Anda di halaman 1dari 10

Tugas Analisis Kimia Anorganik

Cara Pembuatan H2SO4

Disusun Oleh:
1. Ratu Faizah
2. Naura Nazza Luthfianandra
3. Ratu Maulidya Noorizky
4. Ibrahimovic Ma’ruf

SMK CARAKA NUSANTARA


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 23 November 2023

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Sejarah dan perkembangan

Asam sulfat pertama kali ditemukan pada abad ke-8 oleh Alkimiawan bernama Geber
dan senyawa ini dikaji oleh Rhazes pada abad ke-9 melalui distilasi kering mineral yang
mengandung besi(II) sulfat heptahidrat (FeSO4.7H2O) dan tembaga(II) sulfat pentahidrat
(CuSO4.5H2O). Senyawa tersebut terurai menjadi besi(II) oksida dan tembaga(II) oksida,
serta melepaskan air dan sulfur trioksida. Kedua senyawa tersebut dapat bereaksi dan
menghasilkan asam sulfat. Kimiawan bernama Johann Glauber pada abad ke-17
menghasilkan asam sulfat melalui pembakaran sulfur dan KNO3 menggunakan uap
sehingga KNO3 terurai dan mengoksidasi sulfur membentuk SO3 yang bereaksi dengan air
membentuk H2SO4. Terdapat tiga proses dalam pembuatan senyawa asam sulfat, yaitu
proses bilik, proses kontak, dan proses Wet Sulfuric Acid (WSA). Proses bilik diadaptasikan
oleh John Roebuck dengan metode dari Johan Glauber ke dalam suatu bilik sehingga asam
sulfat yang dihasilkan lebih banyak. Proses jenis ini merupakan standar pembuatan asam
sulfat selama dua abad. Tahun 1831, Peregrine Philips mematenkan proses yang lebih
ekonomis dalam pembuatan sulfur trioksida dan asam sulfat, dimana proses ini disebut
proses kontak yang hampir digunakan pada seluruh produksi senyawa asam sulfat di dunia
karena memiliki konversi yang lebih tinggi (Anwardah, 2016).

1.2. Kegunaan bahan

Asam sulfat – dengan rumus kimia H2SO4 – sering disebut juga dengan sebutan King of
Chemicals atau rajanya bahan kimia.

Hal ini dikarenakan begitu banyaknya kegunaan asam sulfat dalam industri dan kehidupan
sehari-hari.

Sebagai buktinya, asam sulfat masuk ke dalam kelompok 10 besar bahan kimia terpenting
di dunia, bersama dengan amonia, asam fosfat, NaOH dan nitrogen.

Berdasarkan data yang publikasikan oleh transparancymarketresearch.com, nilai


penjualan asam sulfat di seluruh dunia pada tahun 2017 yang lalu sudah menembus angka
72.4 miliar dolar AS. Dan pada tahun 2023 diperkirakan naik menjadi 85.4 miliar dolar AS.
Berikut ini adalah beberapa kegunaan asam sulfat:

