Anda di halaman 1dari 32

Bagus Wicaksana - 3311100038

8
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Instalasi Plambing
3.1.1 Definisi dan Fungsi Peralatan Plambing
Alat plambing adalah semua peralatan yang dipasang di dalam maupun di luar
gedung untuk menyediakan air panas atau air dingin, dan untuk menyalurkan air
buangan (Noerbambang dan Morimura, 2000). Peralatan plambing ini dipasang di
dalam maupun di luar gedung, untuk menyediakan air panas atau air dingin dan juga
untuk mengalirkan atau mengeluarkan air buangan.
Sedangkan menurut Demske (1975), sistem plambing terdiri dari tiga bagian
yaitu penyediaan air atau suplai (dimana sumber air berasal), perlengkapan pipa atau
fixtures (dimana air digunakan), serta saluran penyaluran air buangan dan ven atau
drain-waste-ven (dimana panyaluran air setelah digunakan). Sistem penyediaan air
bersih harus memenuhi segi kuantitas yaitu jumlah air bersih harus mencukupi
kebutuhan, kualitas yaitu air harus benar-benar bersih dan aman untuk digunakan,
serta segi kontinyuitas yaitu air bersih tersebut harus dapat digunakan secara terus-
menerus. Selain itu air bersih yang disediakan juga mempunyai temperatur yang
sesuai kebutuhan yaitu tersedia dalam air dingin dan juga panas. Perlengkapan
penyediaan air bersih ditempatkan pada tempat dimana air tersebut dibutuhkan.
Seperti pipa penyediaan air bersih, pipa pembuangan juga harus diatur sedemikian
rupa dengan rute yang berbeda dengan pipa penyediaan air bersih.
Istilah tentang plambing tidak hanya menyangkut tentang pipa saja tetapi juga
menyangkut fitting, flanges, valve dan semua alat yang menjadi bagian dari
keseluruhan sistem perpipaan. Bahan untuk pipa dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu logam dan non logam. Pipa logam dibagi menjadi dua yaitu yang mengandung
besi (ferrous), contohnya baja karbon, stainless steel, chrome steel, cast iron; dan
yang tidak mengandung besi (non ferrous), contohnya yang mengandung aluminium.
Pipa non logam antara lain yang berasal dari gelas, keramik dan plastik.






Bagus Wicaksana - 3311100038
9
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Bahan yang digunakan sebagai alat plambing akan mempengaruhi optimalisasi
fungsi dari alat tersebut, oleh karena itu menurut Noerbambang dan Morimura
(2000), bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Tidak menyerap air
- Mudah untuk dibersihkan
- Tidak berkarat dan tidak mudah aus
- Relatif mudah untuk dibuat
- Mudah untuk dipasang
Fungsi dari peralatan plambing adalah:
- Sistem Penyediaan air bersih, menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang
dikehendaki dengan kualitas, kuantitas, dan tekanan yang cukup.
- Penyaluran air buangan, membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu
tanpa mencemari sistem yang lain serta mencegah masuknya udara tidak sedap
dan air kotor ke dalam ruangan.
- Penyediaan air untuk pemadam kebakaran, menyediakan air dengan kuantitas
yang cukup dan mudah operasinya apabila terjadi kebakaran.
- Penyediaan air panas, menyediakan air panas yang cukup dan tidak
mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

3.1.2 Fungsi Peralatan Plambing
Fungsi dari peralatan plambing antara lain :
- Untuk menyediaklan air bersih ke tempat-tempat yang diinginkan dengan
cukup.
- Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa memberikan
pencemaran
bagi bagian penting lainnya.
Fungsi pertama dilaksanakan oleh sistem penyediaan air bersih, dan yang kedua
oleh sistem pembuangan. Dahulu, tujuan utama dari sistem penyediaan air adalah
untuk menyediakan air yang cukup berlebihan. Tetapi pada masa ini, ada pembatasan
dalam jumlah air yang dapat diperoleh karena pertimbangan penghematan energi dan






Bagus Wicaksana - 3311100038
10
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
adanya keterbatasan sumber air (Noerbambang, 2005). Apalagi saat ini tidak
diperbolehkan untuk membuang air buangan baik oleh limbah domestik maupun
limbah industri langsung ke dalam saluran pembuangan atau ke dalam badan air. Hal
itu terjadi karena untuk melindungi lingkungan sekitar dari berbagai pencemaran
lingkungan yang dapat berdampak negatif bagi manusia, misalnya menimbulkan
penyakit ,bau yang mengganggu indra penciuman dan lain sebagainya.
Dalam perencanaan dan pemasangan instalasi plumbing ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah :
1. Konsep denah alat plumbing
Konsep denah alat plambing selain mempertimbangkan pemakaian energi secara
keseluruhan yang perlu dijadikan dasar peletakan alat plumbing adalah segi
arsitektural bangunan atau dapat disebut sebagai aspek estetika tata ruang
bangunan.
2. Perlindungan konstruksi gedung
Perlindungan konstruksi gedung dilakukan karena adanya pembebanan akibat
pemasangan pipa dan perlengkapannya. Untuk keperluan tersebut pipa tidak
boleh langsung dipasang menembus bagian konstruksi, seperti pondasi, balok atau
dinding, karena itu harus dibuat suatu selubung (sleeve) yang terpasang pada
tempat dimana pipa menembus.
3. Perlindungan pipa dari kerusakan
Perlindungan pipa dari kerusakan, penting diperhatikan karena dapat
mempengaruhi kualitas air yang didistribusikan. Beberapa kerusakan yang dapat
terjadi adalah korositas, yang menyebabkan perkaratan, biasanya terjadi pada
pipa besi. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian lapisan aspal atau cat untuk
menahan karat.
4. Perancangan sistem plumbing yang baik
Perancangan sistem plambing yang baik adalah dengan memperhatikan
pemasangan katup untuk pengeluaran udara, sehingga tidak menimbulkan
penyumbatan. Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuat
agak miring ke atas (searah aliran), sedang pada sistem pengaliran ke bawah
sekitar 1/300. Perpipaan yang tidak merata, misalnya melengkung, hendaknya






Bagus Wicaksana - 3311100038
11
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
dipasang katup pelepas udara. Selain itu juga harus dihindarkan membaliknya
arah aliran.
5. Perencanaan sistem pembuangan
Perencanaan sistem pembuangan untuk mencegah tersumbatnya pipa dan
kerusakan pipa akibat turbulensi aliran, maka kemiringan pipa dibuat sama atau
lebih dari diameter pipa. Kecepatan paling baik adalah dalam range 0,6 - 1,2
m/detik.

