Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut


dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan
dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi dunia asam
sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan seharga
US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis
kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.

Di atmosfer, zat ini termasuk salah satu bahan kimia yang menyebabkan hujan
asam. Memang tidak mudah membayangkan bahwa bahan kimia yang sangat
aktif, seperti asam sulfat, juga merupakan bahan kimia yang paling banyak
dipakai dan merupakan produk teknik yang amat penting. Zat ini digunakan
sebagai bahan untuk pembuatan garam – garam sulfat dan untuk sulfonasi, tetapi
lebih sering dipakai terutama karena merupakan asam anorganik yang agak kuat
dan agak murah. Bahan ini dipakai dalam berbagai industri, tetapi jarang muncul
dalam produk akhir. Asam sulfat dipakai dalam pembuatan pupuk, plat timah,
pengolahan minyak, dan dalam pewarna tekstil. 

Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, , produksi asam
sulfat suatu negara merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan industri
negara tersebut. Kegunaan asam sulfat, yaitu:

a.         Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat
adalah dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk
membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen.

1
b.         Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan
baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri
otomobil.

c.         Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk pembuatan


aluminium sulfat. Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil sabun
pada serat pulp kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat yang membantu
mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang keras. Aluminium sulfat
juga digunakan untuk membuat aluminium hidroksida. Aluminium sulfat dibuat
dengan mereaksikan bauksit dengan asam sulfat:

Al2O3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3 H2O

d.        Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai


contoh, asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk
mengubah sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk
membuat nilon.

Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di
bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat
merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur
dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida
adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara
dan minyak yang mengandung sulfur (belerang).

Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya besi
sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air
asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam
bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun. Oksidasi
besi sulfida pirit oleh oksigen molekuler menghasilkan besi(II), atau Fe2+:

2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O → 2 Fe2+ + 4 SO42− + 4 H+

Fe2+ dapat kemudian dioksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+:

4 Fe2+ + O2 + 4 H+ → 4 Fe3+ + 2 H2O

2
Fe3+ yang dihasilkan dapat diendapkan sebagai hidroksida:

Fe3+ + 3 H2O → Fe(OH)3 + 3 H+

Besi(III) atau ion feri juga dapat mengoksidasi pirit. Ketika oksidasi pirit
besi(III) terjadi, proses ini akan berjalan dengan cepat. NilaipH yang lebih rendah
dari nol telah terukur pada air asam tambang yang dihasilkan oleh proses ini.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui tentang asam sulfat dan sejarahnya
2. Untuk mengetahui tentang pembuatan asam sulfat dengan berbagai
proses yang berbeda.

BAB II

3
ISI

A. Pembuatan Asam Sulfat


Dalam makalah ini, akan dijelaskan cara pembuatan asam sulfat dengan
berbagai proses antara lain proses bilik timbal, proses kontak, dan proses
“double contact double absorbtion” (DC/DA)
B. Sejarah penemuan Asam Sulfat

Agar kita lebih tahu lagi tentang bagaiamana pembuatan asam sulfat, alangkah
baiknya jika kita mengenak terlebih dahulu bagaimana asam sulfat itu diciptakan.
Alkimiawan abad ke-8 Abu Musa Jabir bin Hayyan (Geber) dipercayai sebagai
penemu asam sulfat. Asam ini kemudian dikaji oleh alkimiawan dan dokter Persia
abad ke-9 Ar-Razi (Rhazes), yang mendapatkan zat ini dari distilasi kering
mineral yang mengandung besi(II) sulfat heptahidrat, FeSO4 • 7H2O, dan
tembaga(II) sulfat pentahidrat, CuSO4 • 5H2O. Ketika dipanaskan, senyawa-
senyawa ini akan terurai menjadi besi(II) oksida dan tembaga(II) oksida,
melepaskan air beserta sulfur trioksida yang akan bergabung menjadi larutan asam
sulfat. Metode ini dipopulerkan di Eropa melalui terjemahan-terjamahan buku-
buku Arab dan Persia.
Asam sulfat dikenal oleh alkimiawan Eropa abad pertengahan sebagai minyak
vitriol. Kata vitriol berasal dari bahasa Latin vitreus yang berarti 'gelas', merujuk
pada penampilan garam sulfat yang seperti gelas, disebut sebagai garam vitriol.
Garam-garam ini meliputi tembaga(II) sulfat (vitriol biru), seng sulfat (vitriol
putih), besi(II) sulfat (vitriol hijau), besi(III) sulfat (vitriol Mars), dan kobalt(II)
sulfat (vitriol merah).
Garam-garam vitriol tersebut merupakan zat yang paling penting dalam alkimia,
yang digunakan untuk menemukan batu filsuf. Vitriol yang sangat murni
digunakan sebagai media reaksi zat-zat lainnya. Hal ini dikarenakan asam vitriol
tidak bereaksi dengan emas. Pentingnya vitriol dalam alkimia terlihat pada moto
alkimia Visita Interiora Terrae Rectificando Invenies Occultum Lapidem