1. Asam sulfat digunakan pada proses pembuatan deterjen


2. Asam sulfat juga digunakan sebagai larutan elektrolit pada pembuatan batere untuk
industri otomotif.
3. Industri pembuatan asam nitrat atau HNO3 juga menggunakan asam kuat yang satu
ini.
4. Pada proses penyulingan minyak bumi, asam sulfat digunakan dalam proses
penghilangan zat-zat pengotor dari minyak bumi.
5. Proses pembuatan pupuk superfosfat dan amonium sulfat juga menggunakan asam
sulfat sebagai bahan bakunya.
6. Asam sulfat digunakan sebagai salah satu reaktan pada proses pembuatan bahan
peledak, nitrogliserin.
7. Proses pembuatan rayon juga menggunakan asam sulfat. Serat selulosa kayu setelah
dicampur dengan tetra amine copper (II) direaksikan dengan asam sulfat untuk
menghasilkan serat rayon.
8. Asam kuat yang satu ini juga dipergunakan sebagai bahan pembuat bahan perekat
atau lem.
9. Untuk meregenerasi kation resin – pada unit pembuatan air bebas mineral – selain
biasa menggunakan asam klorida juga dapat digunakan asam sulfat.
10. Di laboratorium analisa, asam sulfat biasa digunakan sebagai salah satu chemical
reagent.
11. Asam sulfat digunakan pula pada proses pembuatan bahan pewarna.
12. Pada proses pengolahan logam – besi dan baja – asam sulfat berperan pada
proses cleaning (pickling) sebelum logam melalui proses plating dengan seng
atau timah.
13. Pada proses water treatment, asam sulfat dimanfaatkan sebagai bahan kimia untuk
pengaturan keasamaan atau pH adjustment. Penggunaan asam sulfat lebih disukai
dibandingkan dengan asam klorida. Karena asam klorida dapat mengakibatkan
korosi pada perpipaan atau peralatan yang terbuat dari stainless steel.
BAB 2
ISI

2.1. Macam-macam Proses Pembuatan asam sulfat

Terdiri dari tiga jenis proses yaitu proses bilik, proses kontak, dan proses Wet Sulfuric
Acid (WSA). Proses kontak dan proses WSA merupakan pengembangan dari proses bilik,
dimana kondisi operasi, katalis, konversi, dan konsentrasi produk pada proses kontak lebih
efisien.

2.1.1 Proses Bilik

Gas SO2 dan NO serta gas dari menara Gay Lussac, dialirkan menuju menara Glover.
Produk dari menara Glover dialirkan ke bilik timbal dan disemprotkan dengan air
menghasilkan asam sulfat. Sebagian asam sulfat dialirkan ke dalam menara Gay Lussac
guna menyerap gas NO dan NO2 sebagai katalisator. Menara Gay Lussac berfungsi untuk
recovery katalisator gas NO dan NO2 dan menara Glover berguna untuk memekatkan hasil
asam sulfat keluaran bilik timbal.

S(g) + O2(g) → SO2(g)

NO(g) + ½ O2(g) → NO2(g)

SO2(g) + NO2(g) → SO3(g) + NO(g)

SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)

proses bilik timbal Proses bilik-timbal yang dikembangkan pada pertengahan kedua
abad ke-18, mungkin juga berasal dari laboratorium para alkimiawan, yang membakar
sulfur dalam bejana tanah liat. Sejumlah kecil SO3 yang dihasilkan (bersama SO2 yang
menjadi produk utamanya) diembunkan dan dimasukkan ke dalam air untuk membuat
asam sulfat. Suatu penemuan yang tak sengaja mengungkapkan bahwa penambahan
natrium nitrat atau kalium nitrat meningkatkan rendemen SO 3.
proses bilik timbal Proses bilik-timbal yang dikembangkan pada pertengahan kedua
abad ke-18, mungkin juga berasal dari laboratorium para alkimiawan, yang membakar
sulfur dalam bejana tanah liat. Sejumlah kecil SO3 yang dihasilkan (bersama SO2 yang
menjadi produk utamanya) diembunkan dan dimasukkan ke dalam air untuk membuat
asam sulfat. Suatu penemuan yang tak sengaja mengungkapkan bahwa penambahan
natrium nitrat atau kalium nitrat meningkatkan rendemen SO 3.

2.1.2. Proses Kontak

Proses kontak ialah proses mengalirkan sulfur dioksida dengan udara melalui
katalis. Proses tersebut diikuti dengan absorpsi sulfur trioksida di dalam asam sulfat
dengan konsentrasi 98,5%-99,5%. Pengembangan dari proses kontak ialah penggunaan
excess oksigen dalam campuran gas. Katalis yang digunakan pada proses ini berupa zat
padat dan berpori-pori antara lain Pt, V2O5, dan Fe2O3.

a. Belerang dibakar di udara, sehingga bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan gas
belerang dioksida.

S(s) + O2(g) ⎯⎯→ SO2(g)

b. Belerang dioksida direaksikan dengan oksigen dan dihasilkan belerang trioksida.

