Anda di halaman 1dari 1

Teknologi Industri

Semua bidang ilmu keteknikan dapat berperan di dalam kegiatan industri. Sebut saja,
teknik kimia, teknik mesin, teknik industri, teknik elektro, dan teknologi informasi.
Masing-masing bidang ilmu tersebut tentu memiliki peran yang berbeda-beda. Dalam industri
pembangkit listrik seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara misalnya, bidang
teknik kimia bertugas mendesain, membangun, serta mengoperasikan pembangkit dan proses-
proses kimia yang terlibat di dalamnya. Teknik mesin turut andil dalam merancang dan membuat
sistem beserta komponen utama, seperti kompresor, pompa, boiler, turbin, blower, dan alat-alat
hidrolik. Di sisi lain, teknik industri bertindak sebagai pendesain jalur produksi, manajemen
pekerja bersamaan dengan peningkatan efisiensi produksi dengan meningkatkan kualitas
layanan. Adapun teknik elektro melakukan tugas terkait perancangan, pengembangan, juga
produksi perangkat listrik dan transmisi daya listrik dari satu tempat ke tempat lainnya,
sedangkan teknologi informasi dapat berperan dalam monitoring kinerja unit pembangkit listrik
berbasis mobile application. Kehadiran industri kelistrikan seperti ini tentu berdampak pada
kehidupan. Pada aspek sosial-budaya, dampak positif yang bisa dirasakan adalah adanya
peningkatan keahlian dan pengetahuan individu, ketersediaan lapangan kerja sehingga
mengurangi pengangguran, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, dampak
negatifnya antara lain berubahnya kebiasaan masyarakat, yang biasa bekerja bersama menjadi
kerja individu dan potensi akan terjadinya perpindahan penduduk ke daerah sekitar industri yang
dapat menimbulkan kenaikan angka kepadatan penduduk dan mengarah pada rawannya konflik
sosial dan kriminalitas. Dari segi politik-ekonomi, industri pembangkit listrik akan membantu
proses industrialisasi di daerah sekitar pembangunan terutama untuk meningkatkan ketersediaan
suplai energi. Selain itu, keterkaitan antarindustri maupun antarsektor menjadi menyeluruh
sehingga dapat meningkatkan aktivitas produksi dan distribusi barang dan jasa, perbaikan
infrastruktur publik, serta bertambahnya lapangan pekerjaan yang tentunya bisa mengangkat
posisi Indonesia dalam percaturan negara-negara di dunia. Namun, hadirnya industri pembangkit
listrik dapat pula memakan lahan pertanian yang menyebabkan para petani hanya mempunyai
sedikit lahan. Industri PLTU batu bara juga membawa efek negatif terhadap lingkungan
karena bisa melepaskan emisi zat berbahaya, seperti CO dan SO 2 ke lingkungan dan
merusak ekosistem. Walaupun masih ada manfaat berupa tanah bekas penambangan yang
bisa digunakan untuk peternakan hewan, perlu diingat bahwa dampak negatif tersebut tidak
boleh diabaikan. Melihat pengaruh negatif yang dihasilkan, diperlukan suatu upaya untuk
menguranginya. Pemerintah dapat menerapkan Clean Coal Technology (CCT) secara
menyeluruh pada setiap PLTU yang ada di Indonesia agar emisi yang dihasilkan menjadi
sangat rendah. Di samping itu, pemerintah juga harus meningkatkan koordinasi dengan
masyarakat setempat terkait pembangunan PLTU agar tidak ada masyarakat yang merasa
dirugikan akibat proyek tersebut. Namun, untuk ke depannya, alangkah lebih baik jika
pemerintah bisa menggantikan keberadaan PLTU yang selama ini banyak mengandalkan
bahan bakar batu bara dengan pembangkit listrik berbasis gas maupun Energi Baru
Terbarukan (EBT).

Anda mungkin juga menyukai