Anda di halaman 1dari 48

Oleh :

Udaya Madjid
1. Identitas
Nama : Dr. Drs. Udaya Madjid, M.Pd
NIP : 19700926.198908.1.001
Tempat tanggal lahir : Gowa - Sulawesi Selatan, 26 September 1970
Pekerjaan : Dosen IPDN -MAPD
Jabatan : Wadek III Bidang Kemahasiswaan Fask. MP
Alamat : Perum Bumi Panyawangan-Cluster Pinus
Jl. Pinus Raya No. 33-35 Cileunyi Kab. Bandung
Tlp. 0812 2010 564 - 0811 2430 564
email : udayamadjidsikota@ygmail.com

2. Riwayat Pendidikan
- APDN Makassar 1988-1991
- S1 IIP Jakarta 1995-1997
- S2 UPI Bandung 1999-2002
- S3 UNPAD Bandung 2006-2011
3. Pekerjaan
- Kasat Dharma/Pengasuh Praja STPDN/IPDN Thn. 1993-2004
- Dosen STPDN/IPDN Thn. 1999-sekarang.
- Pakar Penelitian Sekolah Staf dan Komando TNI-AD
- Dosen Pascasarjana MIP Universitas Jenderal Ahmad Yani
- Nara Sumber Orientasi Tupoksi DPRD Se-Indonesia Periode 2019-2024
- Nara Sumber Lembaga Kajian Manajemen Pemerintahan Daerah
Definisi konsep Pamong Praja menurut Sadu
Wasistiono (1999) adl :

 Aparatur Pemerintah (Pusat maupun Daerah) yang dididik


secara khusus untuk menjlankan tugas-tugas
pemerintahan dengan kompetensi dasar Koordinasi,
Kolaborasi dan Konsensus (3K) dalam rangka memberikan
pelayanan umum serta menjaga keutuhan NKRI.
 Misi atau tugas pokok Pamong Praja adl :
1. Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban
2. Pembinaan Politik Dalam Negeri
3. Koordinasi
4. Pengawasan
5. Tugas-tugas Residual
Hakikat Pemerintahan adl memberikan
pelayanan kepada masyarakat (Wasistiono,
1997; Rasyid, 1998; Widodo, 2001;
Dwijowijoto, 2001)
Artinya pemerintahan tidaklah diadakan
untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk
melayani masyarakat serta menciptakan
kondisi yang memungkinkan setiap anggota
masyarakat mengembangkan kemampuan
dan kreativitasnya demi mencapai tujuan
bersama (Rasyid, 1998:139).
Kepamongprajaan adalah sebagian dari tugas-tugas pemerintahan,
yang memerlukan pengetahuan luas dan mendalam terhadap
berbagai aspek kehidupan serta permasalahan yang dihadapi
masyarakat, ketangguhan ideologis, seni kepemimpinan yang tepat
dan kemampuan menggerakkan masyarakat.

 Profesi kepamongprajaan bukan hanya sekedar ketrampilan


teknis belaka, tetapi harus menguasai juga aspek-aspek lain yang
dibutuhkan al;
1. memiliki kearifan dalam menghadapi setiap permasalahan dan
mampu memahami kondisi-kondisi yang melatarbelakanginya,
2. peka dan responsif terhadap aspirasi masyarakat, mempunyai visi
dan persepsi politik yang berdimensi luas serta berwawasan
nasional,
3. memiliki persepsi sosial ekonomis yang berwawasan kemajuan
dan diupayakan mampu menggerakkan dan menstrukturkan
sikap dan pilihan-pilihan masyarakat sesuai dengan wawasan
mereka.
Aspek-aspek tersebut di atas diharapkan dapat
membentuk mental pamong praja yang profesionalisme
dengan indikator-indikator sbb :
 Expertisme
 Disiplin
 Etos kerja
 Kemampuan
 Kecermatan
 Ketelitian
 Stamina
 Tidak melakukan kesalahan
 Bertanggung jawab
Prinsip kepemimpinan Pamong Praja gaya baru menurut
Arlfin Abdulrahman (1980) yaitu “ OJO DUMEH “.
Untuk mengemban tanggung jawab sebagai Pamong Praja,
diperlukan sosok kepemimpinan transformasional (Gaspersz
(1997:197) yang mempunyai :
•Memiliki visi yang kuat
•Memiliki peta tindakan (map for action)
•Memiliki kerangka untuk visi (frame for the vision)
•Memiliki kepercayaan diri (self confidence)
•Berani mengambil resiko
•Memiliki gaya pribadi inspirasional
•Memiliki kemampuan merangsang usaha-usaha individual
•Memiliki kemampuan mengidentifikasi manfaat-manfaat
Kepemimpinan Visioner yakni mampu melihat jauh kedepan yang
berskala nasional maupun global (bervisi global action lokal) Thoha,
1997:112.
Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah menjaga ketertiban
masyarakat supaya bisa menjalani kehidupannya secara wajar. Oleh karena
itu tugas-tugas pokok pemerintahan mencakup tujuh bidang pelayanan.

