Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah

ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa pula kami juga mengucapkan banyak terimakasih

atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi

maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin

masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran

dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.3.TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN ETIKA PROFESI
2.2. PENGERTIAN TRANSPORTASI
2.4. ETIKA PROFESI TRANSPORTASI

2.4.1. Hubungan Dengan Masyarakat

2.4.2. Hubungan dengan Rekan.

2.4.3. Hubungan dengan Pemberi Tugas

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

3.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Transportasi yang merupakan salah satu sektor industri yang bersentuhan langsung
dengan lalu lintas dinyatakan sebagai salah satu industri dengan tingkat cedera dan
kecelakaan fatal yang lebih tinggi dibandingkan dengan industri lain (Berry, 1998).
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami transformasi di beberapa sektor
kehidupan.Salah satu sektor yang turut berubah adalah sektor penyedia jasa
transportasi.Hal ini terlihat dari bermunculannya model transportasi berbasis aplikasi
online pada kota‐kota besar di Indonesia.Layanan transportasi berbasis aplikasi online
menjadi penunjang aktivitas masyarakat di Indonesia. Bagi warga di kota besar seperti
Jakarta, intensitas penggunaan transportasi berbasis aplikasi online telah menghadirkan
pengalaman yang berbeda, baik pengalaman yang baik atau buruk. Pengalaman yang
terbentuk tersebut tidak lepas dari faktor‐faktor diluar kehendak para pihak. Sebenarnya
tidak ada yang salah dengan transportasi berbasis online seperti Gojek, Uber dan Grab,
sejauh tepat dalam cara penyelenggaraan jasa dan tempat diselenggarakannya jasa
transportasi. Bagi daerah dengan kendala penyediaan fasilitas kendaraan umum,
keberadaan transportasi onlineakan membantu konsumen yaitu penumpang. Selain bagi
masyarakat sekitar, para pendatang atau wisatawan yang kebetulan sedang berkunjung ke
daerah‐daerah tersebut, daripada merental mobil lebih baik menggunakan taksi atau ojek
online.Sarana transportasi memiliki peran vital dalam upaya peningkatan keterjangkauan
(accesbility) suatu wilayah.Transportasi berbasis aplikasi online dapat menjadi jawaban
untuk mempercepat perkembangan suatu daerah melalui peningkatan keterjangkauan
daerah tersebut.
Menurut bahasa Yunani, kata etika berawal dari kata ethos yang memiliki arti sikap,
perasaan, akhlak, kebiasaan, watak.Sedangkan, Magnis Suseno berpendapat bahwa etika
bukan merupakan suatu ajaran melainkan suatu ilmu.Kata kedua adalah bisnis, yang
diartikan sebagai suatu usaha. Jika kedua kata tersebut dipadukan menjadi “etika bisnis”,
maka dapat didefinisikan sebagai suatu tata cara yang dijadikan sebagai acuan dalam
menjalankan kegiatan berbisnis, dimana dalam tata cara tersebut mencakup segala macam
aspek, baik dari individu, institusi, kebijakan, serta perilaku berbisnis.
Untuk menyusun etika bisnis yang bagus, maka perlu diperhatikan pengendalian diri,
pertanggungjawaban sosial, menjadikan persaingan secara sehat, penerapan konsep yang
berkelanjutan, dapat mempertahankan keyakinannya, konsisten dengan sebuah aturan yang
sudah disepakati bersama, penumbuhan kesadaran serta rasa memiliki dengan apa yang
sudah disepakati, menciptakan suatu sikap untuk saling percaya pada antar golongan
pengusaha, serta perlu diadakannya sebagian dari etika bisnis untuk dimasukkan dalam
hukum yang dapat berupa suatu perundang‐undangan.
Pada dasarnya sebuah etika bisnis ini digalakkan karena memiliki maksud dan tujuan
tertentu dalam dunia bisnis.Adapun tujuan etika bisnis adalah untuk menjalankan dan
menciptakan sebuah bisnis seadil mungkin serta menyesuaikan hukum yang sudah
dibuat.Selain itu, juga dimaksudkan untuk menghilangkan ketergantungan pada sebuah
kedudukan individu maupun perusahaan.
Etika bisnis ini tingkatannya lebih luas jika dibanding dengan ketentuan yang sudah
diatur berdasarkan hukum yang berlaku, bahkan jika dibandingkan dengan standar minimal
dari ketentuan hukum maka etika bisnis menjadi standar atau ukuran yang lebih tinggi.Hal
ini dikarenakan, dalam kegiatan berbisnis tidak jarang kita jumpai adanya bagian abu‐abu
dan tidak diatur berdasarkan ketentuan hukum.
Angkutan umum adalah sarana transportasi yang penting dalam mendukung aktivitas
dan mobilitas penduduk sehari-hari di suatu perkotaan. Sunarko (2004) menyebutkan
bahwa sebagai cerminan baik buruknya sistem angkutan umum di suatu kota adalah sikap
pengemudi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya yang
meliputi keamanan dan keselamatan penumpang serta menghindari kemacetan lalu lintas
bagi pemakai jalan yang lain. Perilaku pengemudi angkutan umum saat ini sudah banyak
dikeluhkan oleh sebagian besar pengguna jalan dimana kebanyakan pengemudi angkutan
umum memiliki perilaku yang kurang baik dalam mengemudikan kendaraannya.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah
ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPR RI pada tanggal 26 Mei 2009 yang kemudian
disahkan oleh Presiden RI pada tanggal 22 Juni 2009. Undang-Undang ini adalah
kelanjutan dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992, terlihat bahwa kelanjutannya
adalah merupakan pengembangan yang signifikan dilihat dari jumlah clausul yang
diaturnya, yakni yang tadinya 16 bab dan 74 pasal, menjadi 22 bab dan 326 pasal.
Berbeda dengan undang-undang Nomor 22 Tahun 2009, UU ini melihat bahwa lalu
lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan
integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum. Selanjutnya
di dalam batang tubuh di jelaskan bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh Undang-Undang
ini adalah :
1. terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib,
lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian
nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan
bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa;
2. terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan
3. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