4
('Kunjungi bagian dalam bumi dan murnikanlah, anda akan menemukan batu
rahasia') yang ditemukan dalam L'Azoth des Philosophes karya alkimiawan abad
ke-15 Basilius Valentinus.
Pada abad ke-17, kimiawan Jerman Belanda Johann Glauber membuat asam sulfat
dengan membakar sulfur bersamaan dengan kalium nitrat, KNO3, dengan
keberadaan uap. Kalium nitrat tersebut terurai dan mengoksidasi sulfur menjadi
SO3, yang akan bergabung dengan air membentuk asam sulfat. Pada tahun 1736,
Joshua Ward, ahli farmasi London, menggunakan metode ini untuk memulai
produksi asam sulfat berskala besar.
Pada tahun 1746 di Birmingham, John Roebuck mengadaptasikan metode ini ke
dalam suatu bilik, yang dapat menghasilkan asam sulfat lebih banyak. Proses ini
disebut sebagai proses bilik, yang mengijinkan produksi asam sulfat secara
efektif. Setelah berbagai perbaikan, metode ini menjadi proses standar produksi
asam sulfat selama hampir dua abad.
Pada tahun 1831, saudagar asam cuka Britania Peregrine Phillips mematenkan
proses kontak, yang lebih ekonomis dalam memproduksi sulfur trioksida dan
asam sulfat. Sekarang, hampir semua produksi asam sulfat dunia menggunakan
proses ini.

C. Bahan baku Asam Sulfat

   Sumber dan bahan baku dari asam sulfat adalah belerang. Belerang di alam
terdapat di kulit bumi meliputi kira-kira 0,1% dari massa kulit bumi. Belerang
terdapat dalam keadaan unsur bebas ataupun dalam senyawa sulfida.
Belerang dalam keaadaan unsur bebas terdapatdari dareah gunung berapi dan
dalam tanah. Dalam bentuk senyawa, belerang terdapat dalam garam sulfida
seperti pirit, sengblende, atau garam-garam sulfat seperti gips, barium sulfat
maupun magnesium sulfat. Dalam bentuk senyawa organik,  belerang
terdapat dalam minyak bumi, batu bara dan gas alam, yaitu gas hidrogen
sulfida.

5
Belerang diambil dari dekat gunung berapi dan sumber air panas dan juga
bawah tanah. Belerang  juga terdapat dalam bijih, seperti galena (PbS),
hidrogen sulfida dalam gas alam dan minyak bumi dan sebagai belerang
di laut.
Penambangan belerang
Belerang diambil dari bawah tanah dengan proses Frasch. Tiga pipa
konsentris yang dibor ke dalam deposit belerang. Air superpanas (180 °
C, di bawah tekanan) dipompa ke bawah melalui pipa terluar, hal ini
mencairkn belerang (titik leleh 1130C).
Udara bertekanan dipompa ke bawah melalui pipa di bagian dalam untuk
mendorong belerang cair dan uap pipa akan sampai ke permukaan melalui
pipa bagian tengah.
Belerang  juga diperoleh dari sulfida hidrogen dalam gas alam dan minyak
bumi. Pembakaran tidak sempurna dari H2S dalam tungku menghasilkan
SO2 dan S.
3H2S (g) + O2 (g)   2H2S (g) + 3S (g) + SO2 (g)
Campuran ini didinginkan untuk menghasilkan belerang. Gas-gas kemudian
dilewatkan melalui katalis dan dipanaskan.
2H2S (g) + SO2 (g)   2H2O (g) + 3S (g)
Pendinginan mengembunkan belerang yang tersisa (titik didih 445 ° C).
belerang juga dihasilkan sebagai belerang dioksida ketika logam yang dilebur
adalah suatu bijih sulfida. Sebuah persamaan umum untuk reaksi ini, dengan
menggunakan M untuk menyatakan logam (seperti tembaga, seng atau besi),
dapat ditulis sebagai:
MS + O 2 (g)   M (s) + SO 2 (g)
M logam oksida logam sering membentuk MO.
Bahan baku utama pembuatan asam sulfat lainnya adalah sulfur .Sebagian dari sulfur ini berupa
sulfur alam (56%)
 senyawa sulfurseperti pyrite atau batuan sulfida / sulfat lainnya (19%), dan dari gas buangan
industriminyak bumi / batu bara (H2S, SO2) (25%).

