oleh:
RINNA JUWITA
NIM. 1920834320002
Pohon Gelam (Melaleuca leucadendra)
Gelam yang dalam bahasa latinnya disebut Melaleuca leucadendra merupakan jenis
pohon yang tumbuh sangat subur di lahan rawa asam dan dapat dijadikan salah
satu tumbuhan indikator tanah berpirit atau tanah sulfat.
Pohon ini sangat adaptif dengan kondisi asam pH 3-4 bahkan dikenal sangat dominan
di lahan rawa. Umumnya hutan galam merupakan hutan homogen. Namun ada pula
yang tumbuh di hutan air tawar dan banyak dijumpai di daerah dataran rendah.
Morfologi Pohon Gelam
Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat Biji gelam halus,
muda sampai coklat tua sangat ringan
seperti sekam
Persebaran Pohon Gelam
Gelam is an extraordinary species!
Fast Growing
Spesies
Ekonomi
Buah, Daun,
Kelebihan Multifungsi
Kayu, Kulit
Ekologis
Mudah tumbuh
di daerah rawa
Pemanfaatan Gelam
Manfaat Ekonomi
Pemanfaatan Gelam (lanjutan)
Pemanfaatan Gelam (lanjutan)
Pemanfaatan Gelam (lanjutan)
Manfaat Ekonomi
Kulit kayu tidak banyak dimanfaatkan. Bila tak ada pembeli atau tidak digunakan sendiri
biasanya hanya dibakar begitu saja. Kulit kayu dapat digunakan sebagai penutup
lubang dan setelah cukup padat, kemudian ditutup dengan tanah.
Pemanfaatan Gelam (lanjutan)
Manfaat Ekonomi
• Daun galam digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat-obatan. Daunnya dapat
menghasilkan minyak kayu putih yang dapat digunakan sebagai obat gosok untuk mengobati
rematik dan nyeri pada tulang.
• Buah galam yang telah dikeringkan, dimanfaatkan sebagai pengganti lada hitam. Buah-buah
tersebut dijual dan dikirim ke industri untuk pembuatan jamu (pengganti merica) dan
memperbanyak komposisi jamu. Buah dan bijinya dikenal sebagai merica bolong dipergunakan
orang Jawa dan Bali sebagai bahan jamu untuk mengobati penyakit lambung.
Manfaat Ekologis
Kayu gelam biasanya diambil dari dalam hutan galam dengan cara menebangnya dengan kapak kemudian dipanggul ke
tempat penumpukan. Selanjutnya diangkut dengan perahu jukung ke tempat pengumpulan yang terletak di tepi sungai.
Kemudian dibawa lagi ke pangkalan kayu galam atau langsung dijual kepada para pembeli.
Pengolahan lanjutan dari pohon gelam memerlukan riset tertentu, antara lain:
• kayu gelam dapat digunakan untuk bahan baku arang (Alpian, Prayitno, Sutapa, & Budiadi, 2011)
• kulit kayu galam dapat dimanfaatkan untuk pembuatan papan semen dan papan partikel (Purwanto, 2014; 2015)
• asap cair dari kayu gelam juga dapat dimanfaatkan; penelitian Pujilestari (2007),menyatakan bahwa kayu gelam
menghasilkan rendemen asap cair yang cukup tinggi yaitu 15,45% . Asap cair kemudian dapat dimanfaatkan salah
satunya dalam pengawetan ikan (Salim, R., & N. Rahmi,2017).
Teknologi Pengolahan
Kayu Galam sebagai Bahan Baku Arang
Secara umum, air sumur bor dan air sungai dengan perlakuan arang aktif
telah memenuhi standar air bersih.
Teknologi Pengolahan
Kulit Kayu Gelam sebagai Bahan Pembuatan Papan Semen dan Papan Partikel
Pembuatan
Aplikasi
Biodegradable
Langsung
Perendaman ikan segar dalam larutan cuka Film Sebagai campuran biofilm untuk kemasan
kayu 10% selama 5 menit. Lalu ditiriskan
ikan. Ikan gabus dipotong dan dilapisi
dan dikeringkan hingga kadar air 30-60%,
biofilm lalu disimpan suhu 4 oC selama 10
disimpan selama 2 bulan
hari
Hasil: Hasil:
Dalam penyimpanan ikan selama 2 bulan Mampu mempertahankan kualitas ikan
kondisinya masih belum menyimpang, gabus terutama pada pengujian
tekstur masih kenyal, tidak ditumbuhi
jamur dan warna masih seperti semula mikrobiologis terutama pada nilai
Coliform
Banyaknya pemanfaatan gelam tidak terlalu mempengaruhi keberadaan pohon gelam
karena Gelam memiliki beberapa keistimewaan bagi lingkungan, antara lain:
Alpian, Prayitno, T. A., Sutapa, G. J. P., & Budiadi. (2011). Kualitas Arang Kayu Gelam (Melaleuca cajuputi).
Jurnal Ilmu DanTeknologi KayuTropis, 9 (2), 141–152.
Pujilestari, T. (2007). Pengaruh Cuka Kayu Galam (Malaleuca cajuput), Akasia (Acacia mangium) dan Karet (Hevea brasiliensis)
terhadap Daya Tahan Simpan Ikan Segar. Jurnal Riset Industri, 1(3), 147–154.
Purwanto, D. (2014). Sifat Fisik Mekanik Papan Semen dari Limbah Kulit Kayu Galam. Jurnal Riset Industri (Journal of
Industrial Research), 8(3), 197–204.
Purwanto, D. (2015). Sifat Papan Partikel dari Kulit Pohon Galam (Melaleuca leucadendra) dengan Perekat
Urea Formaldehida. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 33(2), 135–144.
Salim, R., & N. Rahmi. (2017). Pengaruh Asap Cair Kayu Galam (Malaleuca leucadendra) dalam Bentuk Biodegradable Film
terhadap Pengawetan Ikan Gabus. Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol. 9 No. 2. 75-90.
Supriyati, W., Prayitno, T. A., Sumardi, & Marsoem, S. N. (2015). Kearifan Lokal Penggunaan Kayu Gelam dalam Tanah
Rawa Gambut di Kalimantan Tengah. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 22(1), 94–99.