Anda di halaman 1dari 63

ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT CRANE DAN PILE HAMMER

PEMBANGUNAN REHABILITASI IRIGASI CISADANE BARAT


KABUPATEN TANGGERANG

PROPOSAL

OLEH :

DAVID APRIANSYAH
NPM. 18510091

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
METRO 2022
ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT CRANE DAN PILE
HAMMER PEMBANGUNAN REHABILITASI IRIGASI CISADANE
BARAT KABUPATEN TANGGERANG

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Dalam Menyusun Skripsi Program Sarjana
Teknik Sipil

DAVID APRIANSYAH
18510091

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
METRO 2022
ABSTRA

David Apriansyah. 2022. Analisis Produktivitas Alat Berat Crane Dan Pile
Hammer Pembangunan Rehabilitasi Irigasi Cisadane Barat Kabupaten
Tanggerang. Skripsi. Program studi teknik sipil, fakultas teknik, universitas
muhammadiyah metro. Pembimbing I: Pembimbing II:
Kata Kunci: Alat Berat, Produktifitas, Pile Hammer, Sheet Pile

iii
ABSTRACT

David Apriansyah. 2022. Analisis Produktivitas Alat Berat Crane Dan Pile
Hammer Pembangunan Rehabilitasi Irigasi Cisadane Barat Kabupaten
Tanggerang. Skripsi. Program studi teknik sipil, fakultas teknik, universitas
muhammadiyah metro. Pembimbing I: Pembimbing II:

Kata Kunci: Alat Berat, Produktifitas, Pile Hammer, Sheet Pile

iv
RINGKASAN

Lokasi penelitian berada di Proyek Rehabilitas Saluran Induk Dan Sekunder


Cisadane Barat D.I. Cisadane IPDMIP Kabupaten Tanggerang.

v
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripis/Oleh DAVID APRIANSYAH ini,


Telah diperbaiki dan disetujui untuk diuji

Metro, September 2022


Pembimbing I

Nama dosen
NIDN.

Pembimbing II

Nama dosen
NIDN.

Ketua Program Studi

Septyanto Kurniawan
NIDN. 0212098206

vi
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Oleh DAVID APRIANSYAH ini,


Telah dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada Tanggal, November 2022

Tim Penguji

Penguji I
Nama dosen

Penguji I
Nama dosen

Penguji I
Nama dosen

Mengetahui :

Fakultas Teknik

Dekan,

Dr. Dadang Iskandar, M.T.


NISN.

vii
HALAMAN MOTTO

‫َم ُن ْوا يْ َن ٰا ال‬


ْۚ ٰٓ
ِ‫ذ‬ ‫ُ ْم ُز ْوا َل ا ْنُش ِق يْ ا ْن ِ ع َي ْرَف ُز ْوا‬ ‫ِ س َفا ْفس ُح ْوا ِفى ا ْل َم ٰج لِ َفس ُح ي ْف ِ ح‬ ‫يُّ َها ال ْم‬Sَ‫ْٰٓوا ِا َذا ِق يْ َل ِذ يْ َن ٰا َم نُ ي ا‬
ُّٰ ‫لل‬ ‫وِاذَا‬ ‫ّٰ ك‬ ‫ْوا س‬ ‫ُك‬
‫لل‬
‫ا‬ ‫ا‬
‫وا ا ْل ِع ْل َم ْۙ ْم والَّ ِذ يْ َن م ْنك ٰج د „ ُ ْو َن ْع َملُ َما خ ِب يْ ˚ر‬Sُ‫ُا ْوت‬
‫ت‬ ّٰ ‫َر ت‬
‫و لل‬
‫ا‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di


dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan
mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan”
(QS AL-Mujadalah ayat 11)

“Saya tidak percaya pada keberuntungan karna sejatinya keberuntungan adalah ketika
kesempatan bertemu dengan kemampuan”
(Dzawin Nur)
viii
PERSEMBAHAN

Rasa syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Kepada Ayahanda Edi Suprianto dan Ibunda Dewi Fatimah, yang telah memberikan
kasih sayang, biaya perkuliahan, nasehat, selalu membimbing dan memberikan
semangat serta men’doakan anaknya.
2. Bapak Ir Masherni, M.T. selaku dosen pembimbing I yang bersedia sabar
membimbing, memberikan wawasan, ilmu dan membantu penyelesain tugas akhir
ini.
3. Bapak Septyanto Kurniawan, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing II yang bersedia
sabar membimbing, memberikan wawasan, ilmu, serta membantu terlaksananya
penelitaian tugas akhir ini.
4. Segenap dosen Fakultas Teknik Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah
Metro, yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
5. Sahabat ku Febby Ari Wibowo, Rendy Ramadhan, Farras Adi Wibowo, banyak hal
yang kita lalui selama masa perkuliahan ini, terimakasih telah menjadi sahabat yang
selalu membantuku.
6. Sahabat kerja praktek Syta Afina sebagai teman yang memberikan semangat,
bantuan, motivasi serta menemani untuk menyelesaikan tugas- tugas kuliah.
7. Teman-teman Kontrakan Amirul Arkhan, Andhika, Dhiya, Agis, Rezi, Taufik dan
lainnya
8. Zamira Salsabila, terima kasih telah memberikan motivasi, semangat serta menemani
dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Thanks for coming to my life
9. Sahabat Prodi Teknik Sipil Angkatan 2018 Universitas Muhammadiyah Metro Syta
Afina, dan adik Bagas seluruh teman-teman Fakultas Tenik Universitas
Muhammadiyah Metro.
10. KBMFT dan IKA Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro
11. Almamater Universitas Muhammadiyah Metro.

ix
KATA PENGANTAR

‫ن ٱلر حي ِم‬
‫م‬S´َٰ ‫ٱلرح‬ ‫بس ِ م‬

َ ‫َل‬
‫ِل َٰ ٱ‬
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat mentelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Produktivitas Alat Berat Crane dan Pile Hammer Pembangunan Rehabilitasi
Irigasi Cisadane Barat Kabupaten Tanggerang“. Shalawat serta Salam
disampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga mendapatkan syfaat-
nya di hari akhir nanti. Penyelesaiaan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan,
dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih
kepada.

1. Bapak Drs. Jazim Ahmad, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Metro.


2. Bapak Dadang Iskandar, S.T.,M.T selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Metro.
3. Bapak Septyanto Kurniawan, ST.,M.T. Selaku Dosen pembimbing I yang selalu
memberikan bimbingan, motivasi, semangat dan pengarahan dalam menyususn
skripsi ini.
4. Kedua Orang tua Penulis, yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap dosen fakultas teknik universitas muhammadiyah metro yang telah
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya tidak
dapat disebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan berdoa atas segala
bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan doa yang telah diberikan menjadi
pintu datangnya Ridho dan Kasih Sayang Allah SWT di dunia dan akhirat, Aamiin ya
Rabbal Alamin.

Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-
besarnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
x
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : David Apriansyah

NPM 18510091

Fakultas : Teknik

Prodi : Teknik Sipil

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi saya yang berjudul:

Analisis Produktivitas Alat Berat Crane dan Pile Hammer Pembangunan


Rehabilitasi Irigasi Cisadane Barat Kabupaten Tanggerang, adalah benar-
benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, dan
belum pernah diajukan pada intitusi manapun, serta bukan jiplakan. Saya bertanggung
jawab atas keabsahan isinya dan sesuai dengan sikap ilmiah yang harus di junjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar- benarnya, tanpa ada tekanan dan
paksaan dari pihak manapun serta mendapat sanski akademik jika ternyata dikemudian
hari pernyataan ini tidak benar.

Metro, September 2022


Yang membuat pernyataan

David Apriansyah
NPM. 18510091

xi
DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Sampul..........................................................................................................i
Lembar Logo................................................................................................................ii
Halaman Judul.............................................................................................................iii
Abstrak.........................................................................................................................iv
Ringkasan.....................................................................................................................vi
Halaman Persetujuan....................................................................................................vii
Halaman Pengesahan...................................................................................................viii
Halaman Moto..............................................................................................................ix
Halaman Persembahan..................................................................................................x
Kata Pengantar.............................................................................................................xii
Pernyataan Tidak Plagiat..............................................................................................xiii
Surat Uji Keterangan Kesamaan (Similarity Check)...................................................xiv
Daftar Isi.......................................................................................................................xv
Daftar Tabel.................................................................................................................xvii
Daftar Gambar..............................................................................................................xix
Daftar Lampiran...........................................................................................................xx
Daftar Notasi................................................................................................................xxi

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................2
D. Kegunaan Penelitian...............................................................................................3
E. Ruang Lingkup Penelitian......................................................................................3

BAB II KAJIAN LITERATUR...........................................................................4


A. Kajian Literatur yang Mendukung Terikat dan Bebas............................................4
1. Pengertian Alat Berat.............................................................................................4
2. Manajemen Alat Berat............................................................................................5
3. Produktivitas...........................................................................................................6
4. Sheet Pile...................................................................................................14
5. Biaya Kepemilikan dan Pengoperasian Alat Berat..................................................16
6. Jenis Alat Berat untuk Pekerjaan Pemancangan.....................................................19
7. Spesifikasi dan Fungsi Alat Berat...........................................................................28
xii
8. Metode Perhitungan Produksi Alat Berat................................................................29
9. Metode Perhitungan Produktivitas Alat Berat.........................................................31
B. Penelitian Relevan..................................................................................................35
C. Kerangka Penelitian................................................................................................36

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................38


A. Desain Penelitian....................................................................................................38
1. Lokasi Penelitian....................................................................................................38
2. Diagram Alir Penelitian..........................................................................................39
B. Tahapan Penelitian..................................................................................................40
1. Jenis Pekerjaan.......................................................................................................40
2. Pekerjaan yang ditinjau...........................................................................................41
C. Definisi Operasional Variabel.................................................................................41
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................................41
1. Data Primer.............................................................................................................42
2. Data Sekunder........................................................................................................42
E. Instrumen Penelitian...............................................................................................42
F. Teknik Analisis Data..............................................................................................42

xiii
DAFTAR TABEL

halaman
1. Perbandingan Antara Traktor Beroda dan Beroda Crawler ........................
2. Kelebihan dan Kekurangan Sheet Pile Beton .............................................
3. Kelebihan dan Kekurangan sheet Pile Baja ................................................
4. Efesiensi Kerja .............................................................................................
5. Kapasitas Angkut Terukur (Loadchart Crane) .............................................
6. Faktor Bucket Excavator ..............................................................................
7. Waktu Putar Excavator ................................................................................
8. Waktu Galis Excavator .................................................................................
9. Waktu Bongkar dan Tunggu Dumptruck .....................................................
10. Waktu untuk Posisi Pengisian dan Excavator .............................................

xiv
DAFTAR GAMBAR

1. Bagian-bagian Sheet Pile ............................................................................


2. Crawler Crane ..............................................................................................
3. Bagian-bagian Crane Crawler .....................................................................
4. Truck Crane ..................................................................................................
5. Wheel Mounted Crane .................................................................................
6. Drop Hammer ...............................................................................................
7. Diesel Hammer ............................................................................................
8. Vibratory Pile Driver .....................................................................................
9. Ponton ..........................................................................................................
10. Excavator .....................................................................................................
11. Dumptruck ...........................................................................................................
12. Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................................
13. Lokasi Penelitian ..........................................................................................
14. Irigasi Cisadane Barat ..................................................................................
15. Diagram Alir Penelitian ................................................................................

