Anda di halaman 1dari 33

ALIRAN DAN GERAKAN DALAM

ISLAM

Hasib Amrullah M.A.


Pada mulanya kaum muslimun adalah ummat yang
satu, mereka saling mendukung satu sama lain
dalam satu atap kebersamaan, tidak ada terjadi
perbedaan yang membuat perselisihan dalam
agama, sebab setiap kali ada masalah yang rumit
mereka mengembalikan permasalahan tersebut
kepada rasulullah… sampai kemudian Nabi wafat,
terjadilah perbedaan diantara mereka berkaitan
dengan siapa yang berhak menggantikan
kedudukan nabi, dari sanalah bermula lahirnya
madhzhab dan kolompok-kelompok dalam Islam..
SEJARAH LAHIRNYA ALIRAN THEOLOGI DALAM ISLAM
Faktor perkembangan dari
dalam:
1. Perbedaan penafsiran ayat
Islam KHAWAR
IJ 2. Perbedaan Politik, tidak
adanya standar dari
Rasulullah tentang
penggantinya
SYI’AH

MU’TAZI Faktor perkembangan dari


LAH
Luar:
Maturidi
yah 1. Pertemuan Islam dengan
MURJI’A Budaya dan Peradaban
Ash’ariya H bangsa lain
h
2. Gerakan penerjemahan
karya Yunani dalam bahasa
Arab
PERGERAKAN SEJARAH ISLAM
JAMAN KLASIK 650 - 1250

Fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan 650-


1000 M: Islam meluas dari Afrika Utara sampai
Spanyol di barat, dari Persia sampai India di timur;
Melahirkan ulama’-ulama’ hebat, Imam Malik,
Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’I dan Imam Ibn Fase disintegrasi (1000 -1250 M)
Hambal dalam bidang hukum. Imam Asy’ari, Imam Kekuasaan umat Islam dalam
al-Maturidi, pemuka-pemuka Mu’tazilah, Wasil Ibn politik menurun akhirnya
‘Ata’, Abu al-Huzail, AL-Nazzam dan al-Jubba’I Baghdad dapat ditaklukan oleh
dalam bidang Teologi, Zunnun al-Misri, Abu Hulagu tahun 1258 M.
Khilafah sebagai lambang
Yazid al-Bustami dan al-Hallaj dalam tasawuf.
kesatuan politik umat Islam
Al Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Maskawaih
hilang.
dalam Falsafat, dan Ibn Al-Haysam, Ibn Hayyan,
Al-Khawrizmi, al-Mas’udi dan al-Razi dalam bidang
Ilmu pengetahuan
JAMAN PERTENGAHAN 1250 – 1800 M

Fase tiga kerajaan besar; (1500 –


FASE KEMUNDURAN; 1250 – 1500 M:
1700 M) Kerjaan Utsmani (otaman
Terjadi perbedaan semakin tajam antara Sunni
empire) di Turki, Kerajaan Safawi di
– Syi’ah, antara Arab – Persia; Wilayah Islam
Persia, Kerjaan Mughal di India.
terpecah menjadi dua; (1) Arab terdiri atas:
Ketiga kerajaan besar ini
Arabai, Irak, Suria, Palistina, Mesir dan Afrikan
mempunyai kejayaan masing-
Utara. Mesir sebagai pusat pemerintahan. (2)
masing terutama dalam bentuk
Persia terdiri atas; Balkan, Asia Kecil, Persia
literatur dan arsitek. Fase
dan Asia tengah, Iran sebagai pusat. Pendapat
Kehancuran tiga kerajaan besar
bahwa pintu ijtihad tertutup meluas di
Islam 1700 – 1800 M, Kerjaan
kalangan umat Islam, perhatian terhadap
Usmani terpukul di Eropa, Kerajaan
pengetahuan berkurang, umat Islam di
Safawi dihancurkan suku Afghan,
sepanyol dipaksa masuk Kristen atau keluar
Kerajaan Mughal dilemahkan
dari daerah itu
kerajaan kerajaan kecil India

Napoleon: 1798 M; menduduki Mesir, sebagai pusat Islam terpenting.


