Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH SIFAT – SIFAT DASAR KAYU

KAYU

Disusun oleh:

Nam : Arifah Nur Afifi

NIM : 20/459079/KT/09244

Dosen : Prof. Dr. Ir. Sri Nugroho Marsoem, M.Agr.Sc.

Mata kuliah: Sifat – sifat Dasar Kayu

LABORATORIUM SIFAT DASAR KAYU


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
KAYU

Kayu merupakan sumber daya hasil hutan utama yang telah dikenal masyarakat
sebagai salah satu bahan material, yang dihasilkan dari hasil metabolisme pohon. Pohon yang
dimaksud bisa jadi merupakan pohon yang berasal dari tumbuhan dikotil atau Gymnosperma
maupun tumbuhan konifer atau Angiosperma. Kayu dibedakan menjadi dua, yakni kayu lunak
(softwood) dan kayu keras (hardwood). Pembagian ini tidak didasarkan oleh sifat fisik
melainkan berkaitan dengan taksonomi tumbuhan. Tidak semua tumbuhan dapat menghasilkan
kayu, tumbuhan-tumbuhan yang dapat dikategorikan sebagai tumbuhan penghasil kayu
memiliki ciri tersendiri seperti tumbuhan vaskuler, dengan batang yang dapat hidup bertahun-
tahun. Ciri umum yang sering dijumpai pada tumbuhan berkayu yakni adanya kambium yang
dapat tumbuh secara sekunder, yang dapat dilihat dari adanya lingkaran tahun pada penampang
transversal kayu. Anatomi kayu tersusun atas beberapa bagian, seperti sel pembuluh, jari-jari
kayu, parenkim, kayu awal, kayu akhir, kayu gubal, kayu teras, saluran resin (hanya pada jenis
tertentu), noktah kayu, serabut kayu. Kayu memiliki sifat-sifat dasar yang dapat berguna untuk
mengetahui potensi serta tujuan penggunaan suatu jenis kayu. Sifat – sifat dasar kayu tersebut
meliputi sifat fisis, anatomi, kimia, serta mekanis. Sifat – sifat fisis kayu dapat dilihat dari kadar
air, kerapatan, berat jenis (BJ) kondisi basah dan kering udara, dan stabilitas dimensi ( T/R-
rasio). Untuk ciri anatomi kayu, dapat dilihat pada ciri mikroskopis dan makroskopis kayu.
Komponen kimia yang terdapat pada kayu bermacam-macam tergantung spesies masing-
masing, beberapa di antaranya bahkan memiliki zat ekstraktif. Pengujian sifat kimia pada kayu
biasanya didasarkan pada kandungan kadar holoselulosa, α-selulosa, lignin, ekstraktif, dan abu.
Sementara itu, untuk sifat mekanis sendiri, pengujian yang dilakukan yakni uji modulus of
elasticity (MOE), modulus of rupture (MOR), serta uji kekerasan. (Prihatini, et al., 2020)

Di Indonesia, terdapat kurang lebih 4000 jenis pohon penghasil kayu, dengan 400
jenis diketahui memiliki nilai ekonomi, serta 260 jenis di antaranya termasuk dalam kategori
kayu perdagangan. (Soerianegara & Lemmens, 1993, dalam Saridan, 2009). Suku tumbuhan
Dipterocarpaceae merupakan salah satu suku tumbuhan penghasil kayu komersial terbanyak
di Indonesia yang jenisnya mencapai sekitar 301 jenis. Kayu komersial banyak diperdagangkan
di dalam maupun luar negeri. Biasanya kayu komersial ini diperuntuk kan untuk material
bangunan maupun pulp atau bahan baku kertas. Kayu sebagai bahan material memiliki berat
jenis yang berbeda dibanding beton ataupun baja, berat jenis pada kayu lebih ringan.
Pengerjaan pada kayu pun lebih mudah dibandingkan dengan dua bahan material tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Kollman, Franz F.P., Wilfred A. Cote, Jr. 1968. Principles of Wood Science and Technology:
I Solid Wood. Berlin: Springer Science & Business Media.

Prihatini, Esti, Akhrudin Maddu, Istie Sekartinging Rahayu, dan Mersi Kurniati. 2020. Sifat
Dasar Kayu Ganitri (Elaeocarpus sphaericus (Gaertn.) K. Schum.) dari Sukabumi dan
Potensi Penggunaannya. Jurnal Ilmu Kehutanan. 14 (1): 109-118.

Saridan, Amiril. 2009. Keragaman Jenis Dipterokarpa di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Jurnal Penelitian Dipterokarpa. 3 (1): 9-20.

Anda mungkin juga menyukai