Tugas-tugas Pokok Pemerintahan :


 Menjamin keamanan Negara dari segala kemungkinan serangan dari luar
dan menjaga agar tidak terjadi pemberontakan dari dalam yang dapat
menggulingkan pemerintahan yang sah.
 Memelilhara ketertiban dengan mencegah gontokan-gontokan di antara
warga masyarakat, menjamin agar perubahan apapun yang terjadi di dalam
masyarakat dapat berlangsung secara damai.
 Menjamin diterapkannya perlakuan yang adil kepada setiap warga
masyarkat tanpa membedakan status apapun.
 Melakukan pekerjaan umum dan member pelayanan dalam bidang-bidang
yg tidak mungkin dikerjakan oleh lembaga non pemerintah spt:
pembanguna jalan, jembatan, pelayanan kesehatan dan pendidikan yang
dapat dijangkau oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah.
 Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan social masyarakat.
 Menerapkan kebijakan ekonomi yg
menguntungkan masyarakat luas spt :
mengendalakan laju ilnflasi, menciptakan lapangan
kerja, dan menjamin peningkatan ketahanan
ekonomi Negara dan masyarakat.
 Menetapkan kebijakan untuk pemeliharaan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Paradigma Baru Berpemerintahan, Good Governance
Ciri-ciri Tata Pemerintahan yang baik :

 Mengikutsertakan semua masyarakat


 Transparan dan bertanggung jawab
 Efektif dan adil
 Menjamin adanya supremasi hokum
 Menjamin bahwa prioritas-prioritas politik, social dan
ekonomi didasarkan pada consensus masyarakat
 Memperhatikan kepentingan mereka yang paling
miskin dal lemah dalam peoses pengambilan
keputusan menyangkur alokasi sember daya
pembangunan.
United Nations Development Programme ( UNDP )
mengajukan karakteristik good governance sebagai berikut :

 Participation
 Setiap warga Negara mempunyai suara dalam pembuatan
keputusan, baik secara langsung maupun melalui
intermediasi institusi legitimasi yang mewakili
kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas
dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta
berpartisipasi secara konstruktif.
 Rule of law
 Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa
pandang bulu, terutama hukum untuk hak asasi manusia.
•Transparancy
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan informasi, proses-
proses, lembaga-lembaga dan informasi secara langsung dapat
diterima oleh mereka yang membutuhkan, informasi harus dapat
dipahami dan dapat dimonitor.
•Responsiveness
Lembaga-lembaga dan proses-proses harus mencoba untuk
melayani setiap “ stakeholders “.
•Consensus orientation.
Good governance menjadi perantara kepentingan yang ada untuk
memperoleh pilihan-pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih
luas, baik dalam kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.
Equity
Semua warga Negara, baik laki-laki maupun perempuan
mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga
kesejahteraan mereka.
•Effectiveness and efficieny
Proses-proses dan lembaga-lembaga sebaik mungkin
menghasilkan sesuai dengan apa yang digariskan dengan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia.
•Accountability
Para pembuat keputusan dalam pemrintahan, sector swasta dan
masyarakat (civil society) bertanggung jawab kepada public dan
lembaga-lembaga “ stakeholders “. Akuntabilitas ini tergantung
pada organisasi dan sifat keputusan yang dibuat, apakah
keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau eksternal
organisasi.
•Strategic Vision
Para pemimpin dan public harus mempunyai perspektif good
governance dan pengembangan manusia yang luas dan jauh ke
depan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan
semacam ini.
Good Governance atau tata pemerintahan yg baik akan mengubah
secara mendasar praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan
yang mencakup tiga dimensi yaitu dimensi struktural, dimensi
fungsional, dan dimensi kultural.

