengawas dan Perencana.
Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Perencana dan Direksi/Konsultan Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan
dengan pembuatan "mock-up".

2.8. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk


kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 Galon tiap warna dan
jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas
identitas cat yang ada di dalamnya.
Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain.
Tebal minimum dari tiap lapisan jadi ("finish") minimum sama dengan
syarat yang dispesifikasikan pabrik.
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda tanda sapuan, roller maupun semprotan.

3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.
Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar
beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus
mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara ber-langsung lancar.
Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus
memakai Kipas Angin/Fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara.

Syarat-Syarat Teknis 23
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara
tekan/vacuum cleaner, semprotan dan sebagainya harus ter-sedia dari
kualitas/mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.

3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.

3.6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pem-bersihan dengan


kain kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas/Direksi terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.

3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.

3.8. Standard Pengerjaan ("Mock-Up").


Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur,
material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai "mock-up" ini akan ditentukan oleh
Konsultan
Pengawas/Direksi.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai
standard minimal keseluruhan Pekerjaan Pengecatan.

3.9. pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas/Direksi harus diulang dan
diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat
finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunh-jukkan oleh
Konsultan Pengawas/Direksi. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

3.10. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga akhli/supervisi


dari pabrik pembuat.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.

3.11. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton & Plafon
Gypsum Board.

a. Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda
lain, bekas bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan
dalam kondisi kering.
b. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin meng-
gunakan roller.
c. Permukaan Interior.
1. Lapisan pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler. Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 - 150 micron atau daya sebar per liter adalah
10 M2. Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
ber-ikutnya.

Syarat-Syarat Teknis 24
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

2. Lapisan kedua :
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer. Pelaksanaan pekerjaan dengan
roller.
Ketebalan lapisan 25 - 40 micron atau daya sebar per liter 13- 15 M2.
Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
3. Lapisan ketiga dan keempat : Cat jenis Vynil Acrylic Emulsion.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan setiap lapis 25 - 40 micron atau daya sebar per liter 11 - 17 M2
per lapis.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam. Warna ditentukan
kemudian.
d. Permukaan Exterior.
1. Lapisan pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler. Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 - 150 micron atau daya sebar per liter adalah 10
M2. Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan ber-
ikutnya.

2. Lapisan kedua :
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan 25 - 40 micron atau daya sebar per liter 13- 15 M2.
Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

3. Lapisan Ketiga dan Keempat : Cat jenis Weathershield.


Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan setiap lapis 25 - 40 micron atau daya sebar per liter 11 - 17 M2 per
lapis. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
Warna ditentukan kemudian.

3.12. Pekerjaan Pengecatan Kayu Yang Ditampakkan.

a. Bersihkan seluruh permukaan kayu dari bahan yang mengotori atau bahan lain yang
sekiranya akan mengganggu jalannya pekerjaan finishing.

b. Lapisan Pertama :
Meni kayu warna merah 1 lapis. Pelaksanaan dengan kuas.

c. Lapisan Kedua :
Dempul ("Wood Filler") sampai lubang-lubang/pori-pori kayu terisi sempurna.
Tunggu hingga 7 hari, kemudian bidang yang diplamur diampelas dengan ampelas besi
halus hingga rata permukaan.

d. Lapisan Ketiga & Keempat :


Cat akhir ("finish") dengan ketebalan 30 micron per lapis atau daya sebar 15 - 17 M2 per
liter per lapis dalam kondisi kering.
Pelaksanaan dengan kuas.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam. Warna ditentukan kemudian.

3.13. Pekerjaan Pengecatan Melamik Kayu.

a. Bersihkan seluruh permukaan kayu dari bahan yang mengotori atau bahan lain yang
sekiranya akan mengganggu jalannya pekerjaan finishing.

