Anda di halaman 1dari 12

P-ISSN : 2089-6549 E-ISSN : 2582-2182 Tahun 7, Volume 7 No.

2 Nopember 2017

IDENTIFICATION OF FACTORS CAUSING DAMAGE TO


LIBRARY COLLECTIONS

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN


KOLEKSI PERPUSTAKAAN
Oleh:
Endang Fatmawati
Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah
Email: endangfatmawati@undip.ac.id

Abstrak. Buku yang menjadi koleksi perpustakaan merupakan aset, sehingga harus dijaga
betul kondisinya agar tidak hilang ataupun rusak. Koleksi rusak diartikan sebagai
menurunnya kualitas koleksi sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Pustakawan sangat perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan koleksi
perpustakaan. Faktor-faktor kerusakan disebabkan oleh: 1) Faktor internal yang berasal dari
karakteristik kertas (termasuk faktor kimia); dan 2) Faktor eksternal berupa: lingkungan,
manusia, bencana alam, maupun biota. Selanjutnya faktor lingkungan yang termasuk faktor
fisika seperti halnya cahaya, pencemaran udara, temperatur / suhu, kelembaban udara, serta
debu. Perlunya mengidentifikasi faktor kerusakan sedini mungkin, karena agar kerusakan
koleksi segera bisa dideteksi lebih awal, penanganan koleksi bisa dilakukan secara hati-hati
sesuai jenis koleksi dan tingkat kerusakannya, sehingga koleksi dapat terjaga atau terpelihara
dengan baik.

Kata kunci: karakteristik kertas, lingkungan, manusia, bencana alam, biota, koleksi

Abstract. Books that become collections of libraries are assets, so it must be kept so that
conditions are not lost or damaged. Broken collections are interpreted as decreasing the
quality of the collection so they can not be fully utilized. Librarians need to know the factors
that affect the damage of library collections. The damaging factors are caused by: 1) Internal
factors deriving from paper characteristics (including chemical factors); and 2) External
factors such as: environment, humans, natural disasters, and biota. Then environment factor
like physical factors, for example: light, air pollution, temperature, humidity, and dust. The
need to identify the damaging factors as early as possible, because to the deterioration of the
collections there soon can be detected early, collections can be handled carefully according to
the type of collection and the extent of the damage, and there fore the collection can be well
maintained.
Keywords: paper characteristics, environment, human, natural disaster, biota, collection

Edulib - Endang Fatmawati 108


Tahun 7, Volume 7 No. 2 Nopember 2017

PENDAHULUAN koleksi akan membuat pustakawan atau

S
ejarah terkait koleksi pada masa pengelola perpustakaan menjadi tidak
sebelum adanya kertas, tulisan tahu cara pencegahan dan
diterapkan pada media seperti: penanganannya. Apalagi koleksi khusus
lempengan tanah liat, papyrus, kulit tentang terbitan lembaga yang terkait
pohon, lontar, kayu, gading, tulang, batu, local content, maka perlu upaya
kulit binatang, vellum, dan yang lainnya. penyelamatan nilai informasinya. Hal ini
Selanjutnya berdasarkan periodisasi untuk menghindari hilangnya informasi
media tulis, maka pembagiannya bisa terkait sejarah perjalanan sebuah
dibagi menjadi masa sebelum kertas lembaga. Kerusakan koleksi perpustakaan
(prakertas), masa kertas, dan masa secara alamiah akan terus bertambah
sesudah kertas (pasca kertas). Artikel ini seiring dengan pertumbuhan populasi dan
membahas hanya pada masa kertas yang penggunaan material perpustakaan yang
terkait dengan faktor penyebab kerusakan meningkat oleh pemustaka.
koleksi perpustakaan. Faktor penyebab kerusakan
Setiap perpustakaan memiliki faktor merupakan hal yang penting untuk
penyebab kerusakan koleksi yang diketahui sebelum pihak manajemen
berbeda-beda. Begitu juga terkait dengan perpustakaan memutuskan sistem
tingkat kategori kerusakannya maupun pelestarian apa yang akan digunakan.
jenis koleksi yang mengalami kerusakan Penyebab kerusakan koleksi sangat
juga akan berbeda antara satu banyak dan dapat dikenali secara
perpustakaan dengan perpustakaan langsung dengan mata biasa maupun
lainnya. Komponen yang sangat vital dan dengan uji laboratorium. Berdasarkan
menjadi aset sebuah perpustakaan adalah latar belakang yang sudah dijelaskan dan
koleksi. Sebegitu pentingnya buku agar korpus menjadi lebih jelas
menjadi sebuah aset, maka jika sampai bahasannya, maka permasalahan yang
hilang ataupun rusak perlu laporan diangkat dalam artikel ini adalah “Faktor-
pertanggungjawaban yang jelas. faktor apa saja yang menyebabkan
Terkadang cara pemeliharaan yang salah kerusakan koleksi perpustakaan?”
menyebabkan rusaknya koleksi
perpustakaan yang semula hanya kategori PEMBAHASAN
ringan justru menjadi semakin parah. Faktor-faktor Kerusakan Koleksi
Informasi yang terkandung dalam setiap Kondisi koleksi dikatakan rusak
koleksi perlu diselamatkan, baik isinya apabila terjadi menurunnya kualitas yang
maupun fisik koleksinya. Kurangnya dimiliki oleh suatu koleksi sehingga tidak
pengetahuan tentang penyebab kerusakan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Ada