Perubahan struktural menyangkut struktur hubungan antara


Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, struktur hubungan
antara eksekutif dengan legislatif ataupun struktur hubungan
antara pemerintah dengan masyarakat.

Perubahan fungsional menyangkut perubahan fungsi-fungsi yang


dijalankan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun
masyarakat.
Perubahan kultural menyangkut perubahan pada tata nilai dan
budaya-budaya yang melandasi hubungan kerja intraorganisasi,
antar organisasi maupun ekstra organisasi.Perubahan ini akan
memerlukan waktu dan perjuangan terus menerus karena
berkaitan erat dengan perubahan tata nilai, pola pikir dan pola
bertindak yang telah tertanam sejak awal. Untuk mengendalikan
perubahan kultural diperlukan kepemimpinan yang kuat dan
memiliki visi (visionary leader).

Menurut World Bank, governance diartikan sebagai the way state


power is used in managing economic and social resources for
development society.

Yaitu cara bagaimana kekuasaan Negara digunakan untuk


mengelola sumberdaya-sumberdaya ekonomi dan sosial guna
pembangunan masyarakat.
UNDP mengemukakan definisi governance sebagai the exercise of
political, economic and administrative authority to manage a
nation’s affair at all levels.

Yaitu penggunaan kewenangan politik, ekonomi dan administrasi


untuk mengelola masalah-masalah nasional pada semua
tingkatan.
12 Nilai dalam sistem Kepamongprajaan yaitu:
(By. Prof. Taliziduhu Ndraha)

 Vooruit zien/visioner (memandang sejauh mungkin ke


depan)
 Conducting (membangun kinerja bersama melalui perilaku
actor yang berbeda-beda)
 Coordinating (membangun kinerja masing-masing melalui
kesepakatan bersama yang berbeda)
 Peace Making (membangun kerukunan dan kebersamaan)
 Residue-caring (mengelola sampah, sisa, yang beda, yang
salah, dan yang terbuag)
 Turbulence-serving (mengelola ledakan yang dianggap
mendadak atau di luar kemampuan/force majeure)
•Fries Ermessen (keberanian bertindak untuk kemudian
mempertanggungjawabkannya)
•Generalist and Specialist Function (knowing less and
less about more and more, and more and more about
less and less)
•Omnipresence (terasa hadir dimana-mana)
•Responsibility (menjawab dengan jelas dan jujur,
men(t)anggung risiko secara pribadi menurut etika
otonom)
•Magnanimous-thinking (-mind, berpemikiran besar
dan kuat menerobos zaman membuat sejarah)
•Distinguished statesmanship (kenegarawan-
utamaan, selama memangku masa jabatan public,
berdiri di atas semua kepentingan, tidak memihak,
impartial).
Banyak Daerah Otonom yang menyusun strategi dan
program yang ambisius, tanpa mempertimbangkan
kapasitas yang dimilikinya. Kapasitas itu adl sbb :

 Kapasitas sumber daya alam ( alam, manusia, buatan


) yang dimiliki dan mampu didayagunakan secara
optimal;
 Kapasitas kewenangan yang mampu dijalankannya;
 Kapasitas pelayanan yang mampu diberikan kepada
masyarakat;
 Kapasitas akuntabilitas yang mampu diberikan
kepada rakyat sebagai pemilik kedaulatan.
Badan atau Lembaga Negara Non Departemen yang saat
ini telah dibentuk sebanyak 13 badan atau lembaga
negara, yang terdiri atas :
 Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
 Mahkamah Konstitusi (MK)
 Komisi Yudisial (KY)
 Komisi Pemilihan Umum (KPU),
 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
 Komisi Kepolisian Negara,
 Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
 Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)
 Komisi Perlindungan Anak Indonesia
 Komisi Kejaksaan
 Komisi Nasional Perempuan
 Komisi Ombudsman Nasional
 Komisi Hukum Indonesia.

Visi adalah pandangan jauh ke depan tentang
harapan yang lebih baik dan idealisme tertinggi
suatu organisasi.

 Visi Negara Kesatuan Republik Indonesia :


 Melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia
 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
 Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
Misi Pemerintahan Indonesia yaitu memproses
pengelolaan keunikan tiap masyarakat menjadi
kekuatan matarantai nusantara dan mengurangi
kesenjangan vertical dan horizontal antar
masyarakat secepatnya.

