Anda di halaman 1dari 5

TUGAS VIDEO PEMBELAJARAN

KELOMPOK IV PKP V

Program Pelatihan : PKP V 2022


Kelompok : IV (Empat)
Nama Mata Pelajaran : Materi Etika dan Integritas Kepemimpinan
Pancasila

KELOMPOK IV
1 16 VANNY EKAYANTI S.IP
198407192010012005
2 21 GUNAWAN ARIEF ST., M.Si
197705112010011008
3 26 JIJAH ROSIDAH SE
197308101995032002
4 32 DANY RAMDHANY , ST
197509082006041006
5 34 EVI HENDRAYANI SH
197506242010012003
6 37 TUTI SUNDAWATI SUHNI, SP
198201302010012006
7 39 NURAILAH, AMK
198202042008012006
8 40 ARIF DIANSYAH S.Kom, M.Si
198111132006041008
9 18 SAEP PURNAMA , S.IP
198209072008011006
10 7 HILMAN FATHONI , S.IP
197605102007011006

DESKRIPSI VIDEO PEMBELAJARAN VIDEO 2


Aparatur sipil negara (ASN) harus memiliki nilai integritas agar bisa menghindarkan dirinya dari upaya
menyalahgunakan kekuasaan atau kewenangan yang mengarahkan pada terjadinya tindak pidana
korupsi.

Tindak pidana korupsi menurut narasumber yang ada di video learning journal, disebabkan adanya:

1. Adanya Kesempatan dan kekuasaan , Adanya Aturan yang tumpang tindih


2. Adanya Tekanan dari pihak luar
3. Adanya pressure atasan, dari politik
Untuk itu yang harus diperhatikan untuk menjaga Indonesia tetap sustainable yaitu:

1. Menjaga ekonomi negara tetap stabil


2. menjaga sumber daya manusianya
3. menjaga lingkungannya

Berikut yang perlu diperhatikan dalam menjaga sumber daya manusia, terutama Pegawai Negeri
Sipil di Indonesia:

1. Pokok Pikiran Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi
dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesipegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul, selaras, dan mengikuti
perkembangan jaman.

ASN merupakan profesi yang berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku yang bertujuan untuk
menjaga martabat serta kehormatan ASN. Fungsi kode etik sebagai pedoman dalam menjalankan
tugasnya serta sebagai standar penilaian sifat, perilaku dan tindakan birokrasi. Untuk menjalankan
tugas dan kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN mempunyai fungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.

Dalam meningkatkan kualitas dan daya saing SDM, terdapat tiga poin penting yang terkait dengan
manajemen talenta. Pertama, perlu dilakukan pemetaan kebutuhan dan persediaan talenta
berdasarkan bidang keahlian dan profesi. Kedua, pengelolaan database persediaan dan kebutuhan
talenta yang diwujudkan dalam bentuk talent pool. Ketiga, peningkatan keahlian, kapasitas, dan
kinerja serta pengembangan karier dan prestasi talenta.

2. Pokok Pikiran Pelayanan Publik

Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/ atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.Tiga unsur penting
dalam pelayanan publik, yaitu pertama,

organisasi penyelenggara pelayanan publik. Kedua, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang,
masyarakat atau organisasi yang berkepentingan. Ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau diterima
oleh penerima layanan (pelanggan).

Budaya pelayanan akan sangat menentukan kualitas pemberian layanan kepada masyarakat. Menurut
Ancok et.al (2014) budaya pelayanan yang baik akan berdampak positif terhadap kinerja organisasi
dengan mekanisme sebagai berikut:

a) Budaya pelayanan akan berjalan dengan baik apabila terbangun kerja tim didalam
internal organisasi. Sebagaimana diketahui sukses sebuah organisasi bersumber dari kerjasama yang
baik semua karyawan. Melalui kerjasama yang baik pekerjaan dalam memberikanpelayanan dapat
diselesaikan dengan lebih cepat dan memberikan hasil terbaik bagi pengguna layanan. Fokus
utama untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat harus menjadi prinsip utama ASN dalam
bekerja.
b) Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam membangun budaya pelayanan, adalah
pemahaman tentang pelayanan prima. Budaya pelayanan prima inilah yang harus menjadi dasar ASN
dalam penyediaan pelayanan. Pelayanan Prima adalah memberikan pelayanan sesuai atau melebihi
harapan pengguna layanan. Berdasarkan pengertian tersebut, dalam memberikan pelayanan prima
terdapat beberapa tingkatan yaitu: (1). Memenuhi kebutuhan dasarpengguna, (2). Memenuhi
harapan pengguna dan (3). Melebihi harapan pengguna jasa, mengerjakan apa yang lebih dari yang
diharapkan.

