Disusun Oleh:
Willy Dinata
(19/439732/TK/48462)
Sandrina Christine Michelin Silalahi
(19/440874/TK/48668)
I. JUDUL
Judul dari penelitian ini adalah “Pengeringan Ekstrak Pekat Limbah Kayu
Merbau (Instia bijuga) Hasil Evaporator menjadi Pasta atau Serbuk Pewarna Alami”.
III. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh suhu pengeringan terhadap kadar tanin dalam proses
pengeringan ekstrak pekat limbah kayu merbau (Instia bijuga) menggunakan oven
2. Mengetahui pengaruh waktu pengeringan terhadap kadar tanin dalam proses
pengeringan ekstrak pekat limbah kayu merbau (Instia bijuga) menggunakan oven
3. Mengetahui kondisi optimum proses pengeringan ekstrak pekat limbah kayu
merbau (Instia bijuga)
C. Tanin
Tanin merupakan biomolekul polifenolik yang bersifat water-soluble. Zat
tanin dapat diekstrak dari kayu Merbau dengan menggunakan solven air. Zat ini
dapat dimanfaatkan menjadi pewarna alami. Pewarna alami tanin lebih optimum
digunakan dengan alum agar dapat menghasilkan warna yang lebih gelap pada
kain. Pada percobaan ini, hasil ekstraksi tanin yang telah dievaporasi akan
dikeringkan pada kondisi optimal sehingga menjadi sebuah produk pasta atau
serbuk yang nantinya dapat dipasarkan secara luas..
D. Pengeringan
Pengeringan (drying) merupakan suatu proses untuk mengurangi kadar air
dalam suatu benda atau sampel dengan cara menggunakan energi panas untuk
menguapkan kandungan air. Kandungan air yang terdapat pada sampel akan
mengalami perpindahan massa dari bahan ke udara. Hal tersebut terjadi karena
adanya transfer panas antara sampel dengan lingkungan dalam aliran udara
pengering.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengeringan, antara lain:
1. Udara Pengering
a. Suhu
Semakin tinggi suhu udara pengering, maka akan semakin cepat
sampel dikeringkan.
b. Kelembaban Udara
Kelembaban udara dapat mempengaruhi proses perpindahan uap air
dari sisi keseimbangan udara-uap dengan sampel yang ingin
dikeringkan.
c. Kecepatan Volumetrik Udara Pengering
Kecepatan udara pengering yang semakin tinggi dapat menyebabkan
koefisien perpindahan panas menjadi semakin tinggi. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya peningkatan perpindahan panas.
2. Sifat Bahan
a. Ukuran Bahan
Luas permukaan sampel berpengaruh terhadap kecepatan
pengeringan. Saat terjadi proses pengeringan, terdapat luas yang
menerima transfer panas ketika berkontak dengan udara pengering.
b. Kadar Air Awal
Kadar awal air pada sampel dapat mempengaruhi lamanya proses
pengeringan. Semakin tinggi kadar air dalam sampel maka akan
semakin lama proses pengeringannya.
c. Teknann Parsial Air dalam Bahan
Semakin tinggi kelembaban udara, maka perbedaan tekanan uap air
di dalam dan luar sampel akan semakin rendah. Hal ini dapat
menghambat proses perpindahan massa air dari sampel ke udara
sehingga laju pengeringan menjadi lebih lama.
Keterangan:
1. Oven
2. Tombol pengatur suhu
3. Tombol pengatur api
4. Tombol pengatur waktu
5. Rak
6. Sampel ekstrak pekat
limbah kayu merbau
7. Petri dish
Keterangan:
1. Statif
2. Buret 50 mL
3. Klem
4. Kran buret
5. Labu Erlenmeyer 100 mL
B. Bahan
1. Aquadest
2. Asam indigokarmin
3. Asam oksalat 2H2O (C2H2O4.2H2O)
4. Asam sulfat (H2SO4)
5. Ekstrak pekat limbah kayu merbau (Instia bijuga)
6. Kalium permanganat (KMnO4)
7. Larutan FeCl3 1%
C. Cara Kerja
1. Pengeringan (drying)
a. Penimbangan berat mula-mula
Petri dish kosong ditimbang dengan neraca analitis digital, kemudian
diukur dimensinya dengan penggaris, dan diberi label. Sampel ekstrak
pekat hasil evaporator diambil menggunakan pipet volume, kemudian
diletakkan ke dalam Petri dish sampai ketinggian 1 cm. Sampel diratakan
hingga menutupi seluruh permukaan dasar Petri dish. Petri dish yang
sudah berisi sampel ditimbang menggunakan neraca analitis digital dan
dicatat massanya.
