Anda di halaman 1dari 32

Bab V

Pendekatan, Metodologi dan Program


Kerja
V.1 Pendekatan Teknis dan Metodologi

Tahapan kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan perencanaan teknis

ini, antara lain:

1. Persiapan

a. Pengumpulan Data Awal.

Data data dikumpulkan berupa data primer dan sekunder

sesuai dengan kebutuhan dalam penyusunan pekerjaan ini

dan tidak keluar dari kriteria atau pedoman pedoman yang

digunakan.

b. Survey Pendahuluan.

Tujuan dari suvey ini adalah untuk mengetahui kondisi dan

permasalahan yang ada di daerah survey dalam rangka

penyiapan pelaksanaan survey lapangan.

Pekerjaan yang dilakukan adalah :

- Menghubungi instansi terkait di daerah pada lokasi lahan

pertanian yang ditinjau berkaitan dengan kebijaksanaan

Pemerintah Daerah dan Rencana Umum tata Ruang

Daerah Setempat.

Bab V - 1
- Melakukan inventarisasi kondisi lahan pertanian yang ada

dan dampaknya terhadap lingkungan.

- Mengidentifikasikan permasalahan permasalahan yang

ada berkaitan dengan daerah studi.

- Perencanaan survey dan investigasi serta langkah langkah

detail pelaksanaan perencanaan daerah irigasi sesuai

dengan lokasi rencana bangunan yang telah ditentukan.

- Menentukan referensi pengukuran.

- Memanfaatkan peta rupa bumi topografi dengan skala 1 :

25000 atau 1 : 50000 dan peta geologi regional untuk

mengetahui Daerah Aliran Sungai ( DAS ), Site Rencana

Bendung dan daerah irigasi.

- Segala hal tersebut diatas harus diasistensikan kepada

Direksi serta mendapat persetujuan dari direksi dan

dituangkan dalam laporan pendahuluan, sebagai dasar

untuk pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

c. Output dari kegiatan ini adalah :

- Peta lokasi / arela kegiatan atau batas batas pengukuran /

titik titik bor dan lain lain.

- Data primer hasil inventarisasi / identifikasi.

- Foto foto dokumentasi.

- Data data dari instans terkait.

Bab V - 2
2. Pengumpulan Data Sekunder.

Pengumpulan data sekunder yaitu mengumpulkan data yang ada

berkaitan dengan kondisi fisik,sosial ekonomi dan kebijaksanaan

Pemerintah Daerah dalam pemabngaunan dan pengembagan

daerah irigasi.Dalam hal ini adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data Kondisi Fisik dan Teknis

- Hidrologi dan Meteorologi

- Data debit air dan tinggi muka air sungai.

- Topografi.

- Morfologi sungai.

- Erosi dan sedimentasi.

- Foto udara.

- Data fasilitaas bangunan irigasi dan jaringan yang telah

ada.

- Data areal persawahan.

- Peta peta yang ada.

- Survey terdahulu yang pernah dilakukan.

b. Pengumpulan data sosial ekonomi dan lingkungan.

- Kependudukan ( jumlah, status, pendidikan/ketrampilan,

pendapatan dan lainlain)

- Sarana dan prasarana yang ada

- Fasilitas dan utilitas

Bab V - 3
- Pengumpulan Data tentang kebijaksanaan Pemerintah

- Analisa dan evaluasi kondisi fisik

- Analisa dan evaluasi kondisi sosial ekonomi.

3) Pengumpulan Data Primer / Kegiatan Survey

a. Pekerjaan Peagukuran Topografi (Situasi Detail) Kegiatan ini

bertujuan untuk :

- Untuk memperoleh data topografi yang akan digunakan dalam

membuat rencana teknis rinci bangunan irigasi dan jaringan

irigasi.

- Untuk mendapatkan dan mengetahui data elevasi bangunan

pengambilan dan areal persawahan yang akan dialiri.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah :

- Pemasangan BM sebagai titik kontrol kerangka dasar peta untuk

setiap lokasi. - Pelaksanaan pembuatan peta topografi dengan

skala 1 : 1000 interval kontur 1 meter pada lokasi bendung dan

daerah peruntukan studi dimana luasnya tergantung dari kondisi

topografinya.

- Pengukuran cross section dan long section pada bangunan utama.

- Evaluasi tata letak bangunan irigasi beserta sarana penunjangnya

dengan jalan mengadakan pengecekan lapangan bersama ahIi-

ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk mengkonfirmasikan tata

letak yang dihasilkan dalam pekerjaan perencanaan pendahuluan

dengan tata letak hasil pemetaan detail.

Bab V - 4
- Membuat usulan untuk tata letak akhir bangunan utama seperti

yang diuraikan di atas.

- Menetapkan lokasi akhir, dimensi dan volume lokasi bangunan

untuk pekerjaan bangunan utama beserta fasilitasnya.