JAMAN MODERN 1800 M - DST

Jatuhnya Mesir (1798) ke tangan Barat (Napoleon


Bonaparte-Prancis) menginsafkan dunia Islam
akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam
bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang
lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam.
Raja-raja dan pemuka – pemuka Islam mulai
memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan
kekuatan umat Islam kembali. Di Periode Modern
inilah timbulnya ide-ide pembaharuan dalam Islam
dan melahirkan aliran-aliran dan gerakan baru
dalam Islam.
TANTANGAN KONTEMPORER

Perang enam hari terjadi pada tahun 1967 antara Israel menghadapi
gabungan tiga negara Arab; Mesir, Yordania, Suriah – ketiganya
mendapatkan bantuan aktif dari Irak, Kuwait, Arab Saudi, Sudan dan
Al-Jazair. Perang tersebut berlangsung selama 132 jam 30 menit
(kurang dari enam hari), hanya fi front Suriah saja perang
berlangsung enam hari penuh. Sebab perang adalah kekalahan Arab
atas Israel tahun 1948 dan 1957, mereka tetap tidak bersedia
mengakui keberadaan negara Israel dan menyerukan penghancuran
negara Yahudi tersebut dan mengusir penduduknya ke laut.
Kekalahan dari Israel itulah yang menggerakan beberapa orang
pemikir Islam untuk melihat kembali hubungan tradisi vis a vis
modernitas
TRADISI MODERNISME

wacana

Kelompok yang Kelompok yang


Kelompok Idealis –
menawarkan wacana menawarkan wacana
transformatif yang reformasi Totalistik, yang
menginginkan agar dunia
menginginkan dunia arab
lepas sama sekali dari
tradisi yang selama arab kembali kepada Islam
ini di hidupinya. Wakil Murni, Khususnya aliran
tradisi masa lalunya, karena
dari kelompok ini salaf dengan selogan
tradisi masa lalu tidak lagi
adalah Muhammad kembali kepada al-Qur’an
memadai bagi kehidupan
Arkoun, Hassan Hanafi, dan hadis; wakil dari
kontemporer; Tokoh dari
Al-Jabiri dll kelompok ini adalah; Muh.
kelompok ini umumnya
Ghazali, Sayyid Quthb,
berhaluan marxis; seperti
Muhammad Quthb.
ADONIS, Salamah Musa,
Zaki Najib Mahmud dll.
PEMBACAAN ATAS WACANA MODERNITAS

SAYAP EKLETIS (AL-qira’ah SAYAP REVOLUSIONER SAYAP DEKONSTRUKSI (al-


al-intiqiyah), pembacaan (al-Qira’ah al- Qira’ah al-tafkikiyah), upaya
yang menghubungkan Tsauriyah) proyeknya yang dilakukan adalah
antara orsinalitas (al- adalah melakukan bongkar pasang tradisi
ashalah) dan modernitas revolusi dan liberalisasi secara komprehensif,
(al-mu’ashirah) dalam pemikiran keagamaan sehingga menimbulkan
membangun teori tradisi. yang telah berlangsung kontroversial. Bahkan untuk
Prinsip yang dipakai adalah berabad-abad mendekonstruksi wacana
membuang unsur-unsur lamanya. Dan juga agama mereka
yang negatif dalam tradisi merekonstruksi menggunakan pemikiran-
dan mengambil sisi positif pemikiran klasik pemikiran modern dan
tradisi untuk memecahkan dengan memasukan metodologinya dari
persoalan kekinian. nilai-nilai humanistik kalangan post-modernis,
Diantara tokohnya adalah dalam kajian post strukturalis,
Fahmi jad’an, Zaky Naqueb keagamaan. (Hassan hermeneutika dan analisis
Mahmud. Hanafi adalah tokoh semantic atau semiotika.
kuncinya) Tokohnya adalah; M. Abed
al-Jabiri, M. Arkoun, Abu
zayd, Aliy Harb, M. Syahrur.
PERBEDAAN MODEL PEMBACAAN
Yang menjadi problem – menurut intelektual
wisternaized – bagaimana menumbuhkan
sensitivitas dan taste pembaca yang dengan itu
pembaca memiliki kekayaan perspektif? Kontemporer
Disinilah ilmu-ilmu modern menjadi demikian
penting peranannya sebagai alat bantu baca

