Anda di halaman 1dari 11

2.

1 TANAH DASAR

2.1.1 klasifikasi tanah

Nampak secara nyata bahwa tanah di permukaan bumi ini sangat


beragam (warna,struktur,tekstur dll). Maka untuk membedakan tanah-
tanah tersebut dibutuhkan klasifikasi tanah.

a.Tujuan dari klasifikasi tanah

1.mengorganisasi atau mentata tanah

2. mengetahui hubungan individu tanah

3. memudahkan mengingat sifat-sifat tanah

4. mengelompokam tanah untuk : menaksir sifat,penelitian,menetahui


lahan-lahan yang baik

b. Klasifikasi tanah di bagi menjadi dua yaitu :

1. Klasifikasi alami didasarkan pada sifat tanah yang dimiliki tanpa


menghubungkan dengan tujuna pengguna tanah tersebut
2. Klasifikasi teknis didasarkan pada sifat sifat tanah yang mempengaruhi
kemampuan tanah untuk penggunaan pengunaan tertentu.

c. Ada 3 sistem klasifikasi tanah yaitu :

1. Sistem klasifikasi berdasarkan presentase susunan butir tanah ( textural


klassification system). Seperti diketahui bahwa di alam ini tanah terdiri
dari susunan butir-butir antara lain : pasir, lumpur dan lempung yang
presentasenya berlainan.dan Klasifikassi tekstur dikrmbangkan oleh
departemen pertanian Amerika serikat ( U.S Department of agricultur )
dan deskripsi batas susuna butir tanah di bawah sistem U.S.D.A,
kemudia dikembangkan lebih lanjut dan digunakan untuk pekerjaan
jalan raya yang lebih dikenal dengan klasifikasi tanah berdasarkan
presentase susunan butir tanah oleh U.S. public roads administrasion.

Diagram klasifikasi tekstur


2. Klasifikasi sistem kesatuan tanah (unified soil clasification system ).
Sistem klasifikassi berdasarkan hasil-hasil percobaan laboratorium
yang paling banyak dipakai secara meluas adalah sistem klasifikasi
kesatuan . percobaan labratorium yang dipakai adalah analisis ukuran
butir dan batas-batas atteberg. Semua tanah diberi dua huruf petunjuk
berdasarkan hasil-hasil percobaan ini. Ada dua golongan besar tanah-
tanah yang berbutir kasar, <50% melalui ayakan no.200 dan tanah-
tanah berbutir halus > 50% melalui ayakan no.200.
3. Klasifikasi sistem AASHTO ( AASHTO classification system ).
Klasifkikasi sistem ini dikembangkan pada tahun 1929 oleh publik
road of the highway reserarch board pada tahun 1945. ( ASTM
menggunakan kode D-3282 dan AASHTO dengan metode M 145.
Tanah-tanah dimana 35% alebih atau lebih melalui ayakan no.200
diklasifikasikan melalui kelompok A-4,A-5,A-6 dan A-7. Pada
umumnya tanah-tanah ini adalah lumpur dan lempung.klasifikasi tanah
ini didasarkan atas kriteria-kriteria sebagai berikut :
a. Ukuran butir
Kerikil : melalui ayakan dengan lubang 75 mm dan tertinggal dia
atas ayakan no.10 dengan luang 2 mm.
Pasir : butiran melalui ayakan no. 10 (2 mm ) dan tertinggal di atas
ayakan no .200 dengan lubang 0,074 mm.
Lumpur dan lempung : butiran melalui ayakan no. 200
b. Plastisitas
Disebut lumpur jika butiran tanah mempunyai indeks plastisitas =
10 atau kurang.
Disebut lempung jika indeks plastisitas = 11 atau lebih
c. Batu ( bouldrs ) yang ukuranya lebih besar dari 75 mm tidak
digolongkan dalam klasisikasi ini.
2.1.2 Kepadatan Daya Dukung Tanah
Pemadatan adalah bertambahnya berat volume kering oleh beban
dinamis sehingga butir-butir tanah akan merapat dan mengurangi
rongga udara.
Pemadatan yaitu usaha secara mekanik agar butir-butir tanah
merapat.volume tanah akan berkurang. Volume pori berkurang namun
volume butir tidak berubah. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
menggilas atau menumbuk.
Maksud pemadatan yaitu :
 Memperbaiki kuat geser tanah yaitu menaikan φ dan C
(memperkuat tanah ).
 Mengurangi kompresibilitas yaitu mengurangi penurunan oleh
beban
 Mengurangi permeabilitas yaitu mengurangi nilai K
 Mengurangi perubahan volume akibat perubahan kadar air.
 Mengurangi sifat kembang susut tanah ( lempung ).
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemadatan
yaitu :
 Pemilihan bahan timbunan yang sesuai
 Cara pemadatan yang sesuai
 Pemilihan mesin pemadatan
 Jumlah lintasan
2.2 Agregat
2.2.1 sifat agregat

Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentuan


kemampuan perkerasan jalan memikul beban lalu lintas dan daya
tahan terhadap cuaca.sifat agregat menentukan kualitasnya sebagai
material perkerasan jalan adalah : gradasi,kebersihan,ketahan
agregat,bentuk butir,tekstur permukaan,porositas,kemampuan
untuk menyerap air,berat jenis dan daya lekatan terhadap aspal.

