MODUL 2
ANALISIS KADAR EKSTRAKTIF PADA KAYU
Dosen pengampu
Evelyn, ST.,Msc., PhD
Koordinator
Dra. Yusnimar, M.Si., M.Phil
Kelompok III
Alif Dafa C (1807036071)
Diana Putri (1807035964)
Shuci Savio W (1807035617)
Steven Otniel R (1807035950)
MODUL 2
Analisis Kadar Ekstraktif Pada Kayu
Kelompok III
Alif Dafa C (1807036071)
Diana Putri (1807035964)
Shuci Savio W (1807035617)
Steven Otniel R (1807035950)
Catatan
Komponen kimia kayu terdiri dari kabohidrat, lignin dan ekstraktif. Pada
percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar ekstraktif pada kayu akasia
mangium. Zat ekstraktif merupakan komponen non-struktural pada kayu dan kulit
tanama berupa bahan organik yang terdapat pada lumen dan sebagian pada rongga
sel. Jumlah dan jenis zat ekstraktif terdapat pada tanaman tergantung letaknya dan
jenis tanaman. Getah, lemak, resin, gula, lilin, tanin, alkaloid merupakan beberapa
contoh zat ekstraktif. zat ekstraktif memiliki peranan dalam kayu karena dapat
mempengaruhi sifat keawetan, warna, bau dan rasa sesuatu jenis kayu, dapat
digunakan untuk mengenal sesuatu jenis kayu. Zat ekstraktif yang bersifat racun
menyebabkan ketahanan terhadap pelapukan kayu. Prosedur yang dilakukan yaitu
serbuk kayu akasia sebanyak 1 g diekstrak dengan larutan alcohol:DCM(1:2)
dalam alat soxhlet. Ekstraksi dilakukan selama 3 jam. Kadar ekstraktif ditentukan
dengan menghilangkan pelarutnya kemudian ekstrak dikeringkan dalam ven
105°c dan ditimbang,lakukan setiap 30 menit hingga mendapatkan berat konstan.
Dipatkan kadar ekstraktif kayu akasia pada percobaan ini sebesar 12,29 %.
1.1. Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar ekstraktif pada kayu
akasia (wood chip).
2.1. Alat
1. Naraca analitik
2. Aluminium foil
3. Hot plate
4. Gelas piala 1000 ml
5. Gelas piala 250 ml
6. Alat soxhlet
7. Labu destilasi
8. Thermo hake 15
9. Pipa/selang
10. Kertas saring whatman
11. Benang katun
12. Statif dan klem
13. Oven
14. Desikator
2.2. Bahan
1. Serbuk kayu akasia
2. Larutan alKohol-DCM (1:2)
3. Batu didih
4. Kapas
b−a
kadar ekstraktif = x 100 %
c
Keterangan :
a : berat labu destilasi + batu didih
b : berat labu destilasi + sampel kering
c : berat sampel serbuk kayu akasia sebelum diekstraksi
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2. Pembahasan
Kayu terdiri dari berbagai jenis organik yang disebut dengan komposisi
ekstraktif yang jumlah dan jenisnya bervariasi tergantung dari spesies pohonnya.
Kayu memiliki komposisi ekstraktif yang mengandung asam lemak, resin, lilin,
dan terpena. Kandungan dan komposisi zat ekstraktif berubah-ubah antara spesies
kayu. Zat ekstraktif memiliki manfaat melindungi batang kayu dari hama, yang
mempengaruhi sifat keawetan, warna, bau dan rasa sesuatu jenis kayu.
Jumlah zat ekstraktif rata-rata 3 –8% dari berat kayu kering tanur. Sedangkan
dari percobaan yang dilakukan didapatkan kadar ekstraktif pada kayu akasia
sebesar 12,29 %. Dimana didapatkan kadar ekstraktif yang tinggi, kemungkinan
ini disebabkan karena saat mencari berat konstan yang tidak teliti dan perubahan
berat yang cukup cepat di pengaruhi oleh lingkungan sekitar. Dan pelarutnya tidak
sempurna menguap.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
PERHITUNGAN
Kadar Ekstraktif
b−a
kadar ekstraktif = x 100 %
c
111,9474−111,8245
kadar ekstraktif = x 100 %
0,9999
= 12,29 %
LAMPIRAN B
DOKUMENTASI
Gambar b.1
Gambar b.2
Berat labu destilasi
Berat sampel
dan batu didih
TUGAS