URAIAN
Setiap dokumen lingkungan memiliki pedoman hukum dalam penyusunannya.
Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) mengacu pada pedoman yang tercantum pada lampiran Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005. Dalam pedoman ini memuat tentang ruang
lingkup, maksud dan tujuan, mekanisme pelaporan, frekuensi pelaporan, dan sistematika
pelaporan. Sistematika dalam Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL dan RPL merupakan
persyaratan minimum yang harus dilaporkan oleh pemrakarsa. Dalam pelaksanaannya, pelaporan
RKL dan RPL dapat mengakomodir berbagai kebutuhan informasi lingkungan yang diperlukan
oleh instansi terkait. Pemantauan lingkungan merupakan suatu langkah untuk mengumpulan data
lingkungan secara sistematis melalui rangkaian pengukuran yang berulang-ulang meliputi
kegiatan Pemantauan base line atau rona lingkungan awal (sebelum proyek, karakterisasi kondisi
alamiah, perubahan yang terjadi secara alamiah), pemantauan dampak (perubahan akibat proyek),
dan pemantauan pentaatan (baku mutu/ peraturan).
Dalam menyusun laporan pelaksanaan RKL-RPL mengikuti sistematika sebagai berikut:
- Bab I. Pendahuluan
Dalam bab ini, penyusun laporan pelaksanaan RKL-RPL menjelaskan atau menguraikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Identitas perusahaan, berisi informasi tentang Nama Perusahan/Pemrakarsa ; Jenis Badan
Hukum ; Kontak Perusahaan (Nomor telepo, fax, dan email) ; Status Permodalan ; Bidang
Usaha atau Kegiatan ; SK AMDAL ; Penanggung Jawab ; Izin yang terkait dengan
AMDAL.
b. Lokasi usaha dana tau kegiatan, berisi tentang alamat lengkap perusahaan/pemrakarsa serta
memuat peta wilayah tempat perusahaan/pemrakarsa.
c. Deskrips kegiatan, berisi tentang urauan secara singkat kegiatan dan status pelaksanaan
kegiatan tersebut pada saat pelaporan beserta kapasitas produksi dan atau luasan lahan yang
dimanfaatkan. Uraian ini harus dapat menjelaskan apakah kegiatan perusahaan tersebut
dalam tahap pra-kontruksi, konstruksi, operasi atau pasca operasi. Pemrakarsa dapat
mencantumkan berbagai penghargaan yang dimiliki, baik dari dalam negeri, luar negeri
PT PLN (PERSERO)
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT PJB)
Unit Pembangkitan Gresik
atau institusi lain (misalnya: ISO 14000, Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
- PROPER).
d. Perkembangan lingkungan sekitar berisi tentang Informasi lengkap dan jelas, apabila
terjadi perubahan-perubahan di sekitar kegiatan selama proyek berlangsung yang
kemungkinan dan atau turut mempengaruhi kegiatan. Bagian ini juga memuat jenis
kegiatan atau lokasi yang berpotensi menimbulkan pencemaran.
b. Evaluasi
Bagian evaluasi meliputi uraian tentang beberapa hal, yaitu evaluasi kecenderungan (trend
evaluation), evaluasi tingkat kritis (critical level evaluation), dan evaluasi penaatan
(compliance evaluation).
1. Evaluasi kecenderungan (trend evaluation)
Evaluasi untuk melihat kecenderungan (trend) perubahan kualitas lingkungan dalam suatu
rentang ruang dan waktu tertentu. Untuk melakukan evaluasi ini dibutuhkan data hasil
pemantauan dari waktu ke waktu (time series data).
2. Evaluasi tingkat kritis (cri tical level evaluation)
Evaluasi untuk menilai tingkat kritis dari suatu dampak. Evaluasi ini dapat dilakukan
dengan data hasil pemantauan dari waktu ke waktu maupun data dari pemantauan sesaat.
Evaluasi tingkat kritis merupakan evaluasi terhadap potensi risiko dimana suatu kondisi
PT PLN (PERSERO)
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT PJB)
Unit Pembangkitan Gresik
akan melebihi baku mutu atau standar lainnya, baik untuk periode waktu saat ini maupun
waktu mendatang.
3. Evaluasi penaatan (compliance evaluation)
Evaluasi terhadap tingkat kepatuhan dari pemrakarsa kegiatan untuk memenuhi berbagai
tingkat kepatuhan yang terdapat dalam izin atau pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan
yang terdapat dalam dokumen pengelolaan lingkungan hidup (RKL-RPL).
Evaluasi bertujuan untuk:
1. Memudahkan identfikasi penataan pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan hidup
seperti standar-standar baku mutu lingkungan.
2. Mendorong pemrakarsa untuk mengevaluasi kinerja pengelolaan dan pemantauan
lingkungan sebagai upaya perbaikan secara berkelanjutan (continuous improvement).
3. Mengetahui kecenderungan pengelolaan dan pemantauan lingkungan suatu kegiatan,
sehingga memudahkan instansi yang melakukan pengendalian dampak lingkungan dalam
penyelesaian permasalahan lingkungan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup
dalam skala yang lebih besar.
4. Mengetahui kinerja pengelolaan lingkungan oleh pemrakarsa untuk program penilaian
peringkat kerja.