Anda di halaman 1dari 16

TUGAS 2

SAINS DAN UTILITAS BANGUNAN KELAS PARALEL


ANALISIS SISTEM PENGHAWAAN ALAMI PADA VILLA
CALNA

DISUSUN OLEH :

KOMANG ADY KUSUMA PUTRA 2005521093


IDA BAGUS RADITYA MANUABA 2005521099
KADEK ANANDA LAKSAMANA PUTRA 2005521103

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
i

KATA PENGANTAR

Om swastiastu
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya kami berhasil menyelesaikannya makalah
ini. Kami ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
pelaksanaan pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini berisi tentang materi Penghawaan Alami yang merupakan salah
satu teori dalam mata kuliah Sains Bangunan dan Utilitas. Sebagai bahan penelitian,
kami akan memakai bangunan Villa Calna di Jl. Raya Kuta No.72, Kuta, Kabupaten
Badung, Bali 80361 sebagai objek penelitian kami terhadap sistem penghawaan
alaminya. Tujuan dalam pembuatan makalah ini dalah agar menambah wawasan
mengenai Penghawaan Alami, untuk melatih kekompakan dalam bekerja di suatu
kelompok, dan memberi manfaat bagi para pembaca.
Kami mohon maaf jika ada kesalahan kata atau materi yang telah kami
sampaikan. Untuk itu kami mohon kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Om santhi santhi santhi om

Denpasar, 11, Desember 2021

Terima Kasih
ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1.Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3.Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
1.4.Manfaat Penelitian ............................................................................................... 2
BAB II METODE DAN OBJEK .................................................................................... 3
2.1. Metodologi Pendataan ........................................................................................ 3
2.2. Metodologi Analisis ........................................................................................... 3
2.3. Identitas Bangunan ............................................................................................ 4
BAB III DATA DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 5
3.1. Data..................................................................................................................... 5
3.2. Pembahasan ........................................................................................................ 7
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 12
4.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 12
4.2. Saran ................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Udara adalah komponen penting dalam kehidupan. Tanpa udara mahluk
hidup tidak dapat bernafas. Apabila kekukarangan udara, manusia tidak dapat
melakukan kegiatan sebagaimana mestinya karena organ-organ di dalam tubuh
tidak dapat berfungsi dengan baik. Didalam merancang sebuah bangunan,
masalah penghawaan yang terkait suhu udara dalam ruangan merupakan hal
yang penting untuk dicermati, karena hal ini berhubungan langsung dengan
kenyamanan manusia dalam melakukan aktivitas di dalam ruangan tersebut.
Banyak hal dan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam merancang
sistempenghawaan dalam sebuah bangunan. Mulai dari faktor internal hingga
faktoreksternal. Yang termasuk faktor internal contohnya, jumlah manusia
yang melakukanaktivitas di dalam ruangan tersebut. Sedangkan faktor eksternal
yaitu lingkungan.Dalam menciptakan sistem penghawaan, salah satu yang
diinginkan adalahterciptanya kenyamanan termal. Kenyamanan termal adalah
suatu kondisiyang dialami oleh manusia akibat pengaruh dari
lingkungannya.Kondisi tersebut antara lain dipengaruhi oleh suhu udara,
kecepatanangin, dan kelembaban udara. Ada dua jenis sistem
penghawaanuntuk menciptakan kenyamanan termal, yaitu penghawaan alami
danpenghawaan buatan.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka beberapa rumusan masalah yang
dapat diangkat adalah :
1.2.1. Faktor apa saja yang mempengaruhi sistem penghawaan di dalam
sebuah ruangan ?