Tradisional psikol sosiol


ogi ogi
sejara
semio h
tika

antro
siman pologi
teks tik

Ilmu
logika filsafa politik
t
Sama dengan pembacaan tradisional, pembacaan
kentemporer mengakui bahwa suatu teks atau wacana
dapat saja kaya atau miskin makna, namun berbeda
dengan pembacaan tradisional yang mengandalkan
intensitas (kaya-miskinya) makna itu berada dalam teks,
sedang dalam pembacaan kontemporer, kaya dan
miskinnya makna itu sangat ditentukan oleh kaya
miskin perspektif si pembaca. Artinya, pembaca hanya
akan dapat mengambil makna sesuai dengan kapasitas
dan kualitas pembacaanya. Suatu tulisan atau teks itu
hanya kumpulan bunyi-bunyian atau kumpulan kata-
kata, jika pembaca tidak memiliki sensitivitas dan taste
apapun.
PEMBACAAN KONTEMPORER

DEKONSTRUKSI

HERMENEUTIKA Model pembacaan


yang bergumul pada
wacana (discourse)
TEORI KRITIK Model pembacaan yang
dengan menerobos
memusatkan perhatiannya
Memabaca akal, kebekuan dan
kepada teks, dan apa saja
reason, episteme, kebakuan makna oleh
yang interpretable dengan
khitab dan discourse, kekuasaan.
memberikan dukungan
untuk menemukan metodologis pada adanya
struktur pikiran, atau comunication area antara
pola pikir di balik maksud teks, author dan
bangunan keilmuan, reader, baik dari aspeks
filsafat, budaya dan sosiologis, antropologis,
peradaban. maupun ideologis politis
Struktur Worldview of Islam
sebagai model pembacaan:
Konsep Ilmu
Konsep Nilai / Moralitas/Akhlaq
Konsep Manusia
Konsep Dunia
Konsep
Kehidupan

Tauhid, Ma’rifatullah,
Konsep Tuhan
“Kalau suatu golongan atau umumnya umat Islam
lemah dengan cepat orang-orang berkata bahwa
Clash of Worldview yang salah adalah orang Islam, bukan Islamnya…
orang takut untuk mempertimbangkan
kemungkinan Islam itu sendiri mengandung
kelemahan? Saya sendiri sampai sekarang masih
bertanya-tanya?” Catatan Ahmad Wahib
Pembacaan kontemporer

imperia
lisme
Liberal
isasi Aliran
pemikiran
westernisas
Koloniali Islam
i sme Sekule Indonesia
risasi
Misiona
risme
Pembacaan Kontemporer melahirkan ragam
aliran dan gerakan yang mereka sebut
pembaharuan dengan alasan menyesuaikan
ajaran Islam dengan kondisi dan tantangan
modernitas agar tetap shalih likulli jaman wa
makan
Aliran Pemikiran Islam di Indonesia

