Setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterima oleh penyedia jasa, maka pelaksanaan
pekerjaan dapat segera dimulai. Adapun tahapan-tahapan metode penyelesaian pekerjaan
yang akan kami laksanakan adalah sebagai berikut :
1 PASANGAN ACP LASER CUTTING, ACP COATING ALLOY TBL. 4 MM TERMASUK PAS.
RANGKA ALUMINIUM 40 X 40 MM + AKSESORIS)
2 PEKERJAAN TIANG PANCANG 30X30 CM FC 42,5 MPA
3 PENGADAAN DAN PEMASANGAN TRANSPORTASI VERTICAL DALAM GEDUNG ( LIFT
PENUMPANG ) LENGKAP DENGAN ACCESSORIES - ACCESSORIES DAN SERTA IJIN - IJIN
PEMAKAIAN KE DISNAKER DARI INSTANSI TERKAIT , SERTIFIKAT LAIK OPERASI ,
SERTIFIKAT LAIK FUNGSI, TESTING AND COMMISSIONING
4 PEKERJAAN PASANGAN DINDING ACP COATING ALLOY TBL. 4 MM
(TERMASUK PAS. RANGKA ALUMINIUM 40 X 40 MM + AKSESORIS)
P-
PEMBANGUNAN MAKO
SITE PERSIAPAN
PASPAMPRES
II. SITE PLAN
B.1 PEKERJAAN PERSIAPAN
Yang termasuk dalam perencanaan Site Plan pada prinsipnya adalah perencanaan tata letak atau lay out dari fasilitas-fasilitas yang
diperlukan selama masa pelaksanaan proyek. Fasilitas-fasilitas Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Mako Paspampres
, antara lain :
• Kantor Proyek
• Gudang Material dan Peralatan
• Los Kerja Besi dan Kayu
• Pos Jaga dan Pagar Kerja
• Jalan Kerja
• Penempatan Alat berat ,
• Pengadaan Material untuk Pekerjaan Persiapan
Dalam membuat lay out untuk pekerjaan pekerjaan persiapan ini, perlu diperhitungkan secara cermat penempatan masing-masing
fasilitas dan sarana yang diperlukan proyek, dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan sisesuaikan dengan desain lay
out proyek yang akan dikerjakan.
A. DATA PROYEK
A.3 TAHAPAN PEKERJAAN MULAI
Pekerjaan Pesiapan
Struktur
( Pilecap,Tie Beam, Pelat Lantai,
Kolom, Balok, Tangga )
FINISH
A. DATA PROYEK
A.4 LOKASI PROYEK
Lokasi proyek
Lokasi proyek dapat mudah dijangkau menggunakan akses darat. Pendatangan material utama lokal seperti
( beton, besi, Pc, keramik dll ) dapat diperoleh dengan mudah disekitar wilayah – DKI JAKARTA – DAN
BEKASI
II. SITE PLAN
B.1 PEKERJAAN PERSIAPAN
PAGAR KERJA
Pengadaan material pada saat pekerjaan persiapan belum begitu banyak memerlukan material. Material hanya untuk kebutuhan pembuatan
perakikatan kantor, gudang, Pagar proyek dan bangunan yang bersifat sementara.
• Akses jalan masuk untuk Pengadaan Material untuk pekerjaan persiapan dari arah jalan utama
B.1 PEKERJAAN PERSIAPAN
B.1.2 KEBUTUHAN SUMBER DAYA
LEGENDA
P-
Cara Pelaksanaan Pekerjaan TIANG PANCANG 30X30 CM FC 42,5 MPA
Pelaksanaan pekerjaan Tiang Pancang 30x30 Cm Fc 42,5 Mpa seperti pada uraian di
bawah:
1. Crane pancang dimobilisasi menuju lokasi proyek dan ditempatkan didekat lokasi
pemancangan.
2. Area pemancangan dibersihkan atau bilamana lokasi tersebut berlapiskan beton harus
di lakukuan pembobokan terlebih dahulu sampai batas tanah yang memungkinkan untuk
di pancang.
3. Tiang Pancang SQUARE PILE dari lokasi stok pile dipindahkan ke lokasi pemancangan
'2.1.(1)
dengan menggunakan crane.
4. Setelah sampai pada lokasi pemancangan, tiang pancang dipasang pada leader crane
pancang dan ditarik ke atas. Setelah tiang pancang tergantung pada leader kemudian
tiang pancang di setting pada leader dan dikunci.
