Anda di halaman 1dari 17

RENCANA KERJA DAN

SYARAT-SYARAT TEKNIS (RKS)

PEKERJAAN PENGEMBANGAN TAMAN MANGROVE DI ECOMARINE MUARA ANGKE


MUARA ANGKE - JAKARTA UTARA

TAHUN ANGGARAN 2019

PASAL 1
SITUASI

1.1. Pembuatan Taman Mangrove Ecomarine akan dilaksanakan di Kawasan Pelabuhan


Perikanan Muara Angke - Jakarta Utara.
1.2. Calon pemborong wajib meneliti situasi medan dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain
yang berpengaruh terhadap penawarannya, disamping ketentuan-ketentuan dalam RKS.
1.3. Kelalaian dan kurang ketelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim dikemudian hari.

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang harus dilaksanakan pada lokasi tersebut di atas meliputi :


2.1. Pekerjaan persiapan.
2.2. Pekerjaan Jogging Track
2.3. Pekerjaan Perbaikan Guludan Bambu 6 Unit
2.4. Pekerjaan Pembuatan Guludan Bambu 2 Unit
2.5. Pekerjaan Penanaman Pohon Mangrove
2.6. Unsur penunjang lainnya dan segala sesuatu yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan
ini.

PASAL 3
PEKERJAAN PERSYARATAN UMUM

3.1 Umum
Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh
seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh
gambar perencanaan serta buku Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) seperti yang akan
diuraikan dalam buku ini.Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan.
Didalam hal terdapat ketidak jelasan, perbedaan-perbedaan dan/atau kesimpang-siuran
informasi dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk mendapat kejelasan tentang pelaksanaan
pekerjaan.

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 1


3.2 Lingkup Pekerjaan
3.2.1 Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi seluruh bagian
pekerjaan yang dinyatakan dalam gambar perencanaan serta buku Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS).
3.2.2 Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu
lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan ini secara lengkap sesuai
gambar perencanaan serta buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3.2.3 Pemborong harus menyediakan :
 Pelaksana ahli yang mengerti gambar dan cara-cara pelaksanaan.
 Pelaksana yang trampil dalam bidang pekerjaan.
 Bahan yang harus sudah ada ditempat menjelang waktu pengerjaan sehingga
tidak akan terjadi kelambatan pelaksanaan dari jadwal yang telah ditentukan.
3.2.4 Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan bahan,
alat alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung,
sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna
3.2.5 Pekerjaan Pemeriksaan / Pengecekan, terdiri dari :
 Pemeriksaan dan pemeliharaan tugu patok dasar yang digunakan sebagai
referensi ketinggian permukaan dan yang telah ada di lapangan.
 Pengecekan as-as konstruksi bangunan, bukaan atau lubang yang terdapat
pada bangunan, dan pengecekan lainnya yang dapat mempengaruhi
penyelesaian pekerjaan dikemudian hari.
 Bila ada ketidak sesuaian antara ukuran di lapangan dengan yang terdapat
pada gambar perencanaan, Kontraktor diwajibkan memberitahukan hal
tersebut kepada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas secara tertulis untuk
mendapatkan cara penyelesaian yang terbaik.
3.3 Sarana Kerja
3.3.1 Kontraktor wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing
anggota kelompok kerja dalam pelaksanaan pekerjaan ini dan inventarisasi
peralatan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini.
3.3.2 Kontraktor wajib memasukan identitas tempat kerja (workshop) dan peralatan
yang dimiliki, serta jad¬wal kerja.
3.3.3 Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan / material di
lapangan yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat
mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan serta memenuhi persyaratan
penyimpanan bahan tersebut.
3.4 Gambar Dokumen
3.4.1 Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian dalam pelaksanaan suatu
bagian pekerjaan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka dalam hal
terdapat ketidak jelasan, kesimpang siuran, perbedaan perbedaan dan/atau
ketidak sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap gambar perencanaan,
Kon¬traktor diwajibkan melaporkan kepada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas
secara ter-tulis dan mengadakan pertemuan dengan Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan.
3.4.2 Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan dan pengajuan tambahan biaya.
3.5 Ukuran
Semua ukuran yang tertera dalam gambar perencanaan adalah ukuran jadi dalam
keadaan selesai terpasang yang meliputi ukuran :
 As – as.
 Luar – luar.
 Dalam – dalam.
 Luar – dalam.

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 2


Ukuran ukuran dalam gambar perencanaan pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti
dalam keadaan selesai. Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang
belum tercantum dalam gambar perencanaan, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut
secara tertulis kepada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk dapat diputuskan
ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan pelaksanaan. Kontraktor tidak
dibenarkan mengganti ukuran-ukuran yang tercantum didalam gambar perencanaan atau
dokumen kontrak tanpa sepengetahuan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas. Bila hal
tersebut terjadi segala akibat yang ada menjadi tanggungjawab Kontraktor baik dari segi
biaya maupun waktu

3.6 Shop Drawing


3.6.1 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar perencanaan / dokumen kontrak maupun vang
diminta oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas yang merupakan gambar detail
pelaksanaan yang telah disesuaikan dengan keadaan di Lapangan.
3.6.2 Shop drawing ini harus jelas dicantuKonsultan Pengawasan dan digambarkan
semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari bahan, keterangan
produk, cara pemasangan dan/atau persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik (produk bahan yang dipakai).
3.6.3 Dalam membuat shop drawing, Kontraktor jangan hanya mengacu kepada gambar
struktur saja akan tetapi juga harus melihat, mempelajari dan memahami gambar-
gambar disiplin lain yaitu Gambar Arsitektur dan Gambar Mekanikal & Elektrikal
yang berhubungan dengan shop drawing tersebut. Sehingga shop drawing yang
diserahkan kepada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya adalah shop drawing yang betul-betul sudah terkoordinasi dengan
baik.
3.6.4 Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, terlebih dulu shop drawing harus diajukan
kepada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan mendapatkan
persetujuannya. Shop drawing harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas paling lambat 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai.