1
2

1.2.2. Sistem penghawaan alami apa saja yang diterapkan di Villa calna ?
1.2.3. Bagaimana sirkulasi udara yang diterapkan di Villa calna
1.2.4. Bagaimana Villa calna memaksimalkan sistem penghawaan
alaminya?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Untuk mengetahui Faktor apa saja yang mempengaruhi sistem
penghawaan di dalam sebuah ruangan ?
1.3.2. Untuk mengetahui Sistem penghawaan alami apa saja yang
diterapkan di Villa calna ?
1.3.3. Untuk mengetahui Bagaimana sirkulasi udara yang diterapkan di
Villa calna
1.3.4. Untuk mengetahui Bagaimana Villa calna memaksimalkan sistem
penghawaan alaminya?
1.4. Manfaat Penelitian
Dalam pembuatan makalah ini diharap pembaca dapat mengetahui
bagaimana sistem penghawaan alami pada ruangan yang dapat diaplikasikan
pada bangunan Villa Calna
BAB II
METODDE DAN OBJEK
2.1. Metodologi Pendataan
Subjek yang dibahas pada makalah ini yaitu submateri sains bangunan dan
utilitas bangunan,penghawaan alami pada bangunan Villa Calna. Untuk
keperluan pendataan, penulis menerapkan prinsip emperisme dan metode
kajian pustaka.
Metodelogi pendataan berdasarkan prinsip pengalaman yang dapat diamati
(empirisme) diambil dari berbagai artikel, jurnal, dan lain sebagainya. Dengan
prinsip ini pengetahuan akan bidang yang dibahas akan memiliki keberagaman
sehingga, memunculkan berbagai pertimbangan yang hadir dalam menjawab
masalah-masalah yang telah ditentukan.
Selain itu, tim penulis juga menggunakan metode kajian pustaka sebagai
acuan dalam memilah-milah informasi yang didapat dalam berbagai
tulisan/artikel ilmiah tersebut. Metode kajian pustaka ini juga mendorong
penulis untuk lebih mudah mempelajari dan memahami berbagai aspek pada
subjek yang dibahas. Dengan penggabungan prinsip dan metode tersebut
diharapkan mampu memecahkan berbagai macam masalah yang telah
ditentukan
2.2. Metodologi Analisis
Dalam penyusunan makalah ini tim penulis membagi diri menjadi tiap satu
orang membahas satu materi, namun anggota yang tidak mendapat materi yang
dibahas tetap membantu anggota yang mendapat bagian. Dalam menyusun
makalah Penghawaan Alami, seluruh tim penulis melakukan survey objek.
Dengan system ini diharapkan seluruh anggota kelompok mengerti dengan
materi yang akan dibahas pada makalah ini.
Literatur yang dikumpulkan pada makalah adalah sebagai pendukung
objek bahasan antara lain, pengertian dari penghawaan alami, sistem-sistem

3
4

penghawaan alami, komponen Penghawaan alami, serta layout dan denah dari
objek yang akan dibahas. Sehingga makalah tidak hanya menampilkan literatur
dalam bentuk tulisan namun juga menyertakan tampilan visualisasi yang
memudahkan pembaca dalam memahami 6 substansi bahasan. Pengumpulan
data dilakukan dengan penelitian langsung terhadap objek Villa Calna ini.
Setelah data terkumpul dan didukung oleh materi literature, kemudian itu di
analisa untuk mendapatkan kesimpulan.
Sehingga, metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal
menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan
dengan ide, persepsi, pendapat, atau kepercayaan orang yang diteliti;
kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka. Penelitian kualitatif pada
umumnya dirancang untuk memberikan pengalaman senyatanya dan
menangkap makna sebagaimana yang tercipta di lapangan.
2.3. Identitas Bangunan
- Nama Pemilik : I Komang Agus Mardika,B.Bus
- Lokasi : Jl. Raya Kuta No.72, Kuta, Kabupaten Badung,
Bali 80361
- Batas-batas bangunan :
• Batas Utara : Mall Galael
• Batas Selatan : Toko Central ( Alat Jahit)
• Batas Barat : Jalan Raya Kuta
• Batas Timur : Rumah Warga
- Nama Arsitek : I Made Indra Suryanata ST.
- Fungsi Bangunan : Villa
- Luas Bangunan : Lt 1 88,6 m2, Lt 2 71 m2
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN
3.1. Data
3.1.1. Sistem Penghawaan Alami
Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah proses pertukaran
udara di dalam bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan
yang terbuka.Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat
memberikan kenyamanan. Aliran udara dapat mempercepat proses
penguapan di permukaan kulit sehingga dapat memberikan kesejukan
bagi penghuni bangunan.
Pertimbangan utama dalam perancangan optimalisasi
penghawaan alami adalah dengan menganalisis datangnya arah angin.
Secara umum angin memiliki arah yang dipengaruhi iklim makro.
Sebagai contoh di wilayah Indonesia angin dalam iklim makro
mengalir dari arah Tenggara ke Barat Daya. Namun demikian iklim
mikro yang dipengaruhi cuaca dan bentuk-bentuk di sekitar bangunan
akan lebih mempengaruhi aliran angin tersebut. Ada teori penataan
massa bangunan yang di buat berselangseling hingga aliran angin
dapat lebih lancar tanpa tertutupi salah satu bangunan. Bentuk lain dari
pengelolaan lingkungan sekitar bangunan adalah rancangan tangkapan
angin dengan massa bangunan yang menyudut hingga mengarahkan
angin lebih keras.
Untuk penataan ruang dalam bangunan juga dapat diatur hingga
ada aliran angin dari lokasi ruang yang dingin menuju ke lokasi ruang
lain yang panas. Hal ini perlu dipahami dengan ilmu fisika yang
menetapkan bahwa udara akan mengalir dari tempat bertekanan
rendah pada suhu yang dingin menuju tempat bertekanan tinggi pada
suhu yang panas. Jika dalam satu bangunan terdapat ruang panas
dibagian atap, sedang ruang dingin di bagian bawah yang terteduhi