5. Tiang Pancang diposisikan pada titik rencana pemancangan dengan dipandu oleh
surveyor, dengan menggunakan 2 total station dari dua arah tegak lurus dan saling
berpotongan.
6. Setelah tiang pancang berada pada posisi sesuai dengan desain akan dipancang terus
menerus hingga mencapai kedalaman rencana yang ditentukan. Selama pemancangan akan
dibuat driving record sesuai yang tercantum dalam spesifikasi teknis. Apabila tiang pancang
telah masuk dan panjangnya tidak cukup untuk mencapai final set maka akan
dilakukan penyambungan dilakukan dengan cara dilas sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan.
7. Setelah pemancangan mencapai final set, dilanjutkan pemancangan pada titik pancang
'2.1.(1)
selanjutnya. Tiang Pancang yang sudah final set tidak dipotong terlebih dahulu. Pada 2 titik
awal pemancangan tiap lokasi Pile Slab dilaksanakan pengetesan PDA terlebih duhulu untuk
dilaksanakan comparasi pengujian tiang pancang tiang sampai elevasi cut off level.
Pemotongan tiang pancang baja dengan menggunakan blander (cutting torch).
'2.1.(1)
'2.1.(1)
'2.1.(1)
'2.1.(1)
'2.1.(1)
RENCANA ANTISIPASI KEGAGALAN/TERTUNDANYA
PELAKSANAAN PEKERJAAN
➢ Gambar Kerja (Shop Drawing) dibuat detail masing-masing item
➢ Secara Continue melakukan koordinasi dengan paket pekerjaan yang terkait
➢ Tenaga kerja yang kompeten dengan spesifikasinya
➢ Ketersediaan stok material yang terjaga
➢ Alat kerja yang dipakai harus tepat guna
➢ Metode kerja & urutan pekerjaan harus benar
➢ '2.1.(1)
Pengawasan & monitoring yang berkelanjutan
'2.1.(1)
1. Pengangkatan Tiang Pancang SQUARE PILE
Setelah proses pengadaan material dan pekerjaan persiapan lapangan selesai
dilanjutkan penandaan elevasi (per 1 m) pada tiang pancang dengan cat atau
sejenisnya kemudian di laksanakan pengangkatan tiang pancang sehingga posisi
vertikal dengan bantuan seling pada crane yang diikatkan pada area kepala tiang
pancang dan dibantu penentuan
posisinya dengan tenaga manusia/ pekerja.
'2.1.(1)
'2.1.(1)
DILARANG!
Sling angkat berkarat dan tidak layak pakai. Sangat Sling angkat tiang pancang di luar marking
penegakan berbahaya! Resiko tiang
pancang jatuh saat penegakan tiang. berbahaya! Resiko tiang pancang retak akibat tiang
pancang dan korban jiwa akibat tertimpah
tiang. terbentur leader saat proses penegakan tiang pancang.
'2.1.(1)
2. SETTING KELURUSAN TIANG PANCANG SETTING KELURUSAN TIANG PANCANG
a. Tiang pancang dan leader dalam posisi sejajar. Setting Sumbu tiang pancang dan sumbu
alat impact hammer ketegakan atau sudut tiang (batter pile) dilakukan dengan harus
cosentris (berada pada garis sumbu yang sama). mengatur posisi “backstay” dan
pengecekan ketegakan Apabila terdapat eksentrisitas tiang terhadap impact dengan
waterpass. hammer, bagian kepala tiang beresiko pecah!
b. Kontrol ketegakan tiang dan leader dengan alat waterpass Impact hammer
c. Tiang pancang Kontrol ketegakan tiang dengan unting-unting sesuai Garis sumbu
'2.1.(1)
'2.1.(1)
2. Pemancangan
Setelah pile berada di posisinya dilanjutkan pemancangan segmen pile dengan menyisakan
± 1 m dari muka tanah jika akan dilakukan penyambungan segmen berikutnya. Untuk
segmen terakhir akan dipancang sesuai kedalaman yang telah
ditentukan.
