Anda di halaman 1dari 58

1.1.

Perilaku Kayu

1.1.1. Pendahuluan

1.1.2. Sifat Kayu

1.1.3. Jenis Kayu


1.1.4. Teknik Pengeringan Kayu

1.1.4.a. Pendahuluan
1.1.4.b. Cara Menumpuk Kayu
1.1.4.c. Pengeringan Kayu
1.1.4.d. Tahap-Tahap Pengeringan
Kayu
1.1.4.e. Jenis-Jenis Pengeringan
Kayu
1.1.5. Teknik Pengawetan Kayu
1.1.5.a.Kerusakan Kayu Akibat
Faktor Alam
1.1.5.b. Mencegah Kerusakan
Akibat Faktor Alam
1.1.5.c. Kerusakan Kayu Akibat
Faktor Biologis
1.1.5.d. Mencegah dan Mengobati
Kayu dari Kerusakan
Akibat Faktor Biologis
1.1.6. Faktor yang Mempengaruhi
Kekuatan Kayu
 Tahapan dalam perencanaan struktur

 Kayu pengolahan dari gambar arsitektur untuk


merencanakan elemen-elemen struktur

 Pengetahuanyang diperlukan : statika, kekuatan bahan


(kokoh), analisis stuktur (rangka, portal, dll) dan
pembebanan berdasarkan peraturan yang berlaku.
 Perencanaan Stuktur Kayu → Kriteria Pendekatannya
 Kayu bahan yang dapat diperbaharui
 Kayu bahan ramah lingkungan
 Penggunaan konstruksi kayu :
 Perumahan, Pertokoan, Perkantoran, Hotel, sekolah,
RS, Fasilitas Pariwisata, Rumah Ibadah, dll.
Keuntungan
 Bahan kayu dapat diperbaharui
 Pemrosesan dengan mesin
 Bahan yang ringan
 Tidak karat
 Hangat
 Estetika yang tinggi

Kerugian
 Bahan mudah terbakar
 Terserang rayap
 Penanganan Kelembaban kayu
 Susut bila pengeringan tidak baik
 Sifat bahan bervariasi
 Kayu merupakan material sumber kekayaan alam
yang dapat diperbaharui (reneweable material), dan
merupakan salah satu material bangunan yang
tertua yang pernah ada.

 Material kayu terbentuk dari serat kayu,


merupakan material yang nonhomogen dan
bersifat orthotrop, oleh karena itu kekuatan kayu
dipengaruhi oleh arah beban relative terhadap arah
serat kayu.
Sifat Fisik
Bakau Kempas Merbau Rasamala Tembesu Durian Jati Mahoni
dari Kayu
Warna coklat muda merah-coklat kelabu-coklat & merah daging, coklat-kuning coklat-kelabu muda, coklat- coklat muda
Kayu teras sampai coklat kuning-coklat coklat-merah muda, jika kena atau coklat kelabu sampai kemerah-
merah tua. sampai coklat- sampai coklat udara menjadi semu-semu coklat-merah merahan atau
merah atau hitam coklat-kuning lembayung tua atau kekuning-
hampir hitam emas tua atau merah-coklat. kuningan sampai
coklat jingga coklat tua
Kayu gubal kuning-coklat kuning muda kuning pucat lebih muda dan lebih muda putih putih atau kemerah-
sampai coklat atau agak sampai kuning tidak kelabu merahan lambat
muda kecoklat- muda. mempunyai kekuning- laut menjadi tua
coklatan batas yang jelas kuningan
dengan kayu
teras
Tekstur halus sangat kasar kasar & halus halus sampai agak kasar agak kasar dan agak halus
merata agak halus dan sampai kasar tidak merata
merata dan merata
Arah serat lurus berombak kebanyakan lurus, seringkali lurus, kadang- lurus atau lurus atau berpadu, kadang-
tidak teratur, lurus, kadang- terpilin, agak kadang sangat berpadu kadang-kadang kadang
sangat berpadu kadang tidak berpadu, terpadu agak terpadu bergelombang
teratur dan kadang-kadang
berpadu berombak
Permukaan kayu licin kesat licin licin agak kesat agak licin atau agak licin atau agak licin
licin licin
Penyusutan kadar air 12% kering udara kering tanur kering tanur kering tanur kering tanur kering tanur kering ud-aran
adalah 2.5% adalah 2.5% adalah 3.3% adalah 5.6% adalah 3.4% 3.5% (radial) 2.8% (radial) 0.9% (radial) &
(radial) dan (radial) dan (radial) dan (radial) & (radial) dan dan 6.6% dan 5.2% 1.3% (tangensial)
5.5% 2.6% 4.1% 11.6% 6.6% (tangensial) (tangensial) *
(tangensial) (tangensial) (tangensial) (tangensial) (tangensial)
Sifat Mekanik dari Kayu Bakau Kempas Merbau Rasamala Tembesu Durian Jati Mahoni
Modulus elastisitas