3.7 Standard Dan Aturan Yang Dipergunakan


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standard
Industri Konstruksi, peraturan nasional lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan,
antara lain :
3.7.1 Peraturan Beton Indonesia (PBI 1971), NI – 2.
3.7.2 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI –1982).
3.7.3 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBB 1970), NI – 3.
3.7.4 Persyaratan Cat Indonesia, NI – 4.
3.7.5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI), NI – 5.
3.7.6 Peraturan Semen Portland Indonesia 1974, NI – 8.
3.7.7 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan, NI – 10.
3.7.8 Standar Industri Indonesia (SII).
3.7.9 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI).
3.7.10 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum.
3.7.11 Peraturan Depnaker tentang Keselamatan Kerja
3.7.12 Peraturan DPMB, Pemda setempat.
3.7.13 Peraturan lain yang berlaku.

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 3


PASAL 4
PEKERJAAN PERSIAPAN

4.1. Papan Nama Proyek


a. Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek dengan ukuran lebar
1.20 m, panjang 2.40 m dari papan multiplek, dilengkapi dengan tulisan sesuai
petunjuk Direksi.
b. Ditanam dalam halaman depan dengan dicor beton adukan 1 pc:2 pc:3 kr. yang kuat.

4.2. Direksi Keet


a. Kepada penyedia barang/jasa diwajibkan membuat/mendirikan bangunan
sementara seperti, los kerja bangsal/direksi keet yang cukup luas dan lain-lain yang
diperlukan. Penyedia barang/jasa juga harus menyediakan perlengkapan ruang kerja
Pengguna Anggaran dan Pengawas Teknis, dengan jumlah sesuai kebutuhan.
b. Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan perencanaannya oleh
penyedia barang/jasa, serta terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan
Pengguna Anggaran.
c. Sarana penunjang Direksi keet/gudang/bedeng sementara pagar pengaman dan
perlengkapannya serta pompa kerja, adalah merupakan sarana penunjang dalam
pelaksanaan proyek dan merupakan barang yang dipakai habis pada saat setelah
pekerjaan selesai.
d. Pada prinsipnya penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan kerja pembantu
yaitu : air, aliran listrik, pompa air, beton molen, vibrator, alat-alat pemadam
kebakaran, dll.
e. Untuk segala kebutuhan/keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sekalipun
tidak disebut dan dinyatakan dalam peraturan dan syarat-syarat (RKS) maupun
dalam gambar tetap menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.

PASAL 5
PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN

5.1 Lingkup Pekerjaan Tanah ini meliputi :


5.1.1 Galian Tanah Pondasi jalur batu kali
5.1.2 Galian Tanah Pondasi setempat beton
5.1.3 Galian Tanah Septick tank biofil & bak kontrol & saluran
5.1.4 Urugan Tanah Kembali Sisa Galian
5.1.5 Urugan Pasir Bawah Pondasi

5.2 Persyaratan Umum Pekerjaan Galian Dan Urugan


5.2.1 Kontraktor bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor harus menyerahkan
rencana tata letak untuk mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas. Bench Mark yang bersifat tetap ataupun sementara harus di¬jaga dari
kemungkinan terganggu atau pemindahan.
5.2.2 Selama pelaksanaan pekerjaan tanah, Kontrak¬tor harus diwakili oleh seorang
pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan penggalian
dan pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak.

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 4


5.2.3 Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan, serta rintangan-
rintangan dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan sesuai
yang tercantum dalam gambar, harus dibersihkan dan/atau dibongkar kecuali
untuk hal-hal di bawah ini :
 Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda
yang tidak mudah rusak, yang letaknya minimal 1 meter di bawah dasar
pondasi.
 Pembongkaran tiang, saluran dan selokan hanya sampai dengan kedalaman
yang diperlukan di tempat tersebut.
 Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lu¬bang-lubang bekas
pepohonan dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan-
bahan urugan yang baik dan harus dipadatkan.
 Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang tanaman-tanaman dan
puing-puing bekas bongkaran, ke tempat yang telah di¬tentukan oleh Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas.
 Kontraktor harus melestarikan semua benda-benda yang ditentukan tetap
berada pada tempatnya.

5.3 Pekerjaan Galian


5.3.1 Selama proses penggalian, kondisi lapangan harus dijaga a¬gar selalu
mendapatkan sistem drainase yang baik.
5.3.2 Dalam pelaksanaan penggalian, diperbolehkan unutk menggunakan mesin
kecuali untuk tempat-tempat dimana penggunaan me¬sin tersebut dapat
merusak benda-benda yang berada didekatnya, bangunan-bangunan ataupun
pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan. Dalam hal ini metoda pekerjaan
dengan tangan yang harus dilaksanakan.
5.3.3 Kontraktor harus membuat turap sementara yang cukup kuat untuk menahan
lereng-lereng tanah galian agar lereng-lereng galian tersebut tidak longsor atau
ambruk sehingga tidak mengganggu pekerjaan.
5.3.4 Turap sementara tersebut harus dapat menjaga/menahan bangu¬nan-bangunan
yang berada disekitar lereng galian agar tetap stabil.
5.3.5 Apabila terjadi kerusakan pada bangunan atau ambruk yang di¬akibatkan oleh
pekerjaan galian, maka Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan
bangunan tersebut termasuk barang-barang yang menjadi rusak dan harus
menggantinya atas biaya kontraktor.
5.3.6 Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup untuk
bagian-bagian pekerjaan dia¬tas tanah maupun dibawah tanah, drainase,
saluran-sa¬luran pembuang dan rintangan-rintangan yang dihada¬pi dalam
pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya yang diakibatkannya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
5.3.7 Kemiringan galian harus dibuat dengan perbandingan minimal 1 (satu) horizontal
dengan 1 (satu) verrtical, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar atau atas
petunjuk Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
5.3.8 Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini untuk ketiga jenis galian tersebut di atas. Syarat-syarat
pekerjaan yang menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan-ketentuan letak,
peil, dan dimensi seperti yang tercantum dalam gambar rencana atau atas
petunjuk Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
5.3.9 Galian Tanah Biasa
5.3.10 Galian tanah biasa harus mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian
konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
5.3.11 Apabila Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas menghendaki, Kontraktor harus
membongkar/ membuang material-material yang tidak diinginkan dari hasil
pekerjaan galian, ke tempat lain yang sudah ditentukan.