'2.1.(1)
'2.1.(1)
Pekerjaan Tiang
pancang di Peralatan;
1. Crane with Pile Hammer
2. Alat bantu
▪ Pemancangan pertama
dengan Tiang Pertama
setelah ditentukan titik
vertical dan Horizontal
▪ Tiang pancang ke 2
disambung dengan tiang
'2.1.(1)
pancang pertama sesuai
dengan shop drawing dan
instruksi dari engineer
Untuk mencegah luka bakar dari percikan api listrik Pada pengelasan berlapis, setiap
selesai mengelas lapisan gunakan sepatu, pakaian pelindung, sarung tangan kulit
segera bersihkan terak/slag dengan palu sebelum pengelasan yang memiliki insulasi
dan juga sarung tangan katun untuk lapis berikutnya (gunakan kacamata terng saat
pembersihan menyerap keringat pada
tangan. terak). Pembersihan Coating cat terak las pelat sambung Bersihkan terak
hasil pengelasan dengan palu las dan kawat las kemudian sambungan las dibiarkan
dingin alami sampai dengan suhu 200-250°C sebelum pemancangan dimulai
kembali. Lapisi pelat sambung dengan cat besi atau coating yang disyaratkan oleh
proyek. '2.1.(1)
'2.1.(1)
Metode Tahapan Pelaksanaan Cut Top Pile
Metode pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
▪ Pemotongan Tiang Pancang diawali dengan melakukan pemotongan elevasi top kepala
tiang dengan menggunakan gerinda potong yang dimaksudkan untuk menunjukkan batas
potongan agar pembobokan rapi tidak melewati batas potongan.
▪ Diatas batas potongan tersebut pembobokan tiang dilakukan secara manual (Godam,
Betel dsb) hingga batas besi tulangan yang harus masuk ke pile cap .
▪ Kemudian sisa potongan diangkat menggunakan crane service dan di stock untuk di
'2.1.(1)
buang ke disposal area
D. Persiapan dan proses pemancangan
▪ Secara garis besar siklus kerja alat jack-in pile selama proses pemancangan adalah sebagai berikut :
mengikat tiang pancang pertama.
▪ mengangkat tiang pancang pertama.
▪ memutar atau memindahkan tiang pancang pertama (bergerak secara horizontal) ke titik pancang.
▪ memasukkan tiang pancang pertama ke pile clamping box (jepitan tiang kotak) yang ada pada alat.
▪ setting ketegak-lurus an (verticality) tiang pancang terhadap titik pancang.
▪ melakukan penetrasi tiang pancang ke dalam tanah dengan cara menekan tiang pancang tersebut.
▪ penekanan tiang pancang hingga sisa tiang +/- 40 cm dari permukaan tanah untuk kemudian dilakukan penyambungan.
▪ pengambilan tiang pancang kedua (sambungan).
▪ pengangkatan, memindahkan ke titik pancang, memasukkan ke pile clamping box, kemudian setting verticality terhadap titik pancang dan tiang pancang yang
sudah terpancang.
▪ pengelasan sambungan.
▪ menekan tiang pancang sambungan.
▪ bila diperlukan dilakukan pengambilan dan pemasangan dolly untuk membantu menekan tiang pancang.
▪ pemancangan tiang dilakukan hingga tercapai daya dukung desain tiang atau hingga kapasitas alat jack-in pile sudah tercapai (biasanya hingga alat terangkat)
▪ bergerak ke titik pancang berikutnya.
D.1 Persiapan alat, setting titik, pengangkatan dan menekan tiang pancang
Persiapan awal adalah penentuan titik pancang berdasarkan gambar teknis yang diberikan. Penandaan titik pancang bisa dengan menggunakan cat atau dengan
memasang patok dari kayu atau bes
Pengadaan dan pemasangan Transportasi
Vertical dalam Gedung ( Lift Penumpang )
lengkap dengan Accessories - accessories dan
serta ijin - ijin Pemakaian ke Disnaker dari
Instansi terkait , Sertifikat Laik Operasi ,
P-
Sertifikat Laik Fungsi, Testing and
Commissioning
Pada dasarnya semua bahan dan peralatan serta pemasangan harus
memenuhiperaturan- peraturan sebagai berikut :
A. STANDAR TEKNIS
1. SNI 03-2190-1999, Syarat-syarat umum Konstruksi Lift Penumpang yang
dijalankan dengan Motor Traksi.
2. SNI 03-6247.1 tahun 2000, Syarat-syarat umum konstruksi lift penumpang.
3. SNI 03-6573 tahun 2001, Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Vertikal
Dalam Gedung (Lift).
4. SNI 03-7017.1 tahun 2004, Pemeriksaan dan Pengujian Lift Traksi pada
Bangunan Gedung, Pemeriksaan dan Pengujian serah terima.