 Visi Departemen Dalam Negeri :


 Terdepan dalam mendorong terwujudnya
penyelenggaraan pemerintahan yang
demokratis, desentralistik, tertib, dan maju
tetap dalam wadah negara kesatuan Republik
Indonesia
Misi Kementrian Dalam Negeri :
Menetapkan kebijaksanaan nasional dan memfasilitasi
penyelenggaraan pemerintahan dalam upaya :
 Memelihara dan memantapkan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
 Memantapkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan yang desentralistik.
 Memberdayakan masyarakat dan pengembangan
organisasi kemasyarakatan.
 Mengembangkan keserasian hubungan Pusat-Daerah
serta keserasian antar Daerah dan antar Kawasan.
 Memelihara ketentraman dan ketertiban umum dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Tujuan :
 Mewujudkan tatanan kehidupan bangsa yang tentram, tertib
damai dan demokratis, didukung oleh makin mantapnya
wawasan kebangsaan dan integritas nasional.
 Meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan responsive
dalam penyelenggaraan pemerintahan yang desentralistik.
 Mewujudkan masyarakat yang maju dan mandiri melalui
penyediaan kebutuhan dasar dan perlindungan di berbagai
aspek kehidupan.
 Meningkatkan keterpaduan penyelenggaraan pemerintahan
antar Pusat dan Daerah, antar Daerah, dan antar Kawasan
dalam pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien.
 Mewujudkan situasi dan kondisi yang dinamis dan kondusif
bagi kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sasaran :
 Tersedianya kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan
kualitas masyarakat yang mempu menciptakan suasana
tentram, damai dan demokratis dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
 Terciptanya kredibilitas pemerintahan yang desentralistik,
menunjang peningkatan kesejahteraan dan pelayanan
umum kepada masyarakat.
 Terbangunnya kemanditian dan kemajuan masyarakat
dalam berbagai bidang kehidupan.
 Terciptanya pertumbuhan antar daerah dan antar kawasan
yang berkeadilan, didukung efektifitas peran pemerintah
dan mekanisme pasar.
 Terciptanya produktifitas penyelenggara pemerintah dan
masyarakat.
Ciri-ciri Visi yang Efektif :
 Visi menghubungkan keadaan saat ini ke masa depan
 Visi menggerakkan energy dan komitmen
 Visi membangun standar keunggulan dan kualitas
 Visi berhubungan dengan perubahan
 Visi mendorong keyakinan dan harapan
 Visi menggambarkan idealisme tertinggi
 Visi mempunyai daya tarik yang luas dan mendalam
 Visi mendefinisikan tujuan perjalanan dan petualangan
Misi adl tujuan pokok organisasi yang luas dan
alasan mendasar bagi eksistensi organisasi.

 Di dalam misi akan tergambarkan nilai-nilai yang


menjadi pedoman dalam setiap proses kerja,
strategi dan kebijakan perusahaan.
 Misi perusahaan/negara akan menentukan
bagaimana menghadapi perubahan dan
hambatan.
 Misi yang terdefinisi dengan jelas akan
mendorong munculnya idealism-idealisme yang
tertinggi untuk diperjuangkan oleh seluruh
anggota organisasi.
Strategi adalah aksi global yang menggambarkan
alokasi sumber daya dan aktivitas lainnya untuk
menghadapi lingkungan dan menolong organisasi
mencapai tujuan tertingginya.

 Strategi terdiri dari 3 kualitas pokok :