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 5


5.3.12 Bila material-material yang tidak diinginkan itu harus dibuang, tanah yang
digunakan untuk¬ menutup lubang bekas galian harus dipadatkan.
5.3.13 Bila tanah/material yang tidak diinginkan itu terletak di bawah muka air tanah,
maka tanah dan ma¬terial penggantinya harus terdiri dari pasir atau material
berbutir lepas lainnya, sampai dengan tebal minimum 30 cm diatas permukaan
air tanah. Dalam keadaan seperti ini pemadatan dapat ditiadakan, dengan syarat
apabila Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas mengijinkan.
5.3.14 Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali/membongkar batu-batuan pada
daerah galian termasuk ba¬tu-batuan konglomerat yang menurut pendapat
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas ha¬rus dilakukan
penggalian/pembongkaran.

5.4 Pekerjaan Urugan


5.4.1 Persyaratan Bahan Urugan
5.4.2 Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat yang
memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan antara lain :
5.4.3 Bahan urugan harus bebas dari humus, sampah (baik sampah organik maupun
sampah anorganik), akar-akar tanaman atau sisa-sisa tumbuhan atau barang-
barang lainnya yang dapat merusak kepadatan dan daya dukung tanah.
5.4.4 Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan,
kecuali apabila tanah ter¬sebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan
dan mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
5.4.5 Sumber bahan urugan harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin
penyediaan bahan urugan sehingga dapat mencukupi seluruh kebutuhan Proyek.
5.4.6 Semua bahan urugan, harus mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas. baik mengenai kualitas bahan, maupun sumber
bahan itu sendiri sebelum dibawa atau digunakan didalam lokasi pekerjaan.
5.4.7 Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar- akaran, sampah, dan lain-
lain, tidak boleh dipergu¬nakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus
dipindahkan dan ditempatkan pada lokasi pembuangan yang disetujui a¬tau
ditunjuk oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
5.4.8 Sehubungan dengan pekerjaan pengurugan tanah untuk media tanamaman
mangrove Dan urugan tanah untuk guludan dan lainnya maka harus memerlukan
ketentuan sebagai berikut :
 Lapisan tanah asli yang dalamnya kurang dari 30 cm harus dibuang.
 Bahan-bahan urugan yang menjadi lapuk, harus dibuang.
 Puing-puing harus disingkirkan.
 Bahan yang digunakan adalah tanah urug.
 Urugan tanah until pekerjaan guludan until lapisan bawah/dasar, tanah
urugunan terlebih dahulu dimasukan kedalam karung, disusun secara
bertumpuk sempai ketinggian elevasi rencana.
 Urugan until media tanam pohon mangrove dilaksanakan secara lapis demi
lapis (max 30 cm)

PASAL 6
PEKERJAAN PONDASI

6.1 Lingkup Pekerjaan


6.1.1 Mempelajari bagian-bagian lain dari buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
ini maupun persyaratan yang berhubungan dengan pekerjaan pondasi tiang
pancang.

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 6


6.1.2 Menyediakan tenaga kerja, material, peralatan dan lain-lain yang diperlukan
untuk pe¬laksanaan pekerjaan pondasi tiang pancang.
6.1.3 Menyediakan layanan dan transportasi yang diperlukan untuk pengadaan tiang
pancang.
6.1.4 Melaksanakan pekerjaan pemancangan seluruh tiang untuk semua pondasi
bangunan dan pondasi-pondasi lainnya seperti yang disebut dalam buku Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, atau sesuai yang tercantum dalam gambar
perencanaan
6.1.5 Melakukan koordinasi lapangan dengan pekerjaan-pekerjaan la¬in yang berada
dalam satu proyek, sehingga seluruh pekerjaan da¬pat berlangsung dengan
lancar.

6.2 Persyaratan Umum


6.2.1 Beton tiang pancang harus mempunyai tegangan karakteristik minimal sesuai
yang tercantum dalam gambar perencanaan yang diuji pada umur 28 hari dengan
menggunakan benda uji silinder diameter 15 cm panjang 30 cm sesuai dengan
standar ASTM C-31 dan C-39.
6.2.2 Semua agregat harus bebas dari garam dan mengikuti standar ASTM C-33.
6.2.3 Semen yang digunakan harus memenuhi standar ASTM C-150.
6.2.4 Air harus bersih dan tidak mengandung material yang merusak beton, termasuk
ga¬ram.
6.2.5 Standar Indonesia yang ekivalen dengan ASTM dapat diterima

6.3 Persyaratan Bahan


6.3.1 Tiang pancang yang direncanakan adalah tiang pancang precast prestressed
dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar perencanaan.
6.3.2 Beton tiang pancang harus mempunyai tegangan karakteristik minimal sesuai
yang tercantum dalam gambar perencanaan. Ukuran-ukuran dan de¬tail tiang
juga sesuai yang tercantum dalam gambar perencanaan.
6.3.3 Tiang pancang harus mempunyai kapasitas (daya dukung) rencana untuk 1 (satu)
tiang pancang, sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.
6.3.4 Ukuran Panjang Tiang
 Sebelum memesan material, merupakan tanggung jawab Kon¬traktor untuk
mendapatkan panjang-panjang tiang yang di¬butuhkan dengan cara yang
sudah baku seperti melakukan pemancangan tiang uji, tes pembebanan
tiang dan lain-lain. Semua tiang harus ditanam pada kedalaman tertentu
sampai mendapatkan kapasitas daya dukung yang telah ditentukan.
 Walaupun demikian pada pelelangan pekerjaan, jumlah dan panjang tiang,
ditentukan berdasarkan gambar rencana, dengan kapasitas yang memenuhi
beban rencana total seperti yang ditentukan dalam gambar perencanaan.
Tiang uji dan tes pembebanan yang ditentukan dalam buku Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) ini juga termasuk dalam penawaran harga pekerjaan.
6.3.5 Persyaratan lain yang dapat diaplikasikan untuk ini dapat dilihat dalam buku
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini tentang persyaratan bahan beton.

