Disusun oleh :
Kelompok III
A. Ahmad Ridha, S.Psi., M.Psi. 199205072020121014
Rustam .E. Simamora, S.Pd., M.Pd. 198808292020121006
Mardyanto Barumbun, S.Pd., M.Sc. 199403172020121009
Farid Helmi Setyawan, S.Pd., M.Pd. 198605142020121004
Edy Utomo, S.T., M.T. 198809102020121009
Dwi Santoso, S.TP., M.Si 199206112020121005
Dr. Ramli, S.S., M.Pd. 198708262020121005
Djuanda Hatta, S.E., M.Si. 198712302020121006
Bernadeth Simangunsong, S.E., M.Si. 199010272020122009
Aswar Amiruddin, S.T., M.T 198901082020121007
1. AKUNTABILITAS
Seorang PNS yang akuntabel akan menunjukkan karakter-karakter luhur dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai abdi negara. PNS yang akuntabel
adalah PNS yang berintegritas yakni keselarasan antara apa yang dikatakan dengan apa
yang dilakukan; anatara apa yang dia tunjukkan di hadapan publik dengan apa yang dia
lakukan di ruang privatnya. PNS yang akuntabel juga harus adil mulai dari pikirannya
sampai ke tindakan atau tingkah lakunya. Selanjutnya, segala keputusan dan tindakan
menyangkut tugas dan kewajiban sebagai seorang PNS harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai norma dan aturan yang ada. Dalam bekerja, PNS harus
mampu bekerja profesional dengan mendahulukan kepentingan publik di atas kepentingan
pribadi maupun kelompoknya. Selain daripada itu, akuntabitas seorang PNS dapat
tercermin dari sikap transparansi dalam pelayanan, target yang jelas sesuai wewenangnya,
serta konsistensi dalam bersikap dan bertindak. Lebih lanjut lagi, sikap tidak memihak
kepada kepentingan pribadi, golongan atau ideologi politik tertentu (netral), serta
keikutsertaan dalam berbagai kegiatan-kegiatan positif (partisipatif) merupakan indikator
PNS yang akuntabel. PNS juga harus mampu mengambil pilihan yang tepat ketika terjadi
konflik kepentingan untuk menjamin terwujudnya nilai-nilai publik yang merupakan
kewajiban dan tanggung jawab setiap PNS.
2. NASIONALISME
3. ETIKA PUBLIK
4. KOMITMEN MUTU
Dalam menjamin mutu dari suatu pekerjaan kita dituntut untuk bekerja secara efektif,
efisien, inovatif dan berorientasi mutu. Efektifitas diukur dari seberapa jauh organisasi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pekerjaan yang efektif adalah pekerjaan yang
dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Sedangkan pekerjaan yang efisen dapat
tercapai apabila PNS menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan
pemborosan waktu, tenaga, dan pikiran. Untuk mendukung efektivitas dan efisiensi dalam
bekerja dibutuhkan inovasi dan komitmen menjalan pekerjaan yang bermutu. Di era
keterbukaan informasi seperti saat ini, hanya orang-orang yang mampu berinovasi yang
akan bertahan dan memajukan organisasi/instansi tempat ia bekerja. Inovasi sangat erat
kaitannya dengan peningkatan kualitas layanan yang bermutu. Sejatinya, inovasi yang
dilakukan tetap mengedepankan mutu pelayanan demi kepuasan publik. Salah satu bentuk
inovasi yang tetap mengedepankan mutu pelayanan adalah diterapkannya mall pelayanan
publik, dimana hal tersebut mampu memberi kemudahan, kecepatan, dan keyamanan bagi
masyarakat dalam mengakses layanan publik yang bermutu.
5. ANTI KORUPSI
Korupsi merupakan sebuah penyakit dalam bentuk sifat tamak pada diri manusia.
Hal tersebut bisa muncul karena adanya kesempatan dan suatu sistem yang biasa
dilakukan. Oleh sebab itu, diperlukan suatu sikap kesadaran diri untuk dapat
mengantisipasi godaan perilaku korupsi tersebut. Salah satunya adalah membangun
sistem integritas diri yang meliputi sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras,
sederhana, mandiri, adil, berani dan peduli. Untuk menginternalisasi sikap-sikap tersebut
tidaklah mudah, diperlukan konsistensi dan kesungguhan dalam melaksanakan nilai-nilai
dasar anti korupsi. Untuk menghindari perilaku korupsi, diperlukan kepekaan terhadap
situasi, kondisi dan indikasi perilaku korupsi tersebut akan terjadi. Hal tersebut dapat
dilakukan sejak dini dalam lingkungan keluarga yang merupakan aspek dari budaya dan
tercakup oleh ajaran-ajaran agama. Oleh sebab itu, mari kita membiasakan hal yang benar
bukan membenarkan hal yang biasa