 Kompetensi pokok organisasi
 Mengembangkan sinergi
 Menciptakan keuntungan dan nilai bagi
konsumen
Strategi Pencapaian :
1.Kebijakan Strategik
2.Program Strategik
3.Kegiatan Strategik al :
 a.Program Penguatan Integritas Nasional.
 b.Program Pengembangan Manajemen Perlindungan dan
Ketentraman Masyarakat serta Ketertiban Umum.
 c.Program Pengembangan Sistem Politik Nasional yang
Demokratis dan Berkedaulatan Rakyat.
 d.Program Pembinaan dan Pengembangan Wilayah.
 e.Program Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Aparatur.
 f.Program Penataan dan Peningkatan Kinerja Kelembagaan
Pemerintahan.
 g.Program Fasilitas Peningkatan Manajemen Pemerintahan
Daerah.
h.Program Fasilitas Pengembangan Ekonomi dan investasi Daerah.
i.Program Pengembangan Pelayanan Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi Pemerintahan.
j.Program Penegakkan Hukum Dan Peningkatan Kepemerintahan yang
baik.
k.Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Umum Pemerintahan.
l.Program Peningkatan Pengawasan dan Evaluasi Kinerja Departemen
dan Penyelenggaraan Kebijakan Pemerintah Daerah.
m.Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Kawasan.
n.Program Pengembangan Sistem dan Prosedur Kerjasama antar
Daerah.
o.Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan Penanggulangan
Kemiskinan.
p.Program Penguatan Lembaga dan Peningkatan Keswadayaan
Masyarakat.
q.Program Pemantapan dan Peningkatan Kerjasama Internasional di
Lingkungan Departemen Dalam Negeri.
Istilah Pamong Praja menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti
pegawai negeri yang mengurus pemerintahan Negara. Secara etimologis
Pamong berarti among, emong, pengemong atau pengasuh, pendidik
atau guru. Praja berarti kerajaan, kota atau Negara.

 Jadi Pamong Praja dapat diartikan sebagai pengasuh


pemerintahan, atau abdi masyarakat.
 Secara historis asal dari istilah Pamong Praja bermula dari
kedatangan Belanda ke Indonesia tahun 1596. Untuk memperkuat
kedudukan (penjajahan) Belanda membentuk Korps Pangreh
Praja atau Binnenland Bestuur (BB) yang terdiri dari pejabat atau
kaum priyayi yang ditempatkan di daerah yang bertugas
memelihara ketentraman dan ketertiban serta menyelenggarakan
kesejahteraan umum.
Tugas Korps Pangreh Praja mencakup bidang yang sangat luas dan
merupakan alat pemerintahan asing (Belanda). Sesudah masa
kemerdekaan istilah Pangreh Praja diganti menjadi Pamong Praja untuk
membedakan bahwa tugasnya berbeda dengan masa penjajahan.

 Visi Pamong Praja Abad 21 :


1.Profesionalisme Korp Pamong Praja sudah lebih meningkat
dengan karakteristik utama berupa pemberian pelayanan
kepada masyarakat.
2.Koordinasi menjadi alat utama guna meningkatkan efisiensi
pemberian pelayanan kepada masyarakat.
3.Selain mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang bersifat
umum (generalis), Pamong Praja juga mempunyai keahlian
khusus (spesialis) yang bisa diandalkan.
4.Memiliki semangat dan jiwa kewiraswastaan guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5.Memiliki kemampuan bernegosiasi yang telah menjadi satu
keahlian Korps Pamong Praja yang dapat ditonjolkan.
6.Menjalankan Kepemimpinan Transformasional yang bersifat
mengayomi, adil dan jujur, serta berakhlak yang baik tanpa ada
cacat moral.
7.Mengutamakana kualitas kerja dan kualitas pelayanan baik pada
instansi pemerintah maupun pelayanan prima kepada masyarakat.
8.Mempunyai Strategic Vision dalam mengantisipasi perubahan
pemerintahan maupun perubahan masyarakat yang semakin cepat
dan mengalami pasang surut.
IIP IIP IIP
(S-1) (S-1) (S-1)

Penggabungan

OSVIA & IPDN


IPDN IPDN IPDN
MOSVIA
KDC
(D-4)
(S-1) (S-1) D-4

APDN STPDN
APDN
NASIONAL
(D-3) (D-4)
(D-3)

1956 s.d. 1989 1989 s.d. 1992 1992 s.d 2004 2004 s.d skr
Era Kolonial Awal
Kemerdekaan Kepres 87/2004
s.d. 1958

Masa Kolonial Berwawasan Nasional


Masa Awal Kemerdekaan
Yang Akan Datang
Kedaerahan
Dwight Waldo dlm bukunya “Enterprese Of Public
Administration” (1980) menjelaskan :

 Petugas Negara memiliki kewajiban-kewajiban


etis (ethical obligations) yang lebih banyak dalam
kaitan dengan kelakuannya ketimbang orang
swasta.
 Demikian pula para petugas dengan jabatan
tinggi dalam badan-badan pemerintah
mempunyai lebih banyak kewajiban-kewajiban
etis daripada seseorang siapa saja.
Implikasi lebih lanjut dari pendapat itu ialah setiap petugas
dalam administrasi pemerintahan wajib memiliki sikap mental
dan perilaku yang mencerminkan keunggulan watak, keluhuran
budi, dan berbagai etis yang bersumber pada kebajikan moral.