Pribumi

Inklusif Post_tra
disionali
s

Liberal
TRADISI
ONAL
ISLAM
Radikal,
Fundam
ental,
Literal Modera
t

Transfor Neo
matif Modern
is
ISLAM TRADISIONAL
Ciri khas dari kelompok ini adalah upaya yang sangat kuat untuk
mempertahankan tradisi, kendati mereka sadari bahwa pikiran yang
mereka miliki tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman, meskipun
mengaku sebagai pemeluk yang taat aliran madhab syafi’iyah namun
kenyataannya mereka juga melakukan kegiatan ritual yang berakar pada
tradisi paganistik yang terlebih dahulu telah berkembang di tengah
masyarakat Indonesia pra Islam. Keterikatan kalangan tradisionalis
dengan para ulama fiqih abad pertengahan tidak pernah berubah,
mereka mayoritas hidup di tengah pedesaan, hidup dalam semangat
eskatisme sebagai akibat keterlibatan mereka dalam kehidupan sufisme
dan tarekat dan mempertahankan diri dari pengaruh modernitas.
Adapun ciri idiologi kelompok ini adalah keterikatan mereka pada
paham ahli sunnah wal jama’ah menjadi lawan dari setiap gerakan
pembaharuan atau modernis.
ISLAM MODERNIS, ISLAM MODERAT
Adalah jawaban atas persoalan bagaiamana memposisikan
tradisi, modernitas, dan konteks? Jika revavalis dan neo-revivalis
cenderung merespon modernitas secara negatif, maka Islam
Modernis, Neo-Modernis, Islib dan Post-Tradisionalis
meresponnya secara positif. Islam Moderat adalah gerakan Islam
yang memiliki spirit progresif yang memiliki orientasi kuat ke
masa depan daripada ke masa lalu dan responsif terhadap
perkembangan kemanusiaan. Sebuah aliran Islam yang terbuka,
ramah, menghargai pluralitas dan kedamaian. Moderatisme
dalam menampilkan Islam, tidak berarti mengorbankan makna
Islam itu sendiri. Justru Islam sedang ditampilkan secara
progresif, penuh toleransi, dan liberal. Kesalehan dalam
beragama tidak semata-mata ditunjukan dengan tingkat
kerajinan membaca al-Qur’an melainkan juga kepedulian
terhadap masalah bangsa
Neo Modernisme
Neo Modernisme mulai dihembuskan sekitar akhir tahun 1960
awal 1970, oleh Nur cholish Majid, menyerukan pembaharuan
Islam sebagai sebuah agenda yang mendesak. Di Yogyakarta
Djohan Effendi dan Ahmad Wahib berusaha membongkar
wacana Islam dengan mengupayakan sebuah pencarian
rasional yang kontinyu serta tidak terikat pada batasan-batasan
tabu dan kebiasaan dogmatik.