109 Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Koleksi Perpustakaan


Tahun 7, Volume 7 No. 2 Nopember 2017

banyak faktor kerusakan koleksi yang daya yang ada (baik SDM maupun
biasanya terjadi di perpustakaan. nonSDM) yang berupa metode, sistem,
Kerusakan koleksi sesungguhnya bukan sarana prasarana, maupun sumber dana
dikarenakan sekedar faktor keusangan dengan memperhatikan fungsi
dimakan oleh waktu saja. Banyak faktor manajemen.
yang mendorong terjadinya kerusakan Pengelolaan untuk melestarikan nilai
tersebut, mulai dari pengaruh fisika, informasi tersebut bisa dilakukan dengan
kimia, biologi, biota, lingkungan, alih media ke bentuk digital, sehingga
penanganan yang salah (faktor manusia), mengatasi masalah kendala ruang. Untuk
bencana alam, maupun musibah. Untuk mencegah kerusakan koleksi perlu
memudahkan pembahasan dalam artikel dilakukan perawatan terhadap koleksi
ini, kesemua faktor tersebut dapat yang ada. Teygeler (2001) menyebutnya
dikelompokkan kedalam: karakteristik dengan istilah aktif konservasi. Apalagi
koleksi, lingkungan, manusia, bencana yang namanya bencana dapat terjadi
alam, serta biota. setiap saat, tanpa kita ketahui, dengan
Tujuan dari perlunya mengenal berbagai macam jenis dan bentuk. Ada
faktor-faktor penyebab kerusakan koleksi yang disebabkan oleh faktor geologis
adalah memudahkan untuk menganalisis yaitu karena gerakan yang berasal dari
kebutuhan pelestarian atau preservasi dalam bumi atau gaya endogen,
koleksi dan merencanakan penanganan misalnya: gempa bumi, letusan gunung
selanjutnya. Semuanya adalah dalam berapi, maupun tsunami. Ada pula yang
rangka untuk menyelamatkan nilai disebabkan oleh klimatologis karena
kandungan informasi maupun faktor angin dan hujan seperti: banjir,
menyelamatkan bentuk fisik koleksinya. badai, angin puting beliung, kekeringan,
Harvey (1993) menjelaskan bahwa segala dan kebakaran alami hutan yang bukan
kegiatan untuk melakukan preservasi karena sengaja dibakar oleh manusia.
harus direncanakan dengan tujuan yang Ada juga faktor ekstra-terestrial yaitu
jelas. Dengan demikian, perpustakaan terjadi diluar angkasa, misalnya:
sangat perlu merencanakan pelestarian hantaman meteor yang apabila benda-
koleksi secara matang, terprogram, dan benda langit tersebut mengenai
terukur. Membahas perencanaan berarti permukaan bumi maka akan
terkait dengan manajemen dan kebijakan menimbulkan bencana alam yang
pelestarian koleksi. Bryson (2011) dahsyat. Demikian juga dampak
menjelaskan manajemen pelestarian kerusakan yang disebabkan oleh bencana
merupakan upaya pencapaian tujuan tersebut juga bervariasi. Suatu contoh
pelestarian dengan pemanfaatan sumber bahwa untuk bencana gerakan tanah