- Peta ikhtisar (ukuran Al) dengan skala yang disesuaikan

- Peta Topografi

- Laporan Lapangan Survey Topografi dan Deskripsi BM

b. Survey Hidrologi dan Hidrometri

Pekerjaan ini dimaksudkan guna memperoleh data lapangan

(primer dan sekunder) dari kondisi hidrologi dan hidmmetri

daerah survey.

c. Survey Sosial-Agro Ekonomi

Pengumpulan data demografi serta organisasi-organisasi atau

perkumpulanperkumpulan masyarakat petani yang ada.

1) Inventarisasi kepemilikan dan status tanah.

2) Inventarisasi keadaan ekonomi masyarakat seperti luas dan

pola usaha tani, lapangan pekerjaan, pengeluaran dan

pendapatan petani, transportasi dan pemasaran hasil dan lain-

lain.

d. Survey Mekanika Tanah dan Geologi

Maksud dari penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah

adalah untuk mengumpulkan data lapangan dan data

laboratorium dari lapisan tanah/ batuan yang dijumpai di lokasi

rencana bangunan. Adapun tujuan penyelidikan tersebut adalah

Bab V - 5
untuk memperoleh data-data mengenai sifat-sifat fisik dan teknis

dari lapisan tanah/ batuan dasar yang terdapat di lokasi

penyelidikan untuk menunjang perencanaan bangunan

pengambilan dan bangunan pelengkap lainnya. Penyelidikan ini

meliputi pengambilan sampel tanah dengan sondir, boring dan

test pit. Sedangkan untuk mengetahui sifat-sifat mekanika tanah

(Soil properties) dilakukan analisa Laboratorium Mekanika Tanah.

Penyelidikan geologi teknik yang terdiri dari:

1. Pemetaan geologi permukaan untuk lokasi bangunan

pengambilan (bendung/bendungan) dan daerah irigasi.

2. Pengujian kelulusan air tanah permukaan sesuai kebutuhan.

3. Pemboran tanah (Soil) pada rencana bangunan pengambilan

(bendung/bendungan) sebanyak 5 titik dengan total

kedalaman 100 m. 4. Standar Penetration Test (SPT)

5. Pembutan Sumur Uji (Test pit) untuk bahan timbunan pada

lokasi yang direncanakan sebanyak 4 titik.

6. Sondir sebanyak 5 Titik di sekitar lokasi bor inti

7. Laboratorium test terdiri dari :

a) Soil Properties, yang meliputi unit weight, specific gravity,

moisture content

b) Grain size analysis

c) Atterberegh Test (index plastisitas, dll )

d) Triaxial test

e) Consolidation test

Bab V - 6
f) Permeability test

g) Compaction test

4) Analisa data

Berdasarkan data sekunder dan data primer yang didapatkan,

maka data tersebut dianalisis yang terdiri dari :

 Analisis Hidrologi, terdiri dari :

- Analisa Curah hujan

- Analisa Debit banjir

- Analisa Debit andalan

- Analisa Penelusuran Banjir

- Analisa Sedimentasi

- Analisa Kebutuhan Air Tanaman

 Analisis Klimatologi diperlukan untuk menghitung besamya

evapotranspirasi yang terjadi di DAS dan daerah irigasi

 Pembuatan neraca air (Water Balance).

 Penentuan banyaknya air yang tersedia (water

availability), kebutuhan air irigasi serta keperluan lain yang

diperlukan, perhitungan neraca air, penentuan

kemungkinan terjadinya banjir puncak untuk keperluan

perencanaan bangunan bendung,serta bangunan

penunjangnya.

Untuk menentukan semua besaran tersebut di atas, maka dalam

melakukan analisa hidrologi diperlukan bantuan gambar-gambar

dan peta-peta pengakuran. Hal ini dilakukan supaya dalam

Bab V - 7
menentukan parameter-parameter yang berkaitan dengan analisa

hidrologi dapat lebih mendekati kondisi yang ada. Parameter

tersebut antara lain berkaitan dengan hujan daerah aliran sungai,

elevasi dasar sungai dan juga perhitungan banjir desain.

5) Perencanaan Teknis/Desain

a. Pekerjaan Desain

Untuk mencapai sasaran di atas, dalam tahapan ini akan disusun

secara jelas mengenai kriteria Desain dan Metode Perhitungan

yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini yang

dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu : * Perencanaan detail

mencakup kegiatan-kegiatan :

 Pelaksanaan pengukuran topografi dan penyelidikan

geologi detail.

 Penentuan dengan tepat lokasi dan elevasi bangunan

pengambilan (bendung) beserta bangunan sarana

fasilitasnya.

 Pembuatan potongan memanjang dan melintang

bangunan prasarana bendung.

 Perencanaan bangunan secara mendetail untuk

bangiinan utama. Gambar-gambar akan dibuat sesuai

dengan Standar Penggambaran yang dikeluarkan oleh

Ditjen Pengairan dan Standar Nasional Indonesia

(SNI).