Undang-Undang ini berlaku untuk membina dan menyelenggarakan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yangaman, selamat, tertib, dan lancar melalui:

1. kegiatan gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang di Jalan;


2. kegiatan yang menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan; dan
3. kegiatan yang berkaitan dengan registrasi dan identifikasi Kendaraan Bermotor dan
Pengemudi, pendidikan berlalu lintas, Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, serta
penegakan hukum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
1.2. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang dapat di peroleh adalah seperti berikut:

1. Apa pengertian dari etika profesi?


2. Apa pengertian dari transportasi ?
3. Seperti apa etika profesi pada trasportasi ?

1.3. TUJUAN

Tujuan yang dapat di peroleh adalah seperti berikut:

1. Kami dan pembaca dapat mengetahui pengertian dari etika profesi ?


2. Kami dan pembaca dapat mengetahui pengertian dari transportasi ?
3. Kami dan pembaca dapat mengetahui seperti apa etika profesi dan transportasi?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN ETIKA PROFESI


Etika profesi berasal dari dua kata yaitu etika dan profesi dimana kata etik (atau
etika) berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, etika diartikan sebagai ilmu pengetahuan
tentang azaz-azaz akhlak (moral) sedangkan pengertian kata profesi adalah pekerjaan
yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian.
Jadi pengertian Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap
hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.Etika Profesi
merupakan bidang etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial.
Poin-poin penting dalam etika profesi adalah sebagai berikut:
a) Etika profesi merupakan nilai benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan
pekerjaan profesional.
b) Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip profesionalisme (kapabilitas
teknis, kualitas kerja, komitmen pada profesi).
c) Dapat dirumuskan ke dalam kode etik profesional yang berlaku secara universal

Kata hati atau niat biasa juga disebut karsa atau kehendak, kemauan. Dan isi dari
karsa inilah yang akan direalisasikan oleh perbuatan. Dalam hal merealisasikan ini
ada 4 (empat) variabel yang terjadi:

a. Tujuannya baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.


b. Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya ; kelihatannya baik.
c. Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.
d. Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.
Prinsip-prinsip etika profesi:

1. Tanggung jawab
a) Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
b) Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya.
2. Keadilan; Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya.
3. Otonomi; Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di
beri kebebasan dalam menjalanan profesinya.

2.2. PENGERTIAN TRANSPORTASI

Tarnsportasi berasal dari kata transportation, dalam bahasa Inggris yang


memiliki arti angkutan, yang menggunakan suatu alat untuk melakukan pekerjaan
tersebut, atau dapat pula berarti suatu proses pemindahan manusia atau barang dari
satu tempat ketempat lain dengan menggunakan suatu alat bantu kendaraan darat,
laut, maupun udara, baik umum maupun pribadi dengan mengguankan mesin atau
tidak mengguanakan mesin. Bisa juga di artikan sebagai kegiatan mengangkut dan
memindahkan muatan (barang dan orang/manusia) dari satu tempat (tempat asal)
ketempat lainnya (tempat tujuan) Transportasi sebagai dasar untuk pembangunan
ekonomi dan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi.Dengan
adanya transportasi menyebabkan, adanya spesialisai atau pembagian pekerjaan
menurut keahlian sesuai dengan budaya, adat istiadat, dan budaya suatu bangsa atau
daerah.