3.1.3 Jenis Alat Plambing
Peralatan Plambing dapat dibedakan berdasarkan fungsinya menjadi
- Peralatan Plambing dalam artian khusus :
a. Peralatan untuk penyediaan air bersih/air minum
b. Peralatan untuk penyediaan air panas
c. Peralatan untuk pembuangan dan ven
d. Peralatan saniter (plumbing fixtures)
- Peralatan Plambing dalam artian yang lebih luas :
a Peralatan untuk pemadam kebakaran
b Peralatan untuk mengelola air kotor
c Peralatan penyediaan gas
d Peralatan dapur
e Peralatan untuk mencuci (laundry)
f Peralatan pengelola sampah
g Berbagai instalasi yang lainnya
Hal tersebut terakhir meliputi instalasi pipa untuk menyediakan zat asam, zat
lemas, udara kempa, air murni, air steril, dan juga perpipaan vakum (untuk
menyedot). Dan ada juga yang menyebutkan bahwa alat plumbing meliputi peralatan
Plambing dalam artian khusus ditambah dengan peralatan-peralatan untuk pemadam
kebakaran, pengolahan air kotor dan penyediaan gas.
3.1.4 Peralatan Saniter






Bagus Wicaksana - 3311100038
12
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Peralatan saniter seperti kloset, peturasan, dan bak cuci tangan umumnya
dibuat dari bahan porselen atau keramik. Bahan ini cukup populer karena biaya
dalam hal pembuatanya cukup murah, dan ditinjau dari segi sanitasi sangat baik.
Beberapa jenis peralatan saniter antara lain :
1. Kloset
Menurut Noerbambang (2000), dapat dibagi beberapa golongan menurut
kontruksinya :
a. Tipe Wash-Out
Tipe ini adalah yang paling tua dari jenis kloset duduk. Tipe ini sekarang
dilarang di Indonesia karena kontruksinya berdampak pada timbulnya bau
yang tidak sedap akibat penggelontoran yang tidak sempurna.
b. Tipe Wash-Down
Tipe ini lebih baik daripada wash-out, bau yang timbul akibat sisa kotoran
lebih sedikit jika dibandingkan dengan tipe wash-out.
c. Tipe Siphon
Tipe ini mempunyai kontruksi jalannya air buangan yang lebih rumit
dibandingkan dengan tipe wash-down, untuk sedikit menunda aliran air
buangan tersebut sehingga timbul efek siphon. Bau yang dihasilkan lebih
berkurang lagi pada tipe ini.
d. Tipe Siphon-jet
Tipe ini dibuat agar menimbulkan efek siphon yang lebih kuat, dengan
memancarkan air dalam sekat melalui suatu lubang kecil searah aliran air
buangan. Tipe siphon-jet ini menggunakan air penggelontor lebih banyak.
e. Tipe Blow-Out
Tipe ini sebenarnya dirancang untuk menggelontor air kotor dengan cepat,
tapi akibatnya membutuhkan air dengan tekanan sampai 1 kg/cm
2
, dan
menimbulkan suara berbisik.
2. Peturasan (Urinoar)






Bagus Wicaksana - 3311100038
13
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Ditinjau dari kontruksinya, peturasan dapat dibagi seperti kloset, di mana yang
paling banyak digunakan adalah tipe wash-down. Untuk tempat-tempat umum,
sering dipasang peturasan berbentuk mirip talang terbuat dari porselen, plastik,
atau baja tahan karat, dan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Dalamnya talang 15 cm atau lebih.
b. Pipa pembuangan ukuran 40 mm atau lebih dan dilengkapi dengan saringan.
c. Pipa penggelontor harus diberi lubang-lubang untuk menyiram bidang
belakang talang dengan lapisan air.
d. Laju aliran air penggelontor dapat ditentukan dengan menganggap setiap 45
cm panjang talang ekivalen dengan satu peturasan biasa.
3. Lavatory
Lavatory merupakan suatu tempat atau wadah yang digunakan untuk mencuci
tangan dan biasanya sering kita sebut sebagai westafel.

3.1.5 Fitting Saniter
Beberapa jenis fitting saniter antara lain :
1. Keran air, ada beberapa macam yaitu :
a. Keran air yang dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.
b. Keran air yang dapat dibuka tetapi akan menutup sendiri, misalnya untuk cuci
tangan.
c. Keran air yang laju alirannya diatur oleh ketinggian muka air, yaitu keran
atau katup pelampung.
2. Katup gelontor dan tangki gelontor
a. Katup gelontor berfungsi mengatur aliran air penggelontor, untuk kloset dan
peturasan.
b. Tangki gelontor, dibuat dari plastik, ada yang otomatis dan ada juga yang
harus dijalankan oleh orang.