Edulib - Endang Fatmawati 110


Tahun 7, Volume 7 No. 2 Nopember 2017

(longsor) peran utamanya ialah faktor kimia. Sementara itu, faktor dari luar
klimatologis (hujan), tetapi gejala berarti faktor yang berasal dari sekitar
awalnya bisa berasal dari kondisi geologis koleksi tersebut ditempatkan, misalnya:
misalnya jenis dan karakteristik tanah lingkungan yang terkait dengan faktor
maupun batuan. fisika, manusia, bencana alam, serta biota.
Disadari atau tidak bahwa kerusakan
koleksi menjadi suatu fenomena 1. Faktor Internal: Karakteristik
kompleks yang sering terjadi pada semua Koleksi
jenis perpustakaan. Apapun penyebabnya, Proses pembuatan kertas dilakukan
maka yang penting adalah diwaspadai secara mekanik dan kimiawi. Hal yang
adalah dengan melakukan tindakan terjadi pada cellulose of paper adalah
pencegahan. Saya rasa mencegah koleksi kemerosotan atau kerusakan
dari kerusakan lebih baik daripada (deterioration) kualitas kertas dan
memperbaikinya. Secara alami memang penghilangan warna (decoloration) pada
semua koleksi yang ada di perpustakaan kertas. Terkait dengan kertas tersebut
pasti memiliki risiko kerusakan, baik itu karena disebabkan oleh subtrat kertas
berasal dari dalam maupun dari luar. dengan kualitas yang rendah, daya tahan
Ilustrasinya seperti pada Gambar 1 kertas yang berbeda-beda terhadap
berikut: lingkungan, maupun struktur dan
karakteristik setiap komponen kertas yang
tidak sama. Aspek yang biasanya melekat
pada faktor karakteristik kertas dan tidak
bisa dihindari oleh pengelola
perpustakaan, seperti: senyawa asam, lem
Gambar 1. Faktor Kerusakan Koleksi untuk merekatkan, lignin, dan tinta yang
(Sumber: penulis, 2017) digunakan.
Kertas tersusun dari senyawa kimia
Kerusakan koleksi yang berasal dari yang lambat laun akan terurai karena
dalam, berarti kerusakan yang disebabkan tinggi rendahnya suhu maupun kuat
oleh faktor buku itu sendiri sehingga lemahnya cahaya yang menerpa koleksi.
faktor karakteristik koleksi tersebut Sampul koleksi yang terbuat dari karton
melekat pada fisik koleksinya, misalnya: biasanya karton mengandung asam,
kualitas kertas, asam yang berasal dari prosesnya asam akan berpindah ke kertas
karton (sampul), lem / perekat, serta tinta. pada buku yang menyebabkan
Faktor internal yang sering muncul dari menurunnya kualitas kertas. Dalam
kertas biasanya dalam kategori faktor kondisi seperti ini maka kertas menjadi

111 Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Koleksi Perpustakaan


Tahun 7, Volume 7 No. 2 Nopember 2017

rapuh dan cepat hancur. Kandungan putih susu, cepat kering setelah dioleskan,
senyawa asam di dalam kertas akan tidak mengundang serangga, memiliki
mempercepat reaksi hidrolisis, sehingga daya rekat yang kuat, serta sulit dilepas.
semakin cepat hidrolisisnya maka Namun demikian, secara alami lem
semakin cepat pula terjadinya pelapukan lambat laun akan rusak dimakan waktu
pada kertas. dan hilang daya rekatnya.
Jadi, semakin tinggi kandungan asam Sejalan dengan usia kertas yang
pada kertas maka kertas itu akan semakin semakin usang, maka kekuatan kertas
cepat rapuh. Jenis kertas ada yang terbuat juga semakin menurun. Apalagi adanya
dari bubur kayu (pulp), kemudian reaksi foto kimia dan reaksi antara
berbagai serat seperti serat binatang, serat selulosa dengan bahan aditif yang menjadi
bahan mineral, serat sintetis, serat penyebabnya. Bahan kertas yang
keramik, maupun serat tumbuh- kualitasnya rendah menyebabkan kertas
tumbuhan. Material yang ditambahkan menjadi mudah rusak, mudah berubah
pada bubur kertas biasanya pemutih, warna, mudah rapuh, mudah sobek,
pengisi (tanah liat atau kapur), dan tepung bernoda, berjamur. Selanjutnya bahan
kanji. baku kertas adalah serat selulosa yang
Kekuatan kertas tidak berpengaruh berasal dari batang tumbuhan seperti
pada perubahan suhu asalkan kayu, bambu, maupun merang. Kertas
perubahannya tidak terlalu ekstrim. yang baik merupakan bahan murni
Fluktuasi yang sangat drastis, misalnya sehingga lebih stabil dan tahan lama.
Air Conditioner sering “nyala mati” Aspek lignin juga berpengaruh pada
kemudian sering dikecilkan dan kualitas kertas. Lignin merupakan zat
dibesarkan, maka kondisi ini justru akan yang banyak terkandung dalam serat
besar pengaruhnya terhadap kerusakan selulosa pada kayu. Jadi kertas koleksi
kertas, karena kertas akan mengendor dan yang banyak mengandung zat lignin maka
meregang secara bergantian. Apabila imbasnya dapat merubah warna kertas
terjadi berulang kali maka akan dari putih menjadi kuning kecoklatan,
menyebabkan putusan ikatan rantai kimia yang kemudian secara berangsur-angsur
pada serat selulosa sehingga koleksi menjadikan kertas semakin lapuk.
menjadi cepat rusak. Menurut Razak, dkk (1992) bahwa
Sekalipun ada lem dari kulit binatang, kualitas kertas yang baik untuk koleksi
lem / perekat yang bagus dan sering yaitu kertas yang bebas asam dari
digunakan sebaiknya Polyvinyl Acetate senyawa lignin yang biasa disebut dengan
(PVA). Alasan digunakannya PVA adalah permanent paper atau acid free / archival
bahwa lem PVA memiliki warna seperti materials. Kertas tersebut terbuat dari