 Pembuatan pedoman pola operasi dan pemeliharaan

bangunan irigasi.
Bab V - 8
 Bangunan utama dan prasarana pengambilan (bendung)

Perencanaan detail bangunan utama dan prasarana meliputi

kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

- Menentukan dimensi dan elevasi hidrolis.

- Menentukan kehilangan tinggi energi yang diperlukan.

- Analisa stabilitas bangunan.

 Rencana layout jaringan irigasi dan petak sawah

 Skema rencana bangunan irigasi

b. Perencanaan Pra Desain Bangunan Pengambilan (Bendung

Bendungan)

Adalah tahapan berupa penyusunan tahapan-tahapan atau

standard dan rumus yang akan digunakan dalam perencanaan.

Desain bangunan pengambilan meliputi desain intake, desain

pelimpah, dan desain penguras. Aspek-aspek yang ditinjau

meliputi :

Kriteria Hidrologi,

• Klimatologi dan Hidrologi wilayah pekerjaan.

• Debit andalan.

• Debit banjir rencana.

 Kriteria Tata Letak dan Komponen Sistem,

- Batas-batas wilayah pengembangan dan tata letak perwilayahan.

- Komponen-komponen sistem yang terdiri dari :

- Daerah genangan.

- Bangunan Utama dan Pelengkap, Kantor atau Rumah jaga.

Bab V - 9
• Kriteria Keadaan Sistem,

- Keadaan di tempat penampungan.

- Keadaan fisik bangunan tanggul keliling.

- Bangunan yang ada.

 Kriteria Geoteknik dan Struktur,

- Kekuatan dan kestabilan tanah.

- Penggunaan material yang mudah diperoleh di lokasi.

- Menggunakan metode pembangunan yang sederhana.

- Membutuhkan pemeliharaan yang sederhana.

c. Analisa Hidrolika

Setelah dilakukan analisa hidrologi maka dalam perencanaan

desain bendung selanjutnya dilakukan analisa hidrolika. Diperlukan

data yang telah dianalisa (data awal) maupun data dari hasil

pengamatan dan pencatatan dari hasil studi yang telah ada.

Adapun analisa hidrolika yang akan dilakukan dalam perencanaan

bendung dan bangunan pelengkapnya antara lain (dilihat dari

tingkat kepentingan dan standar perencanaan yang telah ada) :

- Analisa tinggi bendung

- Analisa aliran dibangunan pelimpah

- Analisa aliran transisi dan peluncur

- Analisa aliran kolam peredam energi dan saluran

pembuang

- Perhitungan rembesan melalui tubuh bendung

- Analisa Bangunan sadaplterjunan bagi dan pelengkap

lainnya.
Bab V - 10
- Analisa Saluran Irigasi (Primer, Sekunder, dan

sebagainya)

d. Analisa Stabilitas dan Struktur Bangunan

Analisis stabilitas dan struktur bangunan diperlukan untuk

mendapatkan desain bangunan yang aman, stabil dan ekonomis.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam desain struktur

adalah sebagai berikut:

- Beban mati

- Beban hidup yang bekerja pada dinding

- Tekanan tanah

- Tekanan uplift Gaya gempa Tekanan hidrodinamis,

hidrostatis Daya dukung tanah

- Erosi bawah tanah (piping)

- Analisis stabilitas struktur

- Analisis stabilitas lereng

e. Analisa Maya dan Kelayakan Ekonomi

Analisis ekonomi dimaksudkan untuk menilai atau melihat apakah

suatu proyek layak dikonstruksi atau tidak. Analisis ini

membandingkan antara dua komponen yaitu komponen biaya dan

komponen manfaat sehingga ada tiga parameter yang biasa

dipergunakan sebagai parameter kelayakan yaitu B/C, NPV dan

IRR. Untuk mendapatkan tiga parameter ini terlebih dahulu

dilakukan perhitungan:

- Biaya langsung

- Biaya tak langsung


Bab V - 11
- Biaya Investasi

- Biaya Operasi dan Pemeliharaan (OP)

- Manfaat dari Irigasi

- Analisis sensitifitas

f. Hasil kegiatan ini terdiri dari:

- Gambar disain jaringan irigasi dan petak sawah.

- Nota disain

- Spesifikasi teknis

- Bill of Quantity dan Rencana Anggaran Biaya

- Metode Pelaksanaan pekerjaan

- Jadual Pelaksanaan

g. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Fisik

Apabila detail perencanaan telah dapat diselesaikan, maka

konsultan diminta untuk menyusun :

- Schedule pelaksanaan proyek yang terbagi dalam beberapa

paket kegiatan sesuai dengan urutan prioritas dari masing-

masing kegiatan tersebut.

