Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Pekerjaan

1. Mobilisasi dan Demobilisasi


2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
3. Galian Perkerasan Berbutir
4. Lapis Pondasi Bawah / Telford
5. Lapis Penetrasi Macadam
6. Lapis Perekat – Aspal Cair
7. Laston Lapis Aus (AC-WC)

B. Metode Pelaksanaan

1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi

Kegiatan mobilisasi ini bertujuan untuk menyiapkan sumber daya yang


akan digunakan pada proyek peningkatan jalan ruas jalan Sidodadi – Bumi Harjo
(R.120), sehingga dapat mendukung kelancaran pekerjaan sampai pekerjaan di
nyatakan selesai, sumber daya ini meliputi mobilisasi alat, mobilisasi
bahan/material dan mobilisasi tenaga kerja.
a. Material
Mobilisasi bahan/material dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan jadwal
pengadaan bahan. kegiatan ini berlangsung selama pekerjaan proyek
berlangsung.
b. Mobilisasi Alat
Mobilisasi alat berat untuk ditempatkan ke lokasi proyek sesuai
kebutuhan pekerjaan dan penjadwalan alat berat. mobilisasi alat berat
menggunakan truk trailer. (Sumber : Dokumentasi proyek, 2020)
c. Mobilisasi Tenaga Kerja
Tenaga kerja meliputi tenaga kerja ahli dan pekerja (tukang). mobilisasi
tenaga kerja dilakukan sesuai dengan jadwal proyek dan terkait dengan jumlah
dan kompetensi (Sumber : Dokumentasi proyek, 2020)

35
36

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Kesehatan dan keselamatan kerja adalah hal yang paling penting dalam
menunjang kelancaran kerja. First Safety adalah istilah yang menunjukan bahwa
keselamat itu hal yang paling utama.

3. Pekerjaan Galian Perkerasan


Pekerjaan pengupasan tanah dan pembersihan lahan yang terdiri dari
pengupasan tanah, pembersihan lahan dari semua pohon, halangan - halangan,
semak – semak, sampah, dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki atau
menggangu keberadaannya sesuai dengan gambar kerja Waktu yang
dibutuhkan dalam pekerjaan Pengupasan tanah dan pembersihan adalah 7 Hari
Kalender. Merupakan galian yang dilakukan pada kerusakan jalan yang cukup
parah, yang sebelumnya telah di tentukan titik kerusakan pada badan jalan
sehingga di lakukan pengerukan sedalam 20 cm untuk penangan lapis pondasi
bawah.

4. Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah / Telford


Pekerjaan lapis pondasi bawah di lakukan dengan memasangan agregat
batu belah pada badan jalan yang sudah di levelling dengan tebal 15 cm.
Pemadatan dengan Tandem roller di mulai dari sepanjang tepian bergerak
sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan dalam arah memanjang.
Metode pelaksanaan
a) Pekerjaan dilakukan secara manual, untuk pengembalian kondsi
b) Batu ukuran 10/15 disusun berdiri dan di kunci batu 5/7 cm sehungga tersusun
rapi, rapat, dan kokoh di padatkan menggunakan tree wheel roller.
c) Selama pemadatan sekelmpok pekerja melakukan perapihan, sehiingga susunan
batu dalam kondisi rapih dan kokoh serta rata permukaannya.

Alat ynag digunakan


a) Peralatan tukang
b) Roli
c) Cangkul
d) Sekop
e) Tree wheel roller
37

5. Pekerjaan Lapis Pondasi Penetrasi Macadam


Pekerjaan lapis pondasi penetrasi macadam di lakukan dengan
memasangan agregat batu belah pada badan jalan yang sudah di levelling
dengan tebal 5 cm. Pemadatan dengan Three will roller di mulai dari sepanjang
tepian bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan dalam arah memanjang.
Metode pelaksanaan
a) Pekerjaan dilakukan secara manual, untuk pengembalian kondisi
b) Agregat pokok yang disebarkan dengan cara manual, meggunakan agregat ukuran 3-
5 cm dan 2-3 cm
c) Kemudian agregat di padatkan dengan alat tree wheel roller.
d) Penghaparan aspal cair pada agregat pokok dilakukan secara manual
e) Penebaran agregat pengunci dengan batu 1-2 cm
f) Agregat pengunci kemudian di padatkan lagi menggunakan tree wheel roller.