Edulib - Endang Fatmawati 112


Tahun 7, Volume 7 No. 2 Nopember 2017

kapas atau bubur kayu yang diproses koleksi. Tinta yang baik memiliki ciri
secara kimia, mengandung kurang dari yaitu tidak hilang jika digosok dan tidak
1% lignin dan cadangan alkalin 2 - 3%, luntur jika terkena air.
dan biasanya memiliki pH minimum 7,3.
Dengan demikian, kertas yang 2. Faktor Eksternal: Lingkungan,
kualitasnya kurang baik dengan Manusia, Bencana Alam, Biota
indikasinya yang cepat rapuh dan berubah a. Lingkungan
warna, disebabkan karena kertas tersebut Setiap tipe koleksi mempunyai daya
terbuat dari serat selulosa yang tidak tahan yang berbeda terhadap pengaruh
murni dan mengandung senyawa lignin lingkungan. Hal ini sangat tergantung dari
maupun hemiselulosa. struktur molekul dan karakteristik dari
Selanjutnya permasalahan terkait tiap komponen yang ada didalamnya.
tinta juga menjadi penyebab tersendiri dan Secara umum kerusakan koleksi yang
tidak bisa dihindari. Hal ini karena tinta disebabkan oleh faktor lingkungan
merupakan kandungan utama pada tulisan tersebut biasanya berhubungan dengan
kertas. Tinta tulis yang saat ini biasa faktor fisika, seperti: paparan cahaya
digunakan adalah jenis tinta dengan (sinar matahari, lampu); pencemaran
campuran besi (iron gall ink) yang udara; temperatur / suhu; kelembaban
mengandung ferro-sulfat. Tinta menjadi udara; debu. Selain itu, faktor lingkungan
salah satu bahan utama dalam pembuatan lainnya dapat berupa sisa makanan dan
bahan pustaka baik dalam bentuk tercetak minuman, maupun rak atau lemari
maupun tertulis. Ada jenis tinta gentur penyimpanan koleksi yang tidak
yang terbuat dari jelaga yang dicampur memenuhi syarat.
dengan santan arang ketan yang biasanya Cahaya (light) memiliki efek pada
digunakan untuk menulis pada kertas daur koleksi. Dalam Soraya dan Damayanti
ulang. Dahulu ada tinta yang terbuat dari (2015: 5) dijelaskan bahwa kerusakan
karbon lampu yang dicampur dengan lem koleksi karena cahaya sangat tergantung
arab untuk menulis naskah kuno. dari panjang gelombang dan waktu
Selanjutnya untuk tinta yang luntur pencahayaan, semakin kecil panjang
diketahui dengan cara menggunakan gelombang dan makin lama waktu
kapas yang telah dibasahi air, lalu pencahayaan maka koleksi semakin cepat
diusapkan pada tulisan dan apabila pada rusak. Cahaya merupakan energi
kapas tersebut ada noda tinta maka elektromagnetik yang berasal dari radiasi
dipastikan luntur. Jadi dapat dikatakan matahari atau dari lampu listrik. Cahaya
bahwa kualitas tinta pada kertas juga ikut tersebut akan mempercepat oksidasi dari
andil sebagai penyebab kerusakan molekul selulosa, sehingga rantai ikatan