3.1.6 Prinsip Dasar Instalasi Plambing






Bagus Wicaksana - 3311100038
14
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Dalam perencanaan dan pemasangan alat plambing ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan. Hal-hali ini tidak dapat diabaikan keberadaannya, karena mampu
engurangi (menurunkan) kemanfaatannya dari sistem dan dapat mengganggu
konstruksi gedung. Prinsip-Prinsip itu adalah :
- Konsep denah alat plambing
Konsep denah alat plambing selain mempertimbangkan pemakaian energi
secara keseluruhan yang perlu dijadikan dasar peletakan alat plambing adalah segi
arsitektual bangunan atau dapat disebut sebagai aspek estetika tata ruang bangunan.
- Perlindungan konstruksi gedung
Perlindungan konstruksi gedung dilakukan karena adanya pembebanan akibat
pemasangan pipa dan perlengkapannya. Untuk keperluan tersebut pipa tidak boleh
langsung dipasang menembus bagian konstruksi sepertoi pondasi, balok, atau
dinding. Oleh karena itu dibuatlah selubung (sleeve) yang terpasang pada tempat
dimana pipa menembus.
- Perlindungan pipa dari kerusakan
Perlindungan pipa dari kerusakan penting diperhatikan karena dapat
mempengaruhi kualitas air yang didistribusikan. Beberapa kerusakan yang dapat
terjadi adalah korositas, yang menyebabkan perkaratan biasaanya terjadi pada pipa
besi. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian lapiasan aspal atau cat untuk menahan
karat.
- Perencanaan sistem plambing yang baik
Perencanaan sistem plambing yang baik adalah memperhatikan pemasangan
katup untuk pengeluaran udara sehingga tidak menimbulakan penyumbatan.
Perlakuan pemasangan pipa baik yang lurus dan pipa yang melengkung haruslah
berbeda. Misalnya, pada pipa yang mendatar keatas dibuat agak miring (searah
aliran).
- Perencanaan sistem pembuangan






Bagus Wicaksana - 3311100038
15
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Perencanaan sistem pembuangan untuk mencegah pipa dari tersumbatnya dan
kerusakan pipa akibat turbulensi aliran, maka kemiringan pipa dibuat sama atau lebih
dari diameter pipa.
Sistem penyediaan air bersih meliputi berbagai peralatan seperti tangki air
bawah tanah (ground reservoar), tangki atas atap (roof tank), pompa, perpipaan dan
aksesoris lainnya. Dengan peralatan-peralatan seperti ini yang dirancang dan
dipasang dengan baik diharapkan aliran air baik untuk air bersih maupun air buangan
dapat dialirkan tanpa hambatan.

3.1.7 Kualitas Alat Plambing
Bahan yang digunakan sebagai alat plambing harus memenuhi syarat-syarat
berikut :
- Tidak menyerap air (atau, sedikit sekali)
- Mudah dibersihkan
- Tidak berkarat dan tidak mudah aus
- Relatif mudah dibuat
- Mudah dipasang
Bahan yang sering digunakan adalah porselen, besi atau baja yang dilapisi
email, berbagai jenis plastik dan baja tahan karat. Untuk bagian alat plumbing yang
tidak atau jarang kena air, ada juga yang menggunakan kayu sebagai bahannya. Alat
Plambing yang tergolong mahal dan mewah menggunakan marmer berkualitas
tinggi. Sedangkan bahan lain yang saat ini mulai banyak digunakan terutama untuk
membuat bak mandi (bathtub) adalah FRP atau resin poliester yasng diperkuat
dengan anyaman serat gelas.

3.1.8 Jenis Pipa
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistem perpipaan selain pemasangan
pipa, juga jenis dan macam pipa yang digunakan. Serta untuk sistem perpipaan air
bersih, jenis pipa yang sering digunakan antara lain :
1. Cast Iron pipe






Bagus Wicaksana - 3311100038
16
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Pipa ini terbuat dari bahan grew cost iron yang merupakan logam kuat dan
juga tahan terhadap erosi.
2. Galvanized Steed Pipe
Pipa ini terbuat dari bahan mild karbon baik berupa welded pipe maupun
stainless pipe.
3. PVC (Poly Vinil Clorida)
Bahan ini berasal dari salah satu bahan plastik (sintetik resin) yang diolah
secara polimerisasi.

3.2 Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih
3.2.1 Kualitas Air dan Pencegahan Pencemaran Air
Sistem penyediaan air bersih adalah suatu sistem yang dirancang dan dipasang
untuk menyalurkan air bersih dalam suatu gedung untuk mendukung kelangsungan
aktivitasnya. Penyediaan air bersih dengan kualitas yang tetap baik merupakan
prioritas yang utama.
Pencegahan pencemaran lebih ditekankan pada sistem penyediaan air bersih,
yang merupakan faktor terpenting ditinjau dari segi kesehatan. Beberapa langkah
pencegahan pencemaran yang dapat dilakukan :
1. Larangan hubungan pintas
Hubungan pintas (cross connection) adalah hubungan fisik antara dua sistem pipa
yang berbeda, sistem pipa untuk air bersih dan sistem pipa lain yang berisi air
yang diragukan kualitasnya, dimana air akan mengalir dari satu sistem lainnya.
2. Pencegahan Aliran Balik
Aliran balik (back flow) adalah aliran air atau cairan lain, zat atau campuran ke
dalam sistem perpipaan air bersih, yang berasal dari sumber lain. Aliran balik
berkaitan dengan hubungan pintas dan ini disebabkan oleh terjadinya aliran masuk
dalam pipa air bersih dari air bekas, air tercemar, dari peralatan saniter atau
tangki, disebabkan oleh timbulnya tekanan negatif dalam pipa.
3. Pencegahan pukulan air
Bila aliran air dalam pipa dihentikan secara mendadak oleh katup, tekanan air
pada sisi atas (up stream) akan meningkat dengan tajam, dan menimbulkan






Bagus Wicaksana - 3311100038
17
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
tekanan yang merambat dengan kecepatan tertentu dan kemudian dapat
dipantulkan kembali ketempat semula. Gejala ini menyebabkan kenaikan tekanan
yang tajam sehingga menyerupai suatu pukulan yang disebut gejala pukulan air
(water hammer).