Sifat agregat tersebut sangant di pengaruhi oleh jenis


batuanya.karakteristik bagian luar agregat, terutama bentuk partikel
dan tekstur permukaan memegang peranan penting terhadap sifat
beton segar dan yang sudah mengeras.

Menurut BS 812 : part 1 1975, bentuk partikel agregat


dapat dibedakan atas :

- Rounded
- Falky
- Elongated
- Irregular
- Angular
- Flaky dan elongated
Jenis Agregat Menurut Asal Kejadiannya

 Batuan Beku (igneous rock)

 Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku.


Dibedakan atas batuan beku luar (extrusive igneous rock) dan
batuan beku dalam (intrusive igneous rock).

 Batuan Sedimen

 Berasal dari campuran partikel mineral, sisa hewan dan tanaman.


Pada umumnya merupakan lapisan-lapisan pada kulit bumi, hasil
endapan di danau, laut dan sebagainya.

 Batuan Metamorfik

 Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami


proses perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan dan
temperatur dari kulit bumi.

Pembagian Agregat Berdasarkan Ukuran Butiran Menurut The Asphalt Institut,


(1993), dalam Manual Series No. 2 (MS-2), :

 Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari
saringan No. 8 (2,36 mm)

 Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari
saringan No.8 (2,36 mm).

 Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum
75% lolos saringan no. 30 (0,06 mm)
2.2.2 klasifikasi agregat
Berdasarkan ASTM C-33, agregat dibagi atas dua kelompok, yaitu:
1. agregat kasar
batas bawah pada ukuran 4,75 mm atau ukuran saringan no. 4 (ASTM)
2. agregat halus
batas bawah ukuran pasir 0,075 mm (no.200) batas atas ukuran pasir
4,75 mm ( no.4 ).

Pembagian Agregat Berdasarkan Ukuran Butiran Menurut Sedangkan Bina


Marga, (2002),

 Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari
saringan No. 4 (4,75 mm)

 Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari
saringan No.4 (4,75 mm).

 Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum
75% lolos saringan no. 200 (0,075 mm)

Persyaratan agregat kasar

Pengujian Standar Nilai

Kekekalan bentuk agregat


SNI 03-3407- Maks
terhadap larutan natrium dan
1994 12 %
magnesium

Abrasi dengan mesin Los SNI 03-2417- Maks


Angeles 1991 40 %

Kelekatan agregat terhadap SNI 03-2439- Min


aspal 1991 95 %

Angularitas (kedalaman dari


DoT’s 95/90
permukaan < 10 cm )
Pennsylvania
Test Method,
Angularitas (kedalaman dari
PTM No. 621 80/75
permukaan ≥ 10 cm )

Partikel pipih Maks


ASTM D-4791
25 %

Partikel lonjong Maks


ASTM D-4791
10 %

Material lolos saringan no. 200 SNI 03-4142- Maks


1996 1%

Aggregate Impact Value (AIV) BS 812:part Maks


3:1975 30%

Berat Jenis dan Penyerapan SNI 03-1969- Maks


1990 3%

Persyaratan agregat halus

Pengujian Standar Nilai

Material mengandung bahan SNI 03- Maks


plastis dengan cara setara pasir 4428-1997 8%

Berat jenis agregat halus Maks


2,5%
SNI 03-
1970-1990
Penyerapan Maks
3%

Material lolos saringan No.200 SNI 03- Maks


4428-1997 8%

Persyaratan bahan pengisi (filler)

Pengujian Standar Nilai

Lolos saringan N0.200 Min


75%
SNI 03 M-
02-1994-03
Bebas dari bahan organik Maks
4%

Gradasi Agregat

Gradasi agregat adalah susunan dari beberapa ukuran butiran agregat yang
membentuk suatu campuran agregat yang terdiri dari beberapa fraksi
agregat
Jenis Gradasi

1. Gradasi Baik

Gradasi baik, adalah campuran agregat dengan ukuran butiran


yang terdistribusi merata dalam rentang ukuran butiran.
Agregat bergradasi baik disebut juga dengan agergat bergradasi rapat.
Agregat bergardasi baik dapat dikelompokkan menjadi :

Agregat bergradasi kasar, adalah agregat bergradasi baik yang didominasi


oleh agregat ukuran butiran kasar

Agregat bergradasi halus, adalah agregat bergradasi baik yang dinominasi


oleh agregat ukuran butiran halus.

2. Gradasi Buruk
Gradasi Buruk, adalah distrubusi ukuran agregat yang tidak memenuhi
persyaratan agregat bergradasi baik.
Agregat bergradasi buruk dapat dikelompokkan menjadi;
a. Gradasi Seragam, adalah campuran agregat yang tersusun dari
agregat dengan ukuran butirannya sama atau hampir sama.
b. Gradasi Terbuka, adalah campuran agregat dengan distribusi
ukuran butiran sedemikian rupa sehingga pori-pori antar
agregat tidak terisi dengan baik.
c. Gradasi Senjang, adalah campuran agregat yang ukuran
butirannya terdistribusi tidak menerus, atau ada bagian yang
hilang.
100
90

Persen Lolos Saringan (%)


80
70 Atas
60
50
40
30
20
10
0
0.01

0.1

10

100
Ukuran saringan (mm)

Saringan menerus

Anda mungkin juga menyukai