Syarat-Syarat Teknis 25
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

b. Lapisan Pertama :
Pemakaian Wood filler (dempul kayu) dilakukan pada seluruh permukaan kayu yang
akan di melamic agar semua pori-pori kayu benar-benar tertutup, kemudian
diampelas halus sampai permukaan benar-benar rata dan halus.

c. Lapisan Kedua :
Lapisan Woodstain (pewarna kayu) dicampur dengan tinner 1 : 2 atau 1 : 3
Pelaksanaan pekerjaan disemprot dengan sprayer, dilakukan 2 sampai 3 kali, dengan
tenggang waktu sesuai petunjuk pabrik.

d. Lapisan Ketiga :
Lapisan Sanding filler dicampur dengan harderner, perbandingan 1Liter sanding filler
: 1 botol kecil harderner atau sesuai dengan petunjuk pabrik, kemudian dicampur
dengan tinner 1 : 2.
Pelaksanaan pekerjaan disemprot denga sprayer, dilakukan 1 kali.

e. Lapisan Keempat :
Lapisan melamik dicampur dengan harderner dan tinner, campuran seperti pada
lapisan ketiga.
Pelaksanaan pekerjaan disemprot dengan spayer, dilakukan 2 sampai 3 kali, dengan
tenggang waktu sesuai petunjuk pabrik

3.14. Pekerjaan Pengecatan Kayu yang Tidak Ditampakkan.

Untuk semua permukaan kayu yang tidak ditampakkan hanya cat dasar/menie kayu
warna merah 1 lapis. Pelaksanaan dengan kuas.

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL

Pasal 20
UMUM

Syarat-syarat umum instalasi Mekanikal / Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas /
menambahkan hal- hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administratif. Dalam hal ini
Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis
Mekanikal / Elektrikal.

1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-
bahan serta peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi,
tenaga kerja, pembuatan alat- alat, pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air
untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja. Keterangan-keterangan yang tidak
dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan
pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut
dapat dilihat pada
Syarat-syarat Khusus Teknik) :

Syarat-Syarat Teknis 26
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

1.1.1. Sistim Mekanikal (Pengkondisian udara)


a. Pemasangan Ducting AC
b. Diffuser
c. Pengatur suhu ruangan

1.1.2. Sistim Elektrikal.


a. Instalasi Penerangan Dan Stop Kontak
b. Pasang lampu RMI 2x20 w
c. Pasang saklar danstop kontak

1.1.3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.

1.1.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal sesuai dengan
gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.

1.1.5. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal / Elektrikal
harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta
adendum lainnya.

1.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

1.2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan
undang- undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak
ertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.

1.2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang
berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari Konsultan Pengawas.

1.2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga akhli dalam instalasi
Mekanikal / Elektrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan.

1.2.4. Tenaga akhli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat
berdiskusi dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

1.2.5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan


operasionil.
Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan Pengawas.

1.2.6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggung-
jawab
Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut di atas.

1.2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian, adalah tanggung-jawab
Kontraktor.

1.2.8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan,


kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Mekanikal / Elektrikal ini harus
sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :

Syarat-Syarat Teknis 27
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

a. Peraturan Umum Instalasi Listrik th. 2000.


b. Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
c. Peraturan-peraturan yang telah ditentukan Pemda DKI. d. Pedoman Plumbing
Indonesia 1979.
e. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, peraturan setempat No. 3 tahun 1975.
f. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi
No.59/DP/1980.
g. Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No. 48.
j. Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatir (AVWI).
k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VIII/77,
tentang Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air untuk berbagai kegunaan yang
berhubungan dengan kesehatan.
l. Peraturan-peraturan dan standard yang telah disesuaikan dengan peraturan dan
standar Internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC, IEC, dll. m.
Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
n. Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang terdapat
dalam gambar-gambar.
o. Pedoman penanggulangan bahaya kebakaran th. 1980 (Departemen PU).
p. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung
tahun 1985 (Departemen PU).
q. N.F.P.A dan F.O.C. sebagai pelengkap. r. Peraturan Telekomunikasi 1989.
s. Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Mekanikal / Elektrikal ini selain
dari persyaratan-persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

1.2.9. Pekerjaan dianggap selesai apabila :


a. Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Konsultan Pengawas.
b. Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi, sehingga
Pemilik dapat membenarkannya.
c. Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil baik, sesuai dengan
spesifikasi teknis.

1.2.10. Kontraktor.

a. Kontraktor harus memiliki tenaga akhli yang mempunyai PAS / SIKA PLN kelas C
untuk pekerjaan instalasi listrik dan PAS PAM Kelas III (C) untuk pekerjaan
plumbing dan kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung-jawab di bidangnya
masing - masing. Kontraktor bertanggung-jawab atas pelaksanaan instalasi
Mekanikal / Elektrikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang
tenaga akhli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap
persoalan teknis dan administrasi di lapangan.

b. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang


ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

c. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang,


peraturan - peraturan, persyaratan umum, maupun suplementernya,
persyaratan standar internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit peralatan,
buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar serta segala petunjuk
tertulis yang telah dikeluarkan.