113 Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Koleksi Perpustakaan


Tahun 7, Volume 7 No. 2 Nopember 2017

kimia pada molekul tersebut terputus. semua bahan pencemar yang terkandung
Cahaya mempunyai pengaruh dalam udara dapat membahayakan bagi
mengelantang, sehingga menyebabkan koleksi. Beberapa contoh pencemaran
kertas menjadi pucat dan memudarnya udara seperti gas sulfur dioksida, gas
tinta. Alat yang digunakan untuk hidrogen sulfida, gas nitrogen oksida yang
mengukur cahaya disebut dengan lux berasal dari hasil pembakaran minyak
meter (seperti terlihat pada Gambar 2 bumi dari pabrik dan kendaraan bermotor
dibawah ini). dapat merusak koleksi. Sulfur dioksida
dan nitrogen oksida dapat bereaksi dengan
oksigen dari udara dan uap air sehingga
membentuk asam yang dapat merusak
koleksi. Perlu diingat bahwa debu (dust)
mudah menempel pada koleksi yang
ditempatkan secara terbuka, sehingga
Gambar 2. Lux Meter untuk display (misalnya untuk koleksi
(Sumber: https://www.alibaba.com/product- baru) akan lebih baik jika ditempatkan
detail/Light-lux-meter-light-meter- pada display dengan penutup kaca,
digital_115352569.html) sehingga aman dari pengaruh debu.
Adanya debu, kotoran, dan partikel lain
Pencahayaan yang baik untuk yang berasal dari udara dapat merusak
koleksi perpustakaan adalah 40 lux. koleksi, apalagi partikel debu pada
Untuk mencegah pencemaran udara, kondisi ruang koleksi yang lembab maka
maka ruang perpustakaan perlu dipasang akan berdampak pada timbulnya noda
alat pembersih udara (air cleaner). permanen pada koleksi.
Pengaruh cahaya menyebabkan lignin Suhu / temperatur maupun
pada kertas akan bereaksi dengan kelembaban udara yang tidak stabil
komponen lainnya sehingga kertas membuat kualitas kertas semakin
berubah menjadi kecoklatan. Sinar yang menurun dan koleksi menjadi cepat rusak.
berasal dari radiasi ultra violet juga Jika terlalu dingin maka kertas menjadi
menyebabkan rusaknya koleksi. Hal ini cepat berjamur karena lembab atau
karena terjadi reaksi fotokimia yang sebaliknya justru mudah rapuh karena
memutuskan rantai ikatan kimia pada terlalu panas. Matrik temperatur
serat selulosanya. (temperature) dan kelembaban udara
Pencemaran udara (polutan (humidity) pada kerusakan kertas, dapat
atmosferik, asap, debu, kotoran yang diperlihatkan seperti berikut ini:
menempel) juga merusak koleksi. Intinya

Edulib - Endang Fatmawati 114


Tahun 7, Volume 7 No. 2 Nopember 2017

KONDISI ILUSTRASI AKIBAT kelembaban relatif di atas 75 % juga tidak


GAMBAR
Temperatur m Lingkungan lembab
baik karena memungkinkan pertumbuhan
Rendah m Tinta yang larut dalam jamur. Idealnya kondisi suhu / temperatur
Kelembaban air akan menyebar
Tinggi m Kertas saling menempel
bagi ruang koleksi perpustakaan sekitar
m Suburnya pertumbuhan 20 - 24 0C dan kelembaban udara
jamur dan serangga
sebaiknya berada pada rentang sekitar 45 -
Temperatur m Lingkungan kering 60 % RH.
Tinggi m Kertas menjadi
Rak atau lemari penyimpanan buku
Kelembaban meregang
Rendah m Kertas menjadi getas yang tidak memenuhi syarat juga menjadi
dan rapuh faktor kerusakan koleksi. Rak buku yang
m Sampul keriput
tidak sesuai dengan ukuran buku
(Sumber: penulis, 2017) menyebabkan buku menjadi kurang
sempurna posisinya, misalnya terlalu
Alat yang digunakan untuk sempit sehingga buku seolah-olah
mengukur temperatur disebut dipaksakan masuk dan terkesan menyatu,
termometer, sedangkan untuk mengukur namun sebenarnya tidak muat atau terlalu
kelembaban udara disebut hygrometer. sempit. Begitu pula penyusunan buku di
Namun bisa juga digunakan rak (shelving) yang terlalu lebar (too
thermohygrograph untuk mengukur loose) sehingga banyak ruang yang
keduanya sekaligus. Faktor udara lembab kosong juga tidak baik, karena akan
menjadi katalisator yang menyebabkan menyebabkan banyak buku-buku menjadi
pembentukan asam pada kertas. Dalam tumbang dan tumpang tindih sehingga
udara, temperatur berbanding terbalik tidak rapi. Demikian juga sebaliknya yang
dengan kelembaban udara. Artinya terlalu sempit atau penuh (too tight) juga
semakin tinggi temperatur, maka tidak baik karena membuat buku menjadi
kelembaban udara semakin rendah. sulit untuk diambil. Dengan demikian,
Begitu juga sebaliknya, semakin rendah perlu sekiranya ditetapkan kebijakan
temperatur maka justru kelembaban udara pengadaan rak atau almari penyimpanan
semakin tinggi. Kelembaban menjadi koleksi yang kriterianya memenuhi
masalah tersendiri, karena tinggi standar. Parameternya yaitu: sesuai
rendahnya temperatur dan kelembaban dengan ukuran koleksi yang akan ditata,
juga mempengaruhi kondisi koleksi. kondisi penyangga kuat sehingga tidak
Kelembaban relatif di bawah 30% rontok atau melengkung di tengah saat rak
diperkirakan akan berbahaya karena ataupun lemari digunakan. Sebaiknya
berakibat mengeringkan material bahan rak atau almari adalah yang anti
sehingga menjadi rapuh, sedangkan jika karat agar tidak merusak buku. Khusus

115 Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Koleksi Perpustakaan


Tahun 7, Volume 7 No. 2 Nopember 2017

untuk rak buku, ujung-ujung rak Begitu juga cara menjilid yang salah dan
sebaiknya dibuat tumpul agar tidak asal bundel saja. Saya pernah melihat
membahayakan ataupun menggores sendiri, manakala menjilid majalah dalam
koleksi, juga tinggi rak dari lantai minimal satu tahun. Sudah mengurutkannya salah
5 - 6 cm untuk menghindari ancaman karena yang edisi terbaru (misalnya
rayap dan terkena air saat lantai dipel. Desember) berada di urutan atas, padahal
seharusnya yang benar adalah edisi berada
a. Faktor Manusia di urutan paling bawah. Belum lagi
Faktor manusia terkait dengan ditambah cara mengaitkan majalah-
penanganan yang salah terhadap koleksi. majalah tersebut yang salah karena
Faktor ulah manusia (man made) yang dengan dipaku. Bisa dibayangkan
memperlakukan koleksi dengan tidak hasilnya? Bundel majalah menjadi sulit
benar menjadi penyebab kerusakan. dibuka, susah difotokopi, tulisan yang
Manusia dalam hal ini bisa berasal dari dekat punggung terpotong atau tidak
pemustaka, pihak ketiga, maupun terbaca maksimal, maupun sulit
pustakawannya sendiri. Pihak ketiga yang diletakkan di meja karena tepi kiri majalah
saya maksud seperti orang yang bekerja terkena paku dalam jilidan.
di tempat fotokopi dan penjilidan koleksi. Jadi cara menjilid yang baik dengan
Sering saya melihat petugas fotokopi yang mengurutkan nomer kecil di atas lalu
asal saja saat memfotokopi. Khususnya nomer besar di bawahnya sehingga
pada buku yang tebal agar tulisan tidak terbitan terbaru ada di paling bawah.
terpotong, maka biasanya dengan Selanjutnya dengan cara dipaku saya rasa
berperilaku menekan begitu saja juga tindakan yang salah besar, karena
punggungnya, padahal seharusnya tidak paku jelas mengandung asam sehingga
boleh ditekan-tekan, namun diletakkan di menyebabkan kertas berkarat lalu timbul
tepi seperti nampak pada Gambar 3 warna kecoklatan dan lama kelamaan
berikut: merusak kondisi kertas. Solusi yang benar
adalah dengan dijahid menggunakan
benang cara menjilidnya, karena selain
tidak merusak majalah, hasil jilidan juga
semakin sempurna dan kuat.
Salah Benar
Dalam keseharian ada contoh bentuk
sederhana lainnya yang mencerminkan
Gambar 3. Contoh Cara Memfotokopi berperilaku tidak baik sehingga
(Sumber: slide Wirayati, 2017) menyebabkan kerusakan koleksi. Hal ini
antara lain: saat membaca buku sambil