SO2(g) +½O2(g) ←⎯⎯⎯⎯→ SO3(g)


reaksi ini berlangsung lambat, maka dipercepat dengan katalis vanadium pentaoksida
(V2O5) pada suhu ± 450 °C.
c. SO3 yang dihasilkan, kemudian dipisahkan, dan direaksikan dengan air untuk
menghasilkan asam sulfat.

SO3(g) + H2O(l) ⎯⎯→ H2SO4(aq)

d. Reaksi tersebut berlangsung hebat sekali dan menghasilkan asam sulfat yang sangat
korosif. Untuk mengatasi hal ini, gas SO 3 dialirkan melalui menara yang di dalamnya
terdapat aliran H2SO4 pekat, sehingga terbentuk asam pirosulfat (H 2S2O7) atau disebut
“oleum”. Asam pirosulfat direaksikan dengan air sampai menghasilkan asam sulfat

SO3(g) + H2SO4(g) ⎯⎯→ H2S2O7(aq)

H2S2O7(aq) + H2O(l) ⎯⎯→ 2 H2SO4(l)


Pada tahun 1889 diketahui bahwa proses kontak dapat ditingkatkan dengan
menggunakan oksigen berlebihan di dalam campuran gas reaksi. Proses kontak sekarang
telah banyak mengalami penyempurnaan dalam rinciannya dan dewasa ini telah menjadi
suatu proses industri yang murah, kontinyu dan dikendalikan otomatis.

Sampai tahun 1900, belum ada pabrik dengan proses kontak yang dibangun di Eropa,
di mana terdapat kebutuhan terhadap oleum dan asam konsentrasi tinggi untuk
digunakan pada sulfonasi, terutama pada industri zat warna. Dalam periode 1900 sampai
1925, banyak pabrik asam sulfat dengan proses kontak telah dapat bersaing dengan
proses kamar pada segala konsentrasi asam yang dihasilkan. Sejak pertengahan tahun
1920- an, kebanyakan fasilitas yang baru dibangun dengan menggunakan proses kontak
dengan katalis hidrogen biasanya berupa zat padat, antara lain Pt, V2O5 dan Fe2O3.
Katalis ini berpori-pori sehingga cocok untuk pembuatan asam sulfat, karena memiliki
bidang kontak yang besar. Udara yang digunakan untuk membakar belerang dibersihkan
dahulu dengan asam sulfat dalam menara absorber, hasil pembakaran dibersihkan dalam
Waste Heat Boiler kemudian dimasukkan ke dalam konverter bersama O2, gas hasil
konverter atau reaktor dimasukkan ke dalam menara penyerap atau absorber. Penyerap
yang digunakan adalah asam sulfat 98,5%

2.1.3. Perbandingan

Ada dua proses utama yang kami gunakan untuk produksi asam sulfat: proses bilik
timbal dan proses kontak. Perbedaan yang jelas dari mereka, proses bilik timah dan proses
kontak, merupakan istilah yang mengacu pada proses bilik timah menggunakan gas
nitrogen oksida sebagai katalis, sedangkan proses kontak menggunakan vanadium
pentoksida.

Lebih lanjut, reaktan untuk proses bejana timbal adalah belerang trioksida dan uap
sedangkan reaktan untuk proses kontak adalah belerang, oksigen, dan udara lembab.
Selain itu, produk akhir dari proses bejana timbal adalah asam sulfat, tetapi proses kontak
juga menghasilkan belerang trioksida dan oleum.
Jadi, ini juga merupakan perbedaan antara proses ruang timbal dan proses kontak.

