Anda di halaman 1dari 14

MATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI SISKEUDES

Pemerintah Desa diberikan kesempatan yang besar untuk mengurus tata


pemerintahannya sendiri serta pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa. Oleh karena itu pemerintah desa
harus bisa menerapkan prinsip akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, dimana
semua akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Dalam pengelolaan keuangan desa sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 20/2018 agar menuju tata kelola keuangan desa yang bersih, transparan dan
akuntabel maka dikembangkan sistem aplikasi sebagai tool/alat bantu yang salah
satunya adalah aplikasi Siskeudes.

1. Prasyarat untuk implementasi Siskeudes


Agar implementasi Siskeudes dapat berjalan dengan lancar sebagai alat bantu
dalam pengelolaan keuangan desa maka perlu diupayakan untuk memperhatikan
hal-hal berikut :
a. Pembentukan Tim Satgas di tingkat kabupaten (termasuk di tingkat
kecamatan) dan klinik desa sehingga diperoleh persepsi yang sama apabila
ada perbedaan pemahaman dari pihak desa yang perlu dikonsultasikan /
dikoordinasikan.
b. Hal-hal yang belum diatur secara detil pada peraturan di tingkat pusat agar
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
c. Tambahan Bidang/Kegiatan dan rekening APBDesa (Kode Rekening
X.X.X.90 s.d. X.X.X.99) harus ditetapkan di tingkat Kabupaten sebelum
implementasi Siskeudes di tingkat Pemerintah Desa.

Halaman 1 dari 14
2. Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Desa
Periode pengelolaan keuangan desa adalah tahunan / tahun anggaran mulai
1 Januari 20xx sampai dengan 31 Desember 20xx
Mekanisme Pengelolaan Keuangan Desa secara umum merupakan tahapan
atau siklus sebagai berikut :
- Perencanaan;
- Penganggaran;
- Penatausahaan; dan
- Pembukuan / Pelaporan.
Tahapan perencanaan dan penganggaran akan menghasilkan dokumen utama
yaitu Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa), Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APBDesa, DPA dan
DPAL. Tahapan penatausahaan dan pembukuan/pelaporan merupakan tahapan
realisasi yang akan menghasilkan dokumen utama antara lain yaitu Laporan
Realisasi APBDesa dan Laporan Kekayaan Milik Desa (LKMD) / Neraca Desa.

3. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan seharusnya dilaksanakan sebelum tahun anggaran
berkenaan.
Dokumen utama yang dihasilkan ada dua, yaitu :
- RPJMDesa, merupakan dokumen perencanaan untuk periode enam tahun ke
depan
- RKPDesa, merupakan dokumen perencanaan tahunan dari hasil musyawarah
desa.

4. Tahap Penganggaran
Tahap penganggaran seharusnya dilaksanakan sebelum tahun anggaran
berkenaan.
Dokumen utama yang dihasilkan adalah Peraturan Desa tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa). Struktur APBDesa terdiri dari
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan.

Halaman 2 dari 14
APBDesa disusun berdasarkan per sumber dana, atas sumber dana yang sama :
 jumlah anggaran penerimaan ≥ jumlah anggaran pengeluaran ; atau
 jumlah anggaran (pendapatan+penerimaan pembiayaan) ≥ jumlah anggaran
(belanja+pengeluaran pembiayaan)

sehingga terkait silpa akhir tahun juga diperoleh jumlah per sumber dananya :
 silpa = jumlah realisasi penerimaan - jumlah realisasi pengeluaran ; atau
 silpa = jumlah realisasi (pendapatan+penerimaan pembiayaan) - jumlah
realisasi (belanja+pengeluaran pembiayaan)

Sebagai contoh pada saat penyusunan Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan
APBDesa tahun 2016 maka dibedakan menjadi dua kondisi yaitu :
a. APBDesa 2016 yang ditetapkan tepat waktu (sebelum 31 Desember 2015)
Apabila APBDesa tahun 2016 ditetapkan sebelum tahun anggaran 2015
berakhir berarti belum diperoleh jumlah silpa yang riil sehingga yang
dianggarkan adalah jumlah silpa secara perkiraan/estimasi.
b. APBDesa 2016 yang ditetapkan terlambat (setelah 31 Desember 2015)
Apabila APBDesa tahun 2016 ditetapkan terlambat/setelah tahun anggaran
2015 berakhir berarti jumlah silpa yang dianggarkan adalah jumlah silpa riil
yang didukung dengan Berita Acara Pemeriksaan Kas akhir tahun.

Pada Siskeudes penyusunan anggaran dimulai dengan menyusun RAB yang


terinci secara sistem akan otomatis dijumlah menjadi APBDesa, dengan
demikian pada saat penyusunan anggaran termasuk silpa harus dipisah per
sumber dana baik anggaran penerimaan maupun pengeluaran.