Alat yang di gunakan


a) Peralatan tukang
b) Roli
c) Cangkul
d) Sekop
e) tree wheel roller.

6. Pekerjaan Lapis Resap Pengikat – Aspal Emulsi


Pekerjaan lapis resap pengikat – aspal emulsi dilakukan penghamparan
menggunakan hand sprayer dengan bahan aspal pada permukaan yang telah
disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya
Metode pelaksanaan
a) Pekerjaan dilakukan secara manual
b) Lapis resap pengikat ini dihamparkan setelah pemasangan agregat batu 3-5 dan 2-3
c) Kemudian setelah lapis resap pengikat dihamparkan, di lanjutkan denngan
penghamparan agregat pengunci
d) Lalu kemudian di padatkan lagi menggunakan tree wheel roller.
Alat yang digunakan
a) Peralatan tukang
b) Ember penghampar aspal cair
c) Cangkul sekop
d) tree wheel roller.
38

7. Pekerjaan LASTON Lapis Aus (Asphalt Concrete - Wearing Course)


Pekerjaan laston lapis aus ( asphalt concrete - wearing course )
menggunakan mesin penghampar aspal (Asphalt finisher) dan dump truck
berjalan bersamaan dengan perlahan mengikuti marking yang telah di buat dan
penampung alat penghampar (hopper) tidak boleh dikosongkan. Para pekerja
yang berada di belakang mesin penghampar (Asphalt finisher) bersiap
merapihkan hasil hamparan dan merapihakan tepi hamparan .Pengecekan tebal
hamparan aspal gembur oleh pelaksana dan konsultan pengawas sebelum
proses pemadatan di lakukan.
Pemadatan pertama menggunakan mesin pemadat roda baja (tandem
roller) sebanyak 4 lintasan.dengan kecepatan + 4 km/jam.dilakukan pada suhu
antara 110-120 ̊C dan roda baja harus terus di basahi dengan cara pengabutan
untuk mencegah pelekatan campuran beraspal.
Pemadatan kedua menggunakan mesin pemadat roda karet (Pneumatic
Tyred Roller) dengan kecepatan + 10 km/jam.di lakukan pada suhu antara 90-
110 ̊ C dan roda karet harus terus di basahi dengan cara pengabutan untuk
mencegah pelekatan campuran beraspal.
Pemadatan ketiga atau akhir (finish rolling) jika hamparan menunjukan
bekas jejak roda pemadatan kedua, menggunakan mesin pemadat roda baja
(tandem roller) dengan kecepatan + 4 km/jam, dan roda baja harus terus di
basahi.jika tidak ada bekas jejak roda pemadatan kedua pemadatan ketiga atau
akhir (finish rolling) bisa tidak di lakukan.
Metode pelaksanaan
a) Sebelum pekerjaan lapis perkerasan lentur dilakukan pembersihan badan jalan
dengan cara manual
b) Selanjutnya dilakukan penyemprotan lapis aspal perekat di atas permukaan pondasi,
proses penyemprotan di lakukan pada permukaan yang kering. Alat yang digunakan
pada penyemprotan adalah asphal sprayer
c) Setelah penyemprotan selesai, ac-wc mulai di hamparkan menggunkan aspal finisher
dengan tebal 4 cm
d) Kemudian setelah penghamparan selesai dilakukan pemadtan dengan dua jenis alat
pemadat yaitu tandem roller dan tyre roller
39

Alat yang digunakan


a) Peralatan tukang
b) Asphalt sprayer
c) Asphalt finisher
d) Alat perata
e) Sekop
f) Roli
g) Tandem roller
h) Tyre roller
i) Dump truck
j) Truk tangki