6.4 Persyaratan Umum Pelaksanaan


6.4.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus su¬dah memeriksa seluruh
gambar perencanaan dan buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, sudah
meninjau lokasi, sudah melihat catatan mengenai pembangunan sebelumnya,
sudah mempelajari utilitas yang ada dan hubungan-hubungannya (connections)
jika ada serta sudah mencatat semua kondisi dan batasan yang dapat
mempengaruhi pekerjaan ini.
6.4.2 Lokasi dan titik-titik pemancangan sesuai yang tercantum didalam gambar
perencanaan.

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 7


6.4.3 Cara pelaksanaan pemancangan dan pengetesan harus selalu dicatat dan
dilakukan dengan baik. Catatan tersebut harus diberikan pada Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas dan Perenca¬na untuk diperiksa dan
dikonfirmasikan.
6.4.4 Tiang-tiang, baru boleh dipancang setelah sekurang-kurangnya berumur 4
minggu (28 hari) terhitung dari saat setelah selesai pengecoran tiang tersebut.
6.4.5 Kontraktor harus menentukan semua garis kemiri¬ngan dan bertanggung jawab
atas tata letak yang benar serta kapasitas daya dukung seluruh tiang.
6.4.6 Kontraktor harus memberi laporan kepada Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas tentang jadual pelaksanaan pemancangan sehingga Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas dapat melakukan inspeksi.
6.4.7 Setelah penyelesaian pekerjaan pemancangan tiang, Kontraktor harus membuat
"as built drawing" berdasarkan catatan hasil pemancangan yang memuat denah
tiang, as-as kolom, tata letak tiang, kedalaman pemancangan tiap-tiap tiang,
jarak antar tiang dalam 1 (satu) grup tiang, kemiringan tiang (kalau ada) dan lain-
lain serta diperiksa oleh seorang surveyor yang cakap.
6.4.8 Biaya perencanaan kembali akibat kesalahan lokasi pemancangan tiang yang
telah dilaksanakan dan biaya tam¬bahan dari pekerjaan yang harus dilakukan
untuk me-menuhi perencanaan semula, ditanggung oleh Kontraktor.
6.4.9 Kedalaman minimal dari tiang pancang akan ditentukan oleh Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas berdasarkan data/catatan hasil pemancangan
tiang uji.
6.4.10 Kontraktor harus memindahkan dan membuang reruntuhan beton, sisa sisa
potongan besi beton dan tanah bekas galian, keluar lapangan/proyek atau ke
suatu tempat yang ditentukan oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas, biaya
untuk pembuangan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

6.5 Peralatan Pemancangan


6.5.1 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan data lengkap dari
peralatan yang akan dipergunakan, cara pemancangan dan prosedur kerjanya
termasuk mesin pancang dan peralatan yang akan digunakan di lapangan.
6.5.2 Cara Pemancangan yang dipakai harus tidak menyebabkan kerusakan pada tiang.
Hammer (pemukul) yang dipakai harus sesuai dengan tipe tiang pancang dan sifat
dari bahan yaitu menggunakan alat pancang tipe K 250.
6.5.3 Drop hammer (diesel) untuk pemancangan tiang-tiang harus mempunyai berat
sekurang-kurangnya 500 kg serta dapat melakukan sekurang-kurangnya 10 kali
pukulan setiap menitnya dengan tinggi jatuh antara 1,4 m. - 1,6 m.
6.5.4 Kondisi lapangan harus diperiksa untuk meyakinkan apakah memungkinkan
untuk penempatan peralatan pemancangan, masa pemancangan dan percobaan
pembebanan.
6.5.5 Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan alat pancang untuk keperluan lain.
Semua pekerjaan selain pekerjaan pemancangan, yang menggunakan alat
pancang harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas.

6.6 Persiapan Pemancangan


6.6.1 Kontraktor harus menentukan tiap tiang pancang, tepat pada titik yang telah
ditentukan.
6.6.2 Tiang pancang ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan urutan kerja
yang telah direncanakan.
6.6.3 Tiap tiang pancang harus diberi tanda ketinggian dengan cat pada setiap interval
0,5 m.
6.6.4 Kontraktor agar mencatat semua data pemancangan dari setiap tiang dengan
seteliti mungkin.

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 8


6.6.5 Kontraktor harus melakukan tindakan pencegahan untuk menghidari kerusakan
pada kepala tiang pancang selama pemancangan. Untuk maksud tersebut,
helmet dan packing yang cocok dan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas harus dipasang pada kepala tiang pancang

6.7 Persyaratan Pelaksanaan Pemancangan


6.7.1 Pengangkatan tiang pada waktu akan dilakukan pemancangan harus dilakukan
pada titik-titik yang tepat dengan cara mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat
tiang tersebut, atau cara lain yang disetujui Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas.
6.7.2 Tiang harus dipancang sampai kedalaman minimal sesuai gambar perencanaan
atau sesuai deng¬an hasil kalendering untuk masing-masing tiang, sehingga
kapasitas (daya dukung) tiang yang sudah diperhitungkan dapat tercapai.
6.7.3 Urutan Pemancangan
6.7.4 Sebelum melakukan pekerjaan pemancangan, Kontraktor harus mengajukan
usulan mengenai urutan rencana pemancangan yang harus diatur sedemikian
rupa sehingga tidak akan saling mengganggu dalam pelaksanaan pekerjaan
pemancangan.
6.7.5 Dalam satu group tiang pancang yang jaraknya saling berdekatan harus
direncanakan urut-urutan pemancangan yang harus dimulai dari tiang pancang
dengan posisi paling tengah dan yang terakhir pemancangan tiang dengan posisi
paling luar.
6.7.6 Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk
merubah urutan pemancangan kalau menurutnya urutan yang akan dilaksanakan
mengakibatkan gangguan pada tiang pancang yang sudah selesai dipancang.
Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan claim atau perpanjangan waktu karena
perubahan tersebut.