- Rencana angggaran biaya dari masing-masing paket kegiatan

serta alokasi dana yang diperlukan pada tiap-tiap tahun

anggaran termasuk pula dana harus disediakan untuk

pekerjaan pembebasan tanah dan bangunan.

- Syarat-syarat teknis dari masing-masing pekerjaan yang

diiisuikan beserta syarat-syarat umum dan syarat-syarat

administrasinya.

Bab V - 12
1. Umum.

- Hidrologi
Pengumpulan Data - Hidroklimatologi
- Topografi
- Geoteknik
- Mekanika Tanah
- Dll

- Analisis Water Balance


- Evapotranspirasi
- Curah Hujan Efektif
Pengolahan Data - Curah Hujan Rencana
- Debit Andalan
- Kebutuhan Air Irigasi
- Debit Drainase
- Debit Banjir Rencana

Perencanaan

Bangunan Utama Jaringan Utama

- Lebar Bendung - Kriteria Perencanaan Saluran


- Elevasi Puncak Mercu Bendung - Kriteria Perencanaan Bangunan
- Tipe dan Dimensi Mercu Bendung - Kriterian Perencanaan Bangunan
- Kolam Olak / Peredam energy Pelengkap.
- Rembesan dan Tekanan Air Tanah
- Back Water Curve
- Pintu Pengambilan

Bab V - 13
2 Pengumpulan Data.

Pengumpulan data meliputi proses pengumpulan data yang terkait

dengan data penelitian yaitu data hidr ologi, hidroklimatologi, topogr afi,

serta geoteknik (mekanika tanah).

Data dikumpulkan dari instansi yang terkait (dalam hal ini adalah

kantor konsultan yang

meneliti) dengan jumlah data minimal 10 tahun terakhir.

3. Pengolahan Data

Dari data data yang telah dikumpulkan maka dapat diperoleh besaran

besaran perencanaan yang meliputi :

- Curah hujan efektif untuk padai dan palawija :

- Curah hujan rencana.

- Debit andalan sungai yang akan dimanfaatkan airnya.

- Kebutuhan air irigasi

- Debit drainase

- Debit banjir rencana.

3.1 Perhitungan curah hujan efektif.

Curah hujan efektif diperlukan untuk analisa neraca air bulanan yang

dihitung berdasarkan tetapan 70 % dari curah hujan tengah bulanan

yang terlampaui.Perhitungan curah hujan efektif dilakukan dengan dua

kondisi yang berbeda yaitu :

1. Untuk Padi :

Re = 70 % x R 80

2. UNtuk Palawija :

Re = Koefisien tanaman x R 50
Bab V - 14
Adapun penetapan R80 dan R 50 dilakukan dengan menggunakan

metoda Harza dan rata rata sebagai berikut :

1. Penetapan R 80.

Dengan menggunakan Harza yang menetapkan curah hujan efektif

( R 80 ) berdasarkan rangking pada urutan ke n dari harga

terkecil,dengan menggunakan rumus dasar :

N = ( N/5 ) + 1

Dimana :

n = nomor urut yang dipilih ( bilangan bulat )

N = jumlah data.

2. Digunakan metoda rata rata dari rangkaian data curah hujan yang

ada berdasarkan rangking data pada urutan ke-n = N/2.

Selanjutnya hasil perhitungan curah hujan efektif akan digunakan

dalam analisa kebutuhan air irigasi.Data hasil perhitungan curah

hujan efektif untuk padi akan digunakan langsung dalam analisa

tersebut,sedangkan untuk palawija akan dikoreksi lebih lanjut

dengan data rata rata bulanan evapotranspirasi tanaman dan curah

hujan bulanan.

4.3.2 Analisa Frekwensi Curah Hujan Rencana.

Data curah hujan yang dipakai dalam analisis frekwensi curah

hujan rencana diperoleh dari stasiun terdekat yang relevan untuk

digunakan dan mewakili kondisi curah hujan di areal lokasi studi.

Analisis frekwensi dilakukan terhadap data curah hujan harian

maksimum dan bertujuan untuk memperoleh besaran curah hujan

Bab V - 15
rencana dengan periode ulang tertentu.Metode yang digunakan dalam

analisis frekwensi ini adalah :

1. Metode Gumbell

Metode gumbel merupakan metoda analisa distribusi data atau

analisa frekwensi yang sering digunakan karena akurasinya.

2. Metoda Log Person Type III.

3. Distribusi Log Normal.

4. Metoda Harpers.

4.3.3 Kebutuhan air untuk irigasi.

Kebutuhan air irigasi ditetapkan dengan mempertimbangkan

beberapa aspek terkait dalam budidaya padi dan palawija.Sesuai

dengan pola tanam yang akan diterapkan di wilayah pekerjaan maka

kebutuhan air irigasi dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

1. Untuk Padi ( WRD )

NFR = Ect + P – Re + WLR.

Dimana :

NFR = Ect + P – Re + WLR

Etc = Penggunaan konsumtif,mm / hari.