5. SNI 03-7017.2 tahun 2004, Pemeriksaan dan Pengujian Lift Traksi pada
Bangunan Gedung, Pemeriksaan dan Pengujian Berkala.
6. SNI 05-6040 tahun 2004 tentang syarat-syarat umum konstruksi lift penumpang
yang dijalankan dengan motor traksi
7. SNI 0225 tahun 2020 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2020 /
SNI 0225 tahun 2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011. (PUIL
2011)
8. Peraturan Lift Listrik, Pesawat Angkat dan Angkut dari Departemen Tenaga Kerja,
edisi terakhir. (Standar, peraturan dan acuan internasional lain yang setara yang
tidak bertentangan dengan peraturan di Indonesia) :
a. Standar ASME A 17.1-1996 tentang “Safety Code for Elevators and
Escalators”, atau edisi terakhir.
b. International Building Code tahun 2000, atau edisi terakhir
c. Uniform Mechanical Building Code tahun 2000, atau edisi terahkir - ASME
A17.2- 2001; Guide for Inspection, atau edisi terakhir
d. BS5655:Part 1:1986 atau EN 81 Part 1: 1985 & E115 (Escalator), atau edisi
terakhir.
Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah
Pengadaan Lift pada
Gedung Mako Paspampres ini adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan yang meliputi pekerjaan proteksi area pekerjaan, penyiapan
alat dan sarana pendukung
2. Pekerjaan Struktur meliputi pekerjaan pemasangan baja separator beam dan
pekerjaan perbaikan di Pit Lift
3. Pekerjaan Arsitektur meliputi pekerjaan rumah lift, pekerjaan eksterior jamb lift,
pekerjaan interior lift
4. Pengadaan dan pemasangan “Lift Penumpang“, lengkap beserta accessories.
5. Mempersiapkan Approval dokumen yang disetujui yang didalamnya tertuang
seluruh spesifikasi teknis secara detail dan material finished, gambar kerja .
6. Mengadakan perbaikan pada instalasi lain apabila pada pemasangan tiap-tiap unit
elevator terjadi kerusakan tanpa penambahan biaya.
7. Pengadaan dan pemasangan Automatic Resque Device (ARD) Lift Fire Emergency
Return (FER), Emergency Power Operation (EPO), dengan kapasitas yang sesuai
standar pabrik pembuat dan lengkap dengan accessories.
8. Penarikan/ Kontraktor Pelaksanaan daya dari sumber daya yang telah disediakan
pada setiap ruang mesin ke panel masing-masing Elevator.
9. Pengadaan dan pemasangan control suhu Ruang mesin Lift, AC yang sesuai
dengan kebutuhan masing-masing ruang mesin lift sehingga didapatkan
temperatur ruang maximum 38°C . Khusus untuk ruang panel kontrol , jika
temperatur dibutuh- kan dibawah 35 °C, maka harus disediakan unit AC yang
besarnya sesuai dengan kebutuhan.
10. Pengadaan dan pemasangan Supervisory Panel lokasi diruang control lengkap
dengan accessories-nya.
11. Mengadakan pengujian sebelum penyerahan pekerjaan terhadap semua
peralatan Elevator.
12. Kecepatan car, alat-alat control automatic, pembukaan dan penutupan pintu
car, landing car, alat-alat pengaman, peralatan pada kondisi darurat dan lain-lain
sampai dinyatakan elevator siap pakai untuk dipakai oleh Pemilik.
13. Penyelesaian finishing pintu, dinding pada tombol operation maupun pada
indicator penunjuk dan lain-lain yang ada hubungan pekerjaan elevator.
14. Membuat atau melengkapi dudukan buffer lift yang
diperlukan termasuk memberikan tambahan pada kondisi pit yang sudah
ada bila diperlukan.
15. Pengadaan dan pemasangan CCTV di dalam car lift lengkap beserta
aksesorisnya.
16. Pengadaan dan pemasangan access lift lengkap beserta aksesorisnya.
Elevator ( LIFT ) adalah salah satu transportasi Vertikal berupa Konveyor untuk mengangkut
orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti
jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor.
Karena digerakkan oleh motor listrik, alat ini dirancang untuk mengangkut orang dari bawah ke atas atau sebaliknya.
Untuk jarak yang pendek Lift digunakan di seluruh dunia untuk mengangkut Orang / Barang. Pemakaiannya
terutama di daerah pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat konvensi, hotel dan fasilitas umum lainnya.