Kondisi basah 14700 MPa 19208 MPa 15484 Mpa 7056 Mpa 14700 Mpa 11779 Mpa - 7938 Mpa

Kondisi kering 14504 MPa 20847 MPa 15484 MPa 9016 MPa 12250 MPa 12740 MPa 12514 MPa 9016 MPa

Kuat tekan sejajar serat

Kondisi basah 54.4Mpa 58.0Mpa 52.7Mpa 39.3Mpa 51.5Mpa 28.9 Mpa - 24.6 Mpa
Kondisi kering 64.6 MPa 72.2 MPa 76.1 MPa 58.6 MPa 52.2 MPa 41.5 MPa 59.3 MPa 35.2 MPa

Kuat tarik tegak lurus arah serat

· Radial
Kondisi basah 2.5 Mpa 3.7 Mpa 5.3 Mpa 4.5 Mpa 3.9 Mpa 2.5 Mpa - 3.5 Mpa
Kondisi kering 1.8 Mpa 4.2 Mpa 4.7 Mpa 4.9 Mpa 4.2 Mpa 2.4 Mpa - 4.5Mpa
· Tangensial
Kondisi basah 3.4 Mpa 4.4 Mpa 5.6 Mpa 5.3 Mpa 4.4 Mpa 2.9 Mpa - 3.8 Mpa
Kondisi kering 3.6 MPa 4.7 MPa 4.8 MPa 6.5 MPa 4.7 MPa 2.7 MPa - 4.6 MPa

Kuat geser
· Radial
Kondisi basah 12.1 Mpa 8.7 Mpa 7.1 Mpa 5.3 Mpa 5.4 Mpa 4.4 Mpa - 5.1 Mpa

Kondisi kering 13.7 MPa 7.5 Mpa 9.8 Mpa 5.0 Mpa 5.9 Mpa 5.0 Mpa 7.8 Mpa 3.9 Mpa

· Tangensial
Kondisi basah 12.3 Mpa 9.6 Mpa 6.1 Mpa 5.5 Mpa 5.2 Mpa 4.8 Mpa - 5.9 Mpa

Kondisi kering 16.0MPa 8.3MPa 10.2 MPa 6.1 MPa 6.3 MPa 4.6 MPa 8.7 MPa 4.1 MPa
1.1.4.a. Pendahuluan

Sebelum kayu diolah, kayu sebaiknya dikeringkan agar


menjadi awet

1.1.4.b. Cara menumpuk kayu

Tujuan : menjaga evaporasi kelembaban kayu


1.1.4.c. Pengeringan kayu

Prinsip : air yang terperangkap di dalam serat-serat kayu


dapat keluar melalui pori-pori kayu

1.1.4.d. Tahap-tahap pengeringan kayu

1. Tahap Pre-Heating → kelembaban 30%


2. Tahap Titik Jenuh Serat → kelembaban (20-30%)
3. Tahap Kering → kelembaban 6-9%
1.1.4.e. Jenis pengeringan kayu

A. Pengeringan Alami → mengandalkan matahari


1. Pengeringan Radiasi → kelembaban 14-20%
2. Pengeringan konveksi → Kelembaban 30%

B. Pengeringan Buatan → dapat dikontrol sesuai perencanaan


1. Sistem konvensional → memanaskan kayu dalam ruangan
2. Sistem udara kering → kayu diletakkan dlm ruang khusus
3. Sistem vakum → menggunakan tangki preservasi kedap udara
1.1.5. Teknik Pengawetan Kayu
1.1.5.a. Kerusakan kayu akibat faktor alam

Faktor perusak kayu :


