Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL ETIKA PUBLIK

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS

Angkatan :

Mata Pelatihan : Etika Publik

Widyaiswara :

Nama Peserta : Hadi Kurniawan

Nomor Presensi :

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Pusdiklat Pegawai Kemendikbud

A. Pokok Pikiran

Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis


dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu, perlu dipahami etika dan kode
etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka,
tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah
yang tidak beruntung. Menjadi ASN berarti telah menjadi bagian dari penyelenggara
pemerintahan dimana segala tindakan berimplikasi terhadap kepentingan masyarakat secara luas.
Masyarakat memiliki ekspektasi dan harapan yang tinggi kepada ASN, sehingga ketika ada ASN
yang melakukan perbuatan tidak terpuji akan menjadi bulan-bulanan, sindiran, bahkan caci
makian. Lebih jauh lagi masyarakat akan kehilangan kepercayaan terhadap aparat pemerintah.
Oleh karena itu, sebagai ASN harus memiliki etika yang berlandakan dengan kode etik dan
nilia-nilai dasar etika publik.

Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:


a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
b. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan
sarana kebijakan publik dan alat evaluasi;
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

Etika adalah refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan yang baik atau benar. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan
bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan
dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Etika
publik adalah refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik-buruk dan benar-salah
suatu perilaku, tindakan, dan keputusan yang mengarahkan kebijakan publik dalam menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah
laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Dengan kata lain, kode etik merupakan aturan
tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan
pada saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam
tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang
teguh oleh sekelompok profesional tertentu.

Tiga dimensi etika publik adalah:


1. Dimensi kualitas pelayanan publik, etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma,
serta prinsip moral, sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan public;

2. Dimensi modalitas, unsur-Unsur modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas,


transparansi dan netralitas;

3. Dimensi tindakan integritas publik, tindakan yang sesuai dengan nilai, tujuan dan
kewajibannya untuk memecahkan dilema moral yang tercermin dalam kesederhanaan hidup.

Kita sebagai calon ASN wajib mengaktualisasikan etika publik, karena pada dasarnya fungsi
ASN menurut UU No. 5 tahun 2014 adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik
dan perekat pemersatu bangsa. Tugas seorang ASN adalah melayani masyarakat sesuai etika
publik yang ada. Etika publik memberikan aturan atau standar pelayanan yang sesuai dengan
norma yang berlaku. Bagaimana ASN bertanggung jawab terhadap tugas dan jabatan yang
diemban dalam melayani masyarakat. Adanya Kode Etik bagi ASN diharapkan dapat
merubah pola pikir/mindset dan perilaku pejabat publik dari ‘penguasa’ menjadi ‘pelayan’,
dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’, dan menyadari bahwa jabatan publik adalah ‘amanah’,
yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga diakhirat. Kode etik dan kode
perilaku ASN diatur dalam Undang-Undang ASN No. 5 tahun 2014 pasal 5.

Nilai-nilai etika harus selalu melekat baik sebagai ASN maupun sebagai anggota masyarakat,
Setiap aktifitas baik sebagai ASN maupun masyarakat biasa harus selalu menerapkan nilai-nilai
etika dan berhati-hati aktifitas tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai etika yang harus
selalu dijunjung dan ditegakkan. Etika publik menekankan akuntabilitas, transparansi, dan
netralitas para ASN untuk mencapai pelayanan publik yang berkualitas, relevan, dan berpihak
pada kepentingan rakyat. Seorang ASN diharapkan memiliki kekuatan integritas moral publik.
Secara singkat, pelayan publik itu dituntut memiliki karakter-karakter moral publik seperti
kejujuran, tanggung jawab, ketulusan dan melayani.

Profil Tokoh

Merujuk pada buku Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan yang ditulis oleh Suhartono pada 2013
lalu, tergambar bagaimana sosok Jenderal Polisi ini berdedikasi dalam menjalankan tugasnya
dengan penuh kedisiplinan dan menolak 'upeti' baik di institusi kepolisian ataupun lembaga
negara lain. Beliau adalah Hoegeng Imam Santoso yang merupakan tokoh satu-satunya Jenderal
Polisi yang kerap disanjung Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai polisi
yang jujur.