Lingkup Pekerjaan
Dalam melaksanakan pekerjaan Perusahaan harus benar-benar memahami tentang lingkup
pekerjaan di Maka Paspampres yaitu :
Elevator penumpang sering dinyatakan dalam jumlah orang (persons) atau dalam kilogram (kg)atau (Ib kombinasi
keduanya). Elevator penumpang ini merupakan elevator yang sifatnya
berfungsi dan sangat khusus untuk manusia saja, elevator ini sangat dijaga kehandalannya dan
Elevator service ini biasanya dipasang diperhotelan, yaitu fungsinya untuk pelayan-pelayan
hotel untuk mengantarkan barang ke kamar-kamar penghuni hotel. Namun disini pula elevator
ini tak kalah handalnya dengan elevator penumpang, perbedaan dari elevator service dengan
elevator penumpang ini sangat jelas dari sistem pengangkutannya, yaitu elevator penumpang
hanya khusus untuk manusia saja tapi elevator service ini juga berfungsi sebagai pengangkutan
manusia dan barang.
Instalasi Elevator ( LIFT )
1. Apabila jalan masuk ke kamar mesin menggunakan tangga, maka pemasangan tangga
tersebut harus cukup kuat dan pasangan tetap (permanen) dan sudut kemiringan maksimal 40°
2. Kamar mesin harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik.
3. Ventilasi kamar mesin harus dapat menahan suhu maksimal 40°C.
4. Pemasangan instalasi tenaga listrik dalam kamar mesin harus memenuhi persyaratan
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
5. Penerangan kamar mesin harus sekurang-kurangnya 100 lux per satuan mesin.
6. Kamar mesin dijaga bersih dan dilarang menaruh atau menyimpan barang apapun.
7. Peralatan dan perkakas untuk maksud perawatan harus disimpan rapi di lemari yang
disediakan dikamar mesin.
8. Kamar mesin harus dilengkapi dengan stop kontak jenis tertutup dan dilengkapi dengan
kawat pentanahan.
9. Harus tersedia lampu tangan yang sesuai dengan persyaratan kelistrikan.
10. Harus tersedia alat pemadam api cepat CO2 atau bubuk kering atau BCF dari 5 kg dan
ditempatkan pada tempat yang mudah di capai, sesuai dengan ketentuan yang telah
ditentukan.
11. Apabila kamar mesin tidak dijaga, maka pintu harus selalu tertutup dan terkunci. Kunci
tersebut harus disimpan oleh petugas yang ditunjuk pada tempat yang telah ditentukan.
12. Alat-alat darurat seperti engkol dan pembuka rem harus ditempatkan dalam kamar mesin
pada tempat yang ditentukan, sedangkan kunci darurat (interlock releasing key) harus
disimpan oleh pengelola bangunan dan atas tanggung jawabnya.
13. Pemasangan pemutus arus utama distribusi tenaga listrik (MCB) harus pada tempat yang
mudah dicapai dan tidak terhalang oleh apapun.
14. Instalasi tenaga listrik untuk lif harus terpisah dari instalasi lain dan harus dilayani secara
khusus. Sakelar tersebut harus diberi tanda pengenal dengan kata seperti “Lif’’.
15. Tenaga listrik untuk pengendali (controller) harus terpisah dari MCB ( Main Circuit Breaker )
dengan sakelar utama tersendiri.
Komponen Utama Elevator
Apabila kita ingin mengetahui sistem kerja elevator, maka kita harus mengetahui komnponen
utama dalam elevator tersebut. Untuk mempermudah kita mengetahui cara kerja elevator
secara keseluruhan, disini penulis akan menggolongkan tata letak komponen-komponen
elevator dalam dua bagian ruangan, yaitu ruang mesin (Machine Room) dan ruang luncur
(Hoistway).
Komponen Elevator
1. Ruang mesin (Machine Room)
Ruang mesin adalah ruang terpenting, dimana ruang tersebut terjadinya semua proses
pengoperasian elevator berlangsung secara keseluruhan. Didalam ruang mesin terdapat beberapa
alat penggerak elevator, yaitu:
1. Panel
Panel ini adalah tempat control elevator secara otomatis, panel ini terdapat inverter motor dan
program logic control yang berfungsi untuk mengatur geraknya elevator.