3.2.2 Penentuan Kebutuhan Air Bersih
Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya kebutuhan air
yang diperlukan, yaitu :
1. Berdasarkan jumlah pemakai
Metode ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari setiap
penghuni, dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan demikian pemakaian air sehari
dapat diperkirakan, walaupun jenis maupun alat plumbing belum ditentukan.
Metoda ini praktis untuk tahap perencanaan atau juga perancangan.
Apabila jumlah penghuni diketahui, untuk suatu bangunan gedung maka
angka tersebut dipakai untuk menghitung pemakaian air rata-rata sehari
berdasarkan standar pemakaian air per orang per hari untuk penggunaan gedung
tersebut. Tetapi kalau jumlah penghuni tidak dapat diketahui, biasanya ditaksir
berdasarkan luas lantai dan menetapkan kepadatan hunian perluas lantai. Luas
lantai gedung yang dimaksudkan adalah luas lantai efektif, yang besarnya
bervariasi berdasarkan jenis gedung. Luas lantai efekif dan pemakaian air rata-rata
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1. Pemakaian air rata-rata per orang setiap hari
No Jenis gedung
Pemakaian
rata-rata sehari
(liter)
Jangka waktu
pemakaian air rata-
rata sehari (jam)
Perbandingan
luas lantai
efektif/total (%)
Keterangan
1.
2.
3.


4.
5.


Perumahan mewah
Rumah biasa
Apartemen


Asrama
Rumah sakit


250
160-250
200-250


120
Mewah >1000
Menengah 500-
1000
8-10
8-10
8-10


8
8-10


42-45
50-53
45-50



45-48


Setiap penghuni
Setiap penghuni
Mewah : 250 liter
Menengah : 180 liter
Bujangan : 120 liter
Bujangan
(Setiap tempat tidur
pasien)
Pasien luar : 8 liter






Bagus Wicaksana - 3311100038
18
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI



6.
7.
8.

9.
10
11.



12.


13.

14.

15.





16.






17.
18.



19.





Sekolah dasar
SLTP
SLTA dan lebih
tinggi
Rumah-toko
Gedung kantor
Toserba (Toko
serba ada,
department store)

Pabrik/industri


Stasiun/terminal

Restoran

Restoran umum





Gedung pertunjukan





Gedung bioskop
Toko pengecer



Hotel/penginapan


Gedung peribadatan
Umum 350-500


40
50
80

100-200
100
3



Buruh pria : 60
Wanita : 100

3

30

15





30






10
40



250-300





5
6
6

8
8
7



8


15

5

7





5






3
6



10





58-60
58-60


60-70
55-60

















53-55
Staf/pegawai : 120 liter
Keluarga pasien : 160
liter
Guru : 100 liter
Guru : 100 liter
Guru/dosen : 100 liter

Penghuninya :160 liter
Setiap pegawai
Pemakaian air hanya
untuk kakus, belum
termasuk untuk bagian
restorannya
Per orang, setiap
giliran (kalau kerja
lebih dari 8 jam sehari)
Setiap penumpang
(yang tiba maupun
berangkat)
Untuk penghuni : 160
liter
Untuk penghuni : 160
liter; Pelayan : 100
liter; 70% dari jumlah
tamu perlu 15
liter/orang untuk
kakus, cuci tangan dsb
Kalau digunakan siang
dan malam, pemakaian
air dihitung per
penonton.
Jam pemakaian air
dalam tabel adalah
untuk satu kali
pertunjukan
-idem-
Pedagang besar : 30
liter/ tamu, 150
liter/staf atau 5 liter per
hari tiap m2 luas lantai
Untuk setiap tamu,






Bagus Wicaksana - 3311100038
19
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
20.

21.

22.
23.
24.
25.

26.

Perpustakaan

Bar
Perkumpulan sosial
Kelab malam
Gedung
perkumpulan
Laboratorium
10

25

30
30
120-350
150-200
100-200
2

6

6




8
untuk staf : 120-150
liter; penginapan : 200
liter
Didasarkan jumlah
jamaah per hari
Untuk setiap pembaca
yang tinggal
Setiap tamu
Setiap tamu
Setiap tempat duduk
Setiap tamu

Setiap staf
Sumber : Noerbambang, 2000.

Angka pemakaian air yang diperoleh dengan metoda ini biasanya digunakan
untuk menetapkan volume tangki bawah, tangki atap, pompa, dsb. Sedangkan
ukuran pipa yang diperoleh dengan metode ini hanyalah pipa penyediaan air
bukan untuk menentukan ukuran pipa-pipa dalam seluruh jaringan.
Pemakaian air rata-rata dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :

- Pemakaian air dalam satu hari (Q
1
) adalah :

(3.1)

- Diperkirakan tambahan pemakaian air untuk menyiram tanaman, mengatasi
kebocoran, untuk mesin pendingin, dan lain-lain sehingga untuk pemakaian air
rata-rata perhari (Qd) :

( )

(3.2)

Rumus-rumus yang digunakan selanjutnya adalah:
- Pemakaian air rata-rata






Bagus Wicaksana - 3311100038
20
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI

(3.3)

Dimana:
Qh = Pemakaian air rata-rata (m
3
/jam)
Qd = Pemakaian air rata-rata sehari (m
3
/hari)
t = Jangka waktu pemakaian air dalam 1 hari (jam)

- Pemakaian air pada jam puncak

(3.4)

Dimana:
Qh-maks = Pemakaian air pada jam puncak (m
3
/jam)
C
1
= Konstanta berkisar antara 1,5 2,0

- Pemakaian air pada hari puncak

(3.5)

Dimana:
Qd-maks = Pemakaian air pada jam puncak (m
3
/jam)
C
2
= Konstanta berkisar antara 1,5 2,0

- Pemakaian air pada menit puncak

(3.6)

Dimana:
Qm-maks = Pemakaian air pada menit puncak (m
3
/jam)
C
3
= Konstanta berkisar antara 3,0 4,0






Bagus Wicaksana - 3311100038
21
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI

Tabel 3.2. Unit alat plambing untuk penyediaan air dingin.
1)

Jenis alat plambing
2)

Jenis penyediaan air


Unit alat plambing
3)

Keterangan
Untuk
pribadi
4)
Untuk
umum
5)

Kloset
Kloset
Peturasan, dengan tiang
Peturasan terbuka (urinal stall)
Peturasan terbuka (urinal stall)
Bak cuci (kecil)
Bak cuci tangan
Bak cuci tangan, untuk kamar operasi
Bak mandi rendam (bath tub)

Pancuran mandi (shower)