Tanpa asas-asas etis itu seorang petugas Negara


tidak mungkin membina suatu kehidupan bangsa
dan keadaan masyarakat yang tentram dan
sejahtera. Bahkan kebalikannya, kehidupan
rakyat mungkin dijerumuskan pada kegelisahan
dan kesengsaraan.
The Liang Gie (1993 : 711) menjelaskan, Perhimpunan petugas administrasi
di Amerika pada tahun 1984 menyetujui sebuah kode etis yang memuat
asas-asas dan ukuran-ukuran baku moral yang menjadi petunjuk bagi para
anggotanya sebagai petugas administrasi pemerintahan sebagai berikut :

 Menunjukkan ukuran-ukuran baku yang tertinggi mengenai


keutuhan watak perseorangan, kebenaran, kejujuran dan ketabahan
dalam semua kegiatan publik agar supaya membangkitkan
keyakinan dan kepercayaan rakyat pada pranata-pranata Negara.
 Melayani rakyat secara hormat, perhatian, sopan dan tanggap
dengan mengakui bahwa pelayanan kepada rakyat adalah di atas
pelayanan terhadap diri sendiri.
 Berjuang ke arah keunggulan profesional perseorangan dan
menganjurkan pengembangan professional dari rekan-rekan kita
dan mereka yang berusaha memasuki bidang adminisrasi
Negara.
Menghampiri kewajiban-kewajiban operasional dan
organisasi kita dengan sikap positif dan secara konstruktif
mendukung komunikasi yang terbuka, kreativitas,
pengabdian dan welas asih.

Melayani dalam suatu cara sedemikian hingga kita tidak


mewujudkan keuntungan pribadi yang tidak semestinya
dari pelaksanaan kewajuban-kewajiban resmi kita.

Menghindari sesuatu kepentingan berdasarkan hak-hak


istimewa pertentangan dengan penunaian dari kewajiban-
kewajiban resmi kita.
Menghormati dan melindungi keterangan berdasarkan
hak-hak istimewa yang kita dapat memperolehnya
dalam pelaksanaan kewajiban-kewajiban resmi.

Menjalankan wewenang kebijaksanaan apapun yang


kita miliki menurut hukum untuk memajukan
kepentingan umum.

Menerima sebagai kewajiban pribadi tanggung jawab


untuk mengikuti perkembangan baru terhadap
permasalahan-permasalahan yang muncul dan
menangani urusan rakyat dengan kecapan professional.
 Mendukung, menjalankanm, dan memajukan penempatan
tenagan kerja menurut penilaian kecakapan serta program-
program tindakan alternative guna menjamin kesempatan yang
sama pada penerimaan, pemeliharaan, dan peningkatan kita
terhadap orang-orang yang memenuhi persyaratan dari segenap
unsur masyarakat.
 Melenyapkan semua bentuk pembedaan yang tak sah,
kecurangan, salah urus keuangan Negara serta mendukung
rekan-rekan kalau mereka berada dalam kesulitan karena usaha
yang bertanggung jawab untuk memperbaiki pembedaan,
kecurangan, salah urus atau salah pakai.
 Menghormati, mendukung, menelaah, dan bilamana perlu
berusaha untuk menyempurnakan konstitusi-konstitusi Negara
serta hokum-hukum lainnya yang mengatur hubungan-
hubungan diantara instansi-instansi pemerintah, pegawai-
pegawai, nasbah-nasabah dan semua warga Negara
Persyaratan Pamong Praja untuk dapat melayani,
melindungi dan mengayomi antara lain:
1. Persyaratan Formal seperti :
 Berpendidikan (memiliki ijazah) tertentu
 Memiliki kemampuan ketrampilan tertentu yang
diprasyaratkan bidang pekerjaan yang dihadapi.