Suatu barang atau komoditi mempunyai nilai menurut tempat dan waktu, jika
barang tersebut dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Transportasi mempunyai
peranan yang sangat penting, yaitu menentukan keberhasilan
pembangunan.Perekonomian diartikan sebagai kondisi yang meliputi berbagai
kegiatan yang dikelompokkan dalam kegiatan produksi, transaksi, distribusi dan
konsumsi.Kondisi perekonomian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu perekonomian
tradisional, perekonomian yang transisi.
2.4 ETIKA PROFESI TRANSPORTASI

Etika profesi dari transportasi dapat dilihat dari kode etik salah satu asosiasi profesi
yaitu himpunan pengembangan jalan indonesia yang tertera seperti berikut:

KODE ETIK HPJI :

Sebagai standar moral bagi setiap anggota yang tergabung dalam organisasi profesi
HPJI, disusunlah PRINSIP DASAR tentang norma dan nilai luhur yang disepakati
bersama untuk menjadi pegangan, dihayati, dan harus selalu dijunjung tinggi dalam
melaksanakan kegiatan profesi sebagaimana berikut ini :

a) Prinsip Dasar.
1.Menjunjung tinggi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.Menggunakan pengetahuan dan kemampuan untuk kesejahteraan umat manusia
secara berkelanjutan.
3.Bekerja secara profesional untuk kepentingan masyarakat, bangsa, negara dan
organisasi.
4.Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi serta menjunjung tinggi martabat
profesinya.

Selanjutnya Prinsip Dasar di atas dijabarkan lebih lanjut dalam KODE ETIK
berikut ini :

b) Kode Etik HPJI.


1. Anggota HPJI wajib bertindak konsekuen, jujur dan adil dalam menjalankan
profesinya.
2. Anggota HPJI wajib menghormati profesi lain dan tidak boleh merugikan nama
baik serta profesi orang lain.
3. Anggota HPJI wajib memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan tidak
merugikan kepentingan umum khususnya yang menyangkut lingkungan.
4. Anggota HPJI setia dan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Anggota HPJI harus bersedia memberi bimbingan dan pelatihan untuk
peningkatan profesionalisme sesama anggota.
6. Anggota HPJI wajib memenuhi baku kinerja dan tanggung jawab profesi dengan
integritas tinggi dan tidak akan menerima pekerjaan di luar bidang keahlian
teknisnya.
7. Anggota HPJI wajib menjunjung tinggi martabat profesi, bersikap terhormat,
dapat dipercaya, dan bertanggung jawab secara profesional berazaskan kaidah
keilmuan, kepatutan dan kejujuran intelektual.
8. Anggota HPJI dengan menggunakan pengetahuan & keahlian yang dimilikinya
wajib menyampaikan pendapat dan pernyataan dengan jujur berdasarkan bukti
dan tanpa membedakan.
c) Kaidah Umum Tata Laku.

Pedoman umum ini merupakan penjabaran Kode Etik yang dapat dipakai
sebagai panduan secara umum untuk menghadapi situasi dan kondisi beragam yang
timbul disuatu saat dalam menjalankan tugas profesi.Setiap anggota organisasi profesi
harus tunduk dan menjunjung tinggi kode etik organisasi.Kode etik HPJI harus
menjiwai setiap langkah para anggota HPJI dalam mengemban tugas-tugas
keprofesionalannya. Tindak keprofesionalannya bercirikan antara lain :

1. Kejujuran (honesty)

2. Keadilan (fairness)

3. Satunya pikiran, ucapan dan tindakan (integrity)

4. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability)

5. Kebertanggung-jawaban (responsibility)

6. Kesetiaan kepada bangsa dan negara (loyalty)

7. Tepat janji (committed)

8. Menghormati orang lain (respect to other)


9. Mengutamakan kepentingan masyarakat (community)

10. Menjanjikan karya terbaik (pursuit of excellence)

11. Mendukung perkembangan ilmu pengetahuan

12. Mengupayakan dan menjaga pelestarian lingkungan.

Pedoman umum ini memuat kaidah-kaidah dalam hubungan-hubungan


pelaksanaan tugas anggota HPJI dengan masyarakat, rekan seprofesi dan profesi lain
yang terkait serta hubungan dengan pemberi tugas.

