Menurut Acmad Noeman, Arsitektur yang islami Adalah Arsitektur yang berlandaskan
pada Al-quran dan As-sunnah....Acmad Noeman adalah seorang Arsitek yang berlatar
belakang pendidikan Arsitektur Praktik.. Dalam berkarya beliau selalu berusaha
memasukkan nilai-nilai Islam kedalam desainnya. Hal tersebut dimaksudkan beliau agar
karya-karyanya lebih bermakna dan dapat dipertangung jawabkan dihadapan Tuhan
kelak. Acmad Noeman, sebagai seorang Arsitek, banyak tertarik dengan ajaran-ajaran agama
Islam, terutama pada kedua landasan agama itu yaitu Al-quran dan As-sunnah. sedangkan
orang yang cukup berpengaruh pada kehidupannya adalah Muhammad SAW. Khusus pada
bidang arsitek Acmad Noeman mengagumi Lee Corbusier, Miss Van de Rohe, teori-teori
Beahus, karena semua itu tidak bertubrukan dengan nilai-nilai islami yang mengajarkan agar
tidak menciptakan sesuatu yang berlebih-lebihan. Nilai-nilai islam banyak mempengaruhi
manifestasinya dalam berpraktek di dunia arsitektur.Salah satu Manifesto Acmad Noeman
adalah Arsitektur yang islami Adalah Arsitektur berlandaskan pada Al-quran dan As-
sunnah.
Lingkungan binaan tempat seorang arsitek tumbuh dan berkembang, baik secara langsung
maupun tak langsung akan mempengaruhi sikap dan pemikirannya. Terdapat beberapa hal
yang membentuk konteks pemahaman seorang arsitek dalam melakukan pendekatan terhadap
desain. Misalnya masa lalu yang kering dengan agama menyebabkan Acmad Noeman ingin
menerapkannya baik didalam kehidupan sehari-hari dan dalam praktik arsitektur. Sebagai
seorang muslim Acmad Noeman berusaha menjadi seorang arsitek agar bisa membela
agamanya dalam bidang arsitektur. Berbekal pengalaman di masa mudanya yang sering
menyaksikan dan mendampingi ayahnya dalam membangun masjid dan sekolah Madrasah
Acmad Noeman inilah yang membuat dirinya sedikit banyak mengenal bangunan-bangunan
yang diperuntukan untuk ibadah dan belajar.
Studi Kasus
Seperti yang telah menjadi manifesto bagi seorang Acmad Noeman adalah, Arsitektur yang
islami adalah yang berlandaskan pada Al-quran dan As-sunnah kemudian ijtihad sebagai
alternatif terakhir. Dengan berpedoman pada surat Al-baqarah 170 :
jika dikatakan pada mereka ikutlah jalanku, maka mereka berkata tidak kami mengikuti
jalan orang-orang terdahulu
Dari ayat ini beliau menangkap bahwa seseorang haruslah memberikan pengarahan untuk
selalu mencari ilmu sekaligus spirit surat ini menganjurkan untuk mengklarifikasi bahwa apa
yang sudah ada selama ini dan turun temurun belum tentu benar. pada masjid ini Acmad
Noeman hendak mengajarkan ayat ini kepada masyarakat luas bahwa bentuk-bentuk masjid
yang selama ini ada dan juga bentuk kubah dari atap masjid bukanlah sesuatu yang
mencerminkan dan mengandung nilai-nilai islami. Walau begitu Acmad noeman tidak
menyalahkan sepenuhnya atap masjid yang berbentuk kubah. beliau hanya mencoba
mengajarkan bahwa tidak selalu harus berbentuk kubah sebuah atap masjid / bangunan yang
islami.
Masjid At-tin
Inallaha jamil yuhibbu jamal dengan berpedoman pada hadist ini Acmad Noeman
mengimplementasikan pada masjid At-Tin. Karena pada hadist diatas dikatakan bahwa Allah
itu indah dan menyukai keindahan. Maka nilai-nilai estetis dihadirkan di masjid At-Tin.
Seperti karya-karya yang sebelumnya, pada masjid At-Tin ini Ahmad Numan memberikan
Ruang khusus untuk wanita yang disebut sebagai Mezzanine. Agar wanita tidak terlihat oleh
jamaah laki-laki saat mereka melepas penutup auratnya dan mengantinya dengan pakaian
Sholat. Pada masjid At-Tin, Ahmad Numan juga menghadirkan minaret sebagai sarana
untuk menyebarkan suara Adzan kesegala penjuru dengan berpedoman pada hadist. dimana
pada jaman Rasulullah SAW, Para sahabat Nabi mengumandangkan Adzan di atap-atap /
tempat yang tinggi agar didengar oleh orang lain.