Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
(Penyusun)
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus
asam sulfonat, -SO3H, ke dalam suatu molekul ataupun ion. Pada saat
penambahan anilin ke dalam asam sulfat terjadi reaksi sulfonasi yaitu suatu
reaksi substitusi yang mensubstitusikan atom hidrogen dengan gugus asam
sulfonat (SO3H) pada molekul organik melalui ikatan kimia pada atom
karbonnya.
Asam sulfat merupakan bahan kimia yang banyak digunakan sebagai
bahan baku dan bahan penolong dalam berbagai industri. Bahan baku utama
pembuatan asam sulfat adalah sulfur atau belerang, yang berwarna kuning
dan biasanya ditambang dari pegunungan, di Indonesia sendiri terdapat
beberapa tempat yang banyak mengandung belerang seperti di tangkuban
perahu, dieng, atau bromo, namun saat ini belerang termurah dihasilkan dari
China dan India.
Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi
dan baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual
ke industry otomotifl. Asam yang telah digunakan sering kali didaur ulang
dalam kilang regenerasi asam bekas (Spent Acid Regeneration (SAR) plant).
Kilang ini membakar asam bekas dengan gas alam, gas kilang, bahan bakar
minyak, atau pun sumber bahan bakar lainnya. Proses pembakaran ini akan
menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) yang
kemudian digunakan untuk membuat asam sulfat yang "baru". Asam sulfat
juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh, asam
sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk mengubah
sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat
nilon. Juga digunakan untuk membuatasam klorida dari garam melalui proses
Mannheim. Selain itu H2SO4 juga digunakan dalam pengilangan minyak
bumi, contohnya sebagai katalis untuk reaksi isobutana dengan isobutilena
yang menghasilkan isooktana.
1
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana proses pembuatan Asam Sulfat dari bahan baku dan sumber
sampai proses pengolahannya ?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan Asam Sulfat dari bahan
baku dan sumber sampai proses pengolahannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASAM SULFAT
Asam sulfat pertama kali ditemukan di Iran oleh Al-Razi pada abad
ke-9. Pembuatannya melalui pembakaran belerang dengan saltpeter, pertama
kali dijelaskan oleh Valentinus pada abad kelima belas. Pada tahun 1746,
Roebuck dari Birmingham (Inggris) memperkenalkan proses kamar timbal.
Proses yang menarik, namun sekarang sudah kuno. Proses kontak pertama
kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Phillips, seorang Inggris, yang patennya
mencakup aspek – aspek penting dari proses kontak yang modern, yaitu
dengan melewatkan campuran sulfur dioksida dan udara melalui katalis,
kemudian diikuti oleh absorpsi sulfur trioksida di dalam asam sulfat 98,5 %
sampai 99 %.
Pada tahun 1889, diketahui bahwa proses kontak dapat ditingkatkan
dengan menggunakan oksigen secara berlebihan di dalam campuran gas
reaksi. Dalam periode 1900 sampai 1925, banyak pabrik asam kontak yang
dibangun dengan menggunakan platina sebagai katalis. Pada tahun 1930,
proses kontak ini telah dapat bersaing dengan proses bilik timbal pada segala
konsentrasi asam yang dihasilkan. Sejak pertengahan tahun 1920-an,
kebanyakan fasilitas yang baru dibangun dengan menggunakan proses kontak
dengan katalis vanadium. Berbagai penyempurnaan telah dilakukan, baik
terhadap peralatan maupun terhadap katalis.
Proses kontak sekarang telah banyak mengalami penyempurnaan dan
dewasa ini telah menjadi suatu proses industri yang murah, kontinu dan
dikendalikan secara otomatis. Semua pabrik asam sulfat yang baru
menggunakan proses kontak. Salah satu kelemahan proses kamar yang
menyebabkan orang tidak memakainya lagi adalah karena proses ini hanya
mampu menghasilkan asam sulfat dengan konsentrasi sampai 78% saja.
Pemekatannya merupakan suatu operasi yang mahal, sehingga pada tahun
1980, hanya tinggal satu pabrik saja yang menggunakan proses kamar yang
masih beroperasi di Amerika Serikat.