xv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar unit alat berat pada Proyek Rehabilitasi Saluran Irigasi Cisadane Barat
Kabupaten Tanggerang ...............................................................................
2. Daftar harga sewa alat berat pada Proyek Rehabilitasi Saluran Irigasi Cisadane
Barat Kabupaten Tanggerang .....................................................
3. Produksi alat berat pada pekerjaan pemancangan Sheet Pile ...................
4. Kebutuhan bahan bakar solar alat berat .....................................................
5. Diagram hasil produksi alat berat ................................................................
6. Waktu siklus Excavator dalam pengisian kedalam Dumptruck ..................
7. Tabel cadangan alat berat ...........................................................................
8. Spesifikasi dari masing-masing unit alat berat ............................................
9. Dokumentasi penelitian ................................................................................
10. Gambar Saluran Irigasi Cisadane Barat Kabupaten Tanggerang ..............

xvi
DAFTAR RUMUS

1. Produktivitas kerja ........................................................................................


2. Dasar untuk mencari produktivitas alat .......................................................
3. Faktor efesiensi alat .....................................................................................
4. Jumlah alat-alat lainnya ...............................................................................
5. Lama pekerjaan alat berat ...........................................................................
6. Penggunaan pelumas (QP) .........................................................................
7. Produksi alat per jam ...................................................................................
8. Produktivitas Crane Crawler ........................................................................
9. Porduktivitas Diesel Hammer .......................................................................
10. Volume Ponton setinggi draft .......................................................................
11. Berat Ponton tanpa muatan .........................................................................
12. Displaced Water Weight ..............................................................................
13. Kapasitas angkut Ponton .............................................................................
14. Produktivitas Excavator ...............................................................................
15. Produksi per siklus .......................................................................................
16. Waktu siklus .................................................................................................
17. Waktu siklus Dumptruck ..............................................................................
18. Produksi per siklus Dumptruck ....................................................................
19. Produksi per jam total ..................................................................................

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dari dua hal, yaitu keuntungan yang
didapat serta ketepatan waktu penyelesaian proyek (Soeharto,1997). Keduanya
tergantung pada perencanaan yang cermat terhadap metode pelaksanaan. Pemilihan
peralatan yang tepat memegang peranan yang sangat penting. Peralatan dianggap
memiliki kapasitas tinggi bila peralatan tersebut menghasilkan produksi yang tinggi atau
optimal tetapi dengan biaya yang rendah. Alat konstruksi atau sering juga disebut dengan
alat berat menurut Asiyanto (2008), merupakan alat yang sengaja didesain untuk dapat
melaksanakan salah satu kegiatan proses konstruksi yang sifatnya berat bila dikerjakan
oleh tenaga manusia, seperti: mengangkut, mengangkat, memuat, memindah, menggali,
mencampur, dan seterusnya dengan cara mudah, cepat, hemat dan aman. Pada
pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang menggunakan peralatan berat diperlukan
perencanaan yang akurat agar bisa dicapai suatu proyek dengan biaya dan waktu
pelaksanaan yang optimal. Oleh karena itu diperlukan suatu analisa Produktivitas dan
operasional alat berat yang akan digunakan, sehingga dapat diketahui Produktivitas dan
biaya penggunaan dari alat berat tersebut.
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi setiap tenaga kerja dalam
penyelesaian suatu pekerjaan. Pemahaman tentang pentingnya produktivitas tidak hanya
menjadi milik level manajemen tingkat atas saja, tetapi juga harus dipahami oleh semua
pihak, tidak terkecuali pekerja atau tukang. Dengan setiap level memahami produktivitas
maka masing-masing pihak yang terlibat didalam suatu pekerjaan mampu menjalankan
apa yang telah menjadi tanggung jawab. sehingga pelaksanaan pekerjaan proyek
konstruksi tersebut dapat terselesaikan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) dan Balai Besar
Wilayah Sungai Ciliwung-cisadane bermaksud akan melaksanakan kegiatan rehabilitasi
saluran irigasi cisadane barat, yang mana dalam melaksanakan rehabilitasi irigasi ini
menggunakan alat berat sebagai satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas kerja pada pekerjaan kontruksi pemancangan Corrugated Concrete Sheet
Pile (CCSP). Melihat kondisi existing dimana melimpasnya air dikarenakan elevasi
tanggul yang lebih rendah dari

1
2

permukaan air antara BKW 1 - BKW 2 menjadi salah satu alasan pembangunan ini harus
dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan dinding penahan tanah dan mengoptimalkan
tanggul dengan menambah elevasi ketinggiannya disesuaikan dengan perencanaan dan
kesepakatan yang telah di tentukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan
Rakyat (PUPR) dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-cisadane Kabupaten
Tanggerang.
Kombinasi alat berat merupakan salah satu cara untuk menentukan alat berat
yang akan dipakai, jumlah alat berat yang akan dipakai dan menghitung waktu dan biaya
yang dibutuhkan oleh setiap kombinasi alat berat yang akan dipakai. Pekerjaan
pemancangan pada pembangunan ini membutuhkan beberapa kombinasi alat berat untuk
menyelesaikannya. Maka dari itu dibutuhkan beberapa kombinasi alat berat untuk
mengetahui produktivitas alat- alat tersebut. Dikondisi pekerjaan yang tidak menentu
menjadi hambatan untuk produktivitas alat berat seperti faktor hujan, kondisi tanah,
kondisi jalan atau medan pekerjaan, kapasitas alat berat yang dipakai dan keahlian
operator. Waktu siklus alat berat menjadi faktor yang sangat penting untuk diperhatikan,
terutama dalam pekerjaan pemancangan. Kondisi disekeliling irigasi harus dalam kondisi
steril dari pohon-pohon atau tanaman untuk mendukung waktu siklus alat berat, semakin
cepat waktu siklus alat berat maka produktivitas alat berat pun akan menjadi lebih besar.
Lama pekerjaan alat berat akan berpengaruh terhadap biaya sewa alat berat, pergantian
suku cadang, pergantian pelumas, oli dan bahan bakar alat berat. Maka penting untuk
memperhitungkan produktivitas dari kombinasi alat berat yang akan dipakai dalam
pekerjaan khusus nya pada pemancangan.
Pada Pembangunan Rehabilitasi Irigasi Cisadane Barat Kabupaten Tanggerang
mengoperasikan alat berat diantaranya 2 unit Crane Crawler kapasitas 40 ton, 2 unit
Diesel Hammer kapasitas 1,5 ton, 4 unit Ponton ukuran 9x9 m, dan 2 unit Excavator.
Pembangunan Rehabilitasi Irigasi Cisadane Barat Kabupaten Tanggerang melakukan
perhitungan dan menganalisa dengan menggunakan metode fellenius dapat disimpulkan
bahwa penanganan Irigasi Cisadane Barat pada 3 sektor pekerjaan menggunakan CCSP
(Corrugated Concrete Sheet Pile) tipe W-350 B, B 1000, K-700 dan L = 10m dengan
total pekerjaan pemancangan 1250 m. Maka dengan volume pekerjaan yang sangat besar
penggunaan alat berat sangat dibutuhkan demi kelancaran pembangunan tersebut. Untuk
mengetahui kebutuhan dari kombinasi alat berat yang ada
3

dilokasi pekerjaan disini peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa aja yang
mempengaruhi untuk produktivitas alat berat yang setiap alat mempunyai fungsi yang
berbeda-beda namun saling keterkaitan satu sama lain. Hambatan yang terjadi saat
perkerjaan pemancangan akan mempengaruhi untuk lama pekerjaan yang berimbas
kepada biaya sewa alat yang membesar, karena untuk biaya sewa alat berat dihitung
dalam pemakaian satuan jam. Penting mengetahui produktivitas dan fungsi masing-
masing alat berat yang ada dilokasi pekerjaan serta faktor apa saja yang berpengaruh
terhadap kinerja alat berat. Dengan demikian peneliti akan melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Produktivitas Alat Berat Crane dan Pile Hammer
Pembangunan Rehabilitasi Irigasi Cisadane Barat Kabupaten Tanggerang”

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Berapakah durasi waktu siklus yang dibutuhkan masing-masing alat berat dalam
pekerjaan pemancangan Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) ?
2. Berapakah jumlah produksi masing-masing alat berat dalam satuan jam kerja
operasional alat dengan jumlah volume pekerjaan yang ada di lapangan?
3. Berapakah biaya penggunaan alat berat dan biaya operasional alat berat yang
harus dikeluarkan?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui waktu siklus yang dibutuhkan masing-masing alat berat dalam pekerjaan
pemancangan Corrugated Concrete Sheet Pile dilapangan.
2. Mengetahui produktivitas kerja masing-masing alat berat yang digunakan.
3. Untuk menganalisis volume dan biaya pekerjaan secara efektif dan efisien

D. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui tentang penggunaan alat berat pada pekerjaan pemancangan
Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP)
2. Sebagai referensi dan pengetahuan bagi semua pembaca terutama yang
berhubungan dengan pekerjaan yang menggunakan alat berat.
4

3. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang produktivitas penggunaan alat berat


untuk pekerjaan pemancangan Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) khususnya
pada Rehabilitasi Daerah Irigasi di Cisadane Barat Kabupaten Tanggerang.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Agar permasalahan tidak meluas dan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai,
maka perlu adanya ruang lingkup penelitian, adapun ruang lingkup penelitian yang
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Lokasi studi kasus pada Proyek Rehabilitasi Saluran Induk dan Saluran Sekunder
Cisadane Barat D.I IPDMIP Kabupaten Tanggerang, dalam pekerjaan pemancangan
Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP).
2. Perhitungan waktu siklus, volume dan biaya operasional pekerjaan bedasarkan
masing-masing alat berat untuk pekerjaan pemancangan, Corrugated Concrete
Sheet Pile (CCSP) adapun alat berat yang digunakan sebagai berikut :
a) Crane Crawler dengan kapasitas 40 ton
b) Diesel Hammer dengan kapasitas 1,5 ton
c) Ponton dengan ukuran 9x9 m.
d) Excavator Standar dengan kapasitas Bucket 0,7 m3
3. Dalam penelitian ini peneliti meninjau alat berat dengan metode perhitungan
Peraturan Menteri PUPR bidang Bina Marga, Analisa K (Kabupaten Tanggerang)
dan Perhitungan di Lapangan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Literatur yang Mendukung Variabel Terkait dan Bebas


1. Pengertian Alat Berat
Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk
melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah, konstruksi jalan, konstruksi
bangunan, perkebunan, dan pertambangan. Keberadaan alat berat dalam setiap proyek
sangatlah penting guna menunjang pembangunan infastruktur maupun dalam
mengekplorasi hasil tambang. Banyak keuntungan yang didapat dalam menggunakan alat
berat yaitu waktu yang sangat cepat, tenaga yang besar, nilai-nilai ekonomis dan lainnya.
(M.irfan, 2018:9)
Alat berat dalam ilmu teknik sipil merupakan alat yang digunakan untuk
membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu infrastruktur di
bidang konstruksi. Menurut Rostiyanti (2014), alat berat merupakan faktor penting dalam
pelaksanaan proyek terutama proyek besar yang tujuannya untuk memudahkan manusia
dalam menyelesaikan pekerjaanya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan
lebih mudah pada waktu yang relative lebih singkat dan diharapkan hasilnya lebih baik.
Menurut Wilopo (2009) keuntungan-keuntungan yang diperoleh dalam
menggunakan alat berat antara lain:
a. Waktu pekerjaan lebih cepat, mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, terutama
pekerjaan yang sedang dikejar target penyelesaianya.
b. Tenaga besar, melaksanakan pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan oleh manusia
c. Ekonomis, karena efisien keterbatasan tenaga kerja, keamanan dan faktor- faktor
ekonomis lainnya.
d. Mutu hasil kerja yang lebih baik, dengan memakai peralatan alat berat.
Alat-alat berat yang sering dikenal di dalam ilmu teknik sipil merupakan alat
yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan
suatu struktur bangunan. Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk
memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan
dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat.
(Rochmanhadi, 1985)