6
 85% dari produksi sulfur tersebutdigunakan untuk pembuatan asam sulfat.Dalam pengambilan
sulfur, terdapat beberapa proses yang lazim digunakan, yakni :
1.  Proses Frasch
Dasar pengambilan sulfur menurut proses ini adalah pencairan sulfur di bawahtanah / laut
dengan air panas, lalu mamompanya ke atas permukaan bumi. Untuk
maksud itu digunakan 3 pipa konsentris 6”, 3”, dan 1”. Air panas (325oC) dipompakan
ke dalam batuan Sulfur
melalui bagian pipa 6”, sehingga S
ulfur akan meleleh (235oF).Lelehan Sulfur yang lebih berat dari air akan masuk ke bagia
n bawah antara pipa 3”dan 1”, dan dengan tekanan udara yang dipompakan melalui pipa 1”, air
yang
bercampur dengan Sulfur
akan naik ke atas sebagai “crude S”, untuk kemudian diolahmenjadi “crude bright” atau “refined
S”.
 
2.  Pengambilan S dari batuan sulfida / sulfat
Sulfur dapat pula diambil dari batuan sulfida atau sulfat, seperti pyrite FeS2,chalcopyrite
CuFeS2, covelita CuS, galena PbS, Zn blende ZnS, gips CaSO4, barireBaSO4, anglesite
PbSO4, dan lain
– lain
3.  Pengambilan Sulfur Alamiah dari deposit gunung berapi
Deposit Sulfur di gunung berapi dapat berupa batuan, lumpur sedimen ataulumpur sublimasi,
kadarnya tidak begitu tinggi (30 – 60 %) dan jumlahnya tidak begitubanyak (600 –
 1000 juta ton secara total). Untuk pemanfaatan sumber alam inidiperlukan peningkatan kadar
Sulfur terlebih dahulu, antara lain dengan cara flotasi danbenefication.
Dalam flotasi dilakukan penambahan air dan ‘frother’ sehingga Sulfur akan terapung dan dapat
dipisahkan. Sedangkan dalam ‘benefication proses’ S
ulfur setelahditambahkan air dan reagen, reagen dipanaskan dalam autoclave selama ½ -
3/4 jampada 3 atm, setiap partikel kecil Sulfur terkumpul, kemudian dilakukan pencuciandengan
air untuk menghilangkan tanah, lalu dipanaskan kembali dalam autoclavesehingga Sulfur
terpisah sebagai lapisan S dengan kadar 80 – 90 %.

7
4.  Pengambilan Sulfur dari gas buang

 Sulfur diperoleh dari flue gas asal pembakaran batu bara atau penyilanganminyak bumi, yang
tidak boleh dibuang ke udara karena dapat menimbulkanpencemaran.
 gas tersebut terlebih dahulu di absorpsi dengan menggunakanetanolamin dan sebagainya,
kemudian dipanaskan kembali untuk mendapatkan gasnyakembali untuk diproses lebih lanjut.

D. Proses Bilik Timbal

a.    Langkah – langkah proses :

1.    Gas SO2 bersama-sama gas NO + NO2 dimasukan kemenara Gglover


bersama dengan gas – gas yang dating dari menara Gay Lusac.

2.    Gas-gas yang keluar dari menara Glover masuk ke Load Chambr dan dari atas
disemprotkan air, menghasilkan Load Chamber acid : H2SO4 50oBe. Hasil ini
diambil sebagian sebagai produk dan sebagian dikembalikan kemenara Glover
dan menghasilkan asam Glover : 60oBe. Hasil ini sebagian dicerat sebagai produk
dan sebagaian dialirkan ke menara Gay Lusac untuk menyerap oksida-iksida,
nitrogen dan untuk menurunkan suhu.