Gerakan Neo Modernisme ini mengusung dua agenda penting,


pertama, gagasan sekularisasi dan kedua, penolakan
terhadap dijadikannya Islam sebagai ideologi politik dengan
pernyataannya yang terkenal “Islam yes, Partai Islam No”
ISLAM TRANSFORMATIF
Adalah gerakan pemikiran Islam Transformatif yang dipopulerkan
dan dikembangkan oleh Moeslim Abdurrahman. Gerakan yang
mengalami penyegaran kembali melalui Jaringan Intelektual Muda
Muhammadiyah (JIMM), mempersentasikan madzhab kritis
terhadap modernitas, dimana teori-teori sosial kritis itu dipinjam
dari Barat digunakan untuk membaca teks dan fenomena sosial
guna mendialogkan doktrin Islam dan Problem modernitas.
Hasilnya, Islam transformatif lebih menyuarakan kepentingan
kelompok yang termarjinalkan dan teraniaya akibat modernisasi,
ketimbang mempromosikan modernisasi. Ia adalah gerakan yang
menjadi mediasi dari ekstrimisme Islam Revivalis atau
fundamentalis dengan sekularisme. Moderatisme menjadi karakter
umum yang memayungi gerekan Islam Transformatif. Transformasi
agama menjadi bagian dari pengayaan sisi historisitas Islam, upaya
ini bermaksud membumikan ajaran agama pada wilayah sosial dan
kesejarahan umat manusia.
ISLAM RADIKAL, ISLAM FUNDAMENTAL, ISLAM LITERAL
Fenomena radikalisasi Agama berakar pada benturan antara
modernitas dan nilai-nilai agama. Kecenderungan itu dapat dinilai
sebagai radikalisme karena mereka berupaya mengganti tatanan
negara yang sudah ada dengan yang lain. Istilah Radikal adalah
apatisme masyarakat barat terhadap agama yang dilatari oleh
ketidak sukaan terhadap klaim kebenaran dan keselamatan yang
mereka duga berasal dari cara beragama yang eksklusif. Karena itu
– menurut mereka - teologi Ekslusif adalah ancaman masa depan
manusia dan agama, klaim kebenaran yang berujung pada
penghakiman terhadap orang yang berbeda sebagai ‘sesat’ atau
‘kafir’ menumbuhkan kebencian satu sama lain. Kebencian itu
pada akhirnya memunculkan RADIKALISME. Sementara
Fundamentalisme dimaknai sebagai pemikiran hitam putih yang
tidak ada ruang diantaranya. Fundamentalismelah – menurut
mereka – yang menyebabkan seseorang atau sekolompok orang
melakukan tindak kekerasaan atas kelompok lain.
Pribumisasi Islam
Pribumisasi Islam, atau Islam Pribumi, adalah wacana yang
digelontorkan oleh KH> Abdurrahman Wahid dalam rangka
mencairkan pola dan karakter Islam sebagai suatu yang normatif dan
praktik agama menjadi sesuatu yang kontekstual, dalam gagasan ini
tergembar bagaimana Islam sebagai ajaran normatif yang berasal
dari Tuhan diakomodasikan ke dalam kebudayaan yang berasal dari
manusia tanpa kehilangan identitasnya masing-masing. Ide ini
dimaksudkan untuk melawan Islam otentik dan politik identitas Islam
yang menurut mereka akan melakukan proyek arabisasi. Sebuah
proyek yang menurut Gus dur akan membuat kita tercerabut dari
akar budaya sendiri. Dengan demikian Islam pribumi dimaksudkan
untuk memberikan untuk memberikan peluang bagi
keanekaragaman interpretasi dalam praktik kehidupan beragama
Islam di setiap wilayah yang berbeda-beda, sehingga Islam tidak lagi
dipandang secara tunggal melainkan majemuk! Ciri umum gerakan
ini adalah; Kontekstual, Toleran, Menghargai tradisi, progresif,
membebaskan.
ISLAM INKLUSIF
Salah satu pengembang gagasan Islam Inklusif adalah Alwi Shihab,
sebagai respon atas hubungan kristen – islam sejak
kedatangannya di indonesia sebagai sejarah panjang ketidak saling
percayaan dan ketiadaan sikap saling terbuka. Secara umum,
masing-masing memahami dirinya sebagai agama yang mutlak,
yang tidak bisa mengakui bahwa agama lain di samping dirinya
mempunyai nilai yang sama. Masing-masing bersikukuh bahwa
agamanyalah yang unik, superior, normatif, membawa
keselamatan, dan satu-satunya wahyu yang sah dari Tuhan. Islam
Inklusif bermaksud untuk membuka ruang dialog oleh dua tradisi
berbeda Islam – Kristen, dengan dialog diskusi tersebut akan
memperkaya wawasan kedua pihak dalam rangka mencari
persamaan-persamaan yang dapat dijadikan landasan hidup
rukun dalam suatu masyarakat. Dalam dialog ini yang harus
dipegang adalah, toleransi dan pluralisme.
ISLAM LIBERAL
Menurut Kurzman, sejarah panjang dalam Islam diwarnai tiga tradisi. Tradisi
pertama, disebut Islam Adat (customary Islam) yang ditandai pencampur
adukan antara ‘tradisi lokal’ (little tradition) dengan tradisi besar (Great
Tradition) yang diandaikan sebagai ‘Islam yang asli’ dan ‘islam yang murni’.
Islam yang sudah bercampur dengan berbagai tradisi lokal dianggap sebagai
Islam yang penuh bid’ah dan khurafat. Oleh karena itu muncul arus tradisi
kedua “Islam revivalis” yang bisa mengambil bentuk pada fundamentalisme
dan wahabisme. Tradisi ini berupaya melakukan purifikasi (pemurnian)
terhadap Islam yang bercampur tradisi lokal yang dianggap tidak Islami dan
sebagai penyimpangan terhadap doktrin Islam “yang murni” dengan jargon
kembali kepada al-Qur’an dan Hadis”, arus tradisi ketiga disebut “ISLAM
LIBERAL” yang mendefinisikan dirinya berbeda secara kontras dengan Islam
adat dan Islam Revivalis yang berseru keutamaan Islam pada periode awal.
Islam liberal menghadirkan kembali masa lalu untuk kepentingan
modernitas, sedang Islam Revivalis menegaskan modernitas atas nama masa
lalu. Menurut Kurzman, ciri dari liberal Islam adalah kritiknya terhadap Islam
adat maupun Islam Revivalis.
ISLAM POST-TRADISIONAL
Sebagai suatu gerakan ‘lompat tradisi’ karena ia berangkat dari suatu tradisi yang
secara turus menerus berusaha memperbarui tradisi tersebut dengan cara
mendialogkan dengan modernitas, inilah yang membedakan dengan gerakan
pribumisasi islam –gus dur yang justru mendialogkan Islam dengan tradisi lokal
dan kurang tertarik untuk mendialogkan dengan modernitas. Karena intensif
mendialogkan dengan modernitas maka terjadilah loncatan tradisi yang
dilakukan post-tradisionalisme dalam kerangka pembentukan tradisi baru (new
tradition) yang sama sekali berbeda dengan tradisi sebelumnya. Titik temu
antara Post – tradisional dengan Islam Liberal adalah sama sama mengusung
pemikiran-pemikiran liberal, tidak terjebak pada ortodoksi, membebaskan diri
dari keterkungkungan teks keagamaan, sekularisasi. Yang membedakan adalah
cara pandang terhadap lokalitas, jika Islam liberal melihat modernitas sebagai
rahmat yang harus disyukuri karena dengannya manusia bisa hidup lebih mudah
dan efesien, sedangkan postra melihat modernitas sebagai laknat meski aspek
positifnya tidak dapat diingkari. Postra lebih kritis atas modernitas, jika pada
Islam liberal masih menekankan aspek ‘otentisitas’ ‘orsinalitas’ dan keaslian
Islam, maka postra sudah melampaui itu semua. Maka postra adalah ‘Islam
Liberal Plus’
Gerakan Berbasis Agama