P = Kehilangan air akibat perkolasi, mm / hari.

Re = Curah Hujan Efektif, mm / hari.

WLR = Penggantian lapisan air, mm / hari.

2. Untuk Palawija ( WRP )

Kebutuhan air irigasi untuk palawija ( WRP ) ditetapkan dengan

persamaan ( IR ) palawija = ( Etc – Re ) / e

Dimana :
Bab V - 16
E = efisiensi irigasi secara keseluruhan.

4.3.4 Perhitungan Ketersediaan Air.

Untuk kebutuhan perhitungan debit andalan pada suatu daerah

irigasi,diperlukan analisa ketersediaan air ( water avaibility ) suatu

aliran sungai.Dalam perhitungan ini digunakan beberapa metoda

untukmengetahui ketersediaan air, metoda metoda tersebut yaitu :

1. Metoda Neraca Air ( Water Balance ).

Perhitungan ketersediaan air ( dependable flow ) dengan metode

neraca air dikembangkan oleh Dr.F.J.Mock. Data yang dibutuhkan

dalam perhitungan metode metode neraca air F.J.Mock antara

lain :

a. Hujan bulanan rata rata,mm.

b. Jumlah hari hujan bulanan rata rata,hari.

c. Evapotranspirasi potensial bulanan,mm

d. Limpasan permukaan ( run off ) m3/detik/km2

e. Tampungan air tanah ( ground water storage ),mm

f. Aliran dasar ( base flow ),m3 / detik / km2.

Neraca air motode F.J.Mock dirumuskan sebagai berikut :

Q = ( Dro + Bf ) F

Dro = Ws – 1

Bf = 1 – Vn

Ws = R – Et

Dimana :

Q = Debit andalan,m3 / detik.

Dro = Direct run off,m3 / detik / km2


Bab V - 17
Bf = Base flow, m3 / detik / km2

Ws = Water Surplus,mm

I = infiltrasi, mm

Vn = Storage volume,mm

R = Curah hujan,mm

Et = Evapotranspirasi pennman modifikasi,mm

E = catchment area,km2

2. Metode SMEC

Perhitungan ketersediaan air metode SMEC dikembangkan

berdasarkan hasil analisa.Hasil analisa dibagi menjadi dua tipe

berdasarkan pada jenis tanah di daearah tangkapan hujan

( cacthment area ).

4.3.5. Analisa Debit Banjir Rencana.

Dalam menentukan hasil debit banjir rencana digunakan beberapa

metode sebagai berikut :

1. Metode Haspers.

2. Metode Melchior.

3. Metode Rasional.

4. Metode Bankfull Capacity.

4.4 Perencanaan.

Bangunan Utama yang perlu diperhatikan dalam

perencanaannya meliputi Sumber air, lebar bendung dan luas

areal irigasi,type bendung, type mercu,kolam olakan ( Peredam

Energi ),rembesan dan tekanan air tanah,back water

curve,pintu pengambilan,kantong lumpur.Jaringan Utama.


Bab V - 18
Kajian dilakukan terhadap dimensi saluran dan bangunan yang

pelaksanaan perhitungannya dilakukan dengan menggunakan

Pedoman Kriteria Perencanaan yang dikeluarkan oleh Direktorat

Irigasi, Direktorat Jendral Pengairan, Departemen Pekerjaan

Umum.

Untuk keperluan pengaliran air irigasi dipergunakan saluran

berpenampang trapesium karena paling umum dipakai dan

ekonomis.Perencanaan saluran irigasi ini perlu

mempertimbangkan masalah erosi dan sedimentasi, dimana

perubahan penampang saluran miniaml harus berimbang

sepanjang tahun.Selain itu perlu diperhatikan juga biaya

pelaksanaan dan pemeliharaannya, diusahakan agar biaya biaya

tersebut cukup ekonomis, efektif dan efisien.

Di dalam perencanaan digunakan beberapa ketetapan sesuai

dengan standar dan kondisi daya dukung areal yang ada yaitu :

M = kemiringan talud saluran.

K = koefisien kekasaran.

Perhitungan dilakukan menggunakan kriteria kecepatan aliran

yang diijinkan. Harga dimensi saluran ditetapkan berdasarkan

kemiringan saluran ( I ) yang direncanakan,serta hasil iterasi

terhadap harga lebar saluran ( b ).Sehingga diperoleh hasil

akhir perhitungan dimensi saluran untuk tiap tiap ruas saluran.

Untuk perencanaan saluran pembawa digunakn persamaan

Stickler :

Bab V - 19
Q=AxV

A = ( b + m . h ) h.

Kriteria perencanaan bangunan pelengkap di jaringan utama.

