Halaman 1 dari 14
2. Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Desa
Periode pengelolaan keuangan desa adalah tahunan / tahun anggaran mulai
1 Januari 20xx sampai dengan 31 Desember 20xx
Mekanisme Pengelolaan Keuangan Desa secara umum merupakan tahapan
atau siklus sebagai berikut :
- Perencanaan;
- Penganggaran;
- Penatausahaan; dan
- Pembukuan / Pelaporan.
Tahapan perencanaan dan penganggaran akan menghasilkan dokumen utama
yaitu Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa), Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APBDesa, DPA dan
DPAL. Tahapan penatausahaan dan pembukuan/pelaporan merupakan tahapan
realisasi yang akan menghasilkan dokumen utama antara lain yaitu Laporan
Realisasi APBDesa dan Laporan Kekayaan Milik Desa (LKMD) / Neraca Desa.
3. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan seharusnya dilaksanakan sebelum tahun anggaran
berkenaan.
Dokumen utama yang dihasilkan ada dua, yaitu :
- RPJMDesa, merupakan dokumen perencanaan untuk periode enam tahun ke
depan
- RKPDesa, merupakan dokumen perencanaan tahunan dari hasil musyawarah
desa.
4. Tahap Penganggaran
Tahap penganggaran seharusnya dilaksanakan sebelum tahun anggaran
berkenaan.
Dokumen utama yang dihasilkan adalah Peraturan Desa tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa). Struktur APBDesa terdiri dari
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan.
Halaman 2 dari 14
APBDesa disusun berdasarkan per sumber dana, atas sumber dana yang sama :
jumlah anggaran penerimaan ≥ jumlah anggaran pengeluaran ; atau
jumlah anggaran (pendapatan+penerimaan pembiayaan) ≥ jumlah anggaran
(belanja+pengeluaran pembiayaan)
sehingga terkait silpa akhir tahun juga diperoleh jumlah per sumber dananya :
silpa = jumlah realisasi penerimaan - jumlah realisasi pengeluaran ; atau
silpa = jumlah realisasi (pendapatan+penerimaan pembiayaan) - jumlah
realisasi (belanja+pengeluaran pembiayaan)
Sebagai contoh pada saat penyusunan Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan
APBDesa tahun 2016 maka dibedakan menjadi dua kondisi yaitu :
a. APBDesa 2016 yang ditetapkan tepat waktu (sebelum 31 Desember 2015)
Apabila APBDesa tahun 2016 ditetapkan sebelum tahun anggaran 2015
berakhir berarti belum diperoleh jumlah silpa yang riil sehingga yang
dianggarkan adalah jumlah silpa secara perkiraan/estimasi.
b. APBDesa 2016 yang ditetapkan terlambat (setelah 31 Desember 2015)
Apabila APBDesa tahun 2016 ditetapkan terlambat/setelah tahun anggaran
2015 berakhir berarti jumlah silpa yang dianggarkan adalah jumlah silpa riil
yang didukung dengan Berita Acara Pemeriksaan Kas akhir tahun.
Halaman 3 dari 14
Misal atas sumber dana Dana Desa terdapat silpa tahun 2015 sebesar
Rp10.000.000,00 dan alokasi Dana Desa tahun 2016 sebesar Rp500.000.000,00
maka untuk tahun 2016 dianggarkan penerimaan sejumlah Rp510.000.000,00
yang terdiri :
Pendapatan :
Dana Desa Rp 500.000.000,00
Penerimaan Pembiayaan :
Silpa Dana Desa Rp 10.000.000,00
Jumlah Rp 510.000.000,00
Sehingga untuk pengeluaran (belanja dan/atau pengeluaran pembiayaan) dapat
dianggarkan maksimal sejumlah Rp510.000.000,00.
Contoh penyusunan anggaran silpa terdapat di Lampiran 1.
Mulai awal tahun 2019 aplikasi Siskeudes menggunakan rilis terbaru yaitu 2.0.1
yang sudah menghasilkan Laporan sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor
225/PMK.07/2017 untuk penyerapan Dana Desa Tahun 2019, sehingga ada
tambahan menu pada Siskeudes yaitu :
Data Entri => Penganggaran => Isian Data Anggaran => Kegiatan => Paket
Kegiatan
Output Dana Desa wajin diisi untuk kegiatan yang sumber dananya berasal dari
Dana Desa.
Halaman 4 dari 14
5. Tahap Penatausahaan
Prinsip-prinsip pengeluaran :
- Tidak boleh ada pengeluaran yang tidak ada/tersedia anggarannya
- Pengeluaran tidak boleh melebihi anggaran yang tersedia sampai dengan
pagu belanjanya.
- Tidak boleh ada dana talangan/hutang, sehingga meskipun sudah
dianggarkan namun dananya belum tersedia di Kas Desa tidak boleh
dilaksanakan.
- Realisasi/SPJ tidak harus sama dengan anggaran/RAB nya serta tidak
harus habis.
a. Penerimaan/Pendapatan
Penerimaan atas Pendapatan Desa dapat menggunakan dua mekanisme
yaitu:
Penerimaan Tunai
Penerimaan secara tunai diterima langsung oleh bendahara desa.
Oleh bendahara desa harus segera disetor ke rekening kas desa di
bank.
Penerimaan Bank
Penerimaan yang masuk langsung ke rekening kas desa di bank (dana
tranfer a.l. DD, ADD, Bagi Hasil, Bankeu dll).
b. Pengeluaran/Belanja
Pengeluaran atas Belanja Desa dapat menggunakan dua mekanisme yaitu:
Uang Muka / Panjar
Langkah kerja atau urutannya adalah sebagai berikut :
1) Pelaksana Kegiatan mengajukan SPP
2) Pencairan SPP
3) Pelaksana Kegiatan membuat SPJ / Bukti Pengeluaran
Pada mekanisme panjar memungkinkan ada sisa panjar yang harus
disetorkan kembali ke Kas Desa.
Halaman 5 dari 14
Definitif
Langkah kerja atau urutannya adalah sebagai berikut :
1) Pelaksana Kegiatan membuat SPJ / Bukti Pengeluaran
2) Pelaksana Kegiatan mengajukan SPP
3) Pencairan SPP
Satu SPP yang diajukan atas satu kegiatan, sehingga satu SPP juga
didukung dengan satu SPJ.
Data Entri => Penatausahaan => Output Dana Desa => Fisik DD
Halaman 6 dari 14
Contoh hasil pencatatan saldo awal terdapat di Lampiran 2.
Untuk Mencatat saldo awal aset selain Kas Desa maka dicatat sebagai
berikut:
Catatan !!!
Saldo awal Kas Desa/Silpa didukung dengan Berita Acara Pemeriksaan Kas
(Opname Kas) per 31-12-20xx
Halaman 7 dari 14
Saldo awal persediaan didukung dengan Berita Acara Pemeriksaan
Persediaan per 31-12-20xx
Saldo awal aset tetap didukung dengan Buku Inventaris Kantor Desa per 31-
12-20xx
Halaman 8 dari 14
Lampiran 1 / 1–2
Halaman 9 dari 14
Lampiran 1 / 2–2
Ringkasan APBDesa
Halaman 10 dari 14
Lampiran 2
Halaman 11 dari 14
Saldo Awal Buku Pembantu Bank tahun 2016
Lampiran 3
Contoh hasil pencatatan silpa tahun sebelumnya
Halaman 12 dari 14
Laporan Realisasi APBDesa tahun 2016
Lampiran 4
Contoh hubungan antara Laporan Keuangan
Halaman 13 dari 14
Laporan Realisasi APBDesa tahun 2016
Halaman 14 dari 14