3
B. BAHAN BAKU INDUSTRI ASAM SULFAT
Belerang terdapat dalam keadaan unsur bebas ataupun dalam senyawa
sulfida. Bahan baku utama pembuatan asam sulfat adalah sulfur atau
belerang, yang berwarna kuning. Belerang di alam terdapat di kulit bumi
meliputi kira-kira 0,1% dari massa kulit bumi. Belerang dalam keadaan unsur
bebas terdapat di alam (daerah gunung berapi dan dalam tanah). Dalam
bentuk senyawa, belerang terdapat pada bijih-bijih seperti pyrit (FeS2),
sfalerit (ZnS), kalkoprit (CuFeS2), galena (PbS), atau pada garam-garam
sulfat seperti gips CaSO4, barium sulfat (BaSO4), maupun magnesium sulfat
(MgSO4). Sekitar 56% belerang diperoleh dengan penambangan dari sulfur
alam, 19% diperoleh dari senyawa-senyawa sulfur seperti pyrite atau batuan
sulfida/ sulfat lainnya, dan dari gas buangan industri minyak bumi/ batu bara
(H2S, SO2) 25%.
Penyebaran penambangan endapan belerang di Indonesia saat ini baru
diketahui terdapat dienam propinsi, dengan total cadangan sekitar 5,4 juta.
Untuk belerang tipe sublimasi, karena proses terjadinya didasarkan kepada
aktivitas gunung berapi, maka selama gunung berapi aktif, belerang tipe ini
dapat diproduksi. Dengan demikian sumber daya belerang sublimasi dapat
dianggap tidak terbatas. Saat ini belerang termurah dihasilkan dari China dan
India.
Berikut daerah yang memiliki sumber belerang, antara lain:
1. Jawa Barat : Gunung Tangkuban perahu, Danau Putri,
Galunggung, Ceremai, Telaga bodas
2. Jawa Tengah : Gunung Dieng
3. Jawa Timur : Gunung Arjuno, Gunung Welirang, kawah Ijen.
4. Sumatera Utara : Gunung Namora
5. Sulawesi Utara : Gunung Mahawu, Soputan
6. Maluku : Pulau Damar
Dari total jumlah sulfur yang diproduksi tersebut, sekitar 70-85% digunakan
untuk pembuatan asam sulfat. Sedangkan asam sulfat banyak digunakan
untuk industri pupuk (37%), industri bahan kimia (18%), industri bahan
4
warna (8%), pulp dan kertas (7%), besi baja, serat sintetis, minyak bumi dan
lain-lain.
pupuk
Refining minyak bumi
Proses kontak Asam fosfat
Sulfur alam pyrite SO2 H2SO4 Alumunium sulfat
Proses bilik Rayon dan serat
timbal Pulp
Bahan warna dan lain-lain
5
kemudian mereaksikan sulfur trioksida dengan air membentuk asam sulfat
(H2SO4).
1. Proses Chamber
Proses ini hampir tidak dipergunakan lagi karena kapasitasnya yang kecil
dan hanya dapat memproduksi asam sulfat dengan kadar rendah (65% -
80%).
Jalannya proses :
Gas SO2 panas dari burner dengan komposisi 7-9% SO2 dan 9-12% O2,
masuk dari bagian bawah glover tower, sedang larutan dingin nitous
vitriol (NV) dari Gay Lussac tower masuk lewat atas, sehingga terjadi
aliran counter current dan menyebabkan peristiwa oksidasi pada bagian
atas glover tower dimana nitrogen oksida bereaksi dengan gas SO2. Hasil
reaksi meninggalkan glover tower pada suhu 70-110oC dan masuk ke
lead chamber yang disusun secara seri. Sebagian besar gas SO2
teroksidasi menjadi SO3 dan mengalami absorbsi menjadi asam sulfat
yang mengembun dan menempel pada dinding timbal. Asam sulfat yang
keluar dari lead chamber mempunyai kepekatan 62-68% dikembalikan ke
glover tower untuk memperoleh kandungan yang lebih pekat dan untuk
menghilangkan kandungan Nitrogen oksida. Dari dasar glover tower,
dengan kepekatan 77,7% asam sulfat yang keluar didinginkan. Sebagian
dari asam ini disirkulasi ulang ke gay lussac tower dan dengan
menggunakan nitrogen oksida yang keluar dari lead chamber,
membentuk NV yang mengandung 1-2,5% NaO3 dialirkan ke bagian atas
glove tower. Hasil yang keluar didinginkan dengan cooler dan didapat
produk asam sulfat dengan konsentrasi 65% - 80%.
2. Proses Kontak
Salah satu cara pembuatan asam sulfat melalui proses industri dengan
produk yang cukup besar adalah dengan proses kontak. Prinsip proses
kontak adalah reaksi oksidasi gas SO2 dengan oksigen dari udara dengan
memakai katalis padat dilanjutkan dengan absorpsi gas SO3 yang
dihasilkan untuk membentuk asam sulfat.