Nilai-nilai etika publik yang beliau pegang teguh salah satunya ketika bertugas di Medan beliau
disuguhkan sebuah rumah beserta kendaraan untuk dirinya dan keluarga. Bahkan, panitia
penyambutan telah menyiapkan sebuah hotel untuknya beristirahat. Namun, semua itu ditolak
secara halus, termasuk sejumlah perabotan rumah tangga yang dikirimkan ke rumah dinasnya di
Medan. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk bagaimana menjaga agar tidak terjadi konflik
kepentingan dalam melaksanakan tugasnya. Kemudian ketika beliau ditugaskan sebagai kepala
Jawatan Imigrasi. Sehari sebelum diangkat, ia menutup usaha kembang istrinya di jalan Cikini
karena khawatir orang-orang yang berurusan dengan imigrasi sengaja memborong bunga untuk
mendapatkan fasilitas tertentu. Apa yang mendorong Hoegeng menjadi tokoh yang bersih dan
antikorupsi, mungkin pesan yang ditanamkan oleh ayahnya bahwa "yang penting dalam
kehidupan manusia adalah kehormatan. Jangan merusak nama baik dengan perbuatan yang
mencemarkan". Ayahnya seorang birokrat yang sampai akhir hayatnya tidak sempat punya tanah
dan rumah pribadi.

B. Penerapan

Penerapan etika publik sebagai seorang dosen. Dosen memiliki tugas tridharma perguruan
tinggi yakni Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Adapun penerapan etika publik yang saya terapkan sebagai dosen adalah sebagai berikut:

1. Dalam hal pelaksanaan kode etik ASN pada institusi, dosen harus mengikuti aturan yang
berlaku pada suatu institusi seperti dengan rutin melakukan presensi. Hadir di kelas tepat
waktu atau lebih awal sebelum jam kuliah misalnya 10-15 menit sebelum perkuliahan
dimulai, dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan durasi waktu yang telah
ditetapkan.

2. Dalam proses Pendidikan dan Pengajaran, dosen harus memperlakukan mahasiswa


sebagai partner dalam proses belajar mengajar. Karena kecerdasan dan kemampuan
setiap mahasiswa berbeda-beda, maka ketika melaksanakan pembelajaran di kelas, tidak
semua mahasiswa secara langsung paham mengenai topik bahasan yang dijelaskan. Oleh
karena itu, tugas dosen sebagai partner dari mahasiswa adalah menjelaskan kembali
materi yang telah diajarkan secara berulang dengan sabar, bila perlu diberikan pendalaman
materi khusus mahasiswa yang memerlukan perhatian lebih. Sebagai partner yang baik,
dosen harus menanyakan bagian mana yang belum dimengerti, kemudian menjelaskan
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh mahasiswa.

3. Dosen membangun komunikasi yang baik dan efektif dengan mahasiswa, rekan sejawat,
dan masyarakat. Etika berkomunikasi yang dibangun tidak memandang siapa partner yang
diajak berkomunikasi. Dosen melayani konsultasi mahasiswa dengan sikap hormat, sopan,
tanpa tekanan, ramah dan menghargai layaknya customer yang harus diberikan pelayanan
terbaik, dalam hal ini dosen harus bertindak sebagai pelayan dengan tetap mematuhi
aturan dan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh unit kerja. Tentunya
dosen harus menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan tertentu seperti
kerahasiaan soal ujian agar tidak bocor agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.

4. Dosen memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada mahasiswa
yang memerlukan informasi terkait bimbingan akademik dan lain sebagainya.

5. Dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dosen harus


menghasilkan luaran yang bermanfaat. Hasil Penelitian dosen harus bisa dimanfaatkan
bagi masyarakat secara luas,baik itu berupa produk, atau gagasan. Selain itu, tentunya
menghasilkan seperti karya tulis ilmiah yang memenuhi kaidah ilmiah dimana karya
tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara serta tidak melakukan
tindakan plagiarism. Selanjutnya rutin melaksanakan pengabdian masyarakat dengan
menerapkan hasil penelitian yang telah dicapai agar hasil penelitian bermanfaat dan dapat
diterapkan serta berdaya guna bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai