SYARAT-SYARAT PEKERJAAN
3. perbaikan kerusakan pada barang / benda atau bangunan yang harus dijaga
akibat pelaksanaan pekerjaan akan menjadi tanggung jawab pelaksana.
2. bila mana tidak dinyatakan lain oleh pengawas maka penggalian untuk
pondasi harus mempunyai lebar yang cukup( minimum 20 cm dari lebar
dasar pondasi ) untuk dapat memasang maupun memindahkan rangka /
bekisting yang diperlukan serta pembersihan.
3. apabila terjadi kesalahan dalam penggalian sehingga dicapai kedalaman
yang melebihi apa yang tertera dalam gambar tanpa instruksi tertulis dari
pengawas, maka kelebihan tersebut harus diisi kembali dengan adukan
beton 1 : 3 : 5 tanpa biaya tambahan.
6. bila bahan urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/ rusak atau
bila urugan yang telah dipadatkan, menjadi terganggu maka bahan tersebut
harus digali keluar dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta
dipadatkan kembali, sesui dengan petunjuk pengawas, tanpa adanya biaya
tambahan.
3. semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai dengan
persyaratan dan disetujui oleh pengawas, dan pengawas berhak meminta
diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan pelaksana bertanggung
jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh
pengawas harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek.
2.2.2 Lingkup Pekerjaan
2.3 Bahan-Bahan
2.3.2 Agregat
1. Agregat untuk Beton harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
2.3.3 Air
2. air pencampur yang digunakan pada prategang atau pada beton yang
didalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung
dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang
membahayakan.
3. besi yang digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain. Apabila
terdapat karat pada bagian permukaan besi, maka besi harus dibersihkan
dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang
besi, atau menggunakan bahan cairan sejenis “ vikaoxy off” produksi yang
telah memenuhi SII atau yang setaraf dan disetujui pengawas.
4. pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap beton
cor yang akan digunakan di tempat ; dan bahan yang diakui serta yang
disetujui pengawas. Semua biaya sehubungan dengan pengujian tersebut di
atas sepenuhnya menjadi tanggung jawab pelaksana.
5. Apabila Baja tulangan yang digunakan telah distel di pabrik dan perlu
penyambungan yang berbeda antara penulangan di lapangan dengan
ketentuan dari pabrik pembuat, maka harus atas persetujuan pengawas.
Baja Tulangan
1. Baja tulangan yang digunakan harus tulangan ulir, kecuali baja polos
diperkenankan untuk tulangan spiral atau tendon. Tulangan yang
terdiri dari profil baja struktural,pipa baja, dapat digunakan sesuai
dengan persyaratan pada tatacara ini.
2. Pengelasan baja tulangan harus memenuhi “ persyaratan pengelasan
struktural baja tulangan “ ANSI/AWS D1.4 dari American Welding
Society. Jenis dan lokasi sambungan las tumpuk dan persyaratan
pengelasan lainya harus ditunjukan pada gambar rencana atau
spesifikasi.
3. Baja Tulangan Ulir ( BJTD)
1) Baja tulangan ulir harus memenuhi salah satu ketentuan berikut :
Spesifikasi untuk batang baja billet ulir dan polos untuk
penulangan beton ( ASTM A 615M).
Spesifikasi untuk batang baja axle ulir dan polos untuk
penulangan beton”(ASTM A 617M).
Spesifikasi untuk baja ulir dan polos low-alloy untuk penulangan
beton”(ASTM A 706M).
2) Baja tulangan ulir dengan spesifikasi kuat leleh Fy melebihi 400
Mpa boleh digunakan, selama fy adalah nilai tegangan pada
regangan 0,35 %.
3) Anyaman batang baja untuk penulangan beton harus memenuhi “
spesifikasi untuk kawat baja ulir yang difabrikasikan untuk
tulangan beton bertulang” ( ASTM A 184M). Baja tulangan yang
digunakan dalam anyaman harus memenuhi salah satu persyaratan.
4) Kawat ulir untuk penulangan beton harus memenuhi “ spesifikasi
untuk kawat baja ulir untuk tulangan beton”( ASTM A 496
),kecuali bahwa kawat tidak boleh lebih kecil dari ukuran D4 dan
untuk kawat dengan spesifikasi kuat leleh fy melebihi 400 Mpa,
maka fy harus diambil sama dengan nilai tegangan pada regangan
0,35 % bilamana kuat leleh yang disyaratkan dalam perencanaan
melampaui 400 Mpa.
5) Jaring kawat polos las untuk penulangan beton harus memenuhi
“spesifikasi untuk jaring kawat baja polos untuk penulangan
beton” ( ASTM A 185), kecuali bahwa untuk tulangan dengan
spesifikasi kuat leleh melebihi 400 Mpa, maka fy diambil sama
dengan nilai tegangan pada regangan 0,35 % bilamana kuat leleh
yang disyaratkan dalam perencanaan melampaui 400 Mpa. Jarak
antara titik-titik persilangan yang dilas tidak boleh lebih dari 300
mm pada arah tegangan yang ditinjau, kecuali untuk jaring kawat
yang digunakan sebagai sengkang.
2. Mutu beton yang digunakan ini harus sesuai dengan perencanaan struktur
tang menggunakan.
2. cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan SNI
03-2847-2002.
1. slump
Nilai yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah
7,5- 10 cm dan disesuaikan terhadap mutu beton yang disyaratkan. Slump
yang terjadi diluar batas tersebut harus mendapatkan persetujuan pengawas.
4. Peralatan pengadukan
Dalam pelaksanaan pembuatan beton harus digunkan alat pengaduk “beton
molen “.