a) Kelompok Sekuler :
– Islam terpisah dengan Negara / politik (kaum muslimin
yang terpengaruh dengan paham Sosialis, Komunis,
Liberal, Neo Liberal)
b) Kelompok substantif :
– Misalnya NU dan Muhammadiyah (Islam dan
Negara/politik saling berhubungan dan saling
membutuhkan. Negara Pancasila – bukan Negara agama,
bukan Negara sekuler tapi Negara yang beragama)
C. Kelompok Islam Kaffah / Syumul / Negara Islam.
‫ الدين و الدولة‬: ‫االسالم‬
Kelompok ini dibagi 3:
1. Da’wah/non kekerasan. Negara Islam akan terbentuk jika Islam
menguasai ilmu pengetahuan/teknologi ( Said Nursi)
2. Tadriji/Bertahap,
 Ikhwanul Muslimin – Hasan Al Banna, Hasan Hudaiby

) ‫ دعوة القران الشاملة الجماعة (الكافة‬: ‫هدف‬


: ‫إستراتجية‬
‫ طريقة الصوفية‬- ‫ جمعية الخيرية‬- ‫ حزب السياسي‬-‫ مؤسسة اإلجتماعية‬-
 Hizbut Tahrir – Taqyudin Nabbany
‫تثقيف – تفاؤل مع االمة – تسليم الحكم‬

26
3. Tsauri/Revolusi
 Pecahan Ikhwanul Muslimin yakni,
▫ Quthbiyah, Sayyid Qutb/Abdullah Azzam
▫ Tandzimul Jihad, Abdussalam Faraj
▫ Takfir wal Hijrah, Syukri Mustafa
▫ Jama’ah Islamiyah, Omar Abdurrahman
▫ Al Qaeda, Usama bin Ladin