3.    Dalam menara Gay Lusac, gas – gas NO + NO2 dijaga jangan sampai hilang,
untuk kemudian dikembalikan kemenara Glover.

b.   Bahan mentah:

1.    Gas SO2 yang diperoleh dari oksidasi terhadap belerang, baik dari belerang
murni maupun pyrit, melalui reaksi oksidasi berikut :

·      dari bahan dasar belerang :

o  S + O2         →        SO2      ∆H = -70.920 cal

8
o  S + 1/2O2    →        SO3       ∆H = -23.000 cal

·      dari bahan dasar pyrit :

o  4FeS2 + 11O2          →        2Fe2O3 + 8SO2

o  4FeS2 + 15O2          →        2Fe2O3 + 8SO3

2.    Gas-gas NO + NO2 diperoleh dengan cara oksidasi terhadap NH3 dengan


katalisator kasa Pt- melalui reaksi kimia berikut :

·      4NH3 + 5O2       → 4NO + 6H2O

·      2NO   +  O2       → 2NO2

Langkah – langkah proses :

·      NH3 cair dididihkan dan gas NH3 ini dialirkan dari atas striping-colu, yang
berisi katalisator kasa Pt dan dari bawah dihembuskan udara

·      Campuran gas-gas yang terbebtuk didinginkan airnya dikeluarkan dan gas –


gas NO + NO2 ditampung dan dipakai pada proses pembuatan H2SO4 sebgai
katalistor

c.    Spesifikasi insatalasi

1.    Kamar Timbal

Umumnya berbentuk cylindris, permukaan bagian dalam dilapisi Pb, sebab Pb


dengan asam sulfat memnentuk PbSO4 yang justru berfungsi sebagai pelindung
Pb yang ada dilapisan bawahnya. Makin banyak bilik-bilik timbal ini, reaksinya
makin sempurna, sedang dibagian luarnya dibuat ber-strip berfungsi sebagai
pendingin udara.

·      Fungsi kamar timbal adalah :

9
o  Sebagai tempat dalam yang cukup lama untuk mengadakan reaksi, dan
meradiasikan panas keluar.

o  Menyediakan permukaan untuk terjadinya kondensasi uap yang terbentuk, dan


memperlambat aliran gas-gas yang masuk, justru reaksi menjadi sempurna

·      Reaksi – reaksi yang terjadi :

o  Fase homogen fase gas :

2NO + NO2            →        2NO2

2NO2                              →           N2O4

o  Fase heterogen fase gas dan cair

SO2 + H2O                                                  →        H2SO3

NO + NO2 + H2O                           →        HNO3

H2SO3 + NO2                                  →        H2SO4.NO2 (asam violet)

2(H2SO4).NO + 1/2O2(NO2)          →        2SO5NH + H2O(NO)

2SO5NH + SO2 + 2H2O                 →        2H2SO4.NO + H2SO4

o  Fase homogen fase cair

H2SO4.NO              →        H2SO4 + NO

2SO5NH + H2O      →        2 H2SO4 + NO + NO2

SO5NH + HNO3     →        H2SO4 + NO2 (N2O4)

·      Cara pengamatan proses :

o  Pengamatan terhadapa suhu reaksi, sebab reaksinya eksotrem

10
o  Pengamatan terhadap warna dari gas-gas, sebab jika warna dari campuran gas-
gas itu menjadi ungu, harus ditambah SO2. Jika terjadi kristal harus ditambah
H2O

o  Secara periodic harus dilakukan analisa terhadap gas-gas yang masuk maupun
keluar, demikian pula terhadap asam sulfat yang terbentuk.

2.    Menara Glover

Diisi dengan potongan-potongan batu tahan asam, sedang suhu dibagian dalam
menara Glover ini sekitar 425oC – 660oC. Fungsi dari menara Glover :

·      Melepaskan gas-gas oksida Nitrogen dari asam nitrosil sulfat dengan


menurunkan kadar asam dengan menambah chamber yang masuk

·      Memekatankan chamber acid menjadi 60oBe, dan mendinginkan gas-gas dari


pembakaran belerang

·      Membentuk H2SO4 dibagian puncak menara, karena disitu terdapat : NO,


SO2, dan H2O terutama berlangsungnya reaksi (6).