c) Pemberian pelayanan yang prima akan berimplikasi pada kemajuan organisasi, apabila
pelayanan yang diberikan prima (baik), maka organisasi akan menjadi semakin maju. Implikasi
kemajuan organisasi akan berdampak antara lain: (1). Makin besar pajak yang dibayarkan pada Negara
(2). Makin bagus kesejahteraan bagi pegawai dan (3). Makin besarnya fasilitas yang diberikan pada
pegawai.

d) Pemberian budaya pelayanan prima menjadi modal utama dalam memberikan kepuasan
pelanggan. Pemberian kepuasan kepada pelanggan menjadi salah satu kewajiban dan tanggung jawab
organisasi penyedia pelayanan. Fokus kepada pelayanan merupakan modal utama untuk
menunjukkan kinerja organisasi. Melalui pemberian pelayanan yang baik, pelanggan atau pengguna
jasa layanan kita akan secara sukarela menginformasikan kepada pihak lain akan kualitas pelayanan
yang diterima, hal ini secara langsung akan memperomosikan kinerja oragnisasi penyedia pelayanan
publik. Penilaian positif dari pelanggan menjadi semakin penting mengingat saat ini kita pelanggan
turut menjadi penilai utama organisasi penyedia pelayanan publik. Contoh: salah satu unsur dalam
penilaian pelaksanaan reformasi birokrasi, sebagaimana diatur dalam PERMENPANRB No. 14 Tahun
2014 tentang Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, survei kepuasan pelanggan menjadi
salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi. Terkait survei kepuasan ini
diperkuat pula dalam PERMENPANRB No. 16 Tahun 2014 tentang Survei Kepuasan Masyarakat (SKM).

3. Pokok Pikiran WoG

WoG merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya


kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan publik serta semakin kritisnya
masyarakat terhadap birokrasi, maka masyarakat terus menginginkan pelayanan yang cepat,
aman dan nyaman. Belum lagi masalah

internal organisasi yang tak kunjung mengalami perubahan, prilaku pelayanan yang buruk telah
mendarah daging, ego sektoral baik internal maupun antar instansi dalam satu lingkaran
pemerintah daerah, menambah kompleks pelayanan menuju prima. Faktor ego sektoral tercermin
pada banyaknya kebijakan-kebijakan yang lahir guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya,
sehingga banyak terbitan aturan yang satu sama lain tumpang tindih dan tidak selaras, setiap sektor
baik tingkat pusat maupun daerah di Indonesia. Maka diperlukan Pelayanan dengan Pendekatan
Whole of Government (WoG), dengan prinsip kolaborasi dan prinsip satu tujuan sehingga latar
dalam pelayanan dapat mengacu asas efektif dan efisien.

Idealnya sebuah organisasi harus mempunyai hati dan jiwa yang bersih, integritas yang tinggi dan
harus menjadi tunas integritas yang melawan racun/toxic negara mengingat Aparatur Sipil Negara
adalah salah satu unsur terpenting dalam menggerakan pemberantasan tindak pidana korupsi dan
memasyarakatkan sikap anti korupsi. Hal ini juga disebabkan posisi ASN sebagai pemegang kekuasaan
dan memiliki wewenang mengtur keuangan negara. Maka diharapkan pemberantasan korupsi dan
anti korupsi dimulai dari diri ASN sendiri, kemudian menularkannya pada unsur yang lainnya.

Core Values ASN BerAKHLAK sebagai berikut:

a. Berorientasi Pelayanan
• Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
• Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.
• Melakukan perbaikan tiada henti.
b. Akuntabel
• Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin dan berintegritas
tinggi.
• Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan
efisien.
• Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
c. Kompeten
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
• Membantu orang lain belajar.
• Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
d. Harmonis
• Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
• Suka menolong orang lain.
• Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
e. Loyal
• Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
• Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
• Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia
jabatan dan negara.
f. Adaptif
• Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
• Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
• Bertindak proaktif.
g. Kolaboratif
• Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
• Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
• Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
ASN harus mempunyai orientasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai