Anda di halaman 1dari 4

air

water S ammonia

Proses Kamar Timbal Sulfur burner Ammonia oxidation

Sekarang tidak digunakan lagi. Glover


tower

C H2SO4 <, supaya C H2SO4 > perlu proses pemekatan. Chamber

Pada proses kamar timbal, gas SO2, O2, dan H2O Chamber
Cooler

bereaksi menjadi asam sulfat dengan bantuan katalisator


Chamber
oksid nitrogen (gas).
Gay
Alat: Lusac
Tower
NV
Pembakar belerang, alat pembuat oksid nitrogen, menara
Glover, kamar timbal, dan menara Gay Lussac. exhauster
acid 72% acid 66%

waste gas

Proses kamar timbal

Pembuatan katalisator Oksid nitrogen


1. Memasukkan asam nitrat ke dalam menara Glover
sehingga terjadi reaksi
2 HNO3 + 3SO2 → 2 NO + H 2O + 3SO3
Cara ini tidak digunakan lagi.
2. Mereaksikan NH3 dengan udara dalam reaktor
oksidasi yang berisi katalisator Pt.
4 NH 3 +5O2 → 4 NO + 6 H 2O
Cara ini yang lebih banyak digunakan.

2. Memekatkan asam kamar.


Menara Glover Gas hasil pembakaran yang panas akan menguapkan air dari asam
kamar sehingga konsentrasinya menjadi lebih pekat. Air yang teruapkan
Biasanya berpenampang persegi panjang (10 x 17 ft) masuk ke kamar timbal bersama-sama dengan gas hasil pembakaran.
dengan tinggi 25 – 50 ft. Tebal dinding sampai 18 in, terbuat 3. Mendinginkan gas hasil pembakaran.
dari bata tahan asam. Menara diberi bahan isian untuk
memperluas kontak antar zat yang bereaksi. Gas hasil pembakaran akan turun suhunya menjadi 70o – 110oC
sebelum masuk ke kamar timbal.
Fungsi menara Glover antara lain: 4. Memproduksi asam sulfat.
1. Menguraikan nitrous vitriol (NV) Pada bagian atas menara dimana gas menjadi dingin dan adanya
pengenceran NV, akan ada reaksi :
2 HO.SO2 .ONO + H 2O → 2 H 2 SO4 + NO + NO2
2 HO.SO2 .ONO + SO2 + H 2O → 2 H 2 SO4 .NO + H 2 SO4
Asam kamar yang ditambahkan akan mengencerkan nitrous
Asam sulfat yang terbentuk di sini jumlahnya sekitar 12 – 15%.
vitriol dari menara Gay-Lussac sehingga konsentrasi asam
tidak lebih dari 72%. 5. Membersihkan gas hasil pembakaran.

1
SO2 + H 2O H 2 SO3 (3)
Kamar Timbal H 2 SO3 + NO2 → H 2 SO4 .NO (asam ungu ) (4)
Berbentuk kotak yang terbuat dari Pb. Ukurannya 2( H 2 SO4 .NO) + ½O2 ( NO2 ) → ( HO.SO2 .ONO ) + H 2O + ( NO ) (5)
bervariasi dengan panjang 50 – 150 ft, lebar 20 – 40 ft, 2( HO.SO2 .ONO) + SO2 + 2 H 2O → 2( H 2 SO4 .NO ) + H 2 SO4 (6)
H 2 SO4 .NO → H 2 SO4 + NO (7)
dan tinggi 20 – 30 ft.
2( HO.SO2 .ONO) + H 2O → 2 H 2 SO4 + NO + NO2 (8)
Gas masuk kamar timbal bersuhu 90oC.
2. Mengusir kalor yang timbul dari reaksi.
Fungsi kamar timbal
3. Sebagai tempat pengembunan kabut asam yang timbul.
1. Tempat terjadinya reaksi
Untuk memenuhi fungsi ini maka kamar timbal harus:
2 NO + O2 2 NO2 (1)  mempunyai ruang yang besar,
2 NO2 N 2O4 (2)  luas perpindahan kalor yang besar,
 dinding tahan asam dan konduktor yang baik.