6
Reaksi Utama :
S(s) + O2(g) SO2(g) ∆𝐻° =-70,9 kcal
7
Gambar 2. Diagram alir proses kontak absorbsi tunggal
8
terbentuk didinginkan dan kemudian ditampung di acid storage tank
sebagai produk dengan kandungan asam sulfat 98% - 99,5%.
Berikut ini adalah diagram alir pabrik asam sulfat kontak absorbsi ganda:
D. URAIAN PROSES
Uraian proses pembuatan asam sulfat ini dibagi menjadi 5 bagian :
1. Sulfur Handling
Seksi sulfur handling bertugas mencairkan belerang sebelum direaksikan
didalam furnace.
Proses :
Sulfur dari sulfur storage diangkut dengan belt conveyor dan bucket
elevator menuju dump hopper. Dari dump hopper, sulfur dimasukkan
kedalam sulfur melter, yang dilengkapi dengan steam coil yang
bertekanan 10 bar, serta sebuah agitator untuk meratakan panas.
Temperatur didalam melter sekitar 140oC sehingga sulfur dalam keadaan
cair.
9
2. SO2 Generation
Seksi SO2 generation bertugas mengubah sulfur cair menjadi gas SO2 dan
memanfaatkan panas reaksi yang keluar.
Proses :
Sulfur cair dibakar dengan O2 didalam furnace. Didalam furnace ini sulfur
cair dispraykan dan direaksikan dengan oksigen menjadi gas SO2, dengan
reaksi sebagai berikut :
10
economizer I sampai suhu 180oC, sebelum masuk ke absorber I. Sisa
gas keluar absorber sekitar 80oC.
- Bed IV : 99,61% SO2 terkonversi menjadi SO3. Setelah gas SO3
diserap dalam absorber I, sisa gas dengan suhu 80oC melalui HE III
untuk dinaikkan suhunya menjadi 430oC dan masuk ke bed IV yang
merupakan konversi tingkat II dalam proses double kontak ini. Gas
outlet dengan suhu 457oC didinginkan pada economizer II sampai
suhu 180oC sebelum masuk ke absorber II.
4. Absorbsi SO3 dan Air Drying
Seksi absorbsi SO3 dan Air drying bertugas menyerap gas SO3 dari
converter bed III dan bed IV dengan menggunakan air untuk
menghasilkan asam sulfat dan menyerap kandungan air dalam udara
dengan menggunakan asam sulfat untuk menghasilkan udara kering.
Proses :
Absorber I : Gas SO3 dari economizer I masuk ke bagian bawah absorber
I, sedangkan bagian atas absorber dispraykan air. Reaksi absorbsi diatas
membentuk asam sulfat 99,5%, dengan reaksi sebagai berikut :
Pada absorber II dilengkapi dengan stack untuk mengalirkan sisa gas yang
tidak terkonversi untuk dibuang ke atmosfer.
Air drying :
Udara yang digunakan untuk pembakaran sulfur cair berasal dari udara
atmosfer yang dikeringkan. Udara dihisap dengan blower kemudian
dialirkan melalui bagian bawah drying tower. Pada bagian atas dispraykan
H2SO4 99,5% dari absorber II. Asam sulfat dari drying tower dialirkan ke
mixing tank untuk dicampur dengan asam sulfat yang dihasilkan dari
absorber I yang kemudian disimpan dalam tangki penampung asam sulfat.
5. Penyimpanan Asam Sulfat (H2SO4)
Seksi sulfuric acid storage bertugas untuk menyimpan dan
mendistribusikan produk asam sulfat 98%.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asam sulfat merupakan bahan kimia yang banyak digunakan sebagai
bahan baku dan bahan penolong dalam berbagai industri. Bahan baku utama
pembuatan asam sulfat adalah sulfur atau belerang, Pada pengolahan asam
sulfat menggunakan beragam proses, salah satunya yaitu Proses
Kontak, dimana cara pembuatan asam sulfat melalui proses industri dengan
produk yang cukup besar adalah dengan proses kontak. Prinsip proses kontak
adalah reaksi oksidasi gas SO2 dengan oksigen dari udara dengan memakai
katalis padat dilanjutkan dengan absorpsi gas SO3 yang dihasilkan untuk
membentuk asam sulfat. Pada proses kontak dibagi menjadi 2, yaitu proses
kontak dengan absorpsi tunggal dan proses kontak dengan absorpsi ganda.
12
DAFTAR PUSTAKA
Darwati, Winda Mei. 2012. “Pabrik Asam Sulfat dengan Proses Double Contact
Absorber”. Jawa Timur: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi
Industri UPN Veteran.
13