Syarat-Syarat Teknis 28
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

1.2.11. Koordinasi Dengan Pihak Lain.


a. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi / penyesuaian
pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk
akhli sebelum pengerjaan dimulai maupun pada waktu pelaksanaan.
Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung -
jawab
Kontraktor.

b. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh / sedapat


mungkin digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merk yang sama untuk
seluruh proyek ini agar mudah pemeliharaannya.

1.2.12. Penolakan Pekerjaan Sistem Mekanikal / Elektrikal.

Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau
tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata Kontraktor gagal
untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Konsultan
Pengawas serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan atau sebagian dari sistem ini
sebagaimana kenyataannya, dapat ditolak dan diganti.
Dalam hal ini pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung-jawab Kontraktor.
1.2.13. Pengawasan Instalasi.
a. Shop Drawing.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja /
shop
drawing rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah
dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan
dengan kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja
telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

b. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya


kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan
persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang.
Seluruh contoh harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu 2 (dua) minggu
sesudah Kontraktor memperoleh SPK.

c. Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal yang telah
selesai dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak
Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa tahap
pekerjaan sistem Elektrikal dan Mekanikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan
persyaratan yang ada. Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian,
berdasarkan pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh Kontraktor.

d. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan sistem Mekanikal
dan Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan Pengawas, Konsultan, Akhli atau
pihak -pihak lain yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas. Untuk ini harus dibuatkan
berita acaranya bersama pemegang merek peralatan yang diuji dan dari Kontraktor
yang bersangkutan. Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan sudah
ditera.
Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung-jawab
Kontraktor.

Syarat-Syarat Teknis 29
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

e. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas atau Akhli yang


ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang
mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

1.2.14. Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan.

Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan :


a. Gambar-gambar jadi (as-built drawing), dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3
(tiga) set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak 1 (satu) set.
b. Katalog spare-parts.
c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini juga
dalam bahasa Indonesia.

Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan
kepada Konsultan Pengawas 2 (dua) set. Bila gambar dan data-data tersebut
belum lengkap diserahkan maka pekerjaan Kontraktor belum bisa diprestasikan 100 %.

1.2.15. Service dan Garansi.


Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu) tahun
sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Konsultan Pengawas secara baik (setelah
masa pemeliharaan).

a. Kontraktor harus bertanggung-jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama


masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
b. Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau
sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau
pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari
setelah proyek ini diserah-terimakan untuk pertama kalinya.
c. Kontraktor harus memberikan service secara cuma-cuma untuk seluruh sistim
Mekanikal / Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah
proyek ini diserah- terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun kalender
setelah serah terima kedua.
1.2.16. I j i n.
a. Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan
biaya Kontraktor.

b. Kontraktor harus menyerahkan semua ijin atau keterangan resmi yang


diperolehnya mengenai instalasi proyek ini kepada Konsultan Pengawas atau
pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.

c. Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas setiap
akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan
pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).

1.2.17. Korelasi Pekerjaan.


a. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Mekanikal /
Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah memperhitungkan
pengangkutan tanah bekas galian / pembersihan.

Syarat-Syarat Teknis 30
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

b. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada dinding,


lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh Kontraktor
berikut perapihan/ finishing-nya kembali.

c. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus diberi
lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan
perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis.
Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Konsultan
Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus
sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.

d. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus ditutup


kembali seperti semula dan dirapikan / difinish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi
bekas- bekas pembobokan.

1.2.18. Sub Kontraktor.


a. Apabila diperlukan tenaga-tenaga akhli khusus karena tenaga-tenaga pelaksana yang
ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain,
Kontraktor dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor lain
setelah mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Konsultan Pengawas.

b. Kontraktor masih harus bertanggung-jawab sepenuhnya atas segala lingkup


pekerjaannya, baik yang dilaksanakannya sendiri maupun terhadap pekerjaan yang
diserahkan kepada Sub Kontraktor (di-subkontrak-kan).
.

Pasal 21
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar bangunan
Ini.
Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian
dari Syarat- Syarat Khusus Teknik ini.

2. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai
suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /


pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh
badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah-terima dan
pemeliharaan / garansi selama 12 bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi /
syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

Syarat-Syarat Teknis 31
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan


dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti
yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya system /
peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknik atau gambar
dokumen.