No Proses Definisi Reaktan Hasil reaksi Katalis Biaya


1 Kontak Proses tradisional Sulfur, Oksigen Asam sulfat, Vanadium Terjangkau
dalam pembuatan dan Uap air Oleum dan pentaoksida
asam sulfat dalam sulfur trioksida
skala industri
2 Bilik timbal Proses modern Sulfur dioksida Asam sulfat Nitrogen Cukup
dalam pembuatan dioksida terjangkau
asam sulfat dalam
skala industri

2.3. Reaksi Kimia

 Reaksi dengan air:


Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik. Selalu tambahkan asam ke dalam air dan
jangan terbalik menambahkan air ke dalam asam. Air memiliki massa jenis yang lebih
rendah daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan
keras. Reaksi yang terjadi adalah pembentukan ion hidronium:
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO
HSO + H2O → H3O+ + SO
Karena hidrasi asam sulfat secara termodinamika difavoritkan, asam sulfat adalah zat
pendehidrasi yang sangat baik dan digunakan untuk mengeringkan buah-buahan. Afinitas
asam sulfat terhadap air cukuplah kuat sedemikiannya ia akan memisahkan
atom hidrogen dan oksigen dari suatu senyawa. Sebagai contoh,
mencampurkan pati (C6H12O6)n dengan asam sulfat pekat akan
menghasilkan karbon dan air yang terserap dalam asam sulfat (yang akan mengencerkan
asam sulfat):
(C6H12O6)n → 6n C + 6n H2O
Efek ini dapat dilihat ketika asam sulfat pekat diteteskan ke permukaan kertas. Selulosa
bereaksi dengan asam sulfat dan menghasilkan karbon yang akan terlihat seperti efek
pembakaran kertas. Reaksi yang lebih dramatis terjadi apabila asam sulfat ditambahkan ke
dalam satu sendok teh gula. Seketika ditambahkan, gula tersebut akan menjadi karbon
berpori-pori yang mengembang dan mengeluarkan aroma seperti karamel.
 Reaksi lainnya:
Sebagai asam, asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan basa, menghasilkan garam sulfat.
Sebagai contoh, garam tembaga tembaga(II) sulfat dibuat dari reaksi antara tembaga(II)
oksida dengan asam sulfat:
CuO + H2SO4 → CuSO4 + H2O
Asam sulfat juga dapat digunakan untuk mengasamkan garam dan menghasilkan asam
yang lebih lemah. Reaksi antara natrium asetat dengan asam sulfat akan
menghasilkan asam asetat, CH3COOH, dan natrium bisulfat:
H2SO4 + CH3COONa → NaHSO4 + CH3COOH
Hal yang sama juga berlaku apabila mereaksikan asam sulfat dengan kalium nitrat. Reaksi
ini akan menghasilkan asam nitrat dan endapat kalium bisulfat. Ketika dikombinasikan
dengan asam nitrat, asam sulfat berperilaku sebagai asam sekaligus zat pendehidrasi,
membentuk ion nitronium NO, yang penting dalam reaksi nitrasi yang
melibatkan substitusi aromatik elektrofilik. Reaksi jenis ini sangatlah penting dalam kimia
organik.
Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam via reaksi penggantian tunggal,
menghasilkan gas hidrogen dan logam sulfat. H2SO4 encer
menyerang besi, aluminium, seng, mangan, magnesium dan nikel. Namun reaksi
dengan timah dan tembaga memerlukan asam sulfat yang panas dan
pekat. Timbal dan tungsten tidak bereaksi dengan asam sulfat. Reaksi antara asam sulfat
dengan logam biasanya akan menghasilkan hidrogen seperti yang ditunjukkan pada
persamaan di bawah ini. Namun reaksi dengan timah akan menghasilkan sulfur
dioksida daripada hidrogen.
Fe(s) + H2SO4(aq) → H2(g) + FeSO4(aq)
Sn(s) + 2 H2SO4(aq) → SnSO4(aq) + 2 H2O(l) + SO2(g)
Hal ini dikarenakan asam pekat panas umumnya berperan sebagai oksidator, manakala
asam encer berperan sebagai asam biasa. Sehingga ketika asam pekat panas bereaksi
dengan seng, timah, dan tembaga, ia akan menghasilkan garam, air dan sulfur dioksida,
manakahal asam encer yang beraksi dengan logam seperti seng akan menghasilkan garam
dan hidrogen.

Anda mungkin juga menyukai