1. Ruang luncur (Hoistway)
Ruang luncur ini adalah tempat dimana elevator beroperasi berbentuk lorong vertikal,
disinilah elevator menjangkau tiap-tiap lantainya.didalam ruang luncur ini terdapat beberapa
komponen utama yang tak kalah pentingnya dibandingkan dalam ruang mesin.
1. Kereta (Sangkar)
Kereta elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya, pada
sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail (sliding guide) yang berfungsi memandu atau menapaki
rail.
Saklar Pintu
Bobot imbang (counter weight)
Bobot imbang atau counter weight biasanya terpasang dibelakang atau disamping kereta elevator,
bobot dari bobot imbang ini harus sesuai dengan ketentuan yang ada. Faktor-faktor
yang menentukan berapa berat dari bobot imbang ini diantaranya harus memperhitungkan berat
kereta, kapasitas penuh pada keretadan faktor keseimbangan.
Tombol Lantai (Hall button)
Tombol Lantai (Hall button) adalah tombol lantai untuk mengantar sipengguna ke lantai
yang dituju.
Mengingat aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K-3), maka pemerisaan minimal
diarahkan pada obyek :
1. Kamar mesin;
2. Ruang luncur;
3. Lekuk dasar (pit);
4. Pintu-pintu lantai perhentian;
5. Kereta;
6. Tali baja;
7. Perlengkapan pengaman;
8. Luang lari (runby)
1. Pemeriksaan dan pengujian harus dilakukan secara berkala paling lambat dilakukan
satu kali tiap-tiap tahun. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian ulang sama halnya
dengn prosedur untuk pertama kalinya.
Pada pemeriksaan dan pengujian ulang harus dilakukan bersama-sama dengan tenaga
ahli yang kompeten dan bertanggung jawab.
Dalam melakukan pemeriksaan pegawai pengawas harus menjaga diri keselamatan
masing-masing terutama waktu berada dalam kamar mesin, di atas kereta dan di
dalam lekuk dasar.
2. Perhatikan setiap lif dan bagian-bagiannya harus dirawat sebagaimana mestinya, agar
selalu bekerja dengan tepat dan aman, dan memenuhi syarat-syarat miniml
pemeriksaan
4. Semua pintu lantai harus lebih sering diperiksa dan disetel ulang, agar selalu bekerja
sebagaimana mestinya dengan optimal dan aman.
5. Semua peralatan pengaman (mekanis dan elektris) dan tanda-tanda bahaya (alarm bell
dan sebagainya) harus lebih sering diperiksa dan dicoba, supaya selalu siap berfungsi
sebagaimana mestinya.
PEKERJAAN PASANGAN DINDING ACP COATING
ALLOY TBL. 4 MM (TERMASUK PAS. RANGKA
ALUMINIUM 40 X 40 MM + AKSESORIS)
P-
Flowchart Sequence Pekerjaan
MULAI
PERBAIKI
TIDAK
APPROVAL
OK
POTONG ACP SESUAI POLA
TENTUKAN TITIK
PEMASANGAN BRUCKET
PERBAIKI
PASANG BRUCKET DAN TIDAK
RANGKA ACP
OK
PASANG ACP
9. Gunting ata
4 5 6
3 4
7 8 9
Pekerjaan Aluminium Composite Panel (ACP)
Pekerjaan Aluminium Composite Panel (ACP)
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pembuatan Gambar Kerja (Shop Drawing).
2. Menentukan volume lembar Aluminium Composit Pannel (ACP
3. Pembuatan marking pada dinding gedung.
4. Proses Cutting Grooving.
5. Pemasangan Rangka Panel dan Panel.
6. Pemasangan ACP.
Pembuatan Shop Drawing
Tujuannya adalah untuk mengetahui tipe dan tampak setiap permukaan,
detail sambungan, detail pemasangan, detail pertemuan aluminimum
dengan komponen-komponen lainnya yang berhubungan lansung maupun
tidak langsung serta kelengkapan ukuran-ukurannya. (Shop drawing
terlampir)
Pekerjaan Aluminium Composite Panel (ACP)
Pengerjaan Pemasangan Rangka Hollow pada Dinding Existing Pemasangan rangka hollow
dilakukan setelah proses permarkingan selesai.
Pemasangan dilakukan ke arah vertikal dahulu (mullion) dan harus sejajar satu dengan
yang lainnya. Setelah diperiksa kelurusannya, maka mullion hollow tersebut didynabolt.
Selanjutkan dilanjutkan pemasangan aluminium hollow ke arah horisontal (transom).
