Anda di halaman 1dari 11

1.

Menekan pengaruh gangguan


Eksternal
2. Memastikan suatu kastabilan proses
kimiawi
3. Optimasi kinerja suatu proses
kimiawi
1. F (laju alir)
2. T (temperatur)
3. P (tekanan)
4. C (konsentrasi).
1. Variabel input
2. Variabel output
Variabel input adalah variabel yang menandai
efek lingkungan pada proses kimia yang dituju.
Variabel ini juga diklasifikasikan dalam 2 kategori,
yaitu :

 manipulated (adjustable) variable, jika harga


variabel tersebut dapat diatur dengan bebas oleh
operator atau mekanisme pengendalian
disturbance variable, jika harga tidak dapat diatur
oleh operator atau sistem pengendali, tetapi
merupakan gangguan.
Sedangkan Variabel output adalah
variabel yang menandakan efek proses kimia
terhadap lingkungan yang diklasifikasikan
dalam 2 kelompok, yaitu :

measured output variables, jika variabel dapat


diketahui dengan pengukuran langsung.
unmeasured output variables, jika variabel
tidak dapat diketahui dengan pengukuran
langsung.
1. pendefinisian/penetapan tujuan dan sasaran
2. pengendalian (control objective definition)
3. penentuan variabel yang harus diukur
(measurement selection)
4. penentuan variabel yang akan dimanipulasi
(manipulated variables selection)
5. pemilihan konfigurasi pengendalian (control
configuration selection)
6. perancangan sistem pengendali (controller
design)
Pada awal perancangan, sasaran pengendalian
(control objectives) didefinisikan secara kualitatif,
selanjutnya tujuan ini dikuantifikasi dalam bentuk
variabel output. Sebagai contoh untuk sistem reaktor
CSTR salah satu pemakaian controller dilakukan
dengan tujuan pengendalian (control objectives)
sebagai berikut :
secara kualitatif : menjamin kestabilan temperatur di
dalam reaktor (diasumsikan sama dengan temperatur
keluaran reaktor) pada keadaan steady state yang tidak
stabil
secara kuantitatif : menjaga agar temperatur (variabel
output) tidak berfluktuasi lebih dari 5% harga
nominalnya.
1. Primary Measurement
Bila memungkinkan sebaiknya pada pengendalian proses harga
variabel yang menjadi objective pengendalian harus
diukur/dimonitor. Cara pengukuran variabel proses yang menjadi
control objective pengendalian secara langsung. Sebagai contoh
pada sistem mixer tangki berpengaduk control objective adalah
mempertahankan T dan h cairan dalam tangki pada harga T = Tsp
(sp = set point) dan h=hsp. Karena itu, usaha pertama yang harus
dilakukan adalah memasang alat pengukur untuk dapat
mengamati nilai T dan h cairan dalam tangki secara langsung,
yaitu dengan denggunakan termokopel untuk pengukuran T dan
differential pressure cell untuk mengukur h.
2. Secondary Measurement
Pada kasus-kasus tertentu, variabel yang
merupakan control objective tidak dapat diukur secara
langsung (unmeasured output). Pada kasus-kasus
dengan control objective yang tidak dapat diukur
langsung tersebut, harus diukur variabel lain yang
tergolong measured variable dan dapat dikorelasikan
melalui suatu hubungan matematis tertentu dengan
unmeasured output yang ingin dikendalikan.
3. Pengukuran external disturbance
Pengukuran disturbance sebelum variabel
tersebut masuk ke dalam proses dapat sangat
menguntungkan, karena hasil pengukuran tersebut
dapat memberikan informasi mengenai kelakuan
proses yang akan terjadi. Informasi tersebut dapat
digunakan untuk menentukan aksi pengendalian
yang harus diambil apabila menggunakan sistem
pengendalian feedforward.

Anda mungkin juga menyukai