Edulib - Endang Fatmawati 116


Tahun 7, Volume 7 No. 2 Nopember 2017

dilipat halamannya; buku dalam keadaan alam, misalnya: banjir, gempa bumi,
terbuka lalu dijadikan alas tangan (agar tsunami, gunung meletus, badai, angin
halaman tidak berbalik) sambil mengetik puting beliung, gerakan tanah atau
di komputer; membaca buku sambil longsor, dan lain sebagainya. Bencana
tiduran; membuka halaman buku dengan tidak tahu kapan datangnya, dan sebagai
air liur; makan dan minum sambil ilustrasi saya akan membahas ancaman
membaca buku; berperilaku vandalisme eksternal yang berupa bencana gempa
(mencoret-coret dengan alat tulis, bumi. Lempeng yang senantiasa aktif
menandai tulisan yang dirasa penting bergerak menjadikan daerah tertentu
dengan stabilo); mencuri buku dengan menjadi rawan terhadap ancaman gempa
sengaja; meminjam buku dengan tidak sah bumi. Apabila gedung perpustakaan
karena tidak melalui prosedur yang ada, hanya satu lantai maka mungkin saja
maupun mutilasi (menggunting atau orang-orang yang berada di dalam gedung
menyobek halaman tertentu). Usaha memungkinkan langsung lari keluar
mengubah kebiasaaan pemustaka untuk gedung. Namun hal ini sangat sulit jika
tidak melakukan hal-hal yang dapat gedung perpustakaannya besar dan terdiri
merusak koleksi adalah dengan dari beberapa lantai.
memberikan sosialisasi maupun Dengan demikian, memastikan
pendidikan pemakai dengan topik bahwa perpustakaan telah dirancang dan
perlakuan yang benar terhadap koleksi dikonstruksikan dengan memperhatikan
dan tindakan preventif untuk mencegah keselamatan dari bencana gempa bumi
kerusakan koleksi. Aspek kesadaran diri menjadi sangat esensial. Begitu pula yang
dengan pendekatan spiritual harus namanya fungsi dan rambu keselamatan
digalakkan, misalnya pihak perpustakaan harus telah dipasang melalui kode-kode
memasang poster edukatif yang didesain yang terdapat pada bangunan
agar mampu menginspirasi dan perpustakaan. Sebagai tambahan
menyentuh hati pembaca. Walaupun informasi pembaca, untuk kesiapsiagaan
sebenarnya ada juga perilaku faktor manakala terjadi gempa, hal-hal yang
manusia lainnya yang mengakibatkan harus dilakukan oleh SDM perpustakaan
munculnya kebakaran, kerusuhan, jika terjadi gempa bumi, antara lain:
perang, maupun ledakan bom, yang a. Tetap tenang dan tidak panik walaupun
semuanya itu dapat merusak koleksi suara sirine yang menandai terjadinya
perpustakaan. gempa meraung-raung;
b. Waspada saat gempa terjadi, seperti
a. Faktor Bencana Alam bagian bangunan yang berjatuhan,
Bencana yang disebabkan oleh faktor langit bangunan yang runtuh, kaca