Secara garis besar bangunan pelengkap yang akan direncanakan

berupa :

1. Bangunan terjun.

2. Got miring.

3. Bangunan bagi sadap.

Bab V - 20
G.2 PROGRAM KERJA

Berdasarkan pengalaman Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan

sejenis, secara umum pelaksanaan pekerjaan proyek ini adalah

melalui beberapa tahapan pekerjaan yang berurutan. Tahapan-

tahapan pekerjaan yang dimaksud dapat dijelaskan sebagai

berikut :

G.2.1. Tahap Persiapan

Pada tahap pekerjaan persiapan, pekerjaan yang

dilaksanakan pada dasarnya adalah investarisasi data yang

ada dan peninjauan areal proyek yang akan distudy.

Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan pada tahap

ini antara lain sebagai berikut :

- Pengurusan ijin operasional pekerjaan survai topografi

dan investigasi geologi di areal proyek.

- Inventarisasi data atau informasi teknis maupun non-

teknis yang menunjang pelaksanaan pekerjaan desain.

- Peninjauan lapangan (site visit), studi rencana dan

hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan survai dan

investigasi lapangan.

- Pengumpulan data-data seperti data-data studi yang

pernah dilakukan, peta topografi yang ada, data

hidrologi dan hidrometri, dan lain-lain.

Bab V - 21
Periode pelaksanaan tahap ini diselesaikan selama 2

(satu) minggu, terhitung sejak dikeluarkannya surat

Perintah Kerja.

G.2.2. Tahap Perencanaan Pendahuluan

Tahap perencanaan pendahuluan yang meliputi

perencanaan awal beserta gambaran sarana penunjangnya

dan juga membuat program rencana pelaksanaan survai

investigasi serta langkah-langkah detail pelaksanaan studi

berdasarkan survai Geometri dan Inventrarisasi, ini

direncanakan selama 2 minggu dimulai minggu ke III .

G.2.3. Tahap Studi Survai dan Investigasi

Pada tahap ini yang dikerjakan oleh konsultan adalah :

- Survai Topografi

- Survai Penyelidikan Tanah

G.2.4.Tahap Pelaksanaan Studi/Perencanaan

Pada tahap ini yang dikerjakan oleh Konsultan adalah :

- Konsep Detail Perencanaan

- Perhitungan volume

- Perkiraan biaya

- Penyerahan konsep detail perencanaan

- Pengambaran

- Penyiapan Spesifikasi Teknik

G.2.6. Pembuatan Laporan

Bab V - 22
Sesuai dengan yang tercantum dalam Kerangka Acuan

Kerja Konsultan akan menyusun laporan-laporan sebagai

berikut :

1. A. Laporan Pendahuluan

Laporan ini berisi data-data hasil survai lapangan dan

hasil analisa data, dengan susunan sebagai berikut :

- Daftar isi

- Pendahuluan

- Rencana Kerja

- Mobilisasi tenaga ahli

- Jadual pelaksanaan kegiatan

- Survai dan analisa topografi

- Survai dan analisa lalu lintas

- Survai dan analisa kondisi irigasi

- Survai dan analisa data tanah dan material

- Kesimpulan dan rekomendasi

- Lampiran data-data

- Foto-foto dokumentasi

2. B. Laporan Survai Topografi

Konsultan akan membuat Laporan Topografi yang

mencakup sekurang kurang nya pembahasan mengenai

hal – hal berikut:

Bab V - 23
- Data Proyek

- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas

lokasi proyek terhadap kota besar terdekat.

- Kegiatan perintisan untuk pengukuran

- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal

- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal

- Kegiatan pengukuran situasi

- Kegiatan pengukuran penampang melintang

- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada)

- Perhitungan dan penggambaran

- Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya

- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan

pengukuran topografi termasuk kegiatan pencetakan

dan pemasangan BM, pengamatan matahari, dan

semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan

perencanaan irigasi.

- Deskripsi BM (sebagai lampiran).

Disamping laporan topografi diatas, Konsultan akan

menyerahkan hal – hal berikut :

 Buku ukur

 Obrah (plotting)

 Negatif film dari foto dokumentasi

Bab V - 24
3. C. Laporan Antara

Berisi laporan mengenai progress pekerjaan yang sudah

dilaksanakan

4. D. Laporan Gambar Perencanaan

5. Berisi gambar detail desain perencanaan irigasi

6. E. Laporan Akhir Perencanaan

Laporan ini berupa “Laporan Teknis Perencanaan” yang

berisi perhitungan dan uraian dari rumus-rumus yang

digunakan, sketsa dan data-data perencanaan, dengan

susunan laporan sebagai berikut :

- Daftar isi

- Pendahuluan

- Perhitungan geometri irigasi

- Perhitungan tanah dasar dan perkerasan

- Perhitungan struktur bangunan pelengkap

- Perhitungan konstruksi dan bahan elemen lansekap

bukan tanaman.