·      Membersihkan kotoran-kotoran dari gas, karena bertemu dengan uap Nitreus,


racunnya dapat diserap dan juga menguraikan HNO3 yang mungkin ada (takselalu
terjadi)

3.    Menara Gay Lusac

Sesungguhnya hamper sama dengan Menara Glover, sedang funsi dari Menara
Gay Lusac adalah sebagai berikut :

·      Meyerap oksida-oksida dengan asam yang agak pekat, dan karena proses
penyerapan maka suhunya harus rendah

11
·      Gas-gas yang keluar dari kamar timbal harus dijaga terhadap adanya gas
SO2 agar NO dan NO2 tidak bersifat korosif

·      Terjadinya reaksi (5)

d.   Proses Pemekatan

1.    Cara Cascade

Alirkan asam encer dari atas menara pemekat yang berisi piringan-piringan tahan
asam yang luasnya makin kebawah makin besar. Dari bawah dihembuaskan bahan
bakar, maka terjadi penguapan pada bagian-bagian yang tipis yang tumpah
kebawah, hingga akibatnya asam terjadi makin pekat

2.    Cara Rektifikasi

Dengan jalan menyelubungi gas panas, maka akan menambah tekanan uap pada
asam sulfat. Gas-gas yang bersentuhan dengan asam sulfat encer, menyebabkan
asam sulfat sebagian naik keatas tetapi uap ini bersentuhan lagi dengan uap yang
masuk, sehingga turun lagi. Melalui proses berulang-ulang semacam ini dapat
menghasilkan asam sulfat yang lebih pekat

3.    Cara Pemekat Drum

Alatnya berbentuk drum, dan asam encer dipertemukan dengan bahan bakar dan
udara melalui drum-drum membawa uap air, dilakukan ke pengndap control.
Asam yang keluar didimginkan dan menghasilkan asam pekat

4.    Cara Pemekat Vacum

Prinsip sususnan alat-alatnya sama seperti pada pemekatan drum, hanya


tekananya dibuat vakum, sehingga air lebih mudah menguap.

12
E. Proses Kontak

Timbulnya proses ini karena adanya penemuan proses antara SO2 dan


O2 membentuk SO3 dengan katalisator serbuk platina, lebih-lebih setelah
timbulnya industry-industri yang benar-benar memerlukan asam sulfat pekat,
sedangkan yang dihasilkan dari proses bilik timbal tidk bisa dibuat menjadi asam
sulfat kepekatan tinggi. Reaksi utama dari proses ini, adalah :

               SO2 + 1/2O2                →                    SO3      H = -23000 cal

Proses kontak ini pertama-tama ditemukan oleh Phillips (Inggris) pada tahun
1831, yag dilakukan dengan cara melakukan gas SO2 diatas katalisator Pt
menghasilkan gas SO3 yang kemudian diserap oleh H2SO4 pekat dari 98.5% -
99%.

Reaksi diatas berdasarkan prinsip “Lechatelier” maka pada kenaikan suhu


konversinya turun, dank arena reaksinya setimbang akan mempunyai harga
ketetapan setimbang (k). Suhu reaksi harus dicari yang optimal, sebab pada
kenaikan suhu kecepatan reaksi naik tetapi konversinya turun.

13
Menurut Guldberg & Waage, nilai ketetapan setimbang dapat dihitung dari
tekanan gas-gas dalam reaksi itu maka :

 a.    Grafik kesetimbangan Suhu Vs Konversi

Dari hasil beberapa eksperiment, diperoleh hubungan antara suhu dan konversi
yang dapat diperlihatkan pada grafik suhu vs konvesri. Dari grafik ternyata bahwa
% konversi SO2 ke SO3 menurut reaksi :

SO2 + 0.5O2       →        SO3

Berlangsung dengan baik antara 300 s/d 600oC. seacara empiris dengan rumus :

        Log Kp =                         oR = derajat renkin

b.   Kecepatan reaksi

Proses oksidasi SO2 menjadi SO3 adalah proses catalisa, mekanismenya dapat


digambarkan sebagai berikut :

Jika gas A dan gas B bereaksi maka :

1.    Tingkat I     : A dan B berdifusi ke katalisator 

2.    Tingkat II   : katalisator mengabsorbsi gas A dan B menjadi jauh lebih besar,
dan terjadilah reaksi pada permukaan katalisator

3.    Tingkat III  :

Zat-zat yang telah bereaksi kemudian keluar dari katalisator (desorbsi).

