Anda di halaman 1dari 3

Nama : Deddy Wahyu P

Nim

: 1414904

Tugas : Proses Industri Kimia Pembuatan Asam Sulfat Proses Kamar Timbal

Proses Bilik Timbal / Proses Kamar Timbal


Proses bilik timbal yang dikembangkan pada pertengahan kedua abad ke-18, membakar
sulfur dalam bejana tanah liat. Sejumlah kecil SO 3 yang dihasilkan (bersamaan dengan
SO2 yang menjadi produk utamanya) diembunkan dan dimasukan ke dalam air untuk
membuat asam sulfat. Suatu penemuan yang tak sengaja mengungkapkan bahwa
penambahan natrium nitrat dan kalium nitrat meningkatkan rendemen SO 3. Garamgaram ini terurai untuk menghasilkan nitrogen dioksida yang bereaksi dengan SO2 dan
menghasilkan SO3 :
SO2(g) + NO2(g)

SO3(g) + NO(g)

Pada tahun 1736, Joshua Ward mengambil langkah penting berikutnya dengan
mengganti bejana tanah liat tempat sulfur dibakar dengan botol kaca besar yang disusun
berseri, untuk mempercepat proses.
Pengembangan bilik-timbal (lead chamber) berukuran kamar, yang digunakan pertama
kali oleh John Roebuck pada tahun 1746, secara dramatis memperluas manufaktur asam
sulfat. Produk dari bejana tanah liat yang kuno itu hanya beberapa gram, dan botol kaca
Ward dapat menghasilkan beberapa kilogram. Sebaliknya, bilik-timbal dapat
memproduk asam sulfat dalam jumlah ratusan pound hingga berton-ton, menurunkan
harga produk karena skalanya yang besar serta menurunkan biaya tenaga kerja. Dalam
proses bilik-timbal, campuran sulfur dan kalium nitrat diletakan dalam cedok (ladle)
dan dibakar di dalam bilik besar yang dilapisi timbal, lantainya digenangi dengan air.
Gas mengembun pada dinding dan diabsorpsi oleh air. Sesudah proses ini diulang
beberapa kali, asam sulfat encer diambil dan dididihkan untuk memekatkannya lebih
lanjut. Pengembangan terakhir meliputi penghembusan uap air untuk mempercepat
reaksi dengan air dan menyebarkan gas serta memisahkan bilik pembakar dari bilik
absorpsi.
Joseph Gay Lussac mengambil langkah maju yang nyata pada tahun 1835 ketika ia
membangun menara untuk mengambil kembali NO yang sebelumnya telah

dihembuskan keluar dan dan mengkonversinya kembali menjadi NO 2 melalui reaksi


dengan oksigen. Tepatnya, dalam menara Gay Lussac, NO dikonversikan menjadi asam
Nitrit (HNO2) yang dilarutkan dalam asam sulfat berair;
2NO(g) + O2(g) + H2O(l)

2HNO2(aq)

Asam nitrit kemudian direaksikan dalam menara kedua yang diberi nama sesuai dengan
pengembangannya, John Glover untuk mengoksidasi sulfur dioksida :
2HNO2(aq) + SO2(g)

H2SO4(g) + 2NO(g)

Reaksi keseluruhan langkah-langkah ini ternyata :


SO2(g) + O2(g) + H2O(l)
H2SO4(aq)
Pendaur ulangan oksida nitrogen sangat mengurangi konsumsi natrium nitrat atau
kalium nitrat, yang hanya sekarang diperlukan untuk menggantikan dalam kehilangan
dalam proses. Disamping itu, menara Glover memproduksi asam sulfat yang lebih pekat
75 sampai 85 persen H2SO4 berdasar massa dibandingkan 60 sampai 70 persen yang
diperoleh dengan metode terdahulu. Berikut adalah proses mendapatkan asam sulfat
dengan cara bilik timbal.

Gambar Proses Bilik Timbal

(1) Pembakaran belerang menjadi SO2.


S(s) + O2(g) SO2(g)
2) Gas SO2 dioksidasi dengan katalis NO2 sebagai pembawa oksigen
dalam air.
SO2(g) + NO2(g) + H2O(l) H2SO4(s) + NO(g)
NO yang terbentuk bereaksi dengan oksigen membentuk NO2 kembali
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)

Anda mungkin juga menyukai