5
6

pohon atau terdinginkan dengan kolam, 4 maka perlu diatur ruang-


ruang diantaranya sehingga menjadi penghubung dua lokasi ruang
yang berbeda tekanan dan suhu tersebut. Ruang-ruang antara ini
selayaknya memiliki bukaan atau dibuat dengan partisi yang tidak
memenuhi dinding sehingga dapat mengalirkan angin.
udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin
disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara
menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan
turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau
perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini
berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh
permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi
panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih
panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan
suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima
energi panas lebih besar dengan 5 daerah lain yang lebih sedikit
menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada
wilayah tersebut
Efektivitas tercapai dari ukuran bukaan (inlet-outlet), hasilnya
adalah adanya peningkatan kecepatan udara dan turunnya suhu
ruangan. Ventilasi silang yang sukses membutuhkan sebuah bentuk
bangunan yang memaksimalkan eksposur ke arah angin yang berlaku,
menyediakan untuk inlet yang memadai daerah, penghalang internal
yang minimal (antara inlet dan outlet), dan menyediakan untuk area
outletyang memadai. Pertimbangan peletakan bukaan memperhatikan
juga sumber kebisingan
7

3.2. Pembahasan
3.2.1. Denah dan Layout

Gambar 2.1 : Gambar layout

Gambar 2.2 : Gambar Denah

Di sisi sebelah selatan terdapat Toko Central ( Alat Jahit) dan


barat villa ini berhadapan dengan Jalan Raya Kuta. Sedangkan di sisi
8

sebelah utara terdapat Mall Galael dan timur berhadapan dengan


rumah warga. Dari layout terlihat bahwa banyak bukaan pada
bangunan ini. Menyebabkan angin yang berhembus ke bangunan ini
pun tidak terhalangi sehingga bangunan ini mendapatkan angin secara
maksimal.
Di landscape tapak bangunan ini terlihat ada sedikit vegetasi
berupa tanaman perindang yang berfungsi sebagai penyejuk yang
sangat berfungsi pada bangunan ini, karena bangunan ini terletak di
daerah suhu 27° C - 29° C dan beberapa vegetasi kecil sebagai unsur
estetika.
3.2.2. Komponen
A. Jendela

Gambar 2.3 : Gambar jendela pada kamar mandi

Jendela pada pada bangunan ini mengarah pada bagian


belakang bangunan yang di gunakan sebagai akses untuk ke kolom
berakang dan halaman belakang, yang perfungsi sebagai
pencahayaan dan penghawaan alami pada ruangan ini. Sehingga
pada ruangan ini pengguna akan dapat mengurangi penghawaan
buatan seperti AC. Hal ini akan menghemat energi listrik dengan
mengurangi penggunaan penghawaan buatan
Gambar 2.3 : Gambar jendela pada kamar mandi
9

Gambar 2.4 : Gambar jendela

Pada ruang kamar mandi ini juga pemilik menggunakan


penghawaan alami dan pencahayaan alami berapa jendela besar
selain itu juga dapat sebagai sirkulasi udara ruangan agar tidak
menimbulkan bau berlebih. Yang dimana ruangan ini difungsikan
sebagai toilet.