C. Pembahasan
1. Mutu Pekerjaan (Quality Control)

Pengadaan bahan sesuai persetujuan masing – masing pihak, baik dari


kesanggupan kuantitas, kualitas maupun jadwal yang telah disepakati dan
pekerjaan berjalan dengan baik dan benar serta tercapai target maksimal.
Kendali mutu atau Kualitas pekerjaan dilakukan dari mulai proses
pekerjaan dan komposisi kuantitas masing – masing item pekerjaan. Di mulai
dari pekerjaan :
a) Pekerjaan Perkerasan Lapis pondasi Bawah/Telford
Metode Pelaksanaan :
a. Pekerjaan dilakukan secara manual, untuk pengembalian kondisi
b. Batu ukuran 10/15 disusun berdiri dan dikunci batu 5/7 cm sehingga
tersusun rapi, rapat dan kokoh, dipadatkan menggunakan Tree Wheel
Roller.
c. Selama pemadatan sekelompok pekerja melakukan perapian, sehingga
susunan batu dalam kondisi rapih dan kokoh serta rata permukaannya.
40

Gambar 4. Hamparan lapis perkerasan secara manual


(sumber: Robby Hermawan, 2020)

Gambar 5. Alat Bantu (sumber: Robby Hermawan, 2020)

Alat yang digunakan :


a. Peralatan tukang
b. Roli
c. Cangkul
d. Sekop
e. Tree Whell Roller

Perhitungan volume kebutuhan :


Panjang Kebutuhan : 205,4 m
Lebar : 3,5 m
41

Tebal : 0,15 m
Kebutuhan total = panjang x lebar x tebal
= 205,4 x 3,5 x 0,15
= 107,9 m3
b) Pekerjaan lapis penetrasi macadam

Metode pelaksaan :

a. Pekerjaan dilakukan secara manual, untuk pengembalian kondisi


b. Agregat pokok yang disebarkan dengan cara manual menggunakan agregat
pokok ukuran 30 – 50 mm dan 20 – 30 mm.
c. Kemudian agregat dipadatkan dengan alat three will roller
d. Penghamparan aspal cair pada agregat pokok dilakukan secara manual
e. Penebaran agregat pengunci dengan batu 10 – 20 mm dilakukan segera
setelah penghamparan aspal pada agregat pokok.
f. Agregat pengunci kemudian dipadatkan lagi dengan menggunakan alat
pemadat roda besi yang sama. Pemadatan perlu dilakukan sampai agregat
pengunci bisa tertanam dan saling mengikat dengan agregat pokok
dibawahnya.
42

Gambar 6. Bahan / material (sumber: Robby Hermawan, 2020)

Gambar 7. Material batu agregat 30 – 50 mm (sumber: Robby Hermawan, 2020)

Gambar 8. Agregas 20-30 mm (sumber: Robby Hermawan, 2020)


43

Gambar 9. Agregat pengunci 10-20 mm (sumber: Robby Hermawan,


2020)
44

Gambar 10. Penghamparan macadam (Sumber: Robby Hermawan,

2020)

Gambar 11. Pemadatan (Sumber: Robby Hermawan, 2020)

Alat yang digunakan :


a. Peralatan tukang
b. Roli
c. Cangkul
d. Sekop
e. Three Will Roller

Perhitungan volume kebutuhan :


Panjang Kebutuhan : 1.116 m
Lebar : 3,5 m
Tebal : 0,05 m
45

Kebutuhan total = panjang x lebar x tebal


= 1.116 x 3,5 x 0,05
Volume = 195,3 m3
c) Pekerjaan Lapis Resap Pengikat - Aspal Emulsi

Metode Pelaksanaan :

a. Pekerjaan dilakukan secara manual


b. Lapis resap pengikat ini di hamparkan setelah pemasangan agregat batu 30
– 50 mm dan 20 – 30 mm yang sudah dipadatkan dengan maksimal
c. Kemudian setelah lapis resap pengikat dihamparkan, di lanjutkan dengan
penghamparan dengan agregat pengunci.
d. Lalu kemudian dipadatkan lagi dengan alat Tree Will Roller. Pemadatan
perlu dilakukan sampai agregat pengunci bisa tertanam dan saling mengikat
dengan agregat pokok dibawahnya.