5
6

2. Manajemen Alat Berat


Manajemen pemilihan dan pengendalian alat berat adalah proses merencanakan,
mengorganisir, memimpin dan mengendalikan alat berat untuk mencapai tujuan
pekerjaan yang telah ditentukan.
Manajemen menurut (Widiasanti, 2013) merupakan suatu kegiatan yang
melibatkan sekelompok orang yang mempunyai kemampuan atau keahlian masing-
masing untuk memperoleh hasil yang telah ditetapkan dengan batas tertentu secara
sistematik dan efektif, dengan adanya perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengendalian (controlling) yang
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara efisien.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat berat, sehingga
kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat dihindari, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Fungsi yang harus dilaksanakan, alat berat dikelompokkan bedasarkan fungsinya
seperti menggali, mengangkut, meratakan permukaan
b. Kapasitas peralatan, emilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat
material yang harus diangkut atau dikerjakan.
c. Cara operasi alat, alat berat yang dipilih bedasarkan arah (horizontal maupun
vertikal) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan.
d. Pembatasan dari metode yang dipakai, pembatasan mempengaruhi pemilihan alat
barat antara lain putaran lalu lintas, biaya dan pembongkaran, selain itu metode
konstruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat berubah.
e. Ekonomi, selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasional dan
pemeliharaan merupakan faktor penting dalam pemilihan alat berat.
f. Jenis proyek, ada beberapa proyek yang umumnya menggunakan alat berat yaitu
proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan dan dam.
g. Lokasi proyek, lokasi merupakan hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
alat berat.
h. Jenis dan daya dukung tanah, jenis tanah di lokasi proyek merupakan hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan alat berat yang akan dipakai. Tanah terbagai dalam
kondisi padat, lepas, atau lembek.
i. Kondisi lapangan, kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan
faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
7

Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusunan rencana kerja alat
berat antara lain:
a. Volume pekerjaan yang harus disesuaikan dalam batas waktu tertentu
b. Dengan volume pekerjaan yang ada tersebut dan waktu yang telah ditentukan harus
ditetapkan jenis dan jumlah alat berat yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut.
c. Dengan Jenis dan jumlah alat berat yang tersedia, dapat ditentukan berapa volume
yang dapat diselesaikan dan waktu yang diperlukan

3. Produktivitas
Dalam bidang industri kontruksi, produktivitas merupakan faktor yang
mempengaruhi kemampuan bersaing. Peningkatan tingkat produktivitas berhubungan
terhadap waktu yang diperlukan, khususnya berasal dari pengurangan biaya yang
dikonsumsi oleh para pekerja bangunan (Ervianto, 2002). Produktifitas adalah konsep
yang berkaitan terhadap hasil kerja dengan satuan waktu yang diperlukan dalam
menghasilkan produk seseorang tenaga kerja. Dalam organisasi, sumber daya manusia
merupakan elemen yang paling penting harus diterima dan diakui oleh manajemen.
Peningkatan produktivitas hanya dapat dilakukan oleh manusia. Oleh sebab itu tenaga
kerja adalah faktor utama dalam mengukur produktivitas.
Dengan menekan segala macam biaya sekecil apapun mungkin termasuk dalam
memanfaatkan sumber daya manusia dan meningkatan keluaran sebesar- besarnya, maka
peningkatan produktifitas dapat dicapai (Ravianto, 1985). Produktivitas tenaga kerja
memperlihatkan kemampuan seseorang tenaga kerja atau pekerja untuk menghasilkan
sejumlah keluaran dalam satu satuan waktu tertentu. Ukuran efesien pemanfaatan tenaga
kerja tersebut dapat merupakan produktivitas tenagakerja. Hal ini mengingat bahwa
secara nyata, seorang pekerja dalam melakukan pekerjaannya, belum tentu
memanfaatkan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Perubahan (peningkatan)
produktivitas kerja dapat terjadi karena pengaruh beberapa hal yaitu:
a. Sumber daya alam yang tersedia dalam mutu yang lebih baik atau jumlah yang
lebih besar.
b. Sumber daya modal fisik tersedia dalam mutu yang lebih baik atau jumlah yang
lebih banyak.
c. Mutu modal manusia itu sendiri yang meningkat, dan kondisi dan lingkungan kerja
yang lebih baik.
8

𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
Produktifitas = …(1)
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡

Dimana :
Output = Kuantitas hasil pekerjaan (m/m2 /m3 )
Input = Jumlah waktu (menit)

Pengertian produktivitas sangat bereda dengan produksi. Namun, produksi adalah


salah satu komponen dari usaha produktivitas, selain hasil keluaran dan kualitasnya.
Produksi adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan hasil keluaran dan umumnya
dinyatakan dalam volume produksi, sedangkan produktivitas berkaitan dengan efesiensi
penggunaan sumber daya (masukan dalam menghasilkan tingkat perbandingan antara
keluaran dan masukan).
Dalam meningkatkan kemampuan serta dalam pemanfaatan kemampuan dan
pemanfaatan sumber-sumber yang relatif terbatas, salah satu aspek pentingnya adalah
mempergunakan sumber-sumber tersebut seefesien mungkin, penggunaan sumber
seefesien mungkin lebih cenderung kearah peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara hasil kerja yang dicapai dengan
peran serta tenaga kerja persatuan waktu (Kussriyanto, 1986).

a. Profil Produktivitas
Profil kecenderungan naik turunnya produktivitas tenaga kerja (direct labor)
selama proses konstruksi digambarkan sebagai pola umum yang dikenal dengan profil
produktivitas. Ada beberapa hal yang mencakup profil produktivitas adalah sebagai
berikut (Soeharto, 2001):
1) Mobilisasi dari masa konstruksi, kondisi yang terjadi pada langkah awal ini
berlangsung sebesar 10-15%, produktivitas berkurang (+/-10%). Dalam hal ini
pekerja membutuhkan waktu pengenalan dan penyesuaian pekerjaan. Pada masa
menanjak (build up) terdapat kesulitan dalam mengikuti kenaikan jumlah kegiatan
secara tepat dengan kenaikan jumlah pekerja yang dibutuhkan sehingga
mengakibatkan pengaturan yang kurang efesien.
2) Periode puncak, pada periode ini produktivitas dicapai secara optimal, dikarenakan
telah terbiasa dengan pekerjaan maupun kondisi lapangan atau medan yang dihadapi
sehingga jumlah tenaga kerja tidak bertambah.
9

3) Periode menurun, periode ini dihitung setelah akhir pekerjaan konstruksi,


produktivitas cenderung mengalami penurunan. Menurunnya produktivitas
disebabkan oleh:
a) Terdapat perencaan yang kurang tepat. Contohnya masa kontrak belum berakhir
sedangkan pekerjaan menipis, sehingga menyebabkan kelebihan tenaga kerja.
b) Pekerjaan mulai berkurang dan tentu tersedia lapangan kerja berikutnya karena
munculnya sikap mental atau semangat yang mengendor.
c) Konsep yang kurang matang (terlambatnya demobilisasi). Sering dijumpai supervisi
yang ingin menahan pekerjaan yang berlebihan dengan menunggu sampai hasil
kerjanya menyakinkan.
Bertolak balik dari hal-hal yang menyebabkan menurunnya produktivitas.,
dengan demikian apabila faktor tersebut telah diperhitungkan sebelumnya, dapat
mengambil tindakan pendekatan pengelolaan dengan sebaik-baiknya. Mencari informasi
dan data terakhir mengenai angka indeks produktivitas di daerah proyek merupakan
langkah pertama yang dapat dilakukan, selanjutnya
menganalisis dan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi indeks tersebut dan faktor
yang nantinya mungkin berlaku terhadap proyek (appicalbe). Bila besar angka
produktivitas telah dapat diperkirakan dari sifat-sifat dan kondisi tersebut, kemudian
angka ini dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan total tenaga kerja, serta
fasilitas (perumahan sementara, transportasi, cattering, dan lain-lain). Oleh sebab itu,
peningkatan program pelatihan dan keterampilan lebih difokuskan dalam hal ini, karena
dapat secara efektif pencapaian produktivitas
mengalami kenaikan dari tenaga kerja tersebut (Soeharto, 2001).

b. Aspek – Aspek dalam Produktivitas


Dalam meningkatkan produktivitas dibutuhkan beberapa kegiatan aspek kegiatan
didalamnya. Aspek-aspek tersebut dapat menghasilkan produktivitas yang lebih bagi para
pekerja. Terdapat tiga aspek penting dalam produktivitas kerja, yaitu (Stefanus dan
Suryotomo, 2007):
1) Efektivitas, ialah suatu ukuran yang menggambarkan seberapa jauh sasaran dapat
tercapai, baik secara waktu maupun secara kualitas. Tingkat efektivitas semakin besar
jika persentase sasaran yang dapat tercapai semakin tinggi, demikian juga sebaliknya.
2) Efesiensi, suatu tolak ukur dalam membandingkan penggunaan masukan yang telah
direncanakan dengan masukan yang sebenarnya terlaksanakan.
1

Tingkat efesiensi semakin tinggi jika masukan yang sebenarnya digunakan itu
semakin besar penghematannya.
3) Kualitas, merupakan tolak ukur yang menyatakan sejauh mana pemenuhan
spesifiksai, persyaratan, dan harapan konsumen. Kualitas ialah bagian dari ukuran
produktivitas. Kualitas sulit diukur secara matematis melalui rasio output/input, tetapi
kualiatas input dan kualitas proses akan meningkatkan kualitas output.

c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas


Dalam proyek konstruksi agar kegiatan berjalan lancar sesuai dengan jadwal yang
telah direncanakan maka perlu dilakukan perhatian khusus terhadap produktivitas pekerja
untuk mendapatkan hasil yang baik. Terdapat beberapa faktor penghambat dalam
mencapai produktivitas yang efektif, maka perencana harus mempertimbangkan faktor
apa saja yang bisa terjadi. Adapun faktor-faktor yang mejadi penghambat produktivitas
pekerjaan yaitu (Pamuji, 2008):
1) Tingkat upah
Produktivitas yang tinggi memungkinkan untuk meningkatkan upah pekerja yang
tinggi pula. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan para pekerja dalam memilih
tempat kerja ialah tingkat upah tenaga kerja. Pemberian upah yang setimpal akan
memotivasi pekerja untuk bekerja dengan lebih giat lagi karena mereka merasa dalam
proses produksi di proyek, partisipasinya dihargai oleh pihak perusahaan (kontraktor).
2) Pengalaman dan keterampilan kerja
Apabila pekerja tersebut semakin sering melaksanakan pekerjaan yang sama
maka keterampilan dan pengalaman kerja akan semakin bertambah.
3) Pendidikan dan keahlian
Pekerja dapat bekerja lebih efektif jika mereka pernah mengikuti suatu
pendidikan khusus dan mempunyai keahlian yang dapat digunakan secara langsung atau
pernah mengikuti dasar pelatihan khusus (training) dibandingkan dengan pekerja yang
tidak mengikuti pendidikan khusus.
4) Usia pekerja
Usia pekerja yang usianya lebih muda relatif memiliki produktivitas yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang usianya lebih tua (lanjut) dikarenakan
dalam pekerjaan konstruksi dibutuhkan pekerja yang usianya lebih muda dan mempunyai
tenaga lebih besar.
5) Pengadaan barang
1