Pancuran mandi tunggal

Satuan kamar mandi dengan bak mandi
rendam
Satuan kamar mandi dengan bak mandi
rendam
Bak cuci bersama
Bak cuci pel
Bak cuci dapur
Bak cuci piring
Bak cuci pakaian (satu sampai tiga)
Pancuran minum
Pemanas air

Katup gelontor
Tangki gelontor
Katup gelontor
Katup gelontor
Tangki gelontor
Keran
Keran
Keran
Keran pencampur air
dingin dan panas
Keran pencampur air
dingin dan panas
Keran pencampur air
dingin dan panas
Kloset dengan katup
gelontor
Kloset dengan tangki
gelontor
(untuk tiap keran)
Keran
Keran
Keran
Keran
Keran air minum
Katup bola


6
3
-
-
-
0,5
1
-
2

2

2

8

6

-
3
2
-
3
-
-

10
5
10
5
3
1
2
3
4

4

-

-

-

2
4
4
5
-
2
2



















Gedung kantor, dsb
Untuk umum : hotel
atau restoran, dsb
Sumber : Noerbambang , 2000.
Catatan :
1)
Alat plambing yang airnya mengalir secara kontinyu harus dihitung secara terpisah, dan ditambahkan
pada jumlah unit alat plambing.
2)
Alat plambing yang tidak ada di daftar dapat diperkirakan, dengan membandingkan dengan alat
plambing yang mirip/terdekat.
3)
Nilai unit alat plambing dalam tabel ini adalah keseluruhan. Kalau digunakan air dingin dan air panas,
unit alat plambing maksimum masing-masing untuk air dingin dan air panas diambil tigaperempatnya.
4)
Alat plambing untuk keperluan pribadi dimaksudkan pada rumah pribadi atau apartment, dimana
pemakaiannya tidak terlalu sering.






Bagus Wicaksana - 3311100038
22
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
5)
Alat plambing untuk keperluan umum dimaksudkan yang dipasang dalam gedung kantor, sekolah,
pabrik, dsb, dimana pemakaiannya cukup sering.

3.2.4 Penentuan Dimensi Pipa Air Bersih
Ukuran pipa untuk air bersih ditentukan berdasarkan laju aliran puncak.
Disamping itu, ada tambahan pertimbangan-pertimbangan lain yaitu didasarkan pada
pengalaman perancang atau kontraktor pelaksana. Misalnya, menurut perhitungan
diperoleh ukuran pipa yang makin kecil untuk setiap cabang. Tapi karena dalam
pelaksanaanya akan menimbulkan kesulitan dan setiap kali memasang reducer, maka
biasanya ukuran pipa dibuat sama setelah mencapai diameter terkecil yang
diinginkan.
Dengan demikian pada beberapa bagian dari sistem pipa tersebut akan
diperoleh diameter yang lebih besar daripada yang ditentukan berdasarkan
perhitungan. Hal ini terutama apabila makin besar kemungkinan penggunaan
serentak dari peralatan plumbing tersebut.
Dalam menentukan ukuran pipa perlu dipertimbangkan batas kerugian gesek
atau gradien hidraulik yang diizinkan, demikian juga batas kecepatan tertinggi. Ada
tiga metode penentuan dimensi pipa air bersih dapat digunakan, yaitu metode
hydraulik, metode kerugian gesek dan metode ekilaven namun yang digunakan
dalam laporan ini adalah perhitungan hydraulik :

1. Metode Sistem Hitungan Hydraulik
Metode ini didasarkan atas debit air yang mengalir pada peralatan saniter.
Langkah penentuan dimensi pipa air bersih :
a. Menentukan jumlah alat plambing yang digunakan.
b. Menentukan besarnya nilai fixture unit, berdasarkan tabel 3.2
c. Menentukan besarnya debit yang digunakan.
d. Menentukan dimensi pipa air bersih
Untuk Mengetahui debitnya dapat menggunakan nilai fixture unit yang
kemudian dikonversikan ke GPM dengan menggunakan gambar 3.1







Bagus Wicaksana - 3311100038
23
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
3.2.5 Kapasitas Roof Tank
Roof tank digunakan untuk menampung kebutuhan puncak, dan biasanya
disediakan dengan kapasitas cukup untuk jangka waktu kebutuhan puncak tersebut
yaitu sekitar 30 menit. Dalam keadaan tertentu, kebutuhan puncak dimulai pada saat
muka air terendah dalam tangki atas dapat terjadi oleh karena itu perlu
diperhitungkan jumlah air yang dapat dimasukkan dalam waktu 10 sampai 15 menit
oleh pompa angkat (yang memompakan air dari tangki bawah ke tangki atas).
Kapasitas efektif tangki atas dinyatakan dengan rumus:

[(

] (

) (3.7)

Dimana:
V
E
= Kapasitas efektif tangki atas (L)
Qp = Kebutuhan puncak (L/menit)
Qm
max
= Kebutuhan jam puncak (L/menit)
Qpu = Kapasitas pompa pengisi (L/menit)
Tp = Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)
Tpu = Jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)

Pada umumnya, kapasitas pompa pengisi diusahakan sebesar:

(3.8)
dan
air yang diambil dari tangki atas melalui pipa pembagi utama dianggap sebesar
Qp.Semakin dekat Qpu dengan Qp, maka semakin kecil ukuran tangki atas. Dari
rumus di ata dapat dilihat bahwa bila Qpu = Qp, maka volume tangki adalah:

(3.9)
Ini adalah kapasitas tangki minimum yang masing-masing cukup untuk
melayani kebutuhan puncak. Jadi ukuran tangki atas tidak boleh ditentukan
sendiri tanpa memperhatikan kapasitas pompa pengisian, demikian pula






Bagus Wicaksana - 3311100038
24
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
sebaliknya. Hal ini penting untuk diperhatikan pada saat merancang suatu
gedung.