- Kesimpulan dan saran

- Lampiran

- Tabel dan grafik hasil perhitungan

- Data perencanaan

- Lain-lain yang ditentukan oleh Pemberi Tugas

Bab V - 25
TEAM LEADER

PENGINPUT DATA
ADMINISTRASI

AHLI JEMBATAN AHLI JALAN AHLI DRAINASE AHLI DATA BASE AHLI SISTEM GEOGRAFIS
ASISTEN AHLI JEMBATAN ASISTEN AHLI JALAN ASISTEN AHLI DRAINASE ASISTEN AHLI DATA BASE ASISTEN AHLI GEOGRAFIS

Gambar V.4 Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Bab V - 26
V.3.1 ORGANISASI PELAKSANAAN PENGAWASAN
Memperhatikan substansi Kerangka Acuan, maksud dan tujuan pekerjaan,
serta tugas dan wewenang yang akan diberikan pada konsultan, maka disusunlah
Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan seperti dalam Gambar V.2.

Organisasi yang disusun ini akan diisi oleh tenaga profesional dan tenaga
subprofesional yang terdiri dari berbagai bidang keahlian serta tenaga pendukung
yang merupakan satu kesatuan tim kerja.

V.3.2 FUNGSI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI

1. SITE ENGINEER

Fungsi : Sebagai pimpinan pelaksanaan proyek

Tugas & tanggung jawab :


a) Mengikuti petunjuk –petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan,
terutama sehubungan dengan :
 Inspeksi secara teratur ke paket – paket pekerjaan untuk melakukan
monitoring kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan –perbaikan
agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan yang telah ditentukan.
 Pengertian yang benar tentang Spesifikasi.

 Metode pelaksanaan untuk tiap jenis pekerjaan yang disesuaikan


dengan kondisi lapangan.
 Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar dan sesuai dengan
pasal – pasal dalam Dokumen Kontrak tentang cara pengukuran dan
pembayaran.
 Rincian teknis sehubungan dengan “Change Order” yang diperlukan.

b) Membuat pernyataan penerimaan ( “Acceptance” ) atau penolakan


(“rejecction”) atas material dan produk pekerjaan.
c) Melakukan pemantauan dengan ketat atas prestasi kontraktor. Segera
melaporkan kepada pejabat pembuat komitmen ( fisik ) apabila kemajuan

Bab V - 27
pelakanaan pekerjaan ternyata mengalami keterlambatan ( minus ) lebih
dari 15 % dari rencana.Membuat saran – saran penangulangan serta
perbaikan.
d) Melakukan pemeriksaan secaracemat dan teliti terhadap semua pekerjaan
yang dilaksanakan oleh kontraktor,baikitu menyangkutvolume aupun mutu
pekerjaan.
e) Menyusun laporan bulanan tentang kemajuan fisik dan keuangan serta
menyerahkan kepada pejabat pembuat dokumen konsultan.
f) Menyusun draft justifikasi teknis, termasuk gambar dan perhitungan
sehubungan dengan perubahand eain ( review deain ), Contract change
order dan addendum kontrakfisik.
g) Memeriksa dan menandatangani dokumen pebayaran bulanan ( montly
certificate ) apabila emua back up data yang ada udah esuai dengan
ketentuanyang ada didalam kontrak fisik.

2. CHIEF INSPECTOR

Fungsi : Sebagai pengawas dilapangan

Tugas & tanggung jawab :


a) Berkedudukan dilokasi atau ditempat yang paling dekat lokasi pekerjaan
yang harus diawasinya.
b) Melakukan perjalanan untuk meninjau kemajuan pekerjaan merupakan
kegiatan pengawasan hariannya.
c) Terus menerus mengawasi dan mencatat serta mengontrol semua hasil
pengukuran, perhitungan kuantitas, dan sertifikasi pembayaran.Menjamin
bahwa kontraktor dibayar sesuai dengan syarat – syarat kontrak.
d) Mengawasi dan mengontrol ketelitian semua hasil pengukuran di lapangan
yang dilaksanakan oleh kontraktor untuk memudahkan Direksi Teknik
menyelesaikan pekerjaan pemeliharaan yang mendesak.
e) Mempelajari dengan baik gambar teknik proyek dan spesifikasi sebelum
pekerjaan dimulai.

Bab V - 28
f) Mencatat kemajuan pekerjaan Kontraktor setiap hari dan
membandingkannya dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
g) Senantiasa menjaga ketelitian dan memperbarui gambar – gambar As –
built Drawing dan mengawasi pekerjaan penggambaran yang dilakukan juru
gambar.
h) Menyimpan arsip – arsip surat proyek, laporan mingguan, diagram
kemajuan pekerjaan pengukuran dan sebagainya.
i) Mengatur dan mengawasi semua detail teknis lapangan dalam acuan
pelaksanaan yang baik.
j) Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasehat dari team leader / Site
Engineer dan melaksanakan tugas – tugasnya.
k) Memberikan penafsiran yang benar dari gambar standart dari spesifikasi
dalam aplikasinya di lapangan.
l) Teknis pelaksanaan kontraktor yang tepat untuk kegiatan – kegiatan yang
berbeda disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
m) Mengadakan pengawasan secara terus menerus di lokasi proyek yang
sedang dikerjakan dan memberikan informasi kepada Team Leader / Site
Engineer atas pekerjaan yang tidak sesuai dengan Kontrak.Semua hasil
pengamatan harus dilaporkan secara terus tertulis kepada Team Leader /
Site Engineer pada hari itu juga.
n) Membuat detail teknik bila ada perintah perubahan, untuk kondisi lapangan
dan kejadian yang khusus.