D. Variabel
1. Variabel bebas
Variabel bebas pada penelitian ini yaitu suhu pengeringan (60, 70, 80 oC) dan
waktu pengeringan (10, 15, 20 menit).
2. Variabel kontrol
Variabel kontrol pada penelitian ini adalah kecepatan udara panas, tekanan
operasi, luas permukaan transfer, dan ketinggian ekstrak.
3. Variabel terikat
Variabel kontrol pada penelitian ini adalah kadar air, kadar tanin, dan suhu
pengarangan.
E. Analisis Data
1. Penentuan kandungan air dalam sampel (X)
W st −W s 0
x=
W s 0−W 0
dengan,
x = kandungan air dalam sampel (gram H2O/gram padatan kering)
Wst = berat sampel + wadah pada waktu t (gram)
Ws0 = berat sampel kering + wadah (gram)
W0 = berat wadah kosong (gram)
dengan,
NKMnO4 = normalitas KMnO4 (N)
VKMnO4 = volume KMnO4 (L)
Vasam oksalat = volume asam oksalat (L)
dengan,
Nrata-rata = normalitas larutan rata-rata (N)
ΣN = jumlah normalitas data hasil percobaan (N)
n = banyak data
dengan,
FP = faktor pengenceran (25/2,5 mL)
V1 = volume KMnO4 yang digunakan untuk titrasi sampel (mL)
V2 = volume KMnO4 yang digunakan untuk titrasi blanko (mL)
a = kesetaraan tanin terhadap KMnO4, di mana 1 mL KMnO4
0,1N setara dengan 0,004157 gram tanin
W = massa sampel yang ditimbang (gram)
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, F. R. (2015) ‘Penentuan Jenis Tanin dan Penetapan Kadar Tanin dari Buah Bungur
Muda (Lagerstroemia speciosa Pers.) secara Spektrofotometri dan Permanganometri’, Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 4 (2), pp. 1-20.
Andayani, I. G. A. S., Sulastri, S., Hananto, D. A., dan Sriasih, M. (2020) ‘Ekstrak Daun Jati
(Tectona Grandis) Alternatif Pewarna pada Penghitungan Jumlah dan Viabilitas Sel Kultur
Dibandingkan dengan Pewarna Tryphan Blue’, Jurnal Ilmiah Biologi, 8 (2), pp. 205-211.
Dalzell, S. dan Kerven, G.L. (1998) ‘A Rapid Method for the Measurement of Leucana spp.
Proantocyanidins by the Proantocyanidins (Butanol/HCl) Assay’, Journal of the Science of
Food and Agriculture, 78 (3), pp. 405-416.
Hakim, E. H., Sjamsul, A.A. Lukman, M., Yang Maolana, S., dan Didi, M. (1999) ‘Zat
Warna Alami: Retrospek dan Prospek’, Seminar: Bangkitnya Warna-Warna Alam (Maret
1999).
Martawijdaya, A., dkk. (1989) ‘Atlas Kayu Indonesia Jilid II’, Departemen Kehutanan,
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Sugiyana, D. (2003) ‘Pencemaran Logam Berat pada Limbah Industri Tekstil dan Alternatif
Material Penyerap Ekonomis’, Arena Tekstil No. 39/II/2003.
Widjajanti, E., Regina T. P., dan Utomo, M. P. (2011) ‘Pola Adsorpsi Zeolit Terhadap
Pewarna Azo Metil Merah dan Metil Jingga’, Prosiding Seminar Nasional Penelitian
(Agustus 2012).