Jadi proses katalisa mempunyai 3 tingkatan kejadian, yaitu : Absorbsi – reaksi


dispersi (difusi-reaksi-efusi), sehingga kecepatan reaksi ini tergantung juga pada
gaya pendorong.

c.    Catalisator

14
Fungsi katalisator adalah untuk mempercepat jalannya reaksi, tapi tak
mempengaruhi letak kesetimbangan. Macam-macam katalistor adalah sebagai
berikut :

1.    Katalisator yang pertama digunakan adalah platina (Pt), dan untuk katalisator
Pt ini ada tiga jenis, yaitu :

·      Pt yang diletakan diasbest, asbest dicuci dengan asam, kemudian dicuci lagi
dengan air lalu dicelupkan pada PtCl4

·      MgSO4 (zat padat) ini ditumbuk samapai halus, kemudian disemprot dengan


PtCl4 lalu dikenakan kalsinasi

·      Batu apung ditumbuk samapai halus, lalu disemprot dengan PtCl4 , kemudian
dikenakan kalsinasi.

2.    Katalistor lain yang dapat dipakai adalah : Fe2O3

3.    Kemudian katalisator yang sekarang banyak dipakai adalah Vanadium Penta


Oksida  (V2O5)

d.   Racun katalisator

Kataliasator disebut keracunan jika banyak menyerap zat-zat lain, sehingga


permukaanya menjadi berkurang, yang berarti mengurangi kecepatan reaksi yang
diharapkan. Penyerapan yang kuat terhadap zat-zat tadi biasanya diserap secara
fisis, kecuali unsur-unsur As dan S yang diserap secara kimia. Cara meregenerasi
katalisator dapa dilakukan dengan cara oksidasi, kemudian direduksi kembali.

Reaksi katalisa pada proses pembentukan gas SO3 dari SO2 + O2 dengan


katalisator Vanadium Penta Oksida dilaksanakan dalam converter. Berlangsung
dalam converter dengan kalisatornV2O5. Gas SO2 dari waste heat boiler (WHB)
masuk ke converter pada suhu 260OC dan pada lapisan katalisator I pada suhu
570oC maka 80% dari SO2 dapat diubah menjadi SO3. Kemudian campuran
SO2 dapat diubah menjadi SO3. Kemudian campuran gas masuk ke ruang II pada

15
suhu : 460 – 475oC, gas SO3 yang terbentuk meningkat menjadi 97% ini berarti
bahwa 97% SO2 berubah menjadi SO3.

e.    Proses pembuatan H2SO4

1.    Udara yang dipakai untuk pembakaran belerang maupun waste heat Boiler
(WHB) dibersihkan dengan asam sulfat

2.    Hasil pembakaran belerang dibersihkan dalam WHB, kemudian dimasukan


kedalam converter bersama-sama O2 setelah dilakukan pada heat excahanger
(HE) I dan II.

3.    Hasil reaksi dilakukan kembali ke HE II kemudian masuk ke converter II dan


hasilnya dilakukan ke HE-I, kemudian dialirkan ke menara penyerap I dimana
diserap dengan oleum 20%. Hasilnya dikeluarkan sebagai oleum 60% dan
sebagaian yang masih berbentuk gas dikenakan penyerapan lagi dengan asam
sulfat dimenara penyerap II, sehingga dapat menghasilkan H2SO498%.

f.     Penyerapan gas SO3

Untuk memperoleh Oleum 60 – 70% penyerapan SO3 dilakukan dengan


menggunakan oleum 20% dan untuk memperoleh oleum 20% SO3 larut dalam
H2SO4 100% dipakai asam sulfat 99% sebagai penyerap. Dan untuk memperoleh
asam sulfat 99% dipakai asam sulfat 98% sebagai bayan penyerap.

F. Proses “Double Contact Double Absorbtion” (DC/DA)


Bahan baku yang dipakai adalah
*Belerang Padat
Kadar sulfur 98,11% berat, kadar H2O 2,6%, kadar ash 0,90% berat,
acidity 0,52% berat, impurities
(HC, NaCL, Fe, K, Na)
Tahapan proses asam sulfat adalah sebagai berikut
Sulfur handling
Alat utamanya adalah Melter yang berfungsi untuk melebur belerang
dengan pemanas steam tekanan 7 kgf / cm² dan temperatur 170 C melalui

16
coil. Untuk meratakan panas dan mengurangi kotoran maka pada dasar
melter dilengkapi pengaduk sedangkan untuk mengatasi terjadinya asam
bebas ditambahkan serbuk kapur. Sulfur cair yang terbentuk selanjutnya
dialirkan ke filter untuk disaring kotorannya dan ditambahkan
diatomeceous (bahan precoating) supaya penyaringan dapat baik dan
mengcoating dari Filter. Sulfur cair dari filter ditampung untuk
mempertahankan suhu 130-140 ᵒC.