1. Akibat panas
2. Akibat api dan sinar matahari
3. Akibat air
4. Akibat kimia & mineral alam
5. Akibat abrasi/tekanan
1.1.5.b. Mencegah kerusakan akibat faktor alam

1. Mengeringkan kayu
2. Memberi lapisan fire retardant
3. Mencegah kayu terbakar akibat sinar matahari
4. Melindungi kayu dengan cat

1.1.5.c. Kerusakan kayu akibat faktor biologis

1. Akibat tumbuhan parasit


2. Akibat serangga perusak kayu
3. Akibat hewan laut perusak kayu
1.1.5.d. Mencegah kerusakan akibat faktor biologis

1. Melapisi kayu dengan bahan pengawet


Metode : - Pelaburan/Penyemprotan
- Pencelupan dan perendaman
2. Melindungi kayu dari jamur pewarna kayu (Blue Stain)
3. Melindungi kayu dari jamur perusak kayu
4. Melindungi kayu dari serangga dan organisme pemakan kayu :
→ Melapisi dengan bahan racun
→ Membasmi koloni serangga di lokasi
Modulus Kuat Kuat Kuat Tekan Kuat Kuat
Kode Elastisitas Lentur Tarik sejajar Geser Tekan
Mutu Lentur Fb Sejajar Serat Fv Tegak
Ew Serat Fc Lurus
Ft Serat Fc ⊥
E26 25000 66 60 46 6.6 24
E25 24000 62 58 45 6.5 23
E24 23000 59 56 45 6.4 22
E23 22000 56 53 43 6.2 21
E22 21000 54 50 41 6.1 20
E21 20000 50 47 40 5.9 19
E20 19000 47 44 39 5.8 18
E19 18000 44 42 37 5.6 17
E18 17000 42 39 35 5.4 16
E17 16000 38 36 34 5.4 15
E16 15000 35 33 33 5.2 14
E15 14000 32 31 31 5.1 13
E14 13000 30 28 30 4.9 12
E13 12000 27 25 28 4.8 11
E12 11000 23 22 27 4.6 11
E11 10000 20 19 25 4.5 10
E10 9000 18 17 24 4.3 9
Kadar air dari pohon hidup (a), Kadar air dengan air bebas dan air yang terikat (b),
Kadar air yang mencapai titik jenuh 30 % (c), Kayu yang ’kering udara’ kadar air
mencapai anatara 0% dan 30 % (d), Kayu kering oven kadar air mencapai 0%
Tegangan yang bekerja
a. Sejajar serat
b. Tegak lurus serat
c. Bersudut dengan
serat
1.2. Perencanaan Struktur Kayu
1.2.1. Type Komponen Struktur Kayu

 Bangunan kayu sederhana, seperti bangunan


rumah tinggal terdiri dari kuda-kuda tempat
menumpu atap, kemudian kuda-kuda tersebut
disangga oleh kolom dan atau dinding, selanjutnya
kuda-kuda dan kolom-kolom tersebut dihubungi
oleh balok, sehingga menjadi suatu struktur yang
menyatu dan struktur yang stabil.
7.50

4.0000

LANTAI 01

4.0000

LANTAI
0.00 DASAR

3.0000 3.0000
 Struktur Atap
 Struktur Lantai
 Struktur Dinding
 Material Alami
 Homogen
 An Isotrop => Orthotrop
 Kayu terdiri dari serat-serat
 Komposisi kimiawi kayu terdiri dari 60%
selulosa, 30% lignin
 Air terikat di sel dan air bebas mengisi rongga-
rongga
 Susut disebabkan air yang terikat
Keuntungan
 Bahan kayu dapat diperbaharui
 Pemrosesan dengan mesin
 Bahan yang ringan
 Tidak karat
 Hangat
 Estetika yang tinggi

Kerugian
 Bahan mudah terbakar
 Terserang rayap
 Penanganan Kelembaban kayu
 Susut bila pengeringan tidak baik
 Sifat bahan bervariasi
 Kelompok type /kelas kayu
 Kelembaban
 Lamanya pembebanan
 Ukuran /Dimensi kayu
 Cacat kayu
 Kelas Kayu
 Tegangan Kayu
 Densitas Kayu
 Ukuran kayu dipasaran

Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia

Anda mungkin juga menyukai