Pekerjaan para pekerja akan terhenti sesaat jika barang material (batu bata,
semen, besi) datang ke lokasi karena pekerja harus memindahkan dan mengangkat
material barang tersebut ke tempat yang telah disediakan seperti gudang. Produktivitas
pekerjaan akan terhenti jika material yang dibutuhkan tidak ada di lokasi proyek pada
saat pekerjaan sedang berlangsung dan akan menunggu suplai material atau barang
tersebut.
6) Cuaca
Produktivitas akan menurun yang disebabkan oleh musim kemarau dan suhu
udara yang meningkat, sedangkan pada musim hujan kondisi tanah menjadi penghambat
terhadap pekerjaan yang menyangkut galian tanah dan pondasi sehingga tidak dapat
melakukan pengecoran disaat kondisi hujan karena menyebabkan mutu beton hasil
pengecoran berkurang.
7) Jarak material
Mengangkut material membutuhkan tenaga yang ekstra karena jarak material
yang jauh dengan tempat dilaksanakannya pekerjaan menyebabkan produktivitas
pekerjaan menjadi menurun.
8) Hubungan kerja sama antar pekerja
Tujuan yang diinginkan akan mudah tercapai apabila adanya komunikasi dan
hubungan kerja sama yang baik dan selaras antara sesama pekerja dengan mandor.
9) Faktor manajerial
Gaya kepemimpinan yang bijaksana akan berpengaruh terhadap faktor manajerial
pada semangat para pekerja, karena dengan adanya manajemen yang baik sebagai
penggerak dalam produksi diharapkan akan tercapainya tingkat produktivitas, laju
prestasi serta kinerja operasi yang diinginkan.
10) Efektivitas jam kerja
Efektivitas jam kerja perlu diperhatikan karena jam kerja yang dipakai secara
optimal akan mendapatkan produktivitas yang optimal pula, seperti ketetapan jam mulai
dan jam selesai kerja serta jam istirahat yang tepat.

d. Peningkatan Produktivitas
Mengurangi jam kerja yang tidak efektif merupakan salah satu cara yang
berpotensi dalam meningkatkan produktivitas. Kemampuan individu, sikap individu
dalam bekerja serta manajemen maupun organisasi kerja merupakan kesempatan utama
dalam meningkatkan produktivitas. Terdapat tiga tahap
1

tindakan dalam meningkatkan produktivitas individual, yaitu (Muchdarsyah, 1992):


1) Mengenai faktor makro utama bagi peningkatan produktivitas.
2) Menentukan prioritas dan mengukur pentingnya setiap faktor.
3) Merencanakan tahapan untuk meningkatkan kemampuan pekerja dan memperbaiki
sikap mereka sebagai sumber utama produktivitas.
Menurut Handoko (1999), untuk meningkatkan produktivitas dapat
dilakukan pendekatan sebagai berikut:
1) Pendekatan menggunakan sistem ketenagakerjaan yang dipakai
a) Pengurangan atau peningkatan julmah tenaga kerja.
b) Melakukan kerja lembur untuk melakukan crash program.
2) Mengunakan pendekatan manajemen
a) Memperbaiki metode opersi secara menyeluruh
b) Peningkatan atau pengurangan variasi produk untuk tiap-tiap tenaga kerja
c) Memperbaiki organisasi, pengawasan dan perencanaan.
Dalam meningkatkan produktivitas mempunyai kondisi yang berbeda- beda pada
tiap proyek, kelengkapan indikasi variabel tenaga kerja serta analisis produktivitas dapat
mempengaruhi dalam perencanaan tenaga kerja (Istimawan, 2004). Salah satu yang
menjadi tanggung jawab seorang manajer ialah meningkatkan produktivitas kerjanya,
agar mendapatkan waktu produktif dan efisien. Sering terjadi pemoborosan waktu, tenaga
dan uang pada area dengan jumlah pekerja yang cukup besar (Oglesby, 1989). Bila
seseorang yang teroganisir melakukan pekerjaan yang berulang-ulang, maka terjadi
pengurangan jam kerja dan biaya dalam menyelesaikan pekerjaan berikutnya (Istimawan,
2004).

e. Tenaga Kerja
Faktor produktivitas tenaga kerja dilapangan menjadi peran penting terhadap
produktivitas secara keseluruhan. Pemilik proyek, konsultan, kontraktor, subkontraktor
dan pihak lain yang ikut terlibat di dalamnya merupakan sumber daya tenaga kerja (input)
yang digunakan dalam proyek konstruksi.Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, yang
menjadi salah satu faktor penentu suatu keberhasilan ialah tenaga kerja. Perencanaan
jumlah tenaga kerja dibutuhkan dalam suatu proyek, dengan mengkonversikan lingkup
proyek dari jumlah jam- orang menjadi jumlah tenaga kerja.
1

Kebutuhan rata-rata jumlah tenaga kerja secara teoritis dapat dihitung dari
total lingkup proyek yang dinyatakan dalam jam-orang atau bulan-orang dibagi dengan
waktu pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan biasanya pihak- pihak yang ikut terlibat
didalamnya lebih beragam, oleh sebab itu diperlukan koordinasi terpadu untuk
mendapatkan keserasian serta keseimbangan kerja (Soeharto, 1999).

f. Waktu Siklus
Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan berulang. Pekerjaan utama di dalam kegiatan tersebut adalah menggali,
memuat, memindahkan, membongkar muatan, dan kembali ke pekerjaan awal. Semua
kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh suatu alat atau oleh beberapa alat. Waktu yang
diperlukan di dalam siklus kegiatan di atas disebut waktu siklus atau Cycle Time (CT).
Waktu siklus terdiri dari beberapa unsur yaitu sebagai berikut.
1) Waktu muat atau Loading Time (LT). Waktu muat merupakan waktu yang
dibutukan oleh suatu alat untuk memuat material ke dalam alat angkut sesuai dengan
kapasitas alat angkut tersebut. Nilai LT dapat ditentukan walapun bergantung dari
jenis tanah, ukuran unit pengangkut (Blade, Bowl, Bucket, dan seterusnya), metode
dalam pemuatan dan efisiensi alat.
2) Waktu angkut atau Loading Time (HT). Waktu angkut merupakan waktu yang
diperlukan waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk bergerak dari tempat
pemuatan ke tempat pembongkaran. Waktu angkut bergantung dari jarak angkut,
kondisi jalan, tenaga alat dan lain-lain. pada saat alat kembali ke temapat pemuatan
maka waktu yang diperlukan untuk kembali disebut waktu kembali atau Retum
Time (RT). Waktu kembali lebih singkat daripada waktu berangakat karena
kendaraan dalam keadaan kosong.
3) Waktu pembongkaran atau Dumping Time (DT) Merupakan unsur penting dari
waktu siklus, waktu ini bergantung pada jenis tanah, jenis alat, dan metode yang
dipakai. Waktu pembongkaran merupakan bagian terkecil dari waktu siklus.
4) Waktu tunggu atau Spotting Time (ST) Merupakan waktu pada saat alat kembali ke
tempat pemuatan adakalanya alat saat mengantri dan menunggu ini di sebut waktu
tunggu.
a) Produktivitas dan Durasi Pekerjaan Dalam menentukan durasi suatu pekerjaan maka
hal-hal yang perlu diketahui adalah volume pekerjaan dan
1

produktivitas alat tersebut. Produktivitas alat bergantung pada kapasitas dan waktu
siklus alat. Rumus dasar untuk mencari produktivitas alat adalah :
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠
Produktifitas = ...(2)
𝐶𝑇

Umunya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit sedangkan produktivitas alat
dihitung dalam produksi/jam. Jika faktor efisiensi alat dimasukkan maka rumus di atas
menjadi:

60
Produktivitas = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 𝑥 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 ...(3)
𝐶𝑇

Pada umunya dalam suatu pekerjaan terdapat lebih dari satu jenis alat yang
dipakai. Jumlah alat perlu diperhitungkan untuk mempersingkat durasi pekerjaan, salah
satu cara menghitung jumlah alat berat adalah sebagai berikut:
1) Tentukan alat yang mempunyai produktivitas terbesar
2) Asumsikan alat dengan produktivitas terbesar berjumlah satu
3) Hitung jumlah alat jenis lainya dengan selalu berpatokan pada alat dengan
produktivitas terbesar
4) Untuk menghitung jumlah alat-alat lainnya menggunakan rumus:

Jumlah Alat 1 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟


…(4)
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡 1

Setelah jumlah masing-masing alat diketahui maka selanjutnya perlu dihitung


durasi pekerjaan alat-alat tersebut, salah satu caranya dengan menentukan berapa
produktivitas total alat setelah dikalikan jumlahnya, dengan menggunakan produktivitas
total terkecil maka lama pekerjaan dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Durasi = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛


…(5)
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

g. Efisiensi Alat
Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat faktor
yang mempengaruhi produktifitas alat, yaitu efisiensi alat. Bagaimana efektivitas alat
tersebut bekerja bergantung dari beberapa hal, yaitu:
1) Kemampuan operator pemakai alat.
2) Pemilihan dan pemeliharaan alat.
1

3) Perencanaan dan penganturan letak alat.


4) Topografi dan volume pekerjaan.
5) Kondisi cuaca.
6) Metode pelaksanaan alat.
Cara umum yang dipakai untuk menentukan efisiensi alat adalah dengan
menghitung beberapa menit alat tersebut bekerja secara efktif dalam satu jam. Contohnya
jika dalam satu jam waktu efektif alat bekerja adalah 45 menit maka dapat dikatakan
efisiensi alat adalah 45/60 atau 0,75.

h. Alat Penggerak
Pilihan karena alat berat dengan ban karet mempunyai mobilitas lebih tinggi
daripada alat penggerak pada alat berat dapat berupa Crawler atau ban karet. Untuk
beberapa jenis alat berat seperti Truck, Scraper atau Motor Grader, alat penggeraknya
adalah ban karet. Untuk alat-alat seperti Backhoe, alat penggeraknya bisa salah satu dari
kedua jenis diatas. Umumnya penggunaan ban karet dijadikan alat berat yang
menggunakan Crawler. Pada tabel berikut, terdapat faktor-faktor yang menjadi dasar
pemilihan alat dengan menggunakan roda ban dan roda Crawler.