Pengendalian kamar timbal


Bahan konstruksi kamar timbal: logam tipis yang tahan 1. C H2SO4 hasil diukur berdasar rapat massanya. Bila
terhadap asam sulfat yang encer adalah Pb. rapat terlalu besar maka asam terlalu pekat, timbul
kristal kamar pada dinding (korosif), perlu tambahan
PbO akan bereaksi dengan H2SO4 membentuk PbSO4 air ke dalam kamar timbal. Sebaliknya bila rapat
yang melindungi dinding Pb terhadap asam. terlalu kecil, asam terlalu encer, bisa terjadi HNO3
Pb + ½ O2 → PbO yang juga korosif.
4 NO + 3O2 + 2 H 2O → 4 HNO3
PbO + H 2 SO4 → PbSO4 + H 2O
2. Warna gas dalam kamar timbal
Kalau asam sulfat terlalu pekat maka akan terjadi reaksi: Bila terlalu coklat, NO2 terlalu banyak → timbul HNO3
yang korosif. Sebaliknya bila warna terlalu pucat, NO2
PbSO 4 + H 2 SO 4 → Pb( HSO4 )2 yang larut sehingga tidak
terlalu sedikit → reaksi lambat.
ada lapisan pelindung bagi dinding Pb. Karena itu 3. Suhu juga harus dikontrol, kalau suhu terlalu tinggi,
konsentrasi asam sulfat hasil tidak boleh terlalu tinggi. maka NO2 harus dikurangi.

Menara Gay-Lussac
Supaya gas inert dan gas lain tidak menumpuk di kamar timbal, maka gas itu
harus dibuang, perlu alat untuk mengambil oksid nitrogen supaya tidak Pemekatan asam sulfat
mencemari lingkungan. H 2 SO4 .xH 2O → H 2 SO4 . yH 2O + ( x − y ) H 2O
Fungsi menara Gay-Lussac
Mengikat oksid nitrogen yang keluar dari kamar timbal. Larutan yang diuapkan harus mendidih agar air dapat dipisahkan dari
asam sulfat.
H 2 SO4 + NO + NO2 → 2 HO.SO2 .ONO + H 2O
Kalor yang diperlukan untuk memekatkan asam sulfat:
Gas yang masuk dianalisis supaya selalu ada SO2 (0,05 – 0,12%) untuk
mengikat NO2 yang berlebihan (perbandingan NO : NO2 harus 1:1) agar 1. Kalor perubahan suhu → untuk menaikkan suhu asam sulfat dari
pengikatan NO dan NO2 berjalan baik. suhu lingkungan sampai suhu didihnya.

SO2 + NO2 → SO3 + NO 2. Kalor disosiasi

Efisiensi penyerapan gas NO dan NO2 oleh asam sulfat hanya sekitar 85 %, 3. Kalor untuk menguapkan air
oleh karena itu gas NO dan NO2 masih ada yang keluar ke udara. Untuk 4. Kalor untuk menjaga agar larutan tetap mendidih (makin tinggi
mengurangi pencemaran lingkungan, maka gas yang keluar diserap dengan konsentrasi asam sulfat, titik didih makin tinggi).
Na2CO3.

2
1. Pemekatan secara tidak langsung, media pembawa
Berdasarkan pada pemberian kalornya, kalor tidak langsung bersinggungan dengan asam yang
akan dipekatkan. Pemanasan melalui dinding
pemekatan asam dapat dibedakan menjadi: pembatas.
1. Pemekatan secara tidak langsung - Pengotoran <<,
- efisiensi panas rendah.
2. Pemekatan secara langsung Contoh:
a. Pemekat panci, tekanan operasi 1 atm. Pemekat
jenis ini sudah kuno, tidak dipakai lagi. Vitreosil
Cascade merupakan salah satu contoh pemekat jenis
ini.
b. Pemekat hampa ( P < 1 atm), air bisa menguap
pada suhu yang lebih rendah. Contoh pemekat jenis ini
adalah Simonson-Mantius.

Pada tekanan operasi 1 atm (P total = pgas +pH2O), air akan


2. Pemekatan secara langsung, media pembawa kalor menguap pada suhu yang lebih rendah dari titik didih
langsung bersinggungan dengan asam yang akan normalnya.
dipekatkan.
Untuk menghindari timbulnya kabut asam, maka gas hasil
- efisiensi kalor tinggi pembakaran dapat diganti dengan superheated steam.
- kemungkinan terjadinya pengotoran >
Contoh pemekat jenis ini:
a. Pemekat tipe drum, media pembawa kalor berupa gas
hasil pembakaran yang bersuhu kira-kira 600oC masuk ke
drum I yang menghasilkan asam sulfat pekat. Gas masuk
drum II bersuhu sekitar 230oC, ke dalam drum ini juga
dimasukkan gas hasil pembakaran yang suhunya 600oC.
Gas yang keluar bersuhu 200oC digelembungkan melalui
asam yang encer dalam drum pendingin. Gas ini keluar
pada 90-150oC. Kabut asam yang yang terbawa oleh gas
diambil dengan cottrell.

3
4

Anda mungkin juga menyukai