Pekerjaan ini meliputi :

2.1. Pekerjaan di Dalam Gedung.

a. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya / penerangan.


Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel / konduktor pentanahan netral
/ badan panel.

b. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel daya jenis NYY untuk penghubung


antarpanel daya / penerangan.

c. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak.


Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur penerangan, baik
penerangan normal maupun darurat.

e. Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir jenis Early Steamer


Emssion, lengkap berikut pentanahan dan bak kontrolnya.

3. GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di
dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu
lainnya.
Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal / elektrikal, dan kontrak lainnya
haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya
kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli,
Konsultan Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

4. KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI.

4.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.


Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop-kontak),
saklar, kotak-kotak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat bantu
dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian
yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan
penerangan.

a. Kotak-kotak (doos) Outlet.

1). Jenis.
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE atau
standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box empat
persegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang
tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.

Syarat-Syarat Teknis 32
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

2). Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat
yang diperlukan. Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung
jumlah dan ukuran conduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak
kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.

3). Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe
yang diberi gasket tahan cuaca :
-tempat-tempat yang kena matahari.
-tempat-tempat yang kena hujan.
-tempat-tempat yang kena minyak.
-tempat-tempat yang kena udara lembab.
-tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

4). Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus
berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

b. Saklar dan Stop Kontak.

1). Bahan Doos.


Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan receptacles otlet harus dari bahan galvanized steel dan
tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk peralatan
tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak
multi gang untuk lebih dari dua peralatan.

2). Cara Pemasangan.


Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum
10 A / 250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan
tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian
140 cm di atas lantai yang sudah selesai.
Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai
atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
Saklar dan Stop Kontak ex CLIPSAL atau MK atau setara.

3). Jumlah Kutub.


Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan rating minimum 10 A / 220 V.
Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi
saluran pentanahan.

4). Pendukung dan Pengikat.


Kotak-kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.

Syarat-Syarat Teknis 33
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

c. Kabel-kabel.

Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi


kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan
pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.

1). Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V).

Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan


PUIL, IEC, VDE , SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel
instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus
seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.

Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat


banyak dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm2
kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang
dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5
mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel
instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel
kontrol).

Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada dalam konduit


atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem / diikat dengan
pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di
dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah sebesar 40
%. Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar).

2). Kabel Tanah Tegangan Rendah.

Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan


PUIL, IEC, VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi
yang ditanam langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat
banyak dan dipilin (stranded).

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem yang pemakaian kontrol pada sistem
remote yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa menggunakan kabel
dengan ukuran 1,5 mm2).
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burrial)
harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan
pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV.

Apabila diperlukan penyambungan kabel di dalam tanah, harus dilakukan


dengan alat penyambung khusus (jointing kit) tegangan rendah jenis
epoxy resin - cold pour system.

Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang


benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti

Syarat-Syarat Teknis 34
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

anjuran pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh


hasil penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai
sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar), jointing kit ex RAYCHEM
atau setara.

3). Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.

Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan
daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel
daya ke saklar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana
ditunjukkan di dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak
harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam konduit PVC high-impact
heavy gauge ex. EGA atau CLIPSAL.

Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali
tercatat lain. Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang
panjangnya lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama
harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar
arus minimum 20 A).

4). Splice / Pencabangan.


Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan -
sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak
cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan
stop kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat
secara elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression
atau soldered.
Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus
dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa,
sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor
telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

5). Kabel Kontrol.


Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel
kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari
tembaga jenis stranded annealed copper yang fleksibel. Isolasi harus
dari PVC, tahan lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5
sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang
memuaskan dari peralatan yang dikontrol, dengan pertimbangan -
pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya.
Kabel merek SUPREME, KABEIDO atau setara (4 besar).

6). Bahan Isolasi.


Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti
karet, PVC, varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice

Syarat-Syarat Teknis 35
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

case, composition dan lain- lain harus dari tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain- lain yang tertentu dan
harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan
pemerintah atau pabrik pembuatnya.

7). Pemasangan Kabel.

7a). Pemasangan di Permukaan.

Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.

Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge,
dipasang di permukaan pelat beton langit-langit dengan klem pendukung yang
sesuai.
Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti karat. Semua kabel
harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur.
Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh
kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel).
Konduit ex CLIPSAL atau setara.

Kabel Daya Penghubung Antarpanel.

Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan sendiri


peralatan penunjang seperti klem, besi penunjang, penggantung dan peralatan
lainnya, baik untuk kabel yang dipasang horizontal maupun vertikal.
Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya
pemasangan kabel tersebut.

7b). Pemasangan di Dalam Dinding.


Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding
harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact heavy gauge dengan
ukuran minimum 20mm, ex EGA atau CLIPSAL.
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa
selesai ditanam.

7c). Pemasangan Menembus Dinding.


Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat
dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.

8). Penggunaan Warna Kabel.


Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral
dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 1987, yaitu :

8a). Sistem tegangan 220 V, 1 fasa :


hitam : fasa biru : netral kuning/hijau : pentanahan

8b). Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa :


merah : fasa R kuning : fasa S hitam : fasa T biru
: netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)

Syarat-Syarat Teknis 36
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

9). Pendukung Kabel.

Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas panel daya
harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lain-lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

10). Konduit Tertanam.

Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga
dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-
langit.

d. Kabinet Panel Daya.


Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1,7 mm
untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm untuk jenis
floor standing, kecuali yang sering kena basah / hujan, harus dibuat dari jenis
besi tuang yang tahan kelembaban atau konstruksi khusus.
Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang proporsional
seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurut kebutuhan,
sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak perlu sesak.
Frame / rangka panel harus ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan
menyetel panel daya serta penutupnya.
Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan baik, rapi dan
benar. Kabinet/Panel harus dari kualitas baik dan ex. Local.

1). Finishing.
Semua rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus
dibuat tahan karat dengan diberi cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis
cat akhir (finishing paint). Penentuan warna dan merek cat sebelumnya harus
dimintakan persetujuannya ke Konsultan Pengawas.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium
plating atau dengan zinc chromate primer dan di cat dengan cat akhir sistem
bakar (oven).

2). K u n c i.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "catch and flat key lock". Jenis
kunci untuk setiap kabinet harus dari tipe "common key", sehingga kunci untuk
setiap kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus disediakan
dua anak kunci.

3). Tinggi Pemasangan Panel.


Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam panel
dengan mudah masih dapat dijangkau. Tergantung pada tipe/macam panel, bila
dibutuhkan alas/pondasi/penumpu/penggantung harus disediakan oleh
kontraktor sekalipun tidak tertera pada gambar.

4). L a b e l.
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group,
pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai
dengan fungsinya untuk mengindikasikan/mengidentifikasikan penggunaan/nama
alat tersebut. Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf
hitam.

Syarat-Syarat Teknis 37
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

e. Sistem "Race Way"

Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit
beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi
instalasi kabel.

1). Ukuran.
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani
dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL dan lain-lain.
Diameter minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan faktor
pengisian kabel maksimum 40 %.

2). Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan uPVC
high- impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.

3). Pemasangan.

3a). Race Way yang Ditanam di Dinding.

Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan dengan
jalan membobok dinding beton dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan
ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.
Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding sesuai dengan
kondisi semula.
Selama dilakukannya pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit
harus ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.

3b). Race Way yang Dipasang di Permukaan.


Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang sejajar
atau tegak-lurus dengan dinding bagian struktur atau pertemuan bidang-bidang
vertikal dengan langit-langit.
Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit, harus
digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.
Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan kuat.
Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi dengan plat kuningan
yangsesuai.
Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting-fitting, klem dan
lain-lainnya harus digalvanisir atau di cat tahan karat dan harus digunakan
pendukung supaya pipa bebas dari permukaan korosif.
Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat satu jalan
sebelum dipasang, dan sekali lagi sesudah dipasang, dengan warna yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat


dengan warna sebagai berikut :

- Pipa penerangan dan daya - orange


- Pipa telepon - hijau
- Pipa tata-suara - kuning

Syarat-Syarat Teknis 38
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

3c). Race way Melintas / Menembus Dinding.

Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan lain-lain,
maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui
oleh debu, lembab (uap air), api dan asap.

3d). Pengakhiran dan Sambungan.

Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan lain-lain,
dengan dua lock nut dan sebuah insulating bushing insert yang harus terbuat
dari thermoplastic atau "fibre minded" yang dimatikan untuk mencegah
rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari sistem
grounding dari race way. Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal
harus dari jenis yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan
sistem penguncian interlock compressed.

3f). Pentanahan.

Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan
ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.
Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka,
termasuk pelindung kabel (sheath / armour), konduit, saluran metal, rack, tray,
doos, stop kontak, armatur, saklar dengan penutup metal harus dihubungkan
dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.
Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak
diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersendiri yang terbuat dari
tembaga dengan daya hantar yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan adalah 6 sqmm dan
dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus
menggunakan penyambung mekanis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut :

- Pentanahan netral Penangkal Petir maksimum 1 ohm.


- Pentanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm. g. Peralatan
Penerangan.
1). U m u m
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan
serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna
dari semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan
ditunjuk pada gambar-gambar.

2). Kualitas dan Pengerjaan.


Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun khusus
harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan standar
komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau
seperti yang disyaratkan di sini.

3). Jenis Armature.


Armatur ex ARTOLITE, PHILIPS atau setara.

Syarat-Syarat Teknis 39
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

3a). Lampu-lampu Flourescent (TL)


Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag untuk
meniadakan efek stroboskopis.
Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor
kerja sehingga mencapai minimum 0,96. Balast harus dari tipe low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus memenuhi
standar PLN / SII / LMK.

4). Pemasangan.
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh
tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui
Konsultan Pengawas.

Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan lain


yang perlu agar diperoleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga
betul-betul lurus.
Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted)
tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan
permukaan - permukaan di sebelahnya.
Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan
tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi
sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus
menyala secara lengkap.

5. PENGUJIAN DAN PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM.


5.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan
pengujian (testing), penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan listrik
yang dipasang.
5.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang
tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua
instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.
5.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Konsultan Pengawas antara lain :
 Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section)
maupun keseluruhan (overall).
 Pengujian pentanahan panel.
 Pengujian kontinuitas konduktor konductor.
 Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya.
 Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau
badan resmi yang ditunjuk Konsultan Pengawas.
5.4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah
diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan
berita acara pengujiannya.

Syarat-Syarat Teknis 40
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

Pasal 22
SYARAT-SYARAT PEKERJAAN TATA UDARA.

1. UMUM.
Syarat-syarat teknis pekerjaan tata udara yang di uraikan disini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/
Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.

2. LINGKUP PEKERJAAN.
Yang dicakup dalam pekerjaan instalasi ini adalah pengertian bekerjanya sistem tata udara
secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada gambar-gambar
maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang-barang / material, instalasi
(termasuk pembobokan dan perapihan kembali), testing & commissioning dan
pemeliharaan.
Keterangan-keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambar tetapi
perlu untuk pelaksanaan dari pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan peralatan sebagai
berikut :
2.1. Jenis Pekerjaan
ME.1 Pek. Ducting AC, bahan PU (polyurethane) lengkap terpasang
ME.2 Diffuser 40 x 40
ME.4 Pasang Pengatur Suhu Ruangan, lengkap terpasang dengan spesifikasi sbb :
 Kisaran Suhu Mengendalikan: 5-30C
 Tegangan Kerja: 230Vac + 10%, 50Hz / 60Hz
 Arus Beban: 3A ( Tahan Beban)
 Sensing Elemen: Kotak Dengan Gas
Termasuk 2 unit exhaust fan ukuran 40 cmx40 cm

2.2. Integrasi dan pengujian sistem / instalasi sampai berfungsi dengan baik dan dapat
diterima.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi / Pengawas, Konsultan atau pihak lain
yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung-
jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Dalam hal ini, Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga air conditioner
system segala biaya pengetesan di lapangan serta pengadaan listrik kerja.
Sistim / tata cara pengetesan harus disampaikan secara tertulis dua minggu sebelum
jadwal pengetesan.

3. PENGUJIAN.
3.1. Sebelum dilakukan pengujian (testing & commissioning), Kontraktor diwajibkan
menyerahkan prosedur pengujian untuk disetujui oleh Direksi / Pengawas paling
lambat 2 (dua) minggu sebelum jadwal pengujian dilakukan.
3.2. Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan baik secara kontinyu
selama 12 jam.
3.3. Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistem sesuai atau
mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.

Syarat-Syarat Teknis 41
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

3.4. Semua peralatan pengujian dan pengukuran harus ditera sebelum dan setelah
dipergunakan.
Alat uji dan alat ukur harus disediakan secara lengkap oleh Kontraktor.

Pasal 23
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN
DAN PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup
Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dari semua barang
atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerj aan yang
menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak
konstruksi.

Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material,


barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

Syarat-Syarat Teknis 42

Anda mungkin juga menyukai