B. Pintu

Gambar 2.5 : Gambar pintu pada area entrance villa

Pintu kayu dengan 2 buah daun pintu dengan material kayu


dan terdapat ornament khas Bali sebagai unsur estetika pintu kayu
ini sangat berfungsi pada ruang villa ini sebagai akses utama untuk
masuk ke villa ini. Yang menjadi akses penghubung antara ruang
10

luar dengan ruang dalam dapat digunakan juga sebagai


penghawaan alami.

Gambar 2.5 : Gambar pintu pada area restaurant

Hampir keseluruhan area di villa ini terdapat pintu dengan


material kayu yang menjadi akses masuk ruangan
C. Partisi Kayu

Gambar 2.5 : Gambar pintu pada area lobby

Pada beberapa area di di villa ini seperti lobby terdapat


partisi yang bermaterial kayu yang menjadi alur sirkulasi udara,
karena partisi, partisi ini di desain untuk di letakan pada pada area
area di villa ini selain sebagai alur sirkulasi udara, difungsikan juga
sebagi pembatas ruang yang dapat juga menambah estetika.

3.2.3. Pemaksimalan penghawaan alami


11

Secara keseluruhan, bangunan ini terdapat banyak komponen


yang mendukung penghawaaan alami di setiap ruangannya. Dengan
banyak komponen-komponen tersebut mendukung penghawaan alami
pada bangunan ini. Di tambah dengan banyaknya bukaan yang
membantu masuknya udara luar ke dalam
Atap dari bangunan ini juga bermaterial genteng aspal yang
sudah di desain kuat untuk cuaca panas dan hujan lebat sehingga dapat
menjaga suhu di dalam ruangan. Sehingga dapat menjadi solusi saat
panas yang sangat terik pada siang hari, keadaan hujan yang sangat
deras.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal,
yaitu sebagai berikut :
a. Bangunan villa milik bapak I Komang Agus Mardika,B.Bus memiliki
sistem penghawaan alami pada tiap - tiap ruangnya.
b. Komponen yang digunakan pada villa milik bapak I Komang Agus
Mardika,B.Bus adalah jendela, pintu, Partisi kayu.
c. Layout/letak bukaan pada villa milik bapak I Komang Agus
Mardika,B.Bus sudah sesuai dengan arah datangnya angin, sehingga
penghawaan alami dan pertukaran udara di dalam Villa terjadi secara
maksimal.
d. Kapasitas bukaan pada villa milik bapak I Komang Agus Mardika,B.Bus
telah sesuai dengan frekuensi sirkulasi udara pada bangunan tersebut
yang dimana jendela, Partisi kayu, dan pintu diletakkan sesuai dengan
arah datang angina dan disesuaikan dengan keperluan dari pengguna Villa
tersebut.
4.2. Saran
Dalam menentukan penempatan bukaan pada sebuah bangunan, hal
yang perlu diperhatikan kembali adalah, pada sisi bangunan manakah bukaan
tersebut akan dibuat agar penghawaan alami dapat terjadi secara maksimal. Dan
juga mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan para pengguna agar
civitas tidak mengalami kejadian yang tidak diinginkan. Oleh karena itu,
disarankan agar memperhatikan arah datangnya angin, kecepatan, dan suhu di
daerah tersebut, sebelum memutuskan dimanakah akan dibuat bukaan seperti
jendela, pintu, ventilasi, agar berfungsi secara maksimal.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Puspa Tia, Yudhi, 2018, “Renovation 101: Pencahayaan & Penghawaan Alami Dalam
Rumah”, https://www.livingloving.net/2018/home/renovation-101-
pencahayaan-penghawaan-alami-dalam-rumah/, 17 Desember 2021

Sudiarta I Nyoman, “PENGHAWAAN ALAMI”,


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/388f852d9cd6abb771
d88d6ac1f5f638.pdf, 17 Desember 2021
Arsitekturlingkungan, 2015, “Pengaturan Penghawaan dan Pencahayaan Pada
Bangunan”,
https://arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id/2015/11/20/pengaturan-
penghawaan-dan-pencahayaan-pada-bangunan/, 17 desember 2021

Anda mungkin juga menyukai