2. Persyaratan Psikologis yaitu:


Kriteria persyaratan mental/kejiwaan (emosional) yang
menunjang pelaksanaan tugas melayani yang meliputi :
a. Kestabilan emosional
 Kemampuan mengendalikan emosi, mampu
mengendalikan perasaan, sabar, tidak mudah
tersinggung dan cepat marah atau meledak-ledak
b.Menghormati dan menghargai orang lain
Memperlakukan orang secara bermartabat, tidak melecehkan
kehormatan orang lain, menghargai kepentingan orang lain
dan tidak merendahkan (under estimate) terhadap
kemampuan orang lain

C.Mampu bergaul secara luas


 Tidak mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan social
dengan pihak lain dari berbagai lapisan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam memasuki situasi social
baru
d. Ulet dan tekun
Mampu mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan, teliti dan
tidak gampang menyerah atau putus asa
e. Mampu Berempati
 Dapat member perhatian dan ikut merasakan kebutuhan
dan kesulitan orang lain, sehingga timbul keinginan untuk
melayani sebaik-baiknya
f. Memiliki sikap tegas
 Tegas dalam menerapkan aturan, namun fleksibel
atau luwes dalam memenuhi kebutuhan
pelayanan masyarakat yang mendesak
g. Inisiatif dan tanggung jawab
 Dapat melaksanakan pekerjaan yang merupakan
bidang tugasnya tanpa menunggu dorongan atau
perintah orang lain secara bertanggung jawab
h. Mampu bertindak adil
 Memberikan pelayanan kepada semua orang
yang membutuhkan pelayanan dengan tidak
membeda-bedakan status, pangkat, suku dan
agama.
Menguasai Keterampilan teknis tertentu:
 Dapat mengoperasikan teknologi yang ada seperti ;
mesin tik, computer, laptop, mesin penghitung,
kalkulator dll.
 Memahami segenap peraturan, petunjuk pelaksana
(juklak), petunjuk teknis (juknis), dan peraturan
perundang-undangan lain yang terkait dengan tugas
yang dihadapi
 Mengusai cara pengisian secara benar segala macam
formulir, format, blanko, dan mampu membuat dan
menjelaskan table, grafik atau gambar yang terdapat
pada bidang pekerjaan yang digeluti.
Etika Profesi Pamong Praja

1. Sopan ;
 Sopan dalam sikap batin
 Sopan dalam sikap lahir
 Sopan dalam tindakan
 Sopan dalam bertutur kata

2.Melayani
 Pelayanan surat menyurat, spt ; KTP, surat nikah dll.
 Pelayanan bukti kepemilikan, spt akta tanah/sertifikat.
 Pelayanan yg berkaitan dg kewajiban warga, mis.PBB.
 Pelayanan yang berkaitan dg perizinan, IMB,SITU,dll.
 Pelayanan yg berkaitan dg penyediaan sarana dan prasarana kesehatan,
pendidikan dan lapangan usaha.
 Pelayanan yang berkaitan dg penyediaan infrastruktur spt jalan,
jembatan dsb.
 Pelayanan berkaitan dengan penyebaran informasi dan sosialisasi
kebijakan atau program pemerintah.
 Melayani berbagai pengaduan dan keluhan warga.
 Pelayanan terhadap korban bencana alam, kebakaran, panggusuran dan
lain-lain.
3. Melindungi :
 Keamanan dan keselamatan fisik dan psikis warga masyarakat
 Kepemilikan atau harta benda warga masyarakat
 Kepentingan warga masyarakat
 Melindungi harga diri atau harkat dan martabat warga masyarakat
 Melindungi norma dan aturan agar dipatuhi
 Melindungi citra korps pamong praja itu sendiri
4. Mengayomi, dengan berperan sbg :
 Guru
 Orang tua
 Pemimpin
KODE ETIK KEPAMONGPRAJAAN
 Sebagai korps yang berusia lama serta sudah mengalami
pasang surutnya pemerintahan daerah, Pamong Praja
telah memiliki kode etik (code of conduct) yang
dinamakan Hasta Budi Bhakti, yang artinya Delapan Nilai
Pegangan Untuk Berbhakti,
 Kode etik ini sebenarnya merupakan pegangan moral bagi
siapapun yang masuk kategori Korps Pamong Praja,
 Kode etik ini juga merupakan sebuah komitmen moral.
Tetapi kelemahan bangsa Indonesia, banyak membuat
komitmen tetapi seringkali tidak konsisten.

Anda mungkin juga menyukai