Oleh
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian dan kebutuhan manusia, yang berfungsi untuk mengaliri lahan
dan menampung air di saat hujan dan mengalirkan air pada saat kemarau agar
persediaan air tetap tersedia.
Sering pemberian air pada petakan irigasi terjadi kelebihan yang menyebabkan
banyaknya air yang terbuang sehingga air tidek efisiens di lapangan. Oleh karena itu
perlu manajemen irigasi untuk memanage sistem pemberian air irigasi yang lebih
efisien, Dalam hal ini air yang disalurkan ke lahan harus tepat waktu dan jumlah
dengan yang dibutuhkan di lahan.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air sungai, maka penggunaan
air dan produktivitas irigasi bila harus dimaksimalkan. Penerapan pola tanam
(Padi-Padi) dan sistim pemberian air terus menerus (continous flow system) ataupun
dengan sistem terputus-putus pada petak tersier daerah irigasi, Karena itu dalam
rangka peningkatan efisiensi penggunaan air irigasi, perlu dilakukan perencanaan
sistem pemberian air pada petak tersier maupun petak lainnya.
B. Tujuan
1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air irigasi.
2. Mengoptimalkan fungsi-fungsi saluran irigasi untuk sumber daya pengairan
untuk petak-petak sawah.
3. Dapat mengetahui kegunaan sistem irigasi dari primer sampai tersier dan
sampai masuk petak kuarter.
4. Dapat memberikan ilmu tentang saluran irigasi di subak/petak.
C. Fungsi Irigasi
1. Memasok kebutuhan air pada petak.
2. Memjamin ketersediaan air apabila terjadi kekeringan.
3. Mengurangi kekeringan pada petak subak.
D. Ruang Lingkup
Bangunan irigasi dan saluran irigasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pembahasan
Jaringan irigasi merupakan sekumpulan bangunan-bangunan bagi, sadap,
bangunan silang, pelengkap, saluran pembawa, saluran dan bangunan pembuang yang
terdapat dalam suatu lahan, yang petak sawahnya memanfaatkan air dari sumber yang
sama.
Peta ikhtisar adalah peta di mana terlihat susunan suatu jaringan irigasi mulai
dari bendung sampai saluran pembuang. bangunan utama, jaringan dan trase saluran
irigasi, jaringan dan saluran pembuang, petak tersier, petak sekunder, dan petak
primer, lokasi-lokasi bangunan (bagi, sadap, silang), batas-batas daerah irigasi, daerah
yang tidak diairi (desa, makam, gedung-gedung), jaringan dan trase jalan, dan
daerah-daerah yang tidak dapat diairi (tanah jelek, rawa, bukit, dll).
Petak sekunder, terdiri dari kumpulan petak-petak tersier yang mengambil air
dari satu pintu di bangunan bagi. Luas petak sekunder ini tidak terbatas tergantung
dari topografi lahan yang ada. Salurannya sering terletak di punggung medan,
sehingga air tersebut dapat dialirkan ke dua sisi saluran.
Bangunan irigasi ini merupakan dari saluran irigasi petak sekunder luas petak
sekunder ini tidak terbatas tergantung dari topografi lahan yang ada. Salurannya
sering terletak di punggung medan, sehingga air tersebut dapat dialirkan ke dua sisi
saluran.