2.4.1. Hubungan Dengan Masyarakat

a. Anggota HPJI dalam melaksanakan tugas profesinya wajib melindungi


kepentingan masyarakat luas di atas kepentingan pihak-pihak lain.
b. Anggota HPJI memperhatikan dengan sungguh-sungguh aspirasi masyarakat.
c. Anggota HPJI harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara diatas
kepentingan pribadi maupun golongan.
d. Anggota HPJI dalam menjalankan tugas dan kewajibannya harus
menjaga/mempertahankan kemandirian berfikir dan kebebasan bersikap.
e. Anggota HPJI harus bertekad untuk menghasilkan karya terbaiknya yang
mampu disajikan.
f. Anggota HPJI wajib mempertanggungjawabkan karyanya secara moral
kepada masyarakat dan diri pribadinya.
g. Anggota HPJI wajib memanfaatkan sumber daya secara optimal dengan
sehemat mungkin menggunakan sumber daya alam.
h. Anggota HPJI wajib mendahulukan tanggung jawab dan kewajiban daripada
hak dan kepentingan diri sendiri.
i. Anggota HPJI dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya wajib
mengenal dan memperhatikan adat istiadat serta aspek-aspek sosial
masyarakat di daerah wilayah kerjanya.
j. Anggota HPJI wajib menghormati dan melindungi warisan budaya bangsa.
k. Anggota HPJI wajib menjunjung tinggi dan menjaga kehormatan, keahlian
dan nama baik pribadinya dan organisasi.
l. Anggota HPJI wajib menjunjung tinggi hak azasi masyarakat, lingkungan
kerjanya dan bawahan.

2.4.2. Hubungan dengan Rekan.

1. Anggota HPJI wajib menghormati undang-undang hak cipta (Intellectual


Property Right).
2. Anggota HPJI wajib memberi kesempatan dan atau bimbingan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan rekan-rekan dan bawahannya.
3. Anggota HPJI wajib mengikuti kemajuan, perkembangan ilmu pengetahuan
dan keterampilan di bidang profesinya.
4. Anggota HPJI tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) hasil karya orang
lain sebagai hasil karyanya.
5. Anggota HPJI tidak akan melakukan persaingan yang tidak sehat dan tidak
wajar dengan rekannya.
6. Anggota HPJI tidak akan turut dalam suatu pekerjaan atau usaha dengan
rekan-rekan yang tidak mengindahkan kode etik.
7. Anggota HPJI wajib menyampaikan pengaduan terjadinya pelanggaran kode
etik kepada Pengurus (DPP/DPD) ataupun Majelis Kehormatan HPJI.
8. Anggota HPJI dapat melanjutkan pekerjaan sesama rekan setelah ada
penyelesaian hubungan kerja antara pemberi tugas dengan anggota HPJI yang
bersangkutan.

2.4.3. Hubungan dengan Pemberi Tugas

1. Anggota HPJI wajib mencurahkan segala perhatian, kemampuan, pengetahuan,


kepandaian dan pengalaman yang ada padanya untuk penyelesaian tugas.
2. Anggota HPJI wajib bersifat jujur tentang keahlian dan kemampuannya dan
tidak akan menerima tugas pekerjaan di luar keahlian dan kemampuannya.
3. Anggota HPJI wajib memenuhi janjinya dalam menyelesaikan tugas yang
dipercayakan dan menjadi tanggung jawabnya.
4. Anggota HPJI wajib menolak suatu penugasan yang dapat menimbulkan
pertentangan kepentingan dengan pemberi tugas, masyarakat dan lingkungan.
5. Anggota HPJI wajib menyampaikan laporan secara jujur dan obyektif berkaitan
dengan tugasnya kepada pemberi tugas.
6. Anggota HPJI tidak boleh menerima imbalan atau honorarium di luar ketentuan
atau perjanjian kontraktuil yang berlaku.
7. Anggota HPJI dalam proses pelaksanaan tugasnya harus mengacu pada prinsip
pemilihan solusi konstruksi yang paling efektif dan efisien setelah melalui
penelaahan berbagai alternatif yang mungkin.
BAB III
PENUTUP

1.1.KESIMPULAN
1. Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat
aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya.
2. Transportasi merupakan sebagai kegiatan mengangkut dan memindahkan muatan
(barang dan orang/manusia) dari satu tempat (tempat asal) ketempat lainnya (tempat
tujuan) Transportasi sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan
masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi.
3. Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi. Etika Profesi merupakan bidang
etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial.

1.2. SARAN
1. Untuk memajukan transportasi berbagai modal di Indonesia, pemerintah harus menaruh
perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandar
udara. Selain itu yang tak kalah penting adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan
dan pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur tersebut.
2. Selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu untuk
selalu menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat di daerah
terpencil/pinffiran, misalnya dengan kebijakan-kabijakan untuk menurunkan harga
BBM, memberikan subsidi, melakukan pengawasan ketat terhadap tata niaga dan
distribusinya dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

http://mogajayatrans.com/pengertian-transportasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Transportasi
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptsbmitb-gdl-zainzainnu-422
http://hafidznurrohman.blogspot.com/2008/09/transportasi-udara.html
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=67901
http://mogajayatrans.com/pengertian-transportasi.html

Anda mungkin juga menyukai