3.2.6 Kapasitas Ground Reservoir
Ground reservoir (tangki bawah tanah) ini berfungsi menampung air bersih
untuk kebutuhan sehari-hari dan air untuk keperluan sistem pemadam
kebakaran. Rumus yang dapat digunakan untuk menentukan kapasitas ground
reservoir(tangki bawah tanah) adalah sebagai berikut:

(3.10)

Dimana:
V
R
= Volume tangki air bawah (m
3
)
Qd = Jumlah kebutuhan air perhari (m
3
/hari)
Qs = Kapasitas pipa dinas (m
3
/jam)
t = Rata-rata pemakaian perhari (jam/hari)
Vf = Cadangan air untuk pemadam kebakaran (m
3
)

Adapun cara lain untuk menghitung ground reservoir, yaitu dengan cara
berdasarkan jam efektif pemakaian. Rumus awal yang digunakan adalah rumus
untuk mencari volume total reservoir. Jadi, dalam hal ini volume total reservoir
adalah total volume kumulatif dari ground reservoir dan elevated reservoir (roof
tank). Volume roof tank (V
RT
) sudah dihitung sebelumnya maka dapat diketahui
volum ground reservoir (V
GR
) dengan rumus :

V
R
= ( 24 t ) x Qd
24 jam (3.11)
3.3 Perencanaan Sistem Plambing Air Buangan
3.3.1 Jenis Air Bungan
Air buangan dalam sistem plambing dibagi dalam 4 golongan, yaitu:
- Air kotoran






Bagus Wicaksana - 3311100038
25
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, dan air buangan yang
mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat plambing lainnya.
- Air bekas
Air buangan yang berasal dari alat plumbing lain seperti bak mandi, bak
cuci tangan, bak dapur, dan sebagainya.
- Air hujan
Air buangan yang berasal dari air hujan dari atap bangunan dan halaman.
- Air buangan khusus
3.3.3 Bagian Sistem Pembuangan
1. Pipa pembuangan air alat plambing
Pipa pembuangan yang menghubungkan perangkap alat plambing dengan
pipa buangan lainnya ukuran pipa sama atau lebih besar dari ukuran
lubang keluar perangkap alat plambing. Jarak tegak dari ambang
perangkap sampai pipa pembuangan di bawahnya maksimal 60 cm.
2. Pipa cabang mendatar.
Pipa pembuangan mendatar yang menghubungkan pipa buangan alat
plambing dengan pipa tegak air buangan.
3. Pipa tegak air buangan
Pipa untuk mengalirkan air buangan dari cabang-cabang mendatar.
4. Pipa atau saluran pembuangan gedung
Pipa pembuangan dalam gedung yang mengumpulkan air bekas, air kotor
atau air hujan dari pipa-pipa tegak air buangan.
5. Riol gedung
Pipa di halaman gedung yang menghubungkan pipa pembuangan gedung
dengan riol umum.

3.3.4 Penentuan Dimensi Pipa Pembuangan
Ukuran pipa pembuangan didasarkan pada besarnya unit alat plumbing dari alat-
alat plumbing yang dilayani. Selain itu, perlu diperhatikan hal-hal lain antara lain
sebagai berikut :
1. Ukuran minimum pipa cabang mendatar






Bagus Wicaksana - 3311100038
26
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Ukuran sekurang-kurangnya sama dengan diameter terbesar dari
perangkap alat plumbing.
2. Ukuran minimum pipa tegak
Ukuran sekurang-kurangnya sama dengan diameter terbesar pipa cabang
mendatar yang disambung ke pipa tegak. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel di akhir subbab ini, yang disertai dengan beban UAP
pada pipa air buangan untuk masing alat plumbing.
3. Pengecilan ukuran pipa
Pipa tegak maupun pipa cabang mandatar tidak boleh diperkecil
diameternya dalam arah aliran air buangan.
4. Pipa bawah tanah
Pipa air buangan yang ditanam dalam tanah atau dibawah lantai harus
mempunyai ukuran sekurang-kurangnya 50 mm.
5. Interval cabang
Adalah jarak pada pipa tegak antara dua titik, dimana pipa cabang
mendatar disambung pada pipa tegak tersebut. Jarak ini sekurang-kurangnya
2,5 m.







Bagus Wicaksana - 3311100038
27
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Tabel 3.3. Diameter minimum, perangkap dan pipa buangan alat plambing.

Sumber : Noerbambang, 2000.





















Bagus Wicaksana - 3311100038
28
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Tabel 3.4. Unit alat plambing sebagai beban, setiap alat atau kelompok.











Sumber :
Noerbambang, 2000.











Bagus Wicaksana - 3311100038
29
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Tabel 3.5. Beban maksimum UAP yang ditentukan,
untuk cabang horizontal dan pipa tegak buangan.

Sumber : Noerbambang, 2000

3.3.4 Penentuan Dimensi Septic Tank
Untuk Menentukan dimensi septic tank dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
Th = 2.5 0.3 log (P.Q) (3.12)
Dimana :
Th = waktu penahanan minimum untuk pengendapan > 0.5 hari
P = Jumlah Penghuni






Bagus Wicaksana - 3311100038
30
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Q = Banyaknya aliran air buangan (asumsi 30 liter/orang/hari)
P.Q = volume air buangan/hari,

Lalu untuk penampungan lumpur dan busa didapatkan dari :
A = P x N x S (3.13)
Dimana :
A = Penampungan lumpur dari busa yang diperlukan (dalam liter)
P = Jumlah orang yang diperkirakan menggunakan tangki septic
N = jumlah tahun jangka pengurasan lumpur (asumsi minimal 2 tahun)
S = Rata-rata lumpur terkumpul, liter per orang per tahun
(asumsi 30 liter/orang/tahun untuk Septic Tank yang hanya menampung
kotoran dari WC saja)

Lalu untuk volume cairan didapatkan dari
B = P x Q x Th (3.14)
Dimana :
Q = banyaknya aliran limbah (l/orang/hari)
asumsi 30 liter untuk toilet yang dijalankan dengan air konvensional
Th = waktu penahanan minimum untuk pengendapan > 0,5 hari

Jadi, Volume septic tank = volume cairan + volume busa

3.3.5 Perangkap dan Interceptor






Bagus Wicaksana - 3311100038
31
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
1. Perangkap
Karena alat plambing tidak terus menerus digunakan dan kemungkinan
pipa pembuangan tidak selalu terisi air, maka hal ini dapat menyebabkan
keluarnya gas (berbau / beracun) melalui alat plambing yang tanpa dipasang
perangkap. Selain itu perlu ditambahkan pipa ven yang berfungsi untuk
mengeluarkan gas-gas yang timbul dalam pipa. Berikut ini adalah beberapa
gambar mengenai contoh-contoh perangkap beserta pemasangannya.







Gambar.3.1 contoh perangkap jenis P dan jenis S.







Gambar.3.2 contoh perangkap jenis U dan perangkap drum







Gambar. 3.3 contoh perangkap jenis genta.






Bagus Wicaksana - 3311100038
32
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI







Gambar. 3.4 Contoh pemasangan perangkap S.

2. Interceptor (penangkap)
Air buangan yang keluar dari alat plambing mungkin mengandung bahan
yang berbahaya yang dapat mengganggu / menyumbat aliran dalam pipa,
mempengaruhi proses pengolahan air buangan atau mungkin mengandung
barang-barang berharga yang jatuh pada lubang buangan alat plambing. Untuk
mencegah masuknya bahan-bahan tersebut di pasang suatu penangkap.
Konstruksi dari penangkap tersebut harus mampu secara efektif memisahkan
minyak, lemak, pasir dsb, dari air buangan. Selain itu, konstruksinya harus
sedemikian agar memudahkan pembersihan.

3.4 Perencanaan Sistem Ven
3.4.1 Tujuan Sistem Ven
Pipa vent merupakan bagian penting dari suatu sistem pembuangan.
Tujuan pemasangan pipa vent adalah menjaga sekat perangkap dari efek sipon
atau tekanan, menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan, serta
mensirkulasi udara dalam pipa pembuangan.

3.4.2 Jenis Sistem Ven
Sistem vent merupakan bagian yang penting dari suatu sistem
pembuangan. Jenis pipa vent yang utama adalah :
1. Sistem vent tunggal






Bagus Wicaksana - 3311100038
33
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Pipa vent ini dipasang untuk melayani suatu alat plumbing dan disambungkan
kepada sistem vent lainnya atau langsung terbuka ke udara luar.
2. Sistem vent lup
Pipa vent ini melayani dua atau lebih perangkat alat plumbing dan
disambungkan pada pipa vent tegak.
3. Sistem vent pipa tegak
Pipa ini merupakan perpanjangan dari pipa tegak air buangan, diatas cabang
mendatar pipa air buangan tertinggi.
4. Sistem vent bersama
Suatu pipa vent yang melayani perangkap dari 2 alat plumbing yang dipasang
bertolak belakang atau sejajar. Pipa ini dipasang pada pipa pengering bersama
kedua alat plumbing.
5. Sistem vent basah
Adalah vent yang sekaligus menerima air buangan selain dari buangan kloset
6. Sistem vent balik
Adalah pipa vent tunggal yang membelok ke atas sampai lebih tinggi dari
muka air banjir alat plumbing kemudian membelok ke bawah dan mendatar
pada lantai gedung untuk selanjutnya disambungkan pada vent pipa tegak.

3.4.3 Persyaratan untuk Pipa Ven
1. Kemiringan pipa ven
Pipa ven dipasang dengan kemiringan secukupnya untuk membalikkan aliran
air yang masuk ke dalam pipa ven.
2. Cabang pipa ven
Dalam membuat cabang pipa ven harus diusahakan agar udara tidak akan
terhalang akibat masuknya air buangan. Pipa ven untuk cabang mendatar pipa
air buangan harus disambungkan pada pipa cabang terebut secara vertikal,
hanya dalam keadaan terpaksa boleh disambung dengan sudut tidak lebih
dari 45 terhadap vertikal. Syarat ini untuk mencegak masuknya air
buangan kedalam pipa ven.
3. Letak bagian mendatar pipa ven






Bagus Wicaksana - 3311100038
34
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Dari sambungan pipa ven dengan pipa air buangan cabang mendatar, pipa ven
harus dibuat tegak sampai sekurang-kurangnya 150 mm di atas muka air
banjir alat plambing tertinggi yang dilayani ven tersebut, sebelum
dibelokkan mendatar atau sambungan pada pipa ven lainnya.
4. Ujung pipa ven
Ujung pipa ven harus terbuka ke udara luar tetapi harus dengan cara yang
tidak menimbulkan gangguan kesehatan.

3.4.4 Penentuan Ukuran Pipa Ven
Ukuran pipa ven didasarkan pada nilai unit beban alat plumbing dari pipa
air buangan yang dilayani dan panjang pipa ven tersebut. Bagian pipa ven
mendatar, tidak temasuk pipa ven di bagian bawah lantai, tidak boleh dari 20%
dari total panjangnya.
1. Ukuran pipa ven lup, pipa ven pelepasan dan pipa ven tunggal ukuran
minimum yang dipakai adalah 32 mm dan tidak boleh kurang dari setengah
cabang pipa air buangan yang dilayani atau pipa tegak ven yang disambung.
2. Ukuran pipa ven tegak dan pelepas offset
Minimal sama dengan pipa tegak air buangan yang dilayaninya dan tidak
boleh diperkecil sampai ujung pipa tertinggi.
3. Ukuran pipa ven untuk bak penampung
Minimal ukuran yang digunakan adalah 50 mm dalam keadaan apapun.
Ukuran pipa ven didasarkan pada nilai unit beban alat plambing dari pipa air
buangan yang dilayani dan panjang pipa ven tersebut. Bagian pipa ven
mendatar, tidak temasuk pipa ven di bagian bawah lantai, tidak boleh dari
20% dari total panjangnya.

Tabel 3.7. Ukuran dan panjang pipa ven.






Bagus Wicaksana - 3311100038
35
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI

Sumber : Noerbambang, (2000).

Tabel 3.8. Ukuran pipa cabang horizontal ven dengan lup.

Sumber : Noerbambang, 2000.