117 Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Koleksi Perpustakaan


Tahun 7, Volume 7 No. 2 Nopember 2017

yang pecah bertebaran, perabotan meja minuman sehingga ada sampah di dalam
kursi lemari dan yang lainnya yang ruangan. Adanya unsur minyak dari
bergeser, maupun mati lampu serta gorengan, bungkus permen, sisa
kebakaran karena terjadi arus pendek makanan, sisa minuman dan yang lainnya
listrik; akan membuat ruangan juga tidak berbau
c. Jika terjebak di dalam gedung sedap. Selanjutnya juga bisa karena
perpustakaan, maka berusaha untuk kondisi ruang perpustakaan yang lembab
berdiri pada area aman yaitu di bawah atau basah karena ada atap yang bocor
lekukan gedung, kemudian saat atau AC yang rusak, kurangnya
berjalan kepala diusahakan jangan pencahayaan, sirkulasi udara yang tidak
mendongak ke atas. baik, kondisi ruangan yang tampak
kumuh atau kotor, perabot tampak
b. Faktor Biota berdebu, serta banyak sarang laba-
Kerusakan yang disebabkan oleh labanya.
faktor biota sering disebut sebagai bio Semua jenis serangga dan juga
deterioration. Apalagi negara Indonesia binatang pengerat dapat merusak koleksi.
beriklim tropis sehingga memungkinkan Binatang pengerat merusak koleksi
terjadinya kerusakan koleksi yang karena kertas akan dimakan dan dipakai
disebakan oleh biota ini. Faktor biota untuk membuat sarang. Selain
menjadi musuh terbesar bagi meninggalkan kotoran yang
perpustakaan. Mengapa? Hal ini karena menyebabkan kertas menjadi kotor, juga
biota tersebut merupakan salah satu memakan serat bahan organik sehingga
sumber perusak koleksi yang banyak bagian kertas menjadi berlubang atau
terjadi. Biota yang dimaksud seperti hilang. Kondisi ini termasuk parah karena
makhluk perusak (pest) yang berupa: kerusakan koleksinya tidak dapat
semut; serangga (booklice, kecoa, rayap, dikembalikan seperti kondisi semula.
silverfish, bookworm, kutu buku); ; jasad Pelestarian yang bisa dilakukan biasanya
renik / mikroorganisme seperti jamur hanya dengan menambal bagian yang
(mold / fungus); binatang pengerat (tikus), lubang atau mengetik kembali jika
maupun substansi biologis (bakteri, kebetulan ada buku lainnya yang sama,
lumut). kemudian menyambungnya.
Lalu apa kira-kira penyebab Penanggulangan faktor biota adalah
munculnya spesies serangga dan jamur di dengan tidak menyimpan koleksi di
area koleksi perpustakaan? Kondisi yang basement, melakukan fumigasi secara
biasanya terjadi adalah keteledoran berkala, menyusun buku di rak tidak
penghuninya terkait sisa makanan terlalu rapat sehingga biar ada sirkulasi

Edulib - Endang Fatmawati 118


Tahun 7, Volume 7 No. 2 Nopember 2017

udara, serta mengurangi kelembaban memudahkan untuk menganalisis


dengan memasang AC dengan suhu kebutuhan pelestarian koleksi dan
standar, menggunakan dehumidifier, merencanakan penanganan selanjutnya.
maupun silica gel. Fumigasi perlu Semuanya bermuara pada perlunya upaya
dilakukan terutama pada buku-buku baru menyelamatkan nilai kandungan
sebelum koleksi tersebut diolah dan informasi maupun menyelamatkan fisik
disimpan. Hal ini untuk mencegah koleksinya.
timbulnya serangga dan jamur. Jamur
akan tumbuh dengan subur dan akan
melemahkan kertas dan menimbulkan DAFTAR PUSTAKA
noda permanen apabila kondisi ruang B r y s o n , J o . ( 2 0 11 ) . M a n a g i n g
koleksi gelap, maupun sedikit sirkulasi Information Services: A Sustainable
udara. Selanjutnya untuk pencegahan Approach. Farnham: Ashgate.
datangnya serangga, cara termudah Harvey, Ross. (1993). Preservation in
adalah dengan meletakkan kapur barus di Libraries: Principles, Strategies
setiap rak buku. and Practices for Librarians.
London: Bowker-Saur.
SIMPULAN Razak, Muhamaddin, dkk. (1992).
Upaya memberikan perlakuan secara Pelestarian Bahan Pustaka dan
tepat pada koleksi perpustakaan agar Arsip. Jakarta: PDDI-LIPI.
terhindar dari kerusakan perlu menjadi Soraya, Ana dan Lucya Damayanti.
prioritas. Hal ini agar koleksi yang (2015). Pelestarian Bahan Pustaka.
tersedia di perpustakaan dapat bermanfaat Bahan Ajar Diklat Calon
dan berdaya guna bagi pemustakanya. Pustakawan Tingkat Ahli. Jakarta:
Faktor-faktor yang menyebabkan Perpustakaan Nasional RI.
kerusakan koleksi perpustakaan adalah Teygeler, Rene. (2001). Preservation of
karakteristik koleksi, lingkungan, Archives in Tropical Climate, An
manusia, bencana alam, dan biota. Upaya Annotated Bibliography. Paris:
pelestarian koleksi perpustakaan harus International Council on Archive.
menjadi program kerja pustakawan dan Wirayati, Made Ayu. (2017). Slide
pihak manajemen perpustakaan. Cara Perawatan dan Perbaikan Bahan
memperbaiki koleksi yang rusak sangat Perpustakaan. Diklat Pelestarian
tergantung pada tingkat kerusakan dan Bahan Pustaka. Jakarta, 22 Maret.
faktor penyebabnya. Tujuan dari perlunya
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
kerusakan koleksi perpustakaan adalah

119 Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Koleksi Perpustakaan

Anda mungkin juga menyukai