Pembuatan gas SO2


Peralatan utamanya adalah furnace yang fungsinya membakar sulfur cair
dengan udara kering sehingga akan terbentuk SO2 gas. Sulfur cair dari
storage tank dialirkan secara spray ke dalam sulfur furnace dengan
ditambahkan udara kering dying tower.
Gas panas yang dihasilkan 10,5% volume SO2 temperatur 1042ᵒC dan
dimanfaatkan untuk steam superheater. Gas keluar dari steam superheater
temperatur 430ᵒC

Pengubah SO2
Peralatan utamanya adalah converter yang terdiri dari 4 bed dengan fungsi
mengkonversi SO2 menjadi SO3 dengan bantuan katalis vanadium
Pentaoksida. konversi yang terjadi pada bed 1 sampai 3 adalah 94%
dengan temperatur 450 ᵒC dan didinginkan pada economizer sampai
220ᵒC yang selanjutnya dimasukkan kedalam menara Absorber. Sisa-sisa
gas gabungan dari Heat Exchanger masuk bed 4 dengan temperatur 420ᵒC
dan terjadi konversi sekitar 99,73%, dan keluar bed 4 masuk ke Econoizer
untuk didinginkan sampai 190 ᵒC, kemudian masuk menara Absorber.

Pengeringan udara dan Penyerapan SO3


Udara atmosfer dihisap oleh Air Blower lewat Drying Tower dan air yang
terkandung diserap dengan H2SO4 98,5% dan udara kering yang
dihasilkan dengan suhu 110ᵒC digunakan sebagai udara pembakar pada

17
Sulfur Furnace. Penyerapan gas SO3 dari bed 3 dan 4 dilakukan di
Absorber Tower dengan H2SO4 98,5%

Penyimpanan dan Loading

Produk H2SO4 yang dihasilkan disimpan dalam Acid Storage Tank dan
selanjutnya akan di transfer ke unit-unit yang memerlukan serta sebagian
lagi untuk product loading. Produk H2SO4 memiliki temperatur 45 ᵒC,
konsentrasi 98,5% berat, kadar H2SO4 berat, Fe 100 ppm dan SO2 150
ppm.

G. Bentuk-Bentuk Asam Sulfat

Walaupun asam sulfat yang mendekati 100% dapat dibuat, ia akan


melepaskan SO3 pada titik didihnya dan menghasilkan asam 98,3%. Asam sulfat
98% lebih stabil untuk disimpan, dan merupakan bentuk asam sulfat yang paling
umum. Asam sulfat 98% umumnya disebut sebagai asam sulfat pekat. Terdapat
berbagai jenis konsentrasi asam sulfat yang digunakan untuk berbagai keperluan:

 10%, asam sulfat encer untuk kegunaan laboratorium,


 33,53%, asam baterai,
 62,18%, asam bilik atau asam pupuk,
 73,61%, asam menara atau asam glover,
 97%, asam pekat.

Terdapat juga asam sulfat dalam berbagai kemurnian. Mutu teknis H 2SO4 tidaklah
murni dan seringkali berwarna, namun cocok untuk digunakan untuk membuat
pupuk. Mutu murni asam sulfat digunakan untuk membuat obat-obatan dan zat
warna.

Apabila SO3(g) dalam konsentrasi tinggi ditambahkan ke dalam asam sulfat,


H2S2O7 akan terbentuk. Senyawa ini disebut sebagai asam pirosulfat, asam sulfat
berasap, ataupunoleum. Konsentrasi oleum diekspresikan
sebagai %SO3 (disebut %oleum) atau %H2SO4 (jumlah asam sulfat yang

18
dihasilkan apabila H2O ditambahkan); konsentrasi yang umum adalah 40% oleum
(109% H2SO4) dan 65% oleum (114,6% H2SO4). H2S2O7 murni terdapat dalam
bentuk padat dengan titik leleh 36 °C.

Asam sulfat murni berupa cairan bening seperti minyak, dan oleh karenanya pada
zaman dahulu ia dinamakan 'minyak vitriol'.