PASAL 7
PEKERJAAN BETON

7.1 Lingkup Pekerjaan


7.1.1 Lingkup pekerjaan struktur beton bangunan/gedung ini adalah melaksanakan
seluruh pekerjaan konstruksi beton bertulang dari mulai penyiapan/pengadaan
tenaga akhli dan tenaga kerja, pengadaan bahan dan peralatan, pelaksanaan
pekerjaan, pemeliharaan, pengujian, perbaikan, pembuatan shop drawing dan
lain-lain sesuai dengan gambar rencana dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
yang diuraikan dalam buku ini yang antara lain tetapi tidak terbatas pada:
7.1.2 Pekerjaan pembuatan, pemasangan dan pembongkaran formwork.
 Pengadaan bahan, peralatan dan tenaga kerja untuk melaksanakan
pekerjaan formwork, shoring dan reshoring agar dihasilkan suatu konstruksi
beton yang baik termasuk perencanaan, pemasangan dan perkuatan
konstruksi formwork serta pembongkarannya.
7.1.3 Perkerjaan baja tulangan.
Lingkup pekerjaan ini terdiri dari pengadaan baja tulangan sesuai dengan ukuran-
ukuran yang ditentukan dalam gambar rencana, pengadaan peralatan dan tenaga
kerja untuk membuat rangkaian penulangan beton dengan bentuk dan
ukurannya sesuai dengan gambar rencana termasuk penempatan/pemasangan
rangkaian baja tulangan tersebut pada bekisting.
7.1.4 Pekerjaan beton.
 Yang termasuk lingkup pekerjaan beton ini adalah sebagai berikut :

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 9


 Pembuatan atau pengadaan adukan beton dengan mutu seperti yang
ditunjukan pada gambar rencana dan dijelaskan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat yang diuraikan alam buku ini selanjutnya.
 Penyelesaian pekerjaan secara benar mengacu kepada gambar rencana dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini serta ketentuan-ketentuan dari
Standar Refferensi.
 Melaksanakan perwatan dan penyelesaian akhir termasuk pekerjaan
perbaikan,
 Pemasangan material atau benda-benda yang tertanam didalam beton
selain dari baja tulangan.
 Melakukan koordinasi baik mengenai gambar rencana maupun mengenai
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan pekerjaan-pekerjaan dari
disiplin lain.
 Pekerjaan grouting.
 pengadaan bahan/material, peralatan, tenaga kerja, pengawasan dan lain-
lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dengan
grouting apabila terjadi keretakan pada beton.
 Melaksanakan pekerjaan finishing permukaan beton dan melakukan
perwatan beton.

PASAL 8
PEKERJAAN DINDING BATA

8.1 Lingkup Pekerjaan


8.1.1 Dinding pasangan batu bata.
8.1.2 Pondasi pasangan batu bata / rollag batu bata.
8.1.3 Atau sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.

8.2 Persyaratan Bahan


8.2.1 Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, dengan
pembakaran sempurna dan merata serta memenuhi persyaratan bahan.
8.2.2 Baru bata harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukanan, mempunyai sudut
siku dan ukuran yang seragam.
8.2.3 Persyaratan bahan semen, pasir dan air sesuai dengan persyaratan bahan beton
pada Persyaratan Teknis Pekerjaan Struktur

8.3 Persyaratan Pelaksanaan


8.3.1 Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih sehingga jenuh
dan pada saat dipasang / diletakkan tidak boleh ada genangan air diatas
pemukaan batu bata tersebut.
8.3.2 Adukan Perekat Spesi.
Adukan perekat pasangan batu bata kedap air dengan komposisi campuran 1 PC :
3 Ps dipergunakan untuk :
 Pondasi pasangan batu bata.
 Dinding pasangan batu bata dari permukaan sloof hingga ke peil lantai dasar
dan dari peil lantai dasar hingga setinggi 40 cm.
 Dinding pasangan batu bata dari peil lantai dasar hingga setinggi 210 cm pada
ruang ruang / daerah basah & semua dinding pasangan batu bata yang
disyaratkan kedap air seperti yang tercantum dalam gambar perencanaan.
 Dinding pasangan batu bata yang langsung berhubungan dengan luar.
8.3.3 Untuk semua pasangan batu bata terhitung mulai + 40 cm dari permukaan lantai
dasar ke atas,dipakai adukan perekat / spesi dengan komposisi campuran 1 PC : 5

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 10


Ps terkecuali yang disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam gambar
perencanaan.
8.3.4 Adukan perekat/spesi harus diusahakan agar selalu segar atau belum mengeras
pada waktu pemakaian.
8.3.5 Pemasangan harus sedemikian rupa, sehingga ketebalan adukan perekat/spesi
harus sama/merata yaitu setebal 1 cm. Siar siar harus dikerok dengan kedalaman
1 cm kemudian disiram air dan siap menerima plesteran. Semua pertemuan
horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.
8.3.6 Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.
8.3.7 Pengukuran dengan tiang lot, harus diukur tepat. Untuk permukaan yang datar,
batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5
mm untuk setiap jarak 2 m baik kearah vertikal maupun kearah horizontal. Jika
melebihi, Kontraktor harus membongkar/memperbaiki. Biaya untuk pekejaan ini
ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah

PASAL 9
PEKERJAAN PLESTERAN

9.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan plesteran meliputi :
9.1.1 Berapen.
9.1.2 Plesteran.
9.1.3 Plesteran kedap air.
9.1.4 Plesteran halus / aci halus dan/atau seperti tercantum didalam gambar
perencanaan.
9.1.5 Pekerjaan plesteran ini dilaksanakan untuk semua permukaan pasangan batu
bata baru serta permukaan beton yang terlihat (dinyatakan tampak) ataupun
yang diperlukan untuk difinish.

9.2 Persyaratan Bahan


Persyaratan bahan semen, pasir dan air sesuai dengan persyaratan bahan beton pada
Persyaratan Teknis Pekerjaan Struktur Beton.