Tabel 1. Perbandingan Antara Traktor Beroda dan Beroda Crawler


Roda Ban Karet Roda Crawler

Digunakan pada permukaan yang Untuk digunakan pada bermacam-


baik (misalnya beton) macam jenis permukaan

Bekerja baik pada permukaan yang Dapat bekerja pada berbagai


menurun dan datar permukaan

Bekerja baik pada permukaan yang Dapat bekerja pada berbagai


menurun dan datar permukaan

Cuaca yang basah dapat Mempunyai jarak tempuh yang


menyebabkan slip pendek

Bekerja baik untuk jarak tempuh yang


Dapat dipakai mengatasi tanah keras
Panjang

Kecepatan alat dalam keadaan


Kecepatan alat dalam keadaan tinggi
kosong mudah

(Construction Planning Equiqment, and Methoods, dalam Ahmad Kholil, 2012:14)


1

4. Sheet Piles
a. Definisi Sheet Pile
Sheet Pile adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk menahan
tanah dan untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian. Karena pemasangan
yang mudah dan biaya pelaksanaan yang relatif murah, Sheet Pile banyak digunakan
pada pekerjaan-pekerjaan seperti :
1) Dinding penahan tanah misalnya pada tebing jalan raya atau tebing sungai.
2) Penahan tebing galian misalnya pada penbuatan pondasi langsung atau pondasi
menerus, dan pembuatan basement.
3) Bangunan-bangunan di pelabuhan, misalnya dinding dermaga dan dock kapal.
4) Bendungan. Sheet pile tidak cocok untuk menahan tanah yang sangat tinggi karena
akan memerlukan luas tampang bahan turap yang besar. Selain itu sheet pile juga
tidak cocok digunakan pada tanah yang mengandung banyak batuan, karena
menyulitkan untuk instalasi atau pemancangannya.

b. Tipe sheet pile


Tipe sheet pile dapat dibedakan menurut bahan yang digunakan. Bahan sheet
pile tersebut bermacam-macam, contohnya kayu, beton bertulang, dan baja.
1) Sheet Pile Kayu
Sheet pile kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu
tinggi, karena tidak kuat untuk menahan beban-beban lateral yang besar. Sheet pile kayu
tidak cocok digunakan pada tanah yang berkerikil karena sheet pile cenderung retak jika
dipancang. Bila sheet pile kayu digunakan untuk bangunan permanen yang berada diatas
muka air, maka perlu diberikan lapiasan pelindung agar tidak mudak lapuk. Sheet pile
kayu banyak digunakan pada pekerjaan- pekerjaan sementara, misalnya untuk penahan
tebing galian.
2) Sheet Pile Beton.
Sheet Pile Beton Merupakan balok-balok beton yang telah dicetak sebelum
dipasang dengan bentuk tertentu. Balok-balok sheet pile dibuat saling mengkait satu
sama lain. Sheet pile beton biasanya digunakan untuk konstruksi berat yang dirancang
dengan tulangan untuk menahan beban permanen setelah konstruksi dan juga untuk
menangani tegangan yang dihasilkan selama konstruksi.
1

Gambar 1. Sheet Pile Beton (sumber: megacon concrete, 2021)


Dalam penggunaan nya adapun Kelebihan dan kekurangan dari sheet pile
beton, antara lain:

Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan sheet pile beton


Kelebihan Kekurangan

Sering digunakan untuk konstruksi berat. Sulitnya pemasangan.

Menangani tegangan yang dihasilkan Sering terjadi kebocoran pada saat

selama konstruksi. instalasi.

Waktu yang digunakan lebih efisien.


Biaya yang relatif lebih terjangkau.

(megacon concrete, 2013)

3) Sheet Pile Baja


Sheet pile baja sangat umum digunakan, baik digunakan untuk bangunan
permanen maupun sementara, karena lebih menguntungkan dan mudah penanganannya.
Kelebihan dan kekurangan dari sheet pile baja antara lain:

Table 3. Kelebihan dan kekurangan sheet pile baja


Kelebihan Kekurangan
Kuat menahan gaya-gaya benturan
Sulitnya pemesanan.
pada saat pemancangan
Rentan terjadi korosi, karena lokasi
Bahan tirap relatif tidak begitu berat.
proyek berada di daerah pantai.
Waktu yang diperlukan untuk
Dapat digunakan berulang-ulang.
pemesanan cukup lama.
Mempunyai keawetan yang tinggi. Biaya yang relatif tinggi.
(megacon concrete, 2013)
1

5. Biaya Kepemilikan dan Pengoperasian Alat Berat


Bonafiditas suatu perusahaan konstruksi tergantung dari aset-aset yang
dimilikinya, Salah satunya adalah alat berat. Alat berat yang dimiliki sendiri oleh
perusahaan konstruksi akan sangat menguntungkan dalam memenangkan tander proyek
konstruksi dan menyelesaikan proyek yang dikerjakannya. Yang perlu dipertimbangkan
adalah bahwa umunya suatu alat tidak bekerja sendiri, tetapi bekerja sama dengan alat-
alat lain dalam suatu kelompok atau Fleet. Jadi perusahaan konstruksi perlu melakukan
analisa untuk melihat apakah lebih menguntungkan jika memiliki suatu alat atau
bermacam-macam alat atau mengadakan alat dari pihak luar (Susy Fatena Rostiyanti
2008:9).
a. Sumber Alat Berat
Didalam dunia konstruksi alat-alat berat yang dipakai dapat berasal dari
bermacam-macam sumber, antara lain alat berat yang dibeli oleh kontraktor, alat berat
yang disewa-beli, dan alat berat yang disewa.(Susy Fatena Rostiyanti 2008:9).
1) Alat Berat yang dibeli Kontraktor
Perusahaan konstruksi dapat membeli alat berat sebagai aset perusahaan.
Keuntungan dari pembelian ini adalah biaya pemakaian per jam yang sangat kecil jika
alat tersebut dipergunakan secara optimal. Keuntungan lain dari kepemilikan alat adalah
Bonafiditas bagi perusahaan konstruksi karena kadang-kadang dalam proses tender
pemilik proyek melihat kemampuan suatu kontraktor bedasarkan alat yang dimilikinya.
2) Alat Berat yang disewa-Beli (Leasing) oleh Kontraktor
Pengadaan alat juga dapat berasal dari prusahaan Leasing alat berat. Sewa- beli
alat umumnya dilakukan jika pemakaian alat tersebut berlangsung dalam jangka waktu
yang lama. Yang dimaksud dengan sewa-beli adalah pengadaan alat dengan pembayaran
pada perusahaan Leasing dalam jangka waktu yang lama dan akhir masa sewa beli
tersebut alat menjadi milik pihak penyewa. Biaya pemakaian umumnya lebih tinggi
daripada memliki alat tersebut, namun terhindar dari resiko investasi alat yang bear di
awal.
3) Alat Berat yang disewa Kontraktor
Perusahaan kontruksi juga dapat mengadakan alat berat dari perusahaan
penyewaan. Alat berat yang diewa umumnya dalam jangka waktu yang tidak lama. Biaya
pemakaian alat berat sewa adalah yang tertingi, akan tetapi tidak akan berlangsung lama
karena penyewaan dilakukan pada waktu yang singkat.
1

Pada metode ini juga perusahaan konstruksi terbebas dari investasi alat yang cukup
besar.
b. Biaya Alat Berat
Biaya alat berat dapat dibagi di dalam dua kategori, biaya kepemilikan alat
dan biaya pengoperasian alat. Kontraktor yang memiliki alat berat harus menanggung
biaya yang disebut biaya kepemilikan alat berat (Ownership Cost). Pada saat alat berat
dioperasionalkan maka akan ada biaya pengoperasian (Operation Cost).
1) Biaya Kepemilikan Alat Berat
Biaya kepemilikan alat berat terdiri dari beberapa faktor sebagai berikut:
a) Biaya investasi pembelian alat
b) Depresiasi atau penurunan nilai alat disebabkan bertambahnya umur alat.
c) Faktor pajak.
d) Biaya asuransi alat berat.

2) Biaya pengoperasian Alat Berat


Biaya pengoperasian alat berat timbul setiap saat alat berat dipakaimeliputi bahan
bakar, gemuk, pelumas, perawatan dan perbaikan, serta alat penggerak atau roda.
Operator yang menggerakan alat termasuk dalam biaya pengoperasian alat. Selain itu
mobilisasi dan demobilisasi alat juga merupakan biaya pengoperasian alat. Yang
dimaksud dengan mobilisasi adalah pengadaan alat ke proyek konstruksi. Sedangkan
yang dimaksud dengan demobilisasi adalah pengembalian alat proyek setelah alat
tersebut tidak digunakan kembali.
a) Bahan Bakar
Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau solar
berbeda-beda, rata-rata alat yang menggunakan bahan bakar bensin 0,06 galon per Horse-
Powerper jam. Sedangkan alat yang menggunakan bahan bakar solar mengonsumsi bahan
bakar 0.04 galon per Horse-Power per jam. Nilai yang didapat kemudian dikalikan
dengan faktor pengoperasian. Adapun rumus untuk penggunaan bahan bakar per jam
adalah:
b) Pelumas
Perhitungan penggunaan pelumas per jam (QP) biasanya bedasarkan jumlah waktu
operasi dan lamanya penggantian pelumas, perkiraanya dihitung dengan rumus berikut:
2

Qp = 𝑓𝑥𝐻𝑃𝑥0,06 …(6)
𝑐 7,4 +𝑡
Dimana:
HP = Horse-Power
C = Kapasitas Crankcase
t = Lama penggunaan pelumas
c = Faktor pengoperasian
c) Roda
Perhitungan depresiasi alat berat beroda ban dan alat berat beroda Crawler
berbeda. umumnya Crawler mempunyai depresiasi sama dengan depresiasi alat,
sedangkan ban mempunyai depresiasi yang lebih pendek daripada umur alat, artinya
selama pemakaian alat ban diganti beberapa kali, untuk ban beroda ban, umur ban
dihitung tersendiri, demikian juga pemeliharaanya.
d) Pemeliharaan dan perawatan alat berat
Perbedaan mendasar dari pemeliharaan dan perawatan adalah pada besarnya
pekerjaan. Perbaikan besar (Major Repair) akan mempengaruhi nilai depresiasi alat dan
umur alat. Perbaikan besar ini dihitung pada alat. Di sisi lain, perbaikan kecil (Minor
Repair) merupakan pemeliharaan normal yang dihitung pada pekerjaan.
e) Mobilisasi dan demobilisasi alat
Mobilisasi adalah pengadaan alat proyek kontruksi dan demobilisasi adalah
pengambilan alat dari proyek setelah alat tersebut tidak digunakan kembali. Jadi biaya ini
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut alat antara proyek dan garasi atau
tempat penyimpanan alat. Biaya ini perlu diperhitungkan karena alat-alat berat umunya
kecuali truk tidak berjalan sendiri menuju lokasi proyek tetapi diangkut dengan
menggunakan Loader Trailer.

6. Jenis-jenis Alat Berat untuk Pekerjaan Pemancangan


a. Crane Crawler
Tipe ini mempunyai bagian atas yang dapat bergerak 360 ° dengan adanya
turntable. Dengan roda crawler maka crane tipe ini dapat bergerak di dalam lokasi
proyek saat melakukan pekerjaannya namun pergerakannya sangat terbatas. Pada saar
crane dipindahkan maka crane diangkut dengan menggunakan lowbed trailer.
Pengangkutan ini dilakukan dengan membongkar boom memjadi beberapa bagian untuk
mempermudah pelaksanaan
2

pengangkutan. Pengaruh permukaan tanah terhadap alat tidak akan menjadi masalah
karena lebar kontak antara permukaan dengan roda cukup besar artinya crane dapat
berdiri dengan stabil, kecuali jika permukaan merupakan material yang sangat jelek.
Pada saat pengangkatan material, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah posisi
alat pada waktu pengoperasian harus benar-benar water level, keseimbangan alat dan
penurunan peermukaan tanah akibat beban dari alat tersebut. Pada permukaan yang jelek
atau permukaan dengan kemungkinan terjadinya penurunan maka alat harus berdiri di
atas suatu alas atau matras. Keseimbangan alat juga dipengaruhi oleh besarnya jarak roda
crawler. Pada beberapa jenis crane, crane mempunyai crawler yang lebih panjang
untuk mengatasi keseimbangan alat.

Gambar 2. Crawler crane (Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2022)

Crane jenis ini terkenal sangat stabil dan lebih tangguh serta sanggup mengangkat
beban sambil bergerak (moving) karena tidak memakai outrigger.
Berikut bagian dan fungsi dari crawler crane
a) Crawler : Untuk memindahkan crane (merayap) di area kerja dengan cara
tram motor memutar track pada sproketnya.
b) Superstructure : Tempat crane beputar, ruang control operator, atau tempat
peralatan lainnya.
c) Counterweight : Bobot yang digunakan untuk menyeimbangkan beban dan berat
crane dalam memberikan stabilitas pada saat mengangkat.
2

d) Additional counterweight : Bobot tambahan (opsional) untuk


menyeimbangkan beban dan berat crane.
e) Jib : Perpanjangan tambahan yang melekat pada titik boom sehingga
memberikan tambahan panjang boom untuk mengangkat beban yang
ditentukan.
f) Mast : Tempat untuk menopang tali atau kawat penyeimbang crane,
kerekan, dan pulley.
g) Pulley : Untuk memutar bagian pengait sehingga dapat dinaikkan atau
diturunkan.

Gambar 3. Bagian-bagian crawler crane (Sumber: Scribd.com, 2018)

b. Diesel Hammer
Alat berat untuk pemancang tiang (pile driver) sangat diperlukan dalam proyek
konstruksi berskala besar, seperti pembangunan gedung pencakar langit, jembatan, dan
jalan layang (fly over). Jalan tol yang membelah jalan biasa, areal persawahan, dan
sungai, pun sering membutuhkan pile driver. Proyek-proyek tersebut membutuhkan
pondasi yang kuat untuk menyangga beban besar di atasnya. Bahan baku pondasi tiang
pancang bisa terbuat dari kayu, baja, beton, maupun komposit. Tiga yang disebut terakhir
paling banyak digunakan saat ini. Jenis pondasi beton dapat berupa precast-prestressed
maupun cast-in-place.
Pondasi beton precast, pondasi baja, dan pondasi komposit sering disebut
pondasi tiang pancang. Disebut demikian, karena pondasi dipancangkan pada suatu titik
di atas permukaan lokasi bangunan. Ada pula beton sebagai dinding penahan tanah
seperti sheet piles, diaphragm wall, contiguous pile dan
2

soldier pile untuk menancapkan beton tersebut dibutuhkan alat pemancang tiang. Salah
satunya yang digunakan dalam pembangunan ini adalah Diesel hammer
Diesel Hammer alat utamanya adalah crawler crane, yang dilepas lengannya
(boom-nya) diganti dengan lengan khusus sebagai pemegang sekaligus peluncur diesel
hammer-nya, pemegang ini disebut Pile Leader. Alat penumbuk atau diesel hammer
sebagai alat yang menumbuk tiang pancangnya. Bentuk diesel hammer paling
sederhana dibandingkan dengan jenis alat pemancang lainnya. Diesel hammer memiliki
satu silinder dengan dua mesin diesel, piston/ram, tangki bahan bakar, tangki pelumas,
pompa bahan bakar, injector, dan mesin pelumas.
Alat ini mendapatkan energinya dari berat ram yang menekan udara di dalam
silinder. Diesel hammer terdiri dari dua jenis yaitu terbuka dan tertutup. Jenis alat yang
bagian ujungnya terbuka mampu melakukan 40 sampai 55 blow per menit. Dalam
pengoperasiannya, energi alat didapat dari berat ram yang menekan udara dalam silinder.
Alat yang bagian ujungnya tertutup mampu melakukan 75 sampai 85 blow per menit.

Gambar 4. Diesel Hammer (Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2022)

c. Ponton
Ponton adalah suatu jenis kapal yang tidak memiliki sistem pendorong dengan
lambung datar atau suatu kotak besar yang mengapung dia air digunakan sebagai alat berat
membantu alat berat lain untuk dapat tetap beroperasi di atas air. Dengan ukuran nya yang
cukup besar ponton mampu menopang alat berat seperti, excavator, crane crawler dan alat
berat lainnya.
2

Gambar 5. Ponton (Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2022)

d. Excavator
Excavator adalah alat berat yang terdiri dari lengan (arm), Boom (bahu) serta
Buckhet (alat keruk) Dab digerakan oleh tenaga Hidrolis yang dimotori dengan mesin dan
berada diatas roda rantai (Trackshoe). Yang termasuk di dalam alat gali adalah
Backhoe dan Power Shovelatau juga dikenal dengan Front Shovel. Alat penggali ini
mempunyai as di antara alat penggeraknya dan badan mesin sehingga alat berat tersebut
dapat melakukan gerakan memutar walaupun tidak ada gerakan pada alat penggerak
(Ahmad.k 2012:55).
Excavator digunakan untuk menggali material yang letaknya diatas permukaan
di mana alat tersebut berada. Alat ini mempunyai kemampuan untuk menggali material
yang keras dan lunak. Pengoperasian Backhoe umumnya penggalian saluran,
terowongan atau basement. Backhoe terdiri dari enam bagian utama, yaitu struktur atas
yang dapat berputar, Boom, lengan (arm), Bucket, Slewing Ring, dan struktur bawah.
(susy fatena rostiyanti, 2008:93). Ada enam gerakan Excavator yang mencakup gerakan-
gearakan pada masing- masing bagian:
1) Gerakan Boom: merupakan gerakan boom yang mengarahkan Bucket menuju arah
galian
2) Gerakan Bucket menggali: merupakan gerakan Bucket saat menggali material
3) Gerakan Bucket membongkar: adalah gerakan Bucket yang arahnya berlawanan
dengan saat menggali.
4) Gerakan lengan: merupakan gerakan mengangkat lengan dengan radius sampai 1000
5) Gerakan Slewing Ring: gerakan pada as yang bertujuan agar bagian atas
Backhoedapat berputar 360o
2

6) Gerakan struktur bawah: dipakai untuk perpindahan tempat jika area telah selesai
digali.

Gambar 6. Excavator (Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2022)

7. Spesifikasi dan Fungsi Alat Berat


a. Crane Crawler
Crane Crawler adalah alat pengangkat material dan juga dapat digunakan
sebagai pemancang dengan dibantu pile hammer pada ujung boom. Penempatan alat
berat ini berada dititik pemancangan sheet pile, kemampuannya yang sangat baik
membuat alat ini banyak digunakan dalam proyek pembangunan kontruksi seperti
pembangunan gedung, jalan, jembatan, dinding penahan tanah, dan pekerjaan
pemancangan tiang beton.

Jenis : Hitachi KH 150-3

Tabel 4. Spesifikasi Crane Crawler

Tipe KH150-3
Nomor Seri 232-0923
Tahun Manufaktur 1988
Warna Hitachi Asli
Mesin Hino H06CT
Jam 6.377
Blok hook 1-sheave, pengait
Pengimbang 13,2 ton
Panjang jib 9,0 meter
Jenis Roda 3-Web Grouser
(spesifikasi alat berat.com, 2022)
2

b. Diesel Hammer
Diesel Hammer adalah alat berat yang digunakan untuk memancang tiang
Sheet Pile dibantu alat utama nya yaitu Crane dimna Diesel Hammer dikaitkan pada
ujung boom crane kemudian dipasang kan pada ujung atas sheet untuk kemudian
ditumbuk oleh diesel hammer hingga kedalaman yang telah ditentukan. Ditempatkan
pada titik rencana pemancangan sheet pile.

Jenis : Diesel Hammer DD53

Tabel 5. Spesifikasi Diesel Hammer

Berat Silinder 5,3 ton


Tinggi Maksimal Silinder 2,5 – 3,0 meter
Frekuensi 45 – 50 blow per menit
Max. Berat diri energi 157 KJ
Konsumsi bahan bakar 16 liter per jam
Kekuatan ledakan pada tiang 1698 KN
Cocok untuk mengemudi tumpukan max
13 ton
berat
Rasio Kompresi 22
Diameter silinder 510 mm
Piston jalan 628 mm
(spesifikasi alat berat.com, 2022)

c. Ponton
Ponton adalah alat berat pembantu yang umum digunakan sebagai pijakan atau
tempat dimana alat berat seperti Crane atau Excavator mampu berada diatas ponton
yang mengapung diatas air dengan tetap beroperasi pada lokasi yang kurang mendukung.
Dengan berbagai tipe dan ukuran ponton spesifikasi yang digunakan pada pekerjaan
pemancangan kali ini menggunakan ukuran 9x9 m. Kekurangan alat berat ini tidak
adanya sistem pendorong yang mengharuskan alat berat lain untuk dapat menarik atau
memindahkan dengan manual pada lokasi yang dikerjakan.

d. Excavator
Excavator adalah alat penggali tanah dan juga dapat digunakan sebagai alat
pemindah dan pengangkut material kedalam Dumptruck, Excavator juga bisa digunakan
sebagi alat penggangkut tetapi tidak dapat digunakan untuk
2

mengangkut dalam jarak jauh. Penempatan alat berat ini berada dititik pemancangan,
Kemampuan angkut dan dorong yang baik membuat alat ini digunakan sebagai penahan
sheet pile yang mengalami kemiringan pada saat di tumbuk meggunakan diesel
hammer dengan cara didorong/ditahan menggunakan bucket untuk mengembalikan
kemiringan yang terjadi pada saat pekerjaan pemancangan.

Jenis : Excavator Kobelco SK 200-8

Tabel 6. Spesifikasi Excavator Kobelco

Berat Excavator 21,8 ton


Lebar Excavator 2,8 m
Panjang Excavator 4,71 m
Tinggi Excavator 2,98 m
Lebar track 600 mm
Kedalaman penggerukan 9,1 m
Kapasitas Bucket 0,93 m3
Lebar bucket 1,3 m
Jarak maksimal 8,9 m
Kekuatan sobek 157 kN
Manufaktur Mesin Hino
Jenis mesin J05ETA-KSSK
Tenaga Mesin 118 kW
Maksimal Torsi 592 Nm
Revolusi pada Torsi maksimal 1600 rpm
Jumlah silinder 4
Lubang silinder x Langkah 112x130 m
Pemindahan 5.123 I
(spesifikasi alat berat, 2022)

8. Metode Perhitungan Produksi Alat Berat


a. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi alat berat pada umumnya dinyatakan dalam m 3 jam. Produksi
didasarkan pada pelaksanaan volume yang dikerjakan tiap siklus waktu dan jumlah siklus
satu jam (Rochmanhadi 1985).
2

60
𝑄=𝑞𝑥𝑁𝑥𝐸 =𝑞𝑥 𝑥𝐸 …(7)
𝐶𝑚

Dimana:
Q = Produksi per jam (m3/jam)
q = Produksi per siklus (m3)
N = Jumlah siklus per jam, n= 60 cm
E = Efesiensi kerja
Cm = Waktu siklus dalam menit

b. Efesiensi Kerja
Produktivitas alat pada kenyataan di lapangan tidak sama jika dibandingkan
dengan kondisi ideal alat dikarenakan hal-hal tertentu seperti topografi, keahlian operator,
pengoperasian dan pemeliharaan alat. Produktivitas per jam alat harus diperhitungkan
dalam perencanaan adalah produktivitas standar alat pada kondisi ideal dikalikan faktor
yang disebut efesiensi kerja. Besarnya nilai efesiensi kerja ini sulit ditentukan secara tepat
tetapi bedasarkan pengalaman-pengalaman dapat ditentukan efesiensi kerja yang
mendekati kenyataan. sebagai pendekatan dapat dipergunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 7. Efesiensi Kerja


Pemeliharaan Mesin
Kondisi
Operasi Alat Sangat Sangat
Berat Baik Sedang Buruk
Baik Buruk

Baik Sekali 0,83 0,81 0,76 0,7 0,63


Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60

Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54

Buruk 0,63 0,61 0,57 0,53 0,45

Buruk Sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32


(Rochmanhadi 1985:15)

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi peralatan, di tetapkan sebagai


berikut:
1) Faktor peralatan
a) Untuk peralatan yang masih baru = 1,00
b) Untuk peralatan yang baik (lama) = 0,90
c) Untuk peralatan yang rusak ringan = 0,80
2

2) Faktor operator
a) Untuk operator kelas I = 1,00
b) Untuk operator kelas II = 0,80
c) Untuk operator kelas III = 0,70

3) Faktor material
a) Faktor kohesif = 0,75 - 1,00
b) Faktor non kohesif = 0,60 - 1,00

4) Faktor manajemen dan sifat manusia


a) Sempurna = 1,00
b) Baik = 0,92
c) Sedang = 0,82
d) Buruk = 0,75

5) Faktor cuaca
a) Baik = 1,00
b) Sedang = 0,80
6) Faktor kondisi lapangan
a) Berat = 0,70
b) Sedang = 0,80
c) Ringan = 1,00

9. Metode Perhitungan Produktivitas Alat Berat


a. Crane Crawler
Produksi Crane Crawler (ton/jam) dapat dihitung dengan menggunakan (Fandi
Azhim, 2016) persamaan berikut:

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 60𝐶𝑇 𝑥 𝐸 …(8)


Dimana:
Kapasitas = Kapasitas Angkat (ton)
CT = Waktu Siklus (menit)
E = Efesiensi Alat
3

Tabel 8. Kapasitas angkat terukur (loadchart crane)

Panjang Boom (m)


Radius Silinder diperpanjang sepenuhnya pada bagian samping dan belakang
Kerja (m)
11,1 15,0 18,8 24,6 30,4 36,2 42,0
3,0 55000 40000 - - - - -
3,5 50500 40000 33200 - - - -
4,0 44500 40000 33200 24000 - - -
4,5 40000 37500 31300 24000 - - -
5,0 36000 34500 29300 22600 - - -
5,5 32500 31500 27500 21200 16600 - -
6,0 31000 30000 25700 20000 16600 - -
6,5 27800 27000 24200 19000 15800 13000 -
7,0 6000 25500 23000 18300 15200 13000 -
7,5 22500 21900 21500 17400 14300 12500 -
8,0 20300 19700 19400 16600 13800 12000 -
9,0 15800 15500 15500 15200 12600 11200 9000
10,0 - 12500 12500 13700 11400 10200 9000
11,0 - 9900 9900 11000 10800 9400 8500
12,0 - 8300 8300 9500 9900 8900 8000
14,0 - - 5800 6800 7450 7900 6800
16,0 - - 4000 5000 5650 6100 6000
18,0 - - - 3750 4350 4800 5000
20,0 - - - 2800 3350 3700 4000
22,0 - - - 2000 2550 2950 3200
24,0 - - - - 1900 2300 2600
26,0 - - - - 1400 1800 2050
28,0 - - - - - 950 1200
30,0 - - - - - - 900
I 0 3,9 7,7 7,7 7,7 7,7 7,7
II 0 0 0 5,8 11,6 17,4 23,2
Reeving 12 8 8 6 4 4 3
Hook 50t main hook
(Banjarmasin bangkit, 2017)
3

b. Pile Diesel Hammer


Produksi Diesel Hammer (m/jam) dapat dihitung dengan menggunakan (Fandi
Azhim, 2016) persamaan berikut:

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 60𝐶𝑇 …(9)

Dimana:
Kapasitas = Kedalaman tiang Sheet Pile
CT = Waktu Siklus (menit)
= Wa + Wd + WI
Wa = Waktu Setting Alat
Wd = Waktu Driving Pile
WI = Waktu Lain-lain

c. Ponton
Pada alat berat ini hanya dihitung kapasitas angkut dari ponton. Langkah
pertama yaitu menentukan volume ponton sampai sebatas tinggi draft dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut:

Volume ponton – Volume sebatas draft …(10)

Menentukan berat ponton tanpa muatan dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan berikut:

Berat material + Beban tetap …(11)

Menentukan displaced water weight dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan berikut:
Volume ponton x 62,4 Lbs …(12)
Dimana:
1 kg = 2,20462 Lbs

Sehingga dapat ditentukan kapasitas angkut ponton dengan persamaan:

Kapasitas = Displaced water weight – Berat pontoon tanpa muatan …(13)

d. Excavator
Produksi Excavator dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (Rochmanhadi
1985:28) Kapasitas operasi:
3

𝑞 𝑥 3600 𝑥 𝐸
Q= …(14)
𝑐𝑚
Dimana:
Q = Produksi per jam (m3/jam)
Q = Produksi per siklus (m3)
Cm = Waktu siklus (detik)
E = Efesiensi kerja

Produksi per siklus:

q = q1` x K …(15)
Dimana:
q1 = Kapasitas munjung menurut SEA (didalam spesifikasi) K
= Faktor Bucket yang besarnya tergantung tipe tanah
Untuk menentukan faktor bucket diperlukan data yang sesuai dengan apa yang
dikerjakan Excavator di lapangan. Ada faktor yang mempengaruhi kapasitas bucket
yaitu jenis material yang digali Excavator.

Tabel 9. Faktor Bucket Excavator


Kondisi Pemuatan Faktor
Menggali dan memuat dari Stockpile atau
material yang telah dikeruk oleh Excavator lain,
yang tidak membutuhkan gaya gali dan dapat
Ringan 1,0 : 0,8
dimuat munjung dalam Bucket. Pasir, tanah
berpasir tanah Koloidal, dengan
kadar air sedang
Menggali dan memuat Stockpile lepas dari
tanah yang lebih sulit untuk digali dan dikeruk
tetapi dapat dimuat hampir munjung. Pasir
kering, tanah berpasir, tanah campuran tanah
Sedang liat, tanah liat, Gravel yang belum disaring, 0,8 : 0,5
pasir yang yelah memadat dan sebagainya, atau
menggali dan memuat Gravel langsung dari
bukit-Gravel asli.

Menggali dan memuat batu-batu pecah,


Agak- Sulit 0,6 ; 0,4
tanah liat yang keras, pasir campur kerikil,
3

Kondisi Pemuatan Faktor


tanah berpasir, tanah Koloidal liat, tanah liat
dengan kadar air tinggi, yang telah di stockpile
oleh excavator lain. Sulit untuk
mengisi Bucket dengan material tersebut.
Bongkahan, batuan besar dengan bentuk tak
teratur dengan ruangan diantaranya batuan hasil
ledakan, batu bundar, pasir campur batu-batu
Sulit 0,5 ; 0,4
bundar, tanah berpasir, tanah campur tanah liat,
tanah liat yang sulit
untuk dikeruk dengan bucket.
(Rochmanhadi 1985:29)

Waktu putar dipengaruhi sudut dan kecepatan putar, menggunakan tabel


dibawah ini
Tabel 10. Waktu putar Excavator
Sudut Putar Waktu Putar

45° - 90° 4-7

90° - 180° 6-8

(Rochmanhadi 1985:30)

Waktu siklus dapat dihitung dengan menggunakan persamaan


(Rochmanhadi 1985:30)
Cm = Waktu Gali + waktu putar x 2 + Waktu buang …(16)
Tabel 11. Waktu gali Excavator
Kondisi Gali/
Ringan Rata-Rata Agak Sulit Sulit
Kedalaman Galian
0m-2m 6 9 15 26

2m-4m 7 11 17 28

2 m - Lebih 8 13 19 30
(Rochmanhadi 1985:30)

B. Penelitian Relevan
Pada penelitian ini juga menggunakan penelitian-penelitian yang pernah
dilaksanakan sebelumnya antara lain:
3

1. Alokasi Kebutuhan Alat Berat Pada Pekerjaan Normalisasi Muara Sungai Sibelis
Kota Tegal
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Fandi Azhim, Suhariyanto,
dan Burhamtoro (2016). Penelitian ini menganalisa kebutuhan alat berat pada pekerjaan
dilapangan dan secara teoritisi yaitu total kebutuhan alat berat, durasi pekerjaan, dan
biaya operasional alat berat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui berapa banyak
kebutuhan alat berat pada pekerjaan normalisasi muara sungai dilapangan untuk alat
Crane Barge, Backhoe, Tug Boat, Diesel Hammer, Crawler Crane, dan Kapal
Tongkang (ponton) pada lokasi Proyek Normalisasi Muara Sungai Sibelis Kota Tegal.
Hasil dari penelitian ini adalah pada pekerjaan galian sedimen I unit alat berat crane
barge, pekerjaan buang galian sedimen 2 unit backhoe,1 unit tug boat dan 2 unit kapal
tongkang, serta pekerjaan pemancangan sheet pile adalah 1 unit alat diesel hammer, 2
unit alat crane crawler,1 unit tug boat, dan 2 unit kapal tongkang. Berdasarkan biaya
operasional alat berat yang digunakan diperoleh total biaya sebesar Rp. 2.846.349.000,-
durasi pekerjaan normalisasi muara sungai selama 63 hari kerja.

2. Analisa Produktivitas Peralatan Kontruksi Pada Proyek Pembangunan Infrastruktur


Universitas Tanjungpura (IDB)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Monalisa, Indryadi dan Pratiwi
(2017). Penelitian ini menganalisa produktivitas alat berat pada pekerjaan dilapangan dan
secara teoritis yaitu produktivitas, waktu siklus, dan biaya. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui produktivitas alat berat pada pekerjaan pondasi dilapangan untuk alat
Truck Trailer, Crawler Crane, dan Diesel Hammer pada lokasi Proyek Pembangunan
Infrastruktur Universitas Tanjungpura (IDB). Hasil dari penelitian ini produktivitas rata
rata crane crawler adalah 6,35 unit/jam dan waktu yang dibutuhkan pada saat
pengangkatan dan penyetelan tiang pancang adalah 20,78 jam dan waktu siklus crane
crawler untuk mengisi trailer dengan jumlah tiang pancang 132 unit yaitu selama 7 hari.
Produktivitas Diesel Hammer yaitu 2,82 unit/jam dan waktu pekerjaan yang dibutuhkan
46,81 jam, maka waktu yang dibutuhkan untuk 1 unit trailer adalah 7 hari. Total waktu
yang dibutuhkan untuk seluruh tiang pancang adalah 15 hari kerja. Total biaya yang
dibutuhkan dalam 10 hari kerja Rp. 85.820.000,00,-
C. Kerangka Pemikiran
Selama proses penelitian ini peneliti akan menganalisis produktivitas alat berat
pada Proyek Rehabilitasi Saluran Induk dan Saluran Sekunder Cisadane
3

Barat Kabupaten Tanggerang, untuk Pekerjaan Pemancangan Sheet Pile Adapun alat
berat yang ada dalam penelitian ini adalah 2 unit Crane Crawler kapasitas 40 ton, 2 unit
Diesel Hammer, 2 unit ponton ukuran 9x9 m, dan 2 unit Excavator. Melalui penelitian
ini akan diketahui waktu siklus, produksi per siklus, produksi per jam, kapasitas alat
berat, dan biaya penggunaan atau biaya sewa dari masing-masing alat berat dan biaya
perawatan alat berat sesuai dengan yang ada dilokasi penelitian.
Kerangka pemikiran analisis produktivitas alat berat adalah untuk mengetahui
bagaimana volume pekerjaan alat berat yang ada dilokasi pembangunan, bertujuan untuk
mengetahui produktivitas masing-masing alat berat dan biaya yang harus dikeluarkan
untuk biaya sewa dan biaya operasional.