H. Polaritas dan konduktivitas

H2SO4 anhidrat adalah cairan yang sangat polar. Ia memiliki tetapan


dielektrik sekitar 100. Konduktivitas listriknya juga tinggi. Hal ini diakibatkan
oleh disosiasi yang disebabkan oleh swa-protonasi, disebut sebagai autopirolisis.

2 H2SO4 → H3SO4+ + HSO4−

Konstanta kesetimbangan autopirolisisnya adalah

Kap(25 °C)= [H3SO4+][HSO4−] = 2,7 × 10−4.

Dibandingkan dengan konstanta keseimbangan air, Kw = 10−14, nilai


konstanta kesetimbangan autopirolisis asam sulfat 1010 (10 triliun) kali
lebih kecil.

Walaupun asam ini memiliki viskositas yang cukup


tinggi, konduktivitas efektif ion H3SO4+ dan HSO4− tinggi dikarenakan
mekanisme ulang alik proton intra molekul, menjadikan asam sulfat
sebagai konduktor yang baik. Ia juga merupakan pelarut yang baik untuk
banyak reaksi.

Kesetimbangan kimiawi asam sulfat sebenarnya lebih rumit daripada yang


ditunjukkan di atas; 100% H2SO4 mengandung beragam spesi dalam
kesetimbangan (ditunjukkan dengan nilai milimol per kg pelarut), yaitu:
HSO4− (15,0), H3SO4+ (11,3), H3O+ (8,0), HS2O7− (4,4), H2S2O7 (3,6), H2O
(0,1).

19
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Walaupun asam sulfat yang mendekati 100% dapat dibuat, ia akan


melepaskan SO3 pada titik didihnya dan menghasilkan asam 98,3%. Pembuatan
asam sulfat yang paling umum adalah dengan menggunakan proses balik timbal
dan proses kontak. Keduanya memiliki proses yang tentunya berbeda. Untuk
membuat asam sulfat diperlukan bahan seperti belerang,sulfur dan katalis.
Asam sulfat diperoleh dari pengolahan belerang yang dapat dilakukan dalam
beberapa cara pengolahan beleramg untuk diproses menjadi asam sulfat yakni :

1. Proses Frasch

2. Pengambilan S dari batuan sulfida / sulfat

3. Pengambilan Sulfur Alamiah dari deposit gunung berapi

4.Pengambilan Sulfur dari gas buang

 Dalam proses pembuatan asam sulfat sendiri terdapat beberap metode yang dapat
dilakukan yakni :

1. Dengan proses timbal

Reaksi yang terjadi:

2S(s) + 2 O2(g) → 2 SO2(g)

2 SO2(g) + 2 NO2(g) → 2 SO3(g) + 2 NO(g)

 Gas NO dialirkan ke suatu tempat reaksi ( reactor ) dan dioksidasi


kembalimenjadi NO2

2 NO(g) + O2(g) → 2NO2(g)

 Gas SO3 di kamar timbal direaksikan dengan air yang disemprotkan

20
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(l)

2. Dengan proses kontak

 Reaksi yang terjadi :

S(s) + O2(g) → SO2(g)

 2 SO

2(g) + O2(g) → 2SO3(g) ΔH =

- 98,3 KJSulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum


(H2S2O7), juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan
kedalam air menjadi asam sulfat pekat.

H2SO4 (l) + SO3(g) → H2S2O7 (l)

 H2S2O7

(l) + H2O (l) → 2 H2SO4 (l)

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

21
http://evelyta-appe.blogspot.com/2014/05/proses-pembuatan-asam-sulfat.html

http://caesarvery.blogspot.com/2013/07/proses-pembuatan-asam-sulfat-
h2so4.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sulfat#Pembuatan

 http://reidzkoplak.blogspot.com/2012/05/makalah-industri-asam-
sulfat.html#ixzz3S65tchyV

http://www.academia.edu/6865527/PROSES_PEMBENTUKAN_ASAM_SULF
AT?login=&email_was_taken=true

BIODATA PENULIS

22
I. Judul Esai : Pembuatan asam sulfat (H2SO4)
II. Nama Penulis : Junita Delphin
III. Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 08 Juni 1998
IV. Nama Sekolah : SMA ZION
V. Nama Kelas : XI IPA ANDES
VI. Alamat : Griya Batas Kota C.22 Mandai, Maros.
VII. Alamat E-mail : Junitadelphin@yahoo.co.id
VIII. Nomor hp : 08114228735

23

Anda mungkin juga menyukai