9.3 Persyaratan Pelaksanaan


9.3.1 Pekerjaan Komposisi campuran adukanan plesteran yang dimaksud adalah
komposisi campuran dalam volume, cara pembuatan adukanannya menggunakan
Mixer yang diadukan selama minimal 3 menit.
9.3.2 Berapen adalah plesteran kasar dengan campuran adukan kedap air yaitu 1PC : 3
Ps. Dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang
tertanam dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.
9.3.3 Plesteran dengan campuran 1 PC : 5 Ps.
9.3.4 Adukan plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu
bata bagian dalam bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air seperti
tercantum dalam gambar perencanaan.
9.3.5 Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 3 Ps.Adukan plesteran ini untuk
menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata pada bagian luar / sisi
luar bangunan, semua bagian permukaan dinding pasangan batu bata untuk
daerah basah hingga setinggi 210 cm dari peil lantai dan keseluruhan permukaan
dinding pasangan batu bata seperti tercantum dalam gambar perencanaan.
9.3.6 Plesteran halus / acian adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian
rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini adalah

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 11


Pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah lapisan plesteran sebagai lapisan
dasar berumur minimal 7 (tujuh) hari (sudah kering benar).
9.3.7 Semua jenis adukan plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
9.3.8 Permukaan semua adukan plesteran harus diratakan terkecuali untuk berapen.
Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus harus rata, tidak
bergelombang, penuh & padat, tidak berongga, serta berlubang, tidak
mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
9.3.9 Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata
dan beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian
diketrek / scratched.
9.3.10 Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus tertutup
adukan plesteran.
9.3.11 Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata
dan beton yang akan difinish dengan cat.
9.3.12 Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin keramik
dan lainnya, maka permukaan plesteran tersebut harus diberi alur-alur garis
horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material
finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut
adalah cat.
9.3.13 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom /
lantai yang dinyatakan dalam gambar perencanaan dan/atau sesuai peil-peil
yang ditentukan dalam gambar perencanaan.
9.3.14 Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm,
maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke permukaan
pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat
plesteran.
9.3.15 Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm , untuk setiap jarak 2 m.
9.3.16 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar, tidak secara tiba-tiba. Untuk hal ini dapat dilakukan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik
matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air
secara cepat.
9.3.17 Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai, Kontraktor
harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya dua kali sehari sampai
jenuh.
9.3.18 Jika terjadi keretakan, Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai
hasilnya dinyatakan diterima oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
9.3.19 Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
9.3.20 Khusus untuk dinding pasangan batu bata pada Peturasan, sebelum pelaksanaan
pekerjaan adukan plesteran ini, terlebih dahulu harus diberi lapisan kedap air
setinggi 40 cm dari peil finish lantai bersangkutan.

PASAL 10
PEKERJAAN KAYU

10.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat-alat, dan bahan-bahan,
serta pembuatan dan pemasangan pekerjaan kayu arsitektural.

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 12


10.1.1 Pekerjaan kayu, yakni Pekerjaan Pintu dan pekerjaan lainnya yang telah tertuang
dalam gambar perencanaaan. Kayu untuk pekerjaan tersebut di atas adalah bisa
mnggunakan kayu hasil bongkaran gedung lama dengan kondisi kayu masing
dalam keadaan baik.
10.1.2 Pekerjaan kayu halus, yakni pekerjaan daun pintu dengan mengunakan kualitas
kayu Meranti.

10.2 Persyaratan Bahan


10.2.1 Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, tanpa cacat mata
kayu, putih kayu, dan retak.
10.2.2 Sebelum pelaksanaan, material yang akan digunakan harus sesuai dengan
contoh yang disetujui konsultan pengawas.
 Contoh bahan harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk disetujui
terlebih dahulu sebelum pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan.
 Semua kayu, kayu lapis, dan papan harus terjamin kualitas dan kadar air
yang disyaratkan.
10.2.3 Pengiriman dan Penyimpanan
 Kayu harus didatangkan ke lokasi dalam kondisi terbaik, disimpan dalam
gudang tertutup yang memiliki ventilasi, serta dilindungi dari perubahan
cuaca dan kelembabpan.
10.2.4 Bahan penyelesaian interior harus disimpan di lokasi tertutup yang disetujui dan
dibawa ke dalam bangunan setelah semua pekerjaan plesteran selesai serta
dalam keadaan kering.

10.3 Persyaratan Teknis


10.3.1 Mutu Kayu
 Kayu untuk jenis yang ditentukan harus berkualitas baik, kelas awet, dan
kelas kuat sesuai dengan PKKI dan jenis pekerjaan seperti tersebut dalam
daftar. Kayu harus bebas getah, celah, mata kayu besar yang lepas atau mati,
susut pinggirannya, dan cacat yang parah.
10.3.2 Kadar Air
 Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi teknis ini, semua kayu harus dalam
keadaan kering; Ketika didatangkan ke lokasi, kadar air harus dalam batas-
batas seperti berikut ini:
 Konstruksi dalam, rangka, bilah-bilah 18-20%
 Kayu untuk penyelesaian interior 18%.
10.3.3 Harus diperhatikan agar kadar air dimaksud tidak berubah selama
pengangkutan, penyimpanan, dan pemasangan.
10.3.4 Pengawetan
 Semua jenis kayu dan kayu lapis yang dipasang tetap dalam bangunan atau
struktur harus diberi bahan pengawet. Bila kayu yang telah diawetkan
dipotong, bagian yang dipotong tersebut harus diulas dengan bahan
pengawet yang sama.
10.3.5 Lapisan Pelindung
 Lapisan transparan
 Penyelesaian semua permukaan kayu harus sesuai dengan corak dan
warna kayu di sekitarnya. Jenis lapisan transparan pelitur dan
pengerjaannya harus memenuhi ketentuan pabrik pembuat.
 Lapisan penutup
 Panel pintu bagian dalam ruang KM/WC dilapisi dengan lembaran
laminasi warna putih yang memiliki tebal minimum 0,7 mm atau sesuai
dengan gambar kerja. Bahan laminasi harus disetujui pengawas
lapangan.

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 13


10.4 Persyaratan Pelaksanaan
10.4.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib mempelajari ukuran,
bentuk, pola penempatan, cara pemasangan, detail gambar kerja, serta
pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan.
10.4.2 Kontraktor harus selalu berkoordinasi dengan konsultan pengawas khususnya
bila pada pekerjaan ini terdapat pemasangan fixtures dan armatur jalur dari
disiplin tersebut.
10.4.3 Bentuk, ukuran, profil, nat, dan peil yang tercantum dalam gambar kerja adalah
hasil jadi.
10.4.4 Pelaksanaan sambungan seperti klos, baut, pelat penggantung, anker dynabolt,
sekrup, paku, dan lem perekat harus rapi dan sempurna serta tidak
diperkenankan mengotori bidang tampak.
10.4.5 Khusus untuk bahan sambungan dari baja, sebelum terpasang harus sudah
diberi lapisan antikarat. Pada bidang tampak (exposed), tidak diperkenankan
pemasangan paku, tetapi harus disekrup atau cara lain atas persetujuan
konsultan pengawas.
10.4.6 Bila pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar kerja dianggap kurang
kuat, menjadi kewajiban dan tanggung jawab kontraktor untuk
menambahkannya setelah disetujui konsultan pengawas.
10.4.7 Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata, dan halus; setelah dempul
kering, kemudian digosok dengan ampelas.