Sesuai pasal 33 ayat (1) Permendagri 113/2014 dinyatakan bahwa :


“Perubahan Peraturan Desa dapat dilakukan apabila terjadi : b. Keadaan yang
menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun sebelumnya harus
digunakan dalam tahun berjalan”
Kata dapat berarti silpa tahun sebelumnya tidak harus dianggarkan menunggu
perubahan, sehingga apabila sudah dapat diketahui jumlah silpa tersebut pada
akhir tahun dan agar dapat segera digunakan pada awal tahun maka dapat
segera dilaksanakan dengan syarat sudah dianggarkan juga pada APBDes Awal.

Halaman 3 dari 14
Misal atas sumber dana Dana Desa terdapat silpa tahun 2015 sebesar
Rp10.000.000,00 dan alokasi Dana Desa tahun 2016 sebesar Rp500.000.000,00
maka untuk tahun 2016 dianggarkan penerimaan sejumlah Rp510.000.000,00
yang terdiri :
Pendapatan :
 Dana Desa Rp 500.000.000,00
Penerimaan Pembiayaan :
 Silpa Dana Desa Rp 10.000.000,00
Jumlah Rp 510.000.000,00
Sehingga untuk pengeluaran (belanja dan/atau pengeluaran pembiayaan) dapat
dianggarkan maksimal sejumlah Rp510.000.000,00.
Contoh penyusunan anggaran silpa terdapat di Lampiran 1.

Dalam penyusunan anggaran seharusnya menganggarkan pendapatan bunga


dan biaya admin bank dengan jumlah anggaran yang sama dan sumber dananya
DLL (Pendapatan Lain Lain).
Pendapatan bunga dianggarkan di kelompok Pendapatan Lain-lain dengan
rekening default-nya 4.3.6.01. Bunga Bank.
Biaya admin bank dianggarkan di Kegiatan Operasional Kantor Desa dengan
rekening default-nya 5.2.5.99. Belanja Operasional Perkantoran lainnya.

Mulai awal tahun 2019 aplikasi Siskeudes menggunakan rilis terbaru yaitu 2.0.1
yang sudah menghasilkan Laporan sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor
225/PMK.07/2017 untuk penyerapan Dana Desa Tahun 2019, sehingga ada
tambahan menu pada Siskeudes yaitu :
Data Entri => Penganggaran => Isian Data Anggaran => Kegiatan => Paket
Kegiatan

Output Dana Desa wajin diisi untuk kegiatan yang sumber dananya berasal dari
Dana Desa.

Halaman 4 dari 14
5. Tahap Penatausahaan
Prinsip-prinsip pengeluaran :
- Tidak boleh ada pengeluaran yang tidak ada/tersedia anggarannya
- Pengeluaran tidak boleh melebihi anggaran yang tersedia sampai dengan
pagu belanjanya.
- Tidak boleh ada dana talangan/hutang, sehingga meskipun sudah
dianggarkan namun dananya belum tersedia di Kas Desa tidak boleh
dilaksanakan.
- Realisasi/SPJ tidak harus sama dengan anggaran/RAB nya serta tidak
harus habis.

Tahap penatausahaan adalah tahap untuk mencatat realisasi APBDesa mulai


1 Januari 20xx s.d. 31 Desember 20xx. Mekanisme penatausahaan terdiri dari
penerimaan dan pengeluaran yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Penerimaan/Pendapatan
Penerimaan atas Pendapatan Desa dapat menggunakan dua mekanisme
yaitu:
 Penerimaan Tunai
Penerimaan secara tunai diterima langsung oleh bendahara desa.
Oleh bendahara desa harus segera disetor ke rekening kas desa di
bank.
 Penerimaan Bank
Penerimaan yang masuk langsung ke rekening kas desa di bank (dana
tranfer a.l. DD, ADD, Bagi Hasil, Bankeu dll).

b. Pengeluaran/Belanja
Pengeluaran atas Belanja Desa dapat menggunakan dua mekanisme yaitu:
 Uang Muka / Panjar
Langkah kerja atau urutannya adalah sebagai berikut :
1) Pelaksana Kegiatan mengajukan SPP
2) Pencairan SPP
3) Pelaksana Kegiatan membuat SPJ / Bukti Pengeluaran
Pada mekanisme panjar memungkinkan ada sisa panjar yang harus
disetorkan kembali ke Kas Desa.

Halaman 5 dari 14
 Definitif
Langkah kerja atau urutannya adalah sebagai berikut :
1) Pelaksana Kegiatan membuat SPJ / Bukti Pengeluaran
2) Pelaksana Kegiatan mengajukan SPP
3) Pencairan SPP

Pada mekanisme definitif dipastikan tidak ada sisa karena SPJ/Bukti


Pengeluaran sudah dibuat sehingga nilainya sudah pasti/definitif.

Satu SPP yang diajukan atas satu kegiatan, sehingga satu SPP juga
didukung dengan satu SPJ.