Seperti dapat dilihat pada
gambar berikut :
Pekerjaan Aluminium Composite Panel (ACP)
Metode Pelaksanaan
1. Membuat Shopdrawing dengan menentukan 2. Setelah shopdrawing dan material disetujui, Mobilisasi material ACP, rangka dan
pola ACP, kemudian ajukan shopdrawing baru kemudian SPP dan PO material dapat peralatan kerja (scafolding dll)
tersebut dan approval material ACP kepada dibuatkan kepada subkont/supplier setelah
konsultan pengawas/owner untuk mendapatkan seleksi/negosiasi selesai dilaksanakan
persetujuan
bracket
8. Pasang ACP sesuai pola yang ditentukan Arah gradasi warna searah
Untuk mendapatkan hasil dari produk sesuai dengan quality target yang
sudah ditetapkan, diperlukan adanya saran dan usulan terhadap pekerjaan
yang akan di kerjakan,
a) Dalam pengopersian pemeliharaan kami pantau selalu melalu penempatan personil inti
dan penempatan peralatan utama untuk masa pemeliharaan. Dan apabila ditemukan
kerusakan pada hasil pekerjaan maka kami akan segera memperbaikinya.
b) Tingkat Layanan yang ditentukan berdasarkan indikator kinerja dan batas waktu tanggap
penanganan sesuai Kualitas Pekerjaan dihitung sejak diterimanya surat
peringatan/pemberitahuan dari PPK atau Direksi Teknis sesuai tabel dibawah ini:
Peralatan yang kami sediakan adalah peralatan milik sendiri dan sewa jangka panjang
(sampai masa pemelliharaan berakhir. Dan peralatan tersebut kami letakkan di lokasi
pekerjaan dan kami rawat setiap saat sehingga apabila sewaktu-waktu diperlukan bisa
dimanfaatkan dengan baik.
Penempatan personil perbulan.
Untuk peronil yang kami gunakan adalah personil tetap dan personil free line ttetapi sampai
dengan serah terima kedua, sehingga untuk personil tersebut apabila belum selesai
pekerjaannya masih bertanggung jawab atas hasil pekerjaan tersebut. dan personil sebelum
masa waktu pemeliharaan selesai di tempatkan dilokasi pekerjaan.
Penempatan personil perbulan.
Untuk peronil yang kami gunakan adalah personil tetap dan personil free line ttetapi sampai
dengan serah terima kedua, sehingga untuk personil tersebut apabila belum selesai
pekerjaannya masih bertanggung jawab atas hasil pekerjaan tersebut. dan personil sebelum
masa waktu pemeliharaan selesai di tempatkan dilokasi pekerjaan.
URAIAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN
Setelah terima pekerjaan bahwa pekerjaan itu masih tanggung jawab rekanan dalam pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi:
• Pengecekan berkala
Untuk pengecekan berkala pekerjaan dalam menentukkan tingkat kerusakan dan penyelesaiannya
perbaikannya
• Pemeliharaan berkala Perbaikan kerusakan-kerusakan yang ada Setelah itu tahap serah terima
pekerjaan kedua setelah batas akhir pemeliharaan selesai
PENUTUP
Demikian Metode pelaksanaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya untuk
kelancaran paket pekerjaan tersebut.
Iffi:
T*NS :
5M1
j
&.
rnt
Mr:
*'r.".
'-t
:=.-
lrr, I
I
(j,
(:,
;t6. ;,
t-J
:irs
ul:
$ab
.' ct
:trr
r{':
:>
C rc(
..< r0
'*t1
ts
:: (E IH
tl
rtl-
x
_s
ruH
tt va
--f,
g
tr
8.7 d
;g
(o .i.
(o=
EE
J tn
u=
(tr 4'
'6e
trll ':z
fir=
o)4LIJ
i,
Eu
#u
'= z.
I_ LU
Strt
.ca
C
(6l-
ftr a-
cF
rt'r-
t€, (E
ftr L'
-:c
(o.C; Z
(t):H(trL &
o- :.i u,0 Z
*fr8
U
o t'L (u
a\i
OIJ
N-
Z zo
o
Ft (E oJ -(9
E9
F
ubo
ttc
<a ds
t- a- {E
AqE tUF =E
$ur (JU
:\./
!'(U
L
es tt
EE E *< #t
JH
(fooo
o-o- rro
=F Ei5
TERIMA KASIH