PASAL 11
PEKERJAAN PENANAMAN POHON MANGROVE

11.1 Lingkup Pekerjaan Penanaman

a. Pekerjaan Persiapan
1. Penyediaan Air :
Air yang diperlukan untuk penyiraman harus disediakan kontraktor dengan mendapat
persetujuan KP.
Air harus bersih dan bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang
dapat merusak dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
2. Tempat Penyimpanan Tanaman :
Kontraktor diharuskan menyediakan tempat penyimpanan tanaman sementara, yang
lokasinya ditentukan oleh KP.
Area tempat penyimpanan ini dipilih pada lokasi yang teduh, terbuka dan aman dari
gangguan arus lalu lintas aktivitas proyek. Tanaman yang disimpan pada tempat ini
harus dipisahkan menurut jenis, ukuran dan tanggal tibanya. Diusahakan lokasinya
dekat dengan kantor Kontraktor.
3. Pengadaan Perlengkapan :
Kontraktor diharuskan menyediakan perlengkapan baik untuk pekerjaan pelaksanaan
maupun untuk pekerjaan didalam pemeliharaannya.
4. Pembongkaran dan Perbaikan Pekerjaan :
Apabila satu pekerjaan selesai dikerjakan, namun bertentangan dengan permintaan KP,
dan bila dikehendaki oleh KP pekerjaan tersebut harus dibongkar kembali, dengan
biaya yang ditanggung oleh Kontraktor.

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 14


5. Semua jenis tanaman yang akan ditanam harus disetujui oleh KP sesuai dengan
petunjuk gambar lansekap dan mengikuti semua persyaratan tertulis dalam uraian dan
Syarat Pekerjaan Pertamanan.
6. Tanaman yang dipilih (pohon, semak/perdu, penutup tanah dan rumput) harus sesuai
dengan petunjuk gambar, atau sesuai petunjuk KP atas saran Perencana.
7. Kwalitas dan ukuran tanaman yang dipakai harus berasal dari stok nursery/pembibitan
yang sudah dalam keadaan tumbuh.
8. Tanaman yang dipakai harus dalam ukuran standard yang sudah dipersiapkan (sesudah
petunjuk gambar) dan siap dipindahkan dalam keadaan terbungkus akarnya atau
berselimut dalam keranjang.
9. Tanaman yang dipakai harus diperiksa kwalitasnya, ukuran dan jenisnya sesuai dengan
spesifikasi jenis tanaman yang terdapat dalam dokumen lelang.
10. Sebelum ditanam, tanaman harus diperiksa KP yang kemudian akan memberikan
persetujuan/penolakannya. Dan tanaman yang ditolak harus segera dikeluarkan dari
tapak.
11. Penggantian jenis tanaman tidak diizinkan kecuali bila dapat dibuktikan bahwa jenis
tanaman yang diminta tidak tersedia di pasaran. Permohonan untuk penggantian
tanaman harus disampaikan secara tertulis kepada KP selambatnya selama 2 minggu
setelah kontrak kerja ditandatangani.
12. Kontraktor diharuskan menjaga tanaman dengan baik, dengan cara menyediakan
perlindungan terhadap matahari, angin sebelum penanaman.
b. Cara Penanaman Pohon
1. Pertama kali, tentukan patok dimana pohon akan ditanam.
2. Pada saat penggalian lubang tanam (60 x 60 x 60) cm3 pada titik patok.
3. Pada saat penggalian lubang, tanah lapisan atas/Topsoil (LA) harus dipisahkan dari
tanah lapisan bawah/Subsoil (LB).
4. Dasar lubang harus digemburkan agar memungkinkan peredaran udara dan kehidupan
jasad renik.
5. Lubang dibiarkan terbuka selama 3 hari.
6. Tanah Lapisan Atas (LA) dicampur dengan pupuk kandang ® sebanyak kurang lebih 20 %
dari tanah LA kemudian campurkan sampai rata.
7. Sebelum bibit ditanam, terlebih dahulu dikurangi ranting dan daun yang telah tua.
8. Setelah lubang siap untuk ditanami, masukkan terlebih dahulu tabah LA = R ke dalam
lubang.
9. Masukkan bibit tanaman dan ditanamkan ke dalam tanah tepat pada batas pangkal batang
(jarak akar tanaman paling bawah dengan dasar tanah  15 cm).
10. Setelah pohon diletakkan, tanah lapisan bawah (LB) yang ada di luar diurug kembali
sambil dipadatkan.
Taburkan pupuk kandang di atas tanah tersebut setebal 2 - 3 cm.
11. Pohon yang sudah ditanam harus diberi penguat (stagger) berupa bambu atau kayu
yang ditancapkan ke dalam tanah pada ketiga sisi pohon (lihat gambar). Hubungkan
bambu atau kayu tersebut dengan kawat berdiameter 0,15 - 0,20 mm dan masing-
masing kawat dilingkari mengelilingi batang pohon pada kemiringan 60 (terhadap
tanah).
Lapisan kawat dengan slang plastik untuk melindungi kulit batang bibit pohon dari
kerusakan.
12. Waktu paling baik untuk penanaman adalah pada musim hujan yang dilakukan pada
pagi hari sebelum jam 10.00 atau sore hari sesudah jam 16.00.
Penanaman musim kemarau dapat dilaksanakan bila tersedia cukup sumber air.