Gambar 12. Drum Aspal (Sumber: Robby Hermawan, 2020)

Gambar 13. Penghamparan aspal cair (Sumber: Robby Hermawan, 2020)


46

Gambar 14. Penghamparan agregat pengunci (sumber: Robby Hermawan, 2020)

Alat yang digunakan :


a. Peralatan tukang
b. Ember penghampar aspal cair
c. Cangkul
d. Sekop
e. Three Wheel Roller

Gambar 15. Drum Aspal (Sumber: Robby Hermawan, 2020)

Menghitung volume kebutuhan :


Panjang Kebutuhan : 2.899 m
Lebar : 3,5 m
Kebutuhan aspal emulsi 1 m2 : 0,15 m2
Kebutuhan total = panjang x lebar x kebutuhan aspal emulsi 1m2
= 2.899 x 3,5 x 0,15
= 1.521,98 liter
d) Pekerjaan laston lapis aus (AC-WC)
Metode pelaksanaan :
47

a. Sebelum pekerjaan lapis perkerasan lentur di lakukan pembersihan badan


jalan dengan penanganan secara manual
b. Selanjutnya dilakukan penyemprotan lapis aspal perekat diatas permukaan
pondasi, proses penyemprotan lapisan aspal perekat hanya pada
permukaan yang kering atau mendekati kering. Alat yang digunakan pada
penyemprotan adalah Asphalt Sprayer.
c. Setelah penyemprotan selesai, AC-WC mulai dihamparkan menggunakan
alat Asphalt Finisher dengan ketebalan 4,0 cm. Selain menggunakan alat
berat penghamparan AC-WC dibantu oleh pekerja dengan menggunakan
alat sekop besi.
d. Kemudian setelah penghamparan selesai dilakukan pemadatan dengan dua
jenis alat pemadat yaitu Tandem Roller dan Tyre Roller
48

Gambar 16. Alat Sprayer (Sumber: Robby Hermawan, 2020)


49

Gambar 17. Alat Sprayer (Sumber: Robby Hermawan, 2020)

Gambar 18. Alat Asphalt finisher (Sumber: Robby Hermawan, 2020)

Gambar 19.
Alat Tandem
roller (Sumber:
Robby
Hermawan,
2020)

Gambar 20.
Penumatic
Tyred Roller
(Sumber:
Robby
Hermawan,
2020)

Alat yang
digunakan :
a. Peralatan tukang
b. Asphalt Sprayer
c. Asphalt Fhinisher
d. Alat pererata
e. Sekop
f. Roli
g. Tandem Roller
h. Tyre Roller
i. Dump Truck
j. Truck Tanki

Menghitung volume kebutuhan :


Panjang Kebutuhan : 2.899 m
Lebar : 3,5 m
Tebal penanganan : 0,04 m
Kebutuhan total = panjang x lebar x tebal x berat jenis (AC-WC)
50

= 2.899 m x 3,5 x 0,04 x 2,25


= 913,19 ton

2. Evaluasi Hasil Pekerjaan


Pekerjaan Peningkatan ruas jalan Sidodadi – Bumi Harjo (R.120) pada
umumnya dapat terlaksana dengan baik, sampai pada akhir waktu pelaksanaan
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan dokumen yang ada dan sudah dilakukan
Pemeriksaan terhadap Material, Job Mix Formula, Tes Density, hasil Ekstraksi
terhadap AC-WC, berat jenis serta kadar aspal pada setiap pekerjaan.
Penyimpangan waktu yang terlalu radikal akan mempengaruhi mutu
pekerjaan seperti yang disyaratkan secara teknis dan target penyelesaian waktu
pekerjaan. Peninjauan realisasi akhir pelaksanaan perlu koordinasi dengan pihak
terkait termasuk kontraktor.
Setiap minggu diadakan estimasi/perhitungan – perhitungan yang tercatat
dalam laporan konsultan oleh Inspektor dan laporan harian kontraktor. Monitoring
dan evaluasi perkembangan kegiatan dari waktu ke waktu diperhitungkan
dengan memperhatikan aspek teknis minimal, manajemen pelaksana dan
kemampuan finansial untuk menghasilkan pekerjaan yang efektif dan terjamin.
Ketepatan dan percepatan kegiatan merupakan indikasi kemampuan dan
profesional kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai