Anda di halaman 1dari 3

2.

1 Penerapan Fungsi dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Taman Flora


Surabaya
Konsep Ruang Terbuka Hijau berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 05 Tahun 2008 dan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan menjelaskan bahwa Ruang Terbuka Hijau adalah kawasan terbuka
berupa jalur yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman dan terdapat beberapa area
yang sengaja dikelompokkan untuk dimanfaatkan sesuai fungsi umum ruang
terbuka hijau seperti fungsi hiburan, fungsi edukasi, fungsi sosial, dan fungsi
kesehatan dan fungsi perekonomian.

Taman Flora Surabaya memiliki banyak sarana dan prasarana yang bahkan
taman lain di kota Surabaya sendiri belum ada. Hal tersebut untuk menunjang
kepentingan Masyarakat luas. Adanya sarana dan prasarana tersebut membuktikan
bahwa fungsi utama dari Ruang Terbuka Hijau dapat dipenuhi. Berikut penjabaran
teori berdasarkan data hasil observasi di lapangan :

2.3.1 Fungsi Hiburan


Taman Flora epenuhnya memenuhi persyaratan kebersihan,
estetika dan keselamatan. Kebersihan Taman Flora selalu terjaga, baik
ramai maupun sedikit pengunjung. Tugas dan peranan petugas
kebersihan adalah menyapu taman pada pagi, siang dan sore hari.
Penyiraman tanaman dilakukan sesuai jadwal yang telah disepakati
oleh pihak pengelola. Pengunjung juga dituntut sadar menjaga
kebersihan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tempat sampah.
Selain itu, sebagai kawasan hiburan, keselamatan juga tak kalah
penting karena mayoritas pengunjung taman adalah anak-anak.
Keamanan taman terjamin dengan adanya pagar pembatas untuk
mencegah anak-anak yang berkunjung berlarian keluar karena taman
dikelilingi oleh jalan utama. Bentuk pengamanan lainnya di Taman
Flora adalah dengan memusatkan pintu masuk di sisi utara agar
petugas mudah mengawasi pengunjung yang lewat. Rambu peringatan
banyak dipasang di tempat-tempat yang dianggap berbahaya seperti
danau, kolam, dan kandang rusa untuk meningkatkan kewaspadaan
orang tua dalam mengawasi anaknya.
2.3.2 Fungsi Edukasi
Keanekaragaman jenis makhluk dan satwa menjadikan Taman
Flora sebagai salah satu destinasi yang dapat mengedukasi.
Berdasarkan observasi, kawasan satwa liar seperti kolam ikan, sangkar
rusa, dan sangkar burung raksasa dapat dijadikan objek edukasi.
Untuk mewadahi berbagai kegiatan, pihak pengelola telah menyiapkan
dua pendopo yang dapat digunakan oleh semua orang. Terdapat juga
area bermain. Area tersebut hanya untuk anak-anak. Area ini
bertujuan untuk mengembangkan keberanian dan ketangkasan anak. Di
area ini, anak-anak dapat menggunakan alat-alat yang disediakan
pengelola secara gratis namun harus didampingi oleh orang tuanya.
Tempat selanjutnya yang dapat dijadikan pusat pembelajaran adalah
taman promosi kesehatan yang memiliki banyak tanaman yang biasa
digunakan untuk pengobatan tradisional. Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) merupakan perpustakaan dengan koleksi beragam yang dapat
menambah pengetahuan pengunjung. Tidak semua taman di Surabaya
memiliki fasilitas ini. Selain itu, Taman Flora juga memiliki area lain
yang dapat menambah pengetahuan pengunjung yaitu Rumah Kompos
yang merupakan tempat pengolahan sampah hingga menjadi benda
yang lebih berharga dan bernilai jual. Banyak pelajar yang dapat
mengetahui proses pengolahan sampah dengan adanya rumah kompos
tersebut. Fungsi komposter yang dijelaskan oleh pengelola adalah
meminimalisir sampah, mengurangi sampah jalanan seperti daun-daun
mati atau pohon tumbang, mengurangi penggunaan bahan bakar
minyak, digunakan sebagai alat pembelajaran, dan digunakan sebagai
alat belajar.
2.3.3 Fungsi Sosial
Ketika ada aktivitas di suatu lokasi, tentunya selalu terjadi
komunikasi. Hal tersebut mengandung unsur budaya, khususnya
bahasa. Pengunjung Taman Flora tentunya berasal dari berbagai suku,
sehingga dapat ditemukan penggunaan bahasa yang berbeda-beda
seperti Madura, Suroboyoan, dan Jawa. Interaksi dengan orang lain
dapat diamati melalui pengunjung, pengelola, dan pedagang. Interaksi
yang ada dilakukan untuk menentukan konsensus dan menghindari
bias. Seperti orang tua yang meyakinkan anaknya untuk menjauhi area
taman yang berbahaya, transaksi penjualan antara pembeli dan penjual
untuk menyepakati harga, komunikasi antar pengelola untuk
menentukan pihak mana yang berada di dalam taman harus disikapi
terlebih dahulu, komunikasi antar siswa dan guru. Interaksi dengan
alam terlihat ketika pengunjung mematuhi aturan dengan tidak berjalan
di atas rumput, merusak fasilitas taman, menggambar grafiti, atau
membuang sampah pada tempat yang telah ditentukan. Sementara
interaksi manusia dengan tuhan diwujudkan pengelola dengan adanya
fasilitas musholla sebagai tempat ibadah umat muslim agar tidak lupa
saat melakukan kegiatan berekreasi.
2.3.4 Fungsi Kesehatan
Ketika pagi hari khususnya di hari minggu dan libur nasional
kegiatan olahraga seperti jogging, bulu tangkis, sepak bola, dan senam.
Taman Flora memiliki area jogging track yang bisa digunakan
pengunjung untuk berjalan santai ataupun lari-lari kecil hingga
bersepeda. Adanya alat Kesehatan di Taman Flora berfungsi untuk
mengencangkan otot yang sudah mulai meregang bahkan mencegah
kematian dini. Kesenangan yang diperoleh pengunjung bisa
menghilangkan racun- racun yang ada dalam tubuh, sehingga
pengunjung bisa kembali beraktifitas dengan positif dan sehat.
2.3.5 Fungsi Perekonomian
Taman Flora sebagai tempat tujuan wisata mempunyai peranan
penting dalam perekonomian. Meski seluruh fasilitas yang disediakan
pengelola dapat digunakan secara gratis tanpa dipungut biaya apapun,
namun tetap dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,
sebagai contoh pemilik toko dan juru parkir. Pengembangan kawasan
pedagang dilakukan melalui pendirian pusat kuliner yang berfungsi
sebagai pusat makanan sekaligus oleh-oleh bagi pengunjung.
Pemerintah kota menerapkan sistem sewa bulanan untuk pedagang dan
tempat parkir. Penjual harus membayar sejumlah biaya terkait
konsumsi air, listrik, pembersihan, dan sewa tempat, sedangkan juru
parkir menggunakan sistem pembayaran blok. Selain itu, pemerintah
juga diuntungkan dengan dibukanya Taman Flora yang mampu
menarik pengunjung yang jumlahnya selalu meningkat, maka
pemerintah dapat meningkatkan pendapatan daerah sehingga
membantu dalam pengelolaan taman itu sendiri.

Pemerintah Daerah dengan melibatkan aktor-aktor pembangunan. Ruang Terbuka


Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) Umum tidak dapat dipindahtangankan. Penggunaan
RTHKP oleh masyarakat mungkin memerlukan kerja sama dengan pihak ketiga atau antar
otoritas daerah.

Anda mungkin juga menyukai