Sehubungan dengan pencatatan realisasi output Dana Desa yang telah


ditetapkan target outputnya pada saat penganggaran maka pada Siskeudes
1.0.6, realisasi outputnya dapat diisi di menu :

Data Entri => Penatausahaan => Output Dana Desa => Fisik DD

6. Tahap Pembukuan / Pelaporan


Pada saat awal tahun anggaran dan Peraturan Desa tentang APBDesa sudah
ditetapkan maka perlu dilakukan pencatatan saldo awal kas desa dan realisasi
silpa tahun sebelumnya agar dana tersebut dapat segera digunakan.
a. Saldo awal Kas Desa
Saldo awal Kas Desa terdiri dari saldo kas tunai yang ada di bendahara desa
dan saldo Rekening Kas Desa (RKD) yang ada di Bank. Jumlah saldo
tersebut harus didukung dengan Berita Acara Pemeriksaan Kas.
Kas tunai dicatat pada Buku Kas Umum Tunai dan LKMD, sedangkan RKD
dicatat pada Buku Pembantu Bank dan LKMD.
Sebagai contoh pada siskeudes dilakukan input pada menu saldo awal
sebagai berikut :

Kode Uraian Debet Kredit


Rek.
1.1.1.01. Kas di Bendahara Desa 150.000
1.1.1.02. Rekening Kas Desa 350.000
3.1.2.01. Ekuitas SAL 500.000

Halaman 6 dari 14
Contoh hasil pencatatan saldo awal terdapat di Lampiran 2.

Untuk Mencatat saldo awal aset selain Kas Desa maka dicatat sebagai
berikut:

Kode Uraian Debet Kredit


Rek.
1.1.3.xx. Persediaan ... 500.000
1.3.1.xx. Tanah ... 2.500.000
1.3.2.xx. Peralatan dan Mesin ... 5.000.000
1.3.3.xx. Gedung dan Bangunan ... 5.000.000
1.3.4.xx. Jalan, Jaringan dan Instalasi ... 5.000.000
1.3.5.xx. Aset Tetap Lainnya ... 2.000.000
3.1.1.01 Ekuitas 20.000.000
.

b. Realisasi penggunaan silpa tahun sebelumnya


Realisasi penggunaan silpa tahun sebelumnya harus dapat dirinci per sumber
dana. Realisasi silpa tersebut bukan merupakan pendapatan, namun dicatat
pada kolom realisasi penerimaan pembiayaan dengan jurnal penyesuaian.
Sebagai contoh pada siskeudes dilakukan input pada menu jurnal
penyesuaian sebagai berikut :

Kode Uraian Debet Kredit


Rek.
3.1.2.01. Ekuitas SAL 500.000
6.1.1.01. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 400.000
(SILPA) Tahun Sebelumnya - ADD
6.1.1.01. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 100.000
(SILPA) Tahun Sebelumnya - DD
Contoh hasil pencatatan silpa tahun sebelumnya terdapat di Lampiran 3.

Catatan !!!

 Saldo awal Kas Desa/Silpa didukung dengan Berita Acara Pemeriksaan Kas
(Opname Kas) per 31-12-20xx

Halaman 7 dari 14
 Saldo awal persediaan didukung dengan Berita Acara Pemeriksaan
Persediaan per 31-12-20xx
 Saldo awal aset tetap didukung dengan Buku Inventaris Kantor Desa per 31-
12-20xx

7. Hubungan antara Laporan Realisasi APBDesa dan LKMD


Setiap akhir tahun anggaran sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan desa disusunlah Laporan Keuangan Desa yang antara lain terdiri dari
Laporan Realisasi APBDesa dan Laporan Kekayaan Milik Desa (LKMD) / Neraca
Desa.
Pada kondisi normal (Desa tidak mempunyai Piutang dan Utang) seharusnya
jumlah silpa tersebut sama dengan saldo kas desa.
Contoh hubungan antara Laporan Keuangan terdapat di Lampiran 4.

Halaman 8 dari 14
Lampiran 1 / 1–2

Contoh Penyusunan Anggaran Silpa

Rencana Anggaran Pembiayaan Desa

Ringkasan APBDesa per Sumber Dana

Halaman 9 dari 14
Lampiran 1 / 2–2

Contoh Penyusunan Anggaran Silpa

Rencana Anggaran Pembiayaan Desa

Ringkasan APBDesa

Halaman 10 dari 14
Lampiran 2

Contoh hasil pencatatan saldo awal

LKMD tahun 2016

Saldo Awal Buku Kas tahun 2016

Halaman 11 dari 14
Saldo Awal Buku Pembantu Bank tahun 2016

Lampiran 3
Contoh hasil pencatatan silpa tahun sebelumnya

LKMD tahun 2016

Halaman 12 dari 14
Laporan Realisasi APBDesa tahun 2016

Lampiran 4
Contoh hubungan antara Laporan Keuangan

LKMD tahun 2016

Halaman 13 dari 14
Laporan Realisasi APBDesa tahun 2016

Halaman 14 dari 14

Anda mungkin juga menyukai