3.5 Perencanaan Fire Hydrant






Bagus Wicaksana - 3311100038
36
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
3.5.1 Penentuan Perancangan Sistem Fire Hydrant
Sistem fire hydrant adalah sistem perpipaan yang dipasang di dalam
gedung dan di halaman gedung dan fasilitas-fasilitas yang ada di dalam ataupun
di luar gedung dari bahaya kebakaran. (Kustiyono, A.K. 2008)
Sistem pemadam kebakaran mutlak harus ada, terutama pada gedung-
gedung dan fasilitas umum. Tujuan pemasangan sistem pemadam kebakaran
adalah untuk melindungi gedung, fasilitas yang ada, di dalam gedung dan di
sekitar gedung serta penghuni atau pemakai gedung dari bahaya kebakaran yang
mungkin timbul. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem
pemadam kebakaran adalah sebagai berikut :
1. Penempatan fire hydrant (lokasi)
- Mudah dicapai dan terlihat dari arah manapun. Hal ini tergantung bentuk
dan luas bangunan.
- Mampu menjangkau setiap sudut gedung.
- Mudah mendapat suplai air
2. Kebutuhan air
Harus tersedia cukup air bila sewaktu-waktu terjadi kebakaran. Untuk
keperluan ini air disimpan dan selalu tersedia dalam ground reservoir. Dengan
demikian keadaan menjadi lebih aman daripada hanya mengandalkan air dari
pipa distribusi PDAM saja.
3. Tekanan air
Tekanan air yang dibutuhkan untuk alat pemadam kebakaran cukup besar.
Hal ini disebabkan karena fire hydrant harus mampu mensuplai air dengan
debit yang besar dan pancaran air yang kuat. Harga sisa tekanan air yang
biasanya dipakai dalam perencanaan sistem pipa fire hydrant adalah sebesar
10 m kolom air (1 kg/cm
2
).

3.5.2 Klasifikasi Sistem Fire Hydrant
Secara umum jenis fire hydrant dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Fire hydrant di luar gedung, dengan tipe antara lain :
- Flush hydrant






Bagus Wicaksana - 3311100038
37
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI
Yaitu tipe fire hydrant yang diletakkan dalam kotak besi dan ditanam di
tanah dengan ketinggian permukaan kotak rata dengan permukaan tanah.
- Post hydrant
Yaitu tipe fire hydrant yang mempunyai ketinggian sekitar 1 m dari muka
tanah.

2. Fire hydrant di dalam gedung, dengan tipe antara lain :
- Springkler (penyemprot otomatis)
Yaitu tipe fire hydrant di atap disetiap lantai dalam bentuk jaring-jaring.
Tiap- tiap outletnya ditutup dengan material tertentu yang tidak tahan
panas atau api jika terjadi percikan api atau kebakaran. Tutup tersebut
akan pecah dan air akan keluar secara otomatis.
- Fire hose reel
Yaitu tipe fire hydrant yang terdiri dari suatu nozzle dan pipa elastis,
(misalnya : rubber line cotton pipe) yang ditempatkan dalam suatu
bak pada tembok. Biasanya tiap kotak dilengkapi dengan martil untuk
memecahkan kaca penutup kotak bila kotak terjadi kebakaran.
3.5 Pompa
3.5.1 Kapasitas Pompa
Pompa digunakan untuk memindahkan air dari ground reservoir (tempat
yang rendah) ke roof tank (tempat yang tinggi). Sedangkan pemompaan
adalah pemindahan energi dari tempat yang mempunyai tekanan rendah ke
tempat yang tekanannya tinggi.

Gambar 3.9. Contoh Pompa Submersibel

Gambar 3.10. Pompa Difuser






Bagus Wicaksana - 3311100038
38
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI

Gambar 3.11 Contoh Konstruksi Pompa Sayap

Gambar 3.12 Contoh Tampak Luar dari Pompa Sayap


Sedangkan yang dimaksud dengan kapasitas pompa adalah volume zat
cair yang dipompa per unit waktu yang biasanya diukur dalam liter/dt atau
m
3
/detik, kapasitas ini disebut juga kapasitas aktual pompa. Pompa
mempunyai kapasitas internal yaitu zat cair yang mengalir melalui pompa
sama dengan kapasitas aktual ditambah dengan kebocoran yang terjadi
didalam pompa itu sendiri. Oleh sebab itu dalam penentuan kapasitas aktual
ditambah dengan kebocoran yang terjadi didalam pompa itu sendiri yaitu
dengan menambahkan faktor koreksi.
Pada pompa sentrifugal, laju aliran air atau pompa sangat dipengaruhi
oleh head sistem pompa yaitu jika head pompa meningkat maka laju aliran
pompa akan menurun, demikian juga sebaliknya. Dalam sistem distribusi hal
ini akan nampak dengan jelas pada fluktuasi aliran air.






Bagus Wicaksana - 3311100038
39
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG
APARTEMEN 14 LANTAI

3.5.2 Head Sistem
Head menunjukkan energi atau kemampuan untuk melakukan usaha per
satuan massa. Dalam pompa, head adalah ukuran energi yang diberikan ke air
pada kapasitas dan kecepatan operasi tertentu, sehingga air dapat mengalir
dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi. Dalam sistem pompa ada
beberapa macam head :
- Head statik
- Head yang bekerja pada permukaan zat cair
- Head kecepatan
- Head loss

Persamaan untuk head total dari pompa :
H = Hs + Hf + Hp + ( v
2
/2g )
Dimana : H = Head total
Hs = Head statik pompa
Hp = Perbedaan head tekanan
Hf = Head akibat belokan, gesekan dll ( minor loses )
v
2
/2g = Head kecepatan

Persamaan Hf :

Dimana : Hf = Kerugian gesek (m)
L = Panjang pipa (m)
c = Koefesien Hazen Williams = 100 ;120 ; 130
D = Diameter pipa (m)
Q = Debit air (L/dt)
L
D c
Q
Hf
(

=
85 , 1
63 , 2
. . 2785 , 0

Anda mungkin juga menyukai