Peningkatan Kualitas Kayu (Instia bijuga) : Kompleksasi Logam Cu(II), Fe(III) Dan Zn(II)
Oleh Senyawa Tanin
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Abstrak
Tanin merupakan golongan polifenol, pemberi warna pada kayu. Pelarutan tanin dalam air menyebabkan
blooding sehingga dapat menurunkan kualitas kayu. Pengompleksan tanin dengan logam transisi Cu, Fe dan Zn telah
dilakukan pada penelitian ini guna meningkatkan kualitas kayu merbau (Intsia bijuga). Tanin diekstrak dengan methanol-
air 80% dan diasamkan untuk memisahkan protein. Ekstrak tanin dianalisa secara kualitatif dengan spektrofotometer Uv-
Vis dan FT-IR serta secara kuantitatif dengan dihitung prosen beratnya yaitu 16,42%. Senyawa tanin dikomplekskan
dengan logam Cu(II), Fe(III) dan Zn(II) dalam bentuk larutan. Kompleks tanin yang terbentuk dianalisa dengan
spektrofotometer FT-IR dan Spektrofotometer Serapan Atom. Hasil uji kelarutan kompleks menunjukkan bahwa
kompleks Cu-tanin, Fe-tanin dan Zn-tanin tidak larut dalam air hingga suhu 100˚C, dan kompleks dalam kayu yang
paling stabil adalah Fe-tanin dengan ketidaklarutan dalam air hingga suhu 70˚C.
Kata Kunci: kayu merbau (Intsia bijuga), tanin, kompleks Fe-tanin, Cu-tanin, dan Zn-tanin.
Abstract
Tannin is polyphenol group as coloring agent in wood. This solubility in water causes discoloration and decrease
of wood quality. Complexation of tannin with transition metal Cu, Fe and Zn has done in this experiment to increase
merbau (Intsia bijuga) wood quality. Tannin was extracted by methanol-water 80% solvent and then added by acid to
remove protein. Tannin extract was qualitative analysed by UV-Vis and FT-IR, and quantitative analysed to get weigth
percent (16,42%). Tannin was complexed with transition metal Cu(II), Fe(III) and Zn(II). The formed tannin complex
was analyzed by FT-IR spectrophotometer and Absorption Atomic Spectrophotometer. The result from solubility test
showed that Cu-tannin, Fe-tannin, and Zn-tannin complex insoluble in water into 100˚C. The stable complex in wood is
Fe-tannin that gives insolubility until temperature 70˚C.
Keyword: merbau wood (Intsia bijuga), tannin, complex Fe-tannin, Cu-tannin, and Zn-tannin.
3.7 Pengujian Kelarutan Kompleks Cu, Fe dan Zn- (a) (b) (c) (d)
tanin Gambar 3.6 Warna kayu tanpa dikomplekskan (a),
Pengujian kelarutan dilakukan dengan warna kayu setelah dikomplekskan
berbagai variasi suhu mulai dari suhu ruang 25, 40, 50, dengan Cu (b), Zn (c) dan Fe (d)
60, 80, dan 100˚C. Pengujian mulai dilakukan pada Sisa larutan logam setelah pengompleksan
suhu 25˚C sebab kayu akan digunakan sebagai material diukur konsentrasinya dengan SSA, untuk mengetahui
dasar (seperti bathroom dan kolam renang) pada suhu prosentase logam yang terkompleks. Prosentase logam
sekitar 30-40˚C dalam kondisi basah. Hasil pengujian yang terkompleks dengan senyawa-senyawa dalam
kelarutan senyawa kompleks ditunjukkan pada Gambar kayu setelah perendaman 24 jam dituliskan pada tabel
3.9. 3.2.
Tabel 3.2 Data konsentrasi logam yang terkompleks
dengan tanin dalam kayu
Logam Konsentrasi logam yang
terkompleks dengan tanin dalam
kayu
Cu 10.954 ppm
(a.1) (a.2) Fe 7.047 ppm
Zn 10.689 ppm
Pengujian fisik dilakukan terhadap potongan
kayu berukuran 1.3 cm x 1.5cm x 1.6 cm yang telah
dikomplekskan dengan larutan logam. Kayu kemudian
(b.1) (b.2) diuji kelarutannya dengan air pada variasi suhu kamar
hingga 100˚C. Pengujian dilakukan selama 5 menit.
Hasil uji kelarutan kompleks logam-tanin dalam kayu
ditunjukkan pada Gambar 3.11. Pada suhu 25˚C setelah
5 menit, kayu tanpa perlakuan kompleks larut dalam air
diindikasikan dengan warna coklat, sedangkan pada
kayu dengan perlakuan kompleks kayu tidak larut
(c.1) (c.2) dalam air. Zat yang terekstrak dalam air pada kayu
Gambar 3.5 Uji Kelarutan kompleks Cu-tanin (a), Fe- tanpa perlakuan diasumsikan sebagai tanin yang
Tanin (b), dan Zn-Tanin (c) dengan air pada suhu berperan sebagai zat warna dalam kayu.
100˚C dan dengan metanol (2) Pada suhu 60˚C, warna air pada kayu
Dari hasil ini diketahui bahwa kelarutan terkompleks dengan Cu dan Zn, mulai mengalami
kompleks Cu-Tanin, Fe-Tanin dan Zn-Tanin tidak larut ketidakstabilan dan larut dalam air sehingga
mulai suhu ruang (25˚C) hingga suhu 100˚C. menghasilkan warna yang berbeda, sedangkan kayu
Kompleks-kompleks tersebut diinilai stabil pada suhu yang dikompleks dengan Fe belum mengalami
ruang maupun tinggi. Senyawa Tanin yang awalnya perubahan warna, sehingga dapat dinyatakan kayu yang
larut dalam air, menjadi tidak larut dalam air setelah terkompleks dengan Fe menunjukkan warna paling
dikomplekskan dengan logam, karena tanin membentuk muda, menunjukkan kompleks ini paling stabil.