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 15


11.2 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan Pemeliharaan ini meliputi
1. Penyiraman
a. Waktu yang paling baik untuk penyiraman adalah pada pagi hari sampai dengan
jam 09.00 atau sore hari setelah jam 16.00.
b. Pada waktu selesai penanaman sampai dengan tanaman tersebut tumbuh
dibutuhkan 2 (dua) kali penyiraman dalam satu hari dan dilakukan secara
teratur. Setelah tanaman tumbuh, penyiraman cukup 1 (satu) kali dalam satu
hari.
c. Pada area yang terbuka penyiraman sebaiknya dilakukan pada malam hari.
d. Pada area yang lembab penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
e. Penyiraman pohon dilakukan secukupnya hingga diserap 15 cm ke dalam tanah .
Penyiraman tidak boleh berlebihan (terutama untuk tanaman yang telah tumbuh)
dan juga tidak boleh kekurangan.
2. Penyiangan
a. Tanah disekitar batang pohon harus selalu digemburkan dan dibersihkan dari
tanaman-tanaman liar pada jarak 50 - 75 cm dari batang pohon.
b. Pada tanaman permukaan harus selalu dijaga agar jangan sampai tumbuh
rumput-rumput liar, demikian juga pada formasi tanaman semak yang harus
dijaga dari tanaman-tanaman liar yang tidak diinginkan.
c. Daun-daun yang tua atau kering dan ranting-ranting kering harus dibuang.
3. Penyulaman
Untuk tanaman-tanaman yang mati dan rusak perlu diadakan penyulaman dalam arti
penggantian tanaman dengan yang baru dan segar dengan ukuran, kwalitas, jenis
yang sama untuk diperlukan persetujuan Konsultan Pengawas. Setiap penggantian
tanaman dalam masa pemeliharaan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Pemupukan
a). Jenis Pupuk :
Pupuk yang digunakan dibagi atas 2 (dua) macam, yaitu :
1). Pupuk Majemuk : adalah pupuk yang mengandung unsur hara/NPK yang
disebut juga “Compound Fertilizer” misalnya : Pupuk Alam (berasal dari
kotoran hewan, tanaman dan jasad renik) dan pupuk buatan (pupuk kimia).
2). Pupuk Tunggal : adalah pupuk yang mengandung salah satu unsur hara saja,
misalnya : D.S (Double Superposfat), T.S (Triple Superposfat) dan yang
mengandung unsur hara Nitrogen seperti Urea.
b). Tanaman Sasaran
1). Untuk Pohon : dipakai pupuk kandang, harus pupuk yang matang dan kering.
2). Untuk perdu/semak yang dinikmati daunnya dipakai pupuk NPK dengan
konsentrasi N yang lebih besar misal : 20 - 10 - 15.
3). Untuk perdu/tanaman bunga-bungaan yang dinikmati bunganya dipakai
pupuk NPK dengan konsentrasi P yang lebih besar misalnya : 8 - 10 - 6.
4). Untuk rumput yang diperlukan daun dan batangnya, dipakai pupuk Urea.
c). Cara Pemberian Pupuk
1). Untuk Pohon :
- Dibuat lubang pada radius 50 - 100 cm dari batang pohon dengan lebar
dan kedalaman 10 - 20 cm. Lubang dibuat putus-putus mengelilingi pohon.
- Pupuk dimasukkan ke dalam lubang, kemudian ditutup lagi dengan tanah.
- Banyaknya pupuk tergantung pada besarnya pohon, lebih kurang 0,1 -
0,25 kg per pohon.
- Pupuk kandang yang dipakai harus yang sudah masak dalam arti sudah
didiamkan atau dianginkan selama 3 (tiga) bulan dan sudah tidak berasap.
- Apabila dipakai humus, lubang tersebut dapat ditutupi di atasnya dengan
humus.

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 16


2). Untuk Rumput
- Pupuk dilarutkan/dicampurkan dengan air, dengan perbandingan 1 (satu)
sendok makan pupuk urea untuk setiap 4 (empat) liter air.
- Larutan tersebut disiramkan secara merata di atas permukaan rumput.
d). Waktu Pemberian Pupuk
Pemupukan I : 1 (satu) minggu setelah penanaman.
Pemupukan II : 6 (enam) minggu setelah penanaman.
Pemupukan III : 12 (dua belas) minggu setelah penanaman.
Untuk selanjutnya pemupukan diberikan minimum satu kali setiap bulannya.
5. Pembasmian Hama dan Penyakit
Untuk pencegahan Hama dan Penyakit harus diadakan penyemprotan secara periodik
setelah tanaman tumbuh yaitu 1 (satu) bulan setelah penanaman.
Jadi didalam masa pemeliharaan 3 (tiga) bulan dilakukan 3 (tiga) kali penyemprotan.
Penyemprotan dilakukan pada seluruh tanaman dengan memakai larutan yang
ditentukan seperti :
- Untuk Insectisida : Basudin 60, Wereng
- Untuk Fungisida : Perathion
- Untuk Herbisida : 2-4 D (khusus rumput)
Dosis ditentukan dengan aturan pakai waktu penyemprotan dilakukan setelah
tanaman disiram dengan memperhitungkan waktu yang efektif seperti perhitungan
angin, cuaca dan yang tidak membahayakan aktifitas sekelilingnya.
Untuk memberantas hama dilakukan sesuai dengan kondisi tingkat populasi hama.

PENUTUP

Pelaksana harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada Dokumen


Perencanaan PENGEMBANGAN TAMAN MANGROVE DI ECOMARINE MUARA ANGKE, yaitu
rencana kerja dan syarat-syarat ketentuan teknis, rencana anggaran biaya dan gambar
perencanaan, yang saling mendukung dan melengkapi. Kekurangan dan permasalahan-
permasalahan pada dokumen tersebut, baik yang terjadi didalamnya maupun ketidakcocokan
antara dokumen atau dengan peraturan-peraturan yang terkait, harus diselesaikan pada rapat
monitoring yang dihadiri oleh Pemberi Tugas, Perencana, Pengawas Teknis dan Pelaksana
(Pemborong Fisik) yang bertempat di Direksi Keet dengan saling mendukung untuk
mendapatkan hasil yang terbaik sesuai dengan pedoman Keputusan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta Nomor 37 Tahun 2011.

RKS – Pekerjaan Taman Mangrove Ecomarinr Muara Angke Hal. 17

Anda mungkin juga menyukai