Kelompok Tsauri di Indonesia:


N
▫ JI (Jamaah Islamiyah) Takfiri K
▫ JAT (Jamaah Ansharut Tauhid) R
(Ghozwul Fikri)
▫ MMI (Majelis Mujahidin Indonesia) I

27
Skema Perjuangan IM
Memperbaiki diri Komitmen individu

Membentuk rumah tangga


Islami 1. Allah tujuan Kami
2. Rasulullah SAW tujuan kami
3. al-Quran dustur kami
Memotivasi masyarakat 4. jihad jalan kami
5. Mati Shahid cita-cita kami
tertinggi
Membersihkan rakyat dari
berbabagi bentuk kekuasaan
asing kuffar
Ciri Gerakan

Memperbaiki pemerintahan • Jauh dari pertentangan


• Jauh dari kesombongan.riya
• Jauh dari partai politik
• Memperhatikan kaderisasi
Negara Islam • Mengutamakan amaiiah
produktif daripada propaganda
• Memberi perhatian serius
Guru dunia kepada pemuda
• Cepat tersebar di kampung dan
kota
Skema Perjuangan HTI
Tsaqif
(Pembinaan & Pengkaderan)

Tafa’ul Ma’a al Ummah


Sistem dan metode (Interaksi dg masyarakat)
Dakwah HTI

Inqilab
(Revolusi fisik)
Istilam al hukm
(pengambilalihan kekuasaan People Power
Perbandingan gerakan Islam kaffah
Gerakan Pimpinan Sistem Sistem Metode Agenda Pusat
Global Organisasi Rekrutmen Dakwah Jaringan
Ikhwanul Mahdi Akif Gabungan org Usrah - Membentuk Daulah Mesir
Muslimin modern dan Sistem sel jamaah melalui Islamiyah
sistem sel halaqah
- Membangun
Partai
HIzbut Abu Rasha Gabungan sistem Set tertutup Halaqah Khilafah Yordan
Tahrir sentralistik da Mobilisasi terbatas, kader
organisam massa massa inti, mobilisasi,
demonstrasi
Salafi Syekh Muqbil Ketataan guru- Pesantren Pesantren Pemurnian Saudi, Yaman
(alm) murid salafi ajaran Islam
Syekh Rabi bin Pesantren Penerbitan
Hadi al Midkoli
Jihadi -Osama Bin Jaringan Sistem sel Jihad, latihan Jihad global Afganistan,
Laden tertutup tertutup militer melawan Barat Moro, Irak
- Aiman Klaster regional
alZawahari
Syiah Ali Khamenei Gabungan org Pengajian, Pendekatan Negara Islam Iran, Libanon
modern dan organisasi kultural, versi syiah
jaringan ahlul ceramah,
bait diskusi,
organisasi
massa
Jamaah Maulana Ilyas Klaster antar Ta’lim Sialturrahmi Amar ma’ruf India Utara
Tabligh Muh Zubaer negara khuruj (minus nahi
munkar)
Pandangan yang menyebabkan seseorang
termasuk kelompok ini dapat dilihat dari
pemahamannya mengenai Syari’at Islam,
Khilafah Islamiyah dan Jihad
NILAI-NILAI ISLAM

‫الــالإرهــابية‬ ANTI TERORISME

ُ ‫الـ‬
ّ‫ـالعنف ــية‬
ANTI KEKERASAN

ُ ‫الـ‬
ّ‫ـالغل ــوية‬
ANTI BERLEBIHAN DALAM BERAGAMA

َ ‫ال‬
ّ‫ـالتط ـ ّـرفية‬
ANTI EKSTRIMISME
The Contemporary Challenges
of Islamic Thought

Liberalism Secularism

Pluralism Feminism

Relativism of Truth

Anda mungkin juga menyukai