3. INSPECTOR

Fungsi : Sebagai pengawas dilapangan

Tugas & tanggung jawab :


a). Berkedudukan dilokasi atau ditempat yang paling dekat dengan lokasi
kegiatan.
c). Mengadakan pengawasan yang terus menerus ( setiap hari ) terhadap
pekerjaan yang sedang dikerjakan oleh pihak kontraktor, agar pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan desain yang ditentukan.

Bab V - 29
Apabila kontraktor bekerja tidak esuai dengan dokumen kontrak maka
inspektor wajib melakukan peneguran secara lisan maupun tertulis pada
hari itu juga.Teguran secara lisan maupun tertulis harusdilaporkan pada
Team Leader.
e). Mengecek semua bahan / material yang dikirim kelapangan apakah sudah
sesuai dengan spesifikasi atau belum.
g). Memeriksa dan mengukur volume bahan dan volume pekerjaan yang
dihasilkan oleh pihak kontraktor ( meng” opname “), untuk dipakai sebagai
dasar pembuatan sertifikasi pembayaran bulan ( montly certificate ).
h). Melaporkan pada Site Supevisi apabila ternyata pelksanaan pekerjaan akan
mengakibatkan terlampaunya volume pekerjaan yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
j). Melakukan pengukuran dan pengecekan terhadap pekerjaan yang akan
dikerjakan, sedang dikerjakan dan selesai dikerjakan oleh pihak kontraktor
secara teliti dan cermat.
k). Membuat dan menghimpun semua data pengukuran sehubungan dengan
pengendalian pekerjaan.
l). Mengecek dan menandatangani Shop Drawaing dan as built drawing yang
dibuat oleh pihak kontraktorsesuai dengan pekerjaan yang akan dan telah
dikerjakan oleh pihak kontraktor.

4. QUALITY ENGINEER

Fungsi : Sebagai pengawas bahan/material

Tugas & tanggung jawab :

a) Berkedudukan di lokasi atau ditempat yang paling dekat lokasi pekerjaan


yang harus diawasinya.

b) Memeriksa semua bahan yang dikirim ke lapangan apakah sudah sesuai


dengan spesifikasi.

c) Mengawasi dan mengontrol semua pekerjaan pengujian yang dilaksanakan


oleh kontraktor guna pemilihan sumber material atau untuk pengawasan

Bab V - 30
mutu bahan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Pelaksana
Kegiatan dan Team Leader / Site Engineer bila terdapat penyimpangan
dalam prosedur pengujian yang dilaksanakan ataupun mutu yang digunakan
dalam paket kontrak tersebut.

d) Memeriksa semua data kendali mutu serta memberikan masukan kepada


Team Leader / Site Engineer dalam menerima dan menolak usulan
kontraktor tentang campuran bahan Konstruksi (job mix formula).

5. MATERIAL TEKNISI

Fungsi : Sebagai Teknisi bahan

Tugas & tanggung jawab :

a) Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan


di laboratorium serta menyusun rencana kerja.

b) Memeriksa hasil pengujian dan membuat laporan analisanya.

c) Bertanggung jawab atas semua pengujian dan penyelidikan tanah.

6. SURVEYOR

Fungsi : Sebagai juru ukur lapangan

Tugas & tanggung jawab :


a. Membantu dalam kegiatan survey/ pengukuran
diantaranya pengukuran topografi lapangan dan melakukan penyusunan
dan penggambaran data-data lapangan.
b. Mengawasi survey lapangan yang dilakukan kontraktor
untuk memastikan pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili
kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran terakhir.
c. Mengawasi survey lapangan yang dilakukan kontraktor
untuk memastikan pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar
dan menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan
untuk keperluan peninjauan desain atau detail desain.

Bab V - 31
7. ADMINISTRASI

Fungsi : Sebagai pembuat laporan

Tugas & tanggung jawab :


a) Tenaga administrasi bertanggung jawab terhadap pengarsipan semua
administrasi proyek,penggandaan dan pendistribusiannya selama masa
pelaksanaan kegiatan.

8. CAD OPERATOR

Fungsi : Sebagai Juru Gambar

Tugas & tanggung jawab :


a) Juru gambar bertanggung jawab atas pembuatan gambar-gambar yang
dibutuhkan.

Bab V - 32

Anda mungkin juga menyukai