Pengumpulan Jenis Alat Berat

Pengumpulan
Gambar 7. Kerangka PemikiranData Primer(sumber:
Penelitian dan DataDavid
Sekunder
Apriansyah, 2022)

Survey Lapangan atau Pengambilan Data Secara


Langsung Untuk Masing-masing Alat Berat

Perhitungan Produktivitas/Volume Pekerjaan Masing-masing


Alat Berat

Perhitungan biaya operasional alat berat


menggunakan 3 metode
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain
Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui produktivitas alat berat dalam
pekerjaan pemancangan sheet pile. Metode pengambilan data secara langsung pada
lokasi yang telah ditentukan. Data akan diambil dari lokasi penelitian Pembangunan
Rehabilitasi Saluran Induk dan Saluran Sekunder Cisadane Barat D.I.IPDMIP Kabupaten
Tanggerang. Yang akan ditinjau yaitu waktu siklus, produksi per siklus, volume
pekerjaan, dan biaya perbandingan penggunaan alat berat.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dikaji pada penelitian ini adalah Rehabilitasi Saluran Induk dan
Saluran Sekunder Cisadane Barat D.I.IPDMIP Kabupaten Tanggerang yang mana
pemancangan sheet pile berada di jalan raya cadas, karet, dan sepatan Kabupaten
Tanggerang.

LOKASI PENELITIAN

Gambar 8. Lokasi Penelitian (sumber: google maps)

Gambar 9. Pemancangan dilokasi penelitian (sumber: dokumentasi penelitian, 2022)

36
3

2. Diagram Alir Penelitian


Mulai

Menentukan Topik

Pemilihan Lokasi Penelitian

Studi Pustaka dan Landasan Teori

Persiapan Penelitian

Pengumpulan Data
Rekapitulasi Data Primer dan Data Sekunder

Data Primer Data Sekunder


Wawancara Menghitung Produktivitas alatData Proyek
berat secara manual
Pengamatan di lokasi penelitian Spesifikasi dan Harga Sewa Alat Berat

Menghitung Biaya Operasional alat berat dengan


3 metode perhitungan

Analisis hasil perhitungan

Hasil dan Kesimpulan

Selesai
Gambar 10. Diagram Alir Penelitian (sumber: David Apriansyah, 2022)
3

B. Tahapan Penelitian
Proses penelitian dimulai dengan tinjauan pustaka yang bertujuan untuk
mengatahui informasi dan data mengenai teori-teori yang berkaitan dengan pokok
permasalahan yang diperoleh dari literatur, bahan kuliah, media internet dan media cetak
lainnya. Penelitian sebelumnya juga dapat menjadi acuan dalam penelitian ini sebagai
analisis perbandingan antara perhitungan dilapangan dan penelitian ini. Proses
selanjutnya adalah pengumpulan data-data pembangunan yang didapat langsung dari
dokumen Pembangunan Rehabilitasi Saluran Induk dan Saluran Sekunder Cisadane Barat
D.I Cisadane IPDMIP Kabupaten Tanggerang yang dikerjakan oleh PT. Tirta Restu
Ayunda. Proses selanjutnya setelah semua data terkumpul adalah pengolahan data yang
didapat dari dokumen tersebut. Setelah mendapatkan hasil analisis data-data kemudian
dapat diambil kesimpulan.

1. Jenis- Jenis Pekerjaan


Ada beberapa pekerjaan yang dikerjakan dalam Pembangunan Rehabilitasi
Saluran Induk dan Saluran Sekunder Cisadane Barat D.I Cisadane IPDMIP Kabupaten
Tanggerang, antara lain:
a. Memotong dan membersihan Lokasi dari tanaman
b. Bongkaran Pasangan Batu
c. Galian dan Timbunan
d. Pemancangan Sheet Pile CCSP W 350, B 1000, K-700 menggunakan
Ponton
e. Pekerjaan Pile Cap
f. Urugan tanah kembali

2. Pekerjaan yang ditinjau


Pekerjaan yang di ditinjau untuk pengambilan data dalam tahapan penelitian:
a. Survey lapangan untuk mencari data volume pekerjaan pemancangan
b. Pengamatan pekerjaan alat berat pada pekerjaan pemancangan Sheet Pile
c. Pengambilan data secara langsung di lapangan, data yang diambil seperti:
1) Kapasitas Alat Berat
2) Produksi per jam
3) Biaya kebutuhan per alat meliputi: biaya sewa, upah operator, biaya
perawatan alat
3

d. Pengumpulan data lapangan dan data sekunder atau data penunjang


e. Setelah semua data didapat penelitian melakukan perhitungan terhadap produktivitas
dari masing-masing alat berat untuk mengetahui volume pekerjaan, biaya opersional
dan biaya sewa yang harus dikeluarkan

C. Definisi Operasional Variabel


Menurut Hatch dan Farhady (dalam Sugiono, 2015:38) adalah atribut atau objek
yang memiliki variasi satu sama lainnya. Identifikasi variabel dalam penelitian ini untuk
membantu dalam menentukan alat pengumpulan data dan teknik analisis data yang
digunakan. Penelitian ini terdapat dua variabel terkait yaitu:
1. Variabel terikat yaitu analisis Produktivitas Alat Berat.
2. Variabel bebas yaitu alat berat Crane Crawler, Diesel Hammer, Ponton,
Excavator dan Dumptruck pada Pembangunan Rehabilitasi Saluran Induk dan
Saluran Sekunder Cisadane Barat D.I Cisadane IPDMIP Kabupaten Tanggerang.

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam proses penelitian produktivitas alat berat diperlukan data untuk dapat
melakukan analisis yang baik diperlukan data, informasi, teori dasar guna membantu
penelitian ini. Data yang diperlukan antara lain sebagai berikut:
1. Data Primer
Sumber data primer bisa langsung didapatkan dengan melakukan wawancara
langsung dilapangan dan pengambilan data secara langsung dari lokasi proyek. Data yang
diperlukan untuk penelitian adalah sebagai berikut:
a. Jenis dan jumlah alat berat yang digunakan dilokasi Pembangunan Rehabilitasi
Saluran Induk dan Saluran Sekunder Cisadane Barat D.I Cisadane IPDMIP
Kabupaten Tanggerang.
b. Jam kerja alat berat dan waktu siklus untuk setiap alat berat dalam beroperasi.
c. Spesifikasi dari masing-masing alat berat
d. Volume pekerjaan per jam/per hari
e. Biaya operasional masing alat berat
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instasi terkait, studi yang
pernah dilakukan dan berfungsi sebagai pendukung data primer, meliputi:
4

a. Data proyek yang diambil dari dokumen kontrak.


b. Data Proyek yang diambil dari laporan-laporan harga satuan alat berat:
1) Harga Satuan Lapangan
2) Harga Satuan dengan Metode Analisa K
3) Harga Satuan Peraturan Menteri

E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh kebenaran data maka pada penelitian ini akan dilakukan
teknik-teknik pengambilan data sebagai berikut:
1. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan
narasumber yang terkait, untuk mendapatkan data yang diperlukan.
2. Observasi langsung, yaitu dengan mengadakan pengamatan atau survey secara
langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang terjadi dilokasi Pembangunan Rehabilitasi
Saluran Irigasi Cisadane Barat, Kabupaten Tanggerang.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan pengolahan terhadap data-data yang telah
dikumpulkan. Analisis yang digunakan pada penelitian ini, yaitu analisis mengenai
produktivitas alat berat untuk pekerjaan pemancangan Sheet Pile dengan menggunakan
perhitungan secara manual. Dari pengolahan data ini peneliti berharap dapat mengetahui
produktivitas dari masing-masing alat berat, biaya operasional dan biaya sewa alat pada
lokasi penelitian. Mencari efisiensi biaya operasional dengan menggunakan 3 metode
perhitungan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
DAFTAR LITERATUR

Asiyanto, 2008. Manajemen Alat Berat Untuk Kontruksi. Efisiensi Penggunaan Alat
Berat Pada Pekerjaan Pembangunan TPA, 14(2), h. 1.

Azhim, F. 2016. Alokasi Kebutuhan Alat Berat Pada Pekerjaan Normalisasi


Muara Sungai. Politeknik Negeri Malang. Malang.

Bangkit, B. 2017. Kapasitas Angkat Terukur. http://www.loadchart.com dan 6 Agustus


2022 (14:10).

Devi, W. 2021. Sheet pile beton. http://www.megacon.concrete.com dan


sales@megaconconcrete.com. 3 Agustus 2022 (20:15).

Domi, E. 2022. Spesifikasi Alat Berat. http://www.spesifikasi/alat/berat.com. 4


Agustus 2022 (13:27).

Edwin, T. 2014. Fungsi bagian-bagian Crane Crawler dan cara pengoperasiannya.


http://www.fungsi/bagian-bagian/crane.com dan
edwinthianudorus@.gmail.com. 4 Agustus 2022 (13:27).

Erivianto, W . I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Fatena R. S. 2008. Alat berat untuk proyek konstruksi. Rineka Cipta. Jakarta Handoko, T.

1999. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2


BPFE. Yogyakarta.

Istimawan, D. 2004, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Penerbit Kanisius.


Yogyakarta.

Kholil , A. 2012. Alat Berat. Remaja Rosda karya Offset. Bandung.

Kussriyanto. B. 1986. Meningkatkan Produktivitas Karyawan, Edisi II. Penerbit


LPPM dan PT Pusataka Binaan. Jakarta.

M, irfan. 2018. Analisis Pemilihan Alat Berat Pada Pekerjaan Galian Dan
Timbunan Proyek Pembangunan Fakultas Hukum UII. (Heavy
Equipment Choice Analysis On Cut And Fill Work Of UII Law
Construction) Yogyakarta.

Oglesby. Dkk. 1989. Productivity Improvement in construction. McGraw-Hill Book


Company. New York.

Pamuji. 2008. Pengukuran Produktivitas Pekerja Sebagai Dasar Perhitungan


Upah Kerja Pada Anggaran Biaya. Universitas Sumatera Utara. Sumatera
Utara.

Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia, Seri Produktivitas


2. Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas. Jakarta.

Rochmanhadi. 1985. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Dengan Menggunakan Alat-


Alat Berat. Departemen Pekerjaan Umum Badan Penerbitan Pekerjaan Umum.
Jawa Tengah.
Rochmanhadi. 1985. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Dengan Menggunakan Alat-
Alat Berat. Departemen Pekerjaan Umum Badan Penerbitan Pekerjaan Umum.
Jawa Tengah

Rostiyanti, F.S. 2008. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Rineka Cipta. Jakarta.

Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek. 2nd ed. Erlangga, Jakarta.

Soeharto, I. 2001. Manajemen Proyek, 2nd ed. Erlangga, Jakarta.

Stefanus dan Suryotomo. 2007. Aspek-aspek Dalam Produktivitas. Petra Christian


University. Surabaya.

Sugiono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Alfabeta. Bandung

Widiasanti, I. 2013. Manajemen Konstruksi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Wilopo, D. 2009. Metode Konstruksi dan Alat-Alat Berat. Universitas Indonesia.


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai