Anda di halaman 1dari 7

Proceeding Seminar Nasional APTA, 16 Desember 2010

Komersialisasi Produk Stevia (Stevia Rebaudiana)


sebagai Pemanis Alami Rendah Kalori
Didik Purwadi, Makhmudun Ainuri, M. Prasetya Kurniawan dan Andi B. Dermawan
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Gadjah Mada, Jl. Flora No.1 Bulaksumur 55281, Indonesia.
Email: didik@ugm.ac.id

Abstrak

Komersialisasi produk stevia adalah sebuah upaya mendapatkan produk stevia yang
adaptif terhadap konsumen, yakni mudah penyajian, cepat dan aman bagi konsumen, serta biaya
rendah dan menguntungkan bagi produsen. Tahap pertama adalah memperkuat ketersediaan daun
stevia sebagai bahan baku utama, tahap kedua adalah mengembangkan produk stevia yang
dibutuhkan pasar dan dalam jangkauan kelayakan usaha. Tahap ke tiga adalah merumuskan
skema kemitraan untuk menjamin keberlanjutan usaha komersialisasi produk stevia ini.
Ketersediaan daun stevia sebagai bahan baku dipasok dari Tawangmangu sebagai sumber
utama. Dari 4 pengepul di Tawangmangu diperoleh angka tingkat permintaan daun stevia
sebanyak 8 ton per bulan, untuk pabrik jamu dan ekspor. Oleh karena ketatnya persaingan ini
maka perlu dikembangkan kebun internal yakni di Tritis dan Samigaluh Yogyakarta. Produk stevia
yang dikembangkan berupa 3 jenis stevia celup, selengkapnya adalah (a) Stevi Green Tea, dengan
perbandingan stevia: the hijau: rosella = 2 : 2 : 1; (b) Stevi Roselle, dengan perbandingan stevia :
rosella = 1 : 2; serta (c) Stevi Coffee, dengan perbandingan stevia : kopi = 1 : 2. Hasil analisis
pemasaran dan finansial menunjukkan bahwa ketiga produk stevia tersebut dapat diproduksi
secara komersial. Produk stevia celup dikemas dengan kotak bersisi 10 kantung dengan berat @ 2
gram. Konsep produk ini secara keseluruhan disukai oleh 57,1% responden dan hanya 7,1% tidak
suka. Usaha pemasaran khususnya pengenalan dan jaminan mutu produk perlu dilakukan
mengingat hanya 46,4% dari responden yang bersedia membeli, sedangkan 39,3% ragu-ragu dan
14,3% bahkan tidak bersedia membeli produk

Kata kunci: komersialisasi, stevia, rendah kalori.

1. PENDAHULUAN manfaatnya. Karena mengandung sedikit


kalori dan karbohidrat, pemanis alami
1.1. Latar Belakang
stevia ini sangat baik bila dikonsumsi oleh
Pentingnya menjaga kesehatan saat
ini bukan hanya sebagai kebutuhan tapi penderita diabetes melitus. Pemanis alami
rendah kalori ini memiliki rasa manis 300
merupakan bagian dari gaya hidup (life
style) yang harus terpenuhi. Dalam kali dibandingkan sukrosa. Stevia
bermanfaat untuk mengatur kadar gula
memilih bahan makanan dan minuman ini,
pertimbangannya tidak sekedar untuk darah, mencegah hipertensi (tekanan darah
tinggi) dan mencegah kerusakan gigi. Zat
menghilangkan rasa lapar dan haus saja,
tetapi juga memperhatikan manfaatnya manis stevia (steviosida) juga tidak
untuk kesehatan tubuh, salah satunya bersifat racun serta merupakan agensia
antibakteri dan antivirus.
adalah penggunaan pemanis berkalori
rendah atau bahkan pemanis tidak
berkalori untuk mencegah timbulnya 1.2. Pokok Permasalahan
penyakit diabetes militus. Pokok permasalahan secara
spesifik ada 2 yaitu : (a) perlu
Stevia reboudiana sebagai pemanis
alami ini telah banyak diteliti dan ternyata penyempurnaan teknologi proses agar
mengurangi rasa pahit (bitter after taste)
tanaman tersebut sangat banyak

287
Proceeding Seminar Nasional APTA, 16 Desember 2010

produk seduhan stevia instan, (b) perlu c) Analisis hasil dan pembahasan
dikembangkan alternatif penggunaan pengaruh variabel bebas terhadap
stevia serbuk dan celup sebagai pemanis variabel terikat.
rendah kalori untuk berbagai jenis 2. Pemetaan penggunaan stevia untuk
minuman, melalui kajian perencanaan campuran minuman teh, kopi, dan
bisnis agar mampu bersaing secara produk herbal lainnya.
komersial. 3. Perencanaan bisnis produk stevia celup
secara komersial skala IKM meliputi:
1.3. Tujuan a) Aspek teknis-teknologis yang
Tujuan dari penelitian ini adalah : meliputi : (a) prosedur standar
(a) mendapatkan teknologi proses yang operasi untuk produk stevia celup,
lebih baik untuk meningkatkan kapasitas (b) kapasitas produksi, dan (c)
dan mutu produk stevia celup, (b) mesin dan peralatan produksi
mengidentifikasi produk minuman atau dibutuhkan.
jamu yang cocok diminum dengan b) Aspek finansial yang meliputi
campuran pemanis alami stevia, dan (c) identifikasi biaya investasi, biaya
merumuskan komersialisasi produk stevia tetap, biaya produksi, dan kriteria
celup melalui rancangan produk dan investasi yaitu Break Even Point,
proses, analisis pemasaran dan finansial. Net Present Value (NPV),
. Internal Rate of Return (IRR),
2. METODOLOGI dan BC Ratio
2.1. Bahan dan Alat Pembuatan Produk c) Aspek pemasaran yang meliputi
Bahan yang digunakan untuk segmentasi produk stevia dan
pembuatan stevia celup antara lain; daun strategi pemasarannya agar
stevia kering, teh hijau kering dan rosella produk mampu bersaing secara
kering, kopi arabica Bahan-bahan komersial.
pengemas yaitu kantong celup, kemasan
kotak, dan plastik shrink. Alat yang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan : (a) timbangan digital, (b) oven 3.1. Ketersediaan Bahan Baku
matahari, (c) hummer Mill, (d) cabinet Dari Tabel 1 bahwa stevia yang
Drier, (e) mesin Pengemas Kantong Celup, ditanam oleh petani di Tawangmangu akan
(f) mesin Pengemas Wrap, dan (g) ember dijual kepada empat pengepul. Koperasi
Pencampur BPTO merupakan pengepul terbesar
2.2. Tahap Penelitian dengan kapasitas 2 ton per bulan yang
1. Pengembangan teknologi proses, yang dijual kepada PT Sidomuncul dan 1 ton
meliputi: kepada PT Gujati. Akan tetapi harga
a) Pembuatan produk stevia celup pembelian stevia Koperasi BPTO juga
dengan variasi perbandingan merupakan yang terendah dibanding
formulasi bahan pencampur yaitu pengepul yang lain. Kapasitas pembelian
1 : 1, 1 : 2, dan 2 : 1. oleh pengepul ini sebagian besar tidak
b) Uji inderawi produk seduhan dapat dipenuhi oleh para petani,
stevia, hasilnya ditampilkan dikarenakan saat ini ada kecenderungan
secara deskriptip dengan diagram pergesera petani lebih menyukai menanam
laba-laba (spyder chart), sayuran daripada stevia karena setelah
sedangkan pengambilan panen sayuran dapat langsung dijual
keputusan dengan uji statistik sedangkan stevia harus dikeringkan lebih
ANOVA. dahulu.

3.2. Spesifikasi Produk

288
Proceeding Seminar Nasional APTA, 16 Desember 2010

Stevia celup terdiri dari Stevi green responden. Sehingga formulasi ini yang
tea, Stevi rosell, dan Stevi coffee, dengan ditetapkan sebagai formulasi terpilih.
spesifikasi produk sebagaimana Tabel 2.
3.2. Proses Produksi Stevia Celup 3.4. Uji Proksimat Stevia Celup
Proses produksi stevi celup pada Hasil uji proksimat menunjukkan
intinya terdiri dari tiga tahap yaitu bahwa nilai Kadar air untuk semua varian
penyiapan bahan yang bertujuan membuat produk stevia celup sudah optimal yaitu
bahan menjadi kering, sedangkan tahap kurang dari 10% sehingga diharapkan
kedua yaitu pencampuran bahan menjadi daya tahan produk menjadi lebih lama.
suatu formula stevi celup, dan tahap Nilai kadar air paling rendah pada produk
terakhir adalah pengemasan ke dalam stevia murni yaitu 1,14% dan paling tinggi
kantong celup. Ketiga tahapan tersebut pada stevi roselle yaitu 5,67% hal ini
harus dilakukan dengan tepat agar sesuai untuk produk higroskopis seperti
diperoleh produk dengan kualitas sesuai ekstrak stevia (instan). Nilai kadar air
harapan konsumen, yaitu produk yang produk dari 1,14-5,67%b/b sudah sesuai
sehat dengan rasa dan aroma yang terjaga. dengan SNI. Nilai kadar abu produk yaitu
Dalam tahap ini akan dibuat tiga jenis dari 5,26 pada stevi coffee sampai 7,25%
varian stevia celup yaitu ; stevia roselle, pada stevia murni sudah sesuai dengan
stevia coffee, dan stevia green tea. SNI (SNI : kadar abu 4-8%b/b). Dapat
diketahui bahwa penambahan bahan
3.3. Uji Inderawi Stevia Celup campuran dapat menurunkan nilai kadar
abu.
Atribut yang dinilai meliputi Kadar lemak terendah pada stevi
warna, bau, kemanisan, dan rasa. roselle dan stevi green tea yaitu 4,0% dan
Responden diminta memberikan nilai 4,82%, sedangkan tertinggi pada stevi
skala 4 untuk ”sangat suka”, skala 3 untuk coffee dan stevia murni yaitu 11,3% dan
” suka”, skala 2 untuk ”tidak suka”, dan 10%. Dapat dimungkinkan bahwa
skala 1 untuk ”sangat tidak suka”. Hasil penambahan rosella dan teh hijau mampu
uji inderawi ini kemudian dibuat diagram menurunkan kadar lemak. Kadar protein
laba-laba untuk menentukan sampel tertinggi pada stevia murni yaitu 17,09%
produk mana yang lebih disukai dibanding sedangkan protein terendah pada stevia
sampel produk lain. roselle yaitu 10,26%. Nilai kadar gula
a. Uji Inderawi Produk Stevia Roselle terendah pada stevia murni yaitu 9,55%
Pada diagram laba-laba tersebut sedangkan varian produk stevia celup lain
diketahui bahwa campuran bahan stevia pada kisaran 12%. Nilai kadar karbohidrat
dan rosella dengan perbandingan 1 : 2 untuk produk stevi coffee, stevi green tea,
mendapatkan nilai tertinggi sebagai dan stevia murni hampir sama yaitu pada
pilihan responden untuk atribut warna, kisaran 64%-66%, sedangkan tertinggi
bau, kemanisan, dan rasa, dengan nilai pada stevi roselle yaitu 73%. Dengan
rata-rata 2,6 sampai 3 yang berarti cukup demikian dapat disimpulkan hasil uji
disukai responden. proksimat produk berpemanis stevia ini
b. Uji Inderawi Produk Stevia Coffee cukup prospektif untuk dikembangkan
Pada diagram laba-laba tersebut sebagai minuman fungsional.
diketahui bahwa campuran bahan stevia Berdasarkan keputusan Kepala
dan kopi dengan perbandingan 1 : 2 Badan Pengawas Obat dan Makanan
mendapatkan nilai tertinggi sebagai Nomor HK. 00.05.5.1.4547 bahwa pangan
pilihan responden untuk atribut warna, rendah kalori adalah produk pangan yang
bau, kemanisan, dan rasa, dengan nilai minimal mengandung atau sama dengan
rata-rata 3 sampai 3,4 yang berarti disukai 40 kalori per sajian, maka produk stevia

289
Proceeding Seminar Nasional APTA, 16 Desember 2010

celup ini dalam setiap sajian yaitu I bersedia membeli, dan 46,43% bersedia
kantong celup (2 gram dilarutkan dalam membeli, namun masih ada sebanyak
150 ml air) hanya mengandung 6,94 kalori 39,29% responden yang masih ragu-ragu.
sampai 7,85 kalori sehingga seduhan
stevia celup memenuhi syarat rendah 3.6. Aspek finansial stevia celup
kalori. Biaya produksi meliputi biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya variabel
3.5. Aspek pemasaran Stevia Celup yang diperlukan berdasarkan perhitungan
Hasil pengembangan produk stevia kapasitas produksi. Satu periode produksi
celup selanjutnya digunakan sebagai atau satu hari produksi ditetapkan dengan
bahan uji pasar. Beberapa event yang input bahan stevia kering 10 kg, teh hijau
digunakan dalam uji pasar ini adalah kering 10 kg, kopi 10 kg dan rosella
pameran di beberapa tempat, yakni kering 5 kg, yang akan menghasilkan
Muktamar Muhammadiyah, Jogja Expo 12.500 kantong celup atau 1250 kotak per
Center (JEC), UGM Research Week dan hari dimana tiap kotaknya berisi 10
ASEAN Food and Beverage Trade kantong celup.
Mission di Tokyo, Japan.
Karakteristik konsumen Kriteria investasi yang dianalisa meliputi
menunjukkan bahwa 60,7% responden Break Even Point (BEP), Net Present
pernah mengkonsumsi teh herbal, dengan Value (NPV), Payback period,
frekuensi minum per minggu sekitar 1-2 Incremental Rate of Return (IRR),
kali sebanyak 89% dan baru 13% yang Profitability Index (PI), dan Return On
minum tiap hari. Penilaian terhadap rasa Inventment (ROI). Asumsi tingkat suku
produk menunjukkan bahwa hanya 7,14% bunga bank (MARR) adalah 15% per
responden tidak suka, dan selebihnya tahun, dan umur penyusutan investasi
berpendapat netral dan suka. Sedangkan adalah 5 tahun.
hanya 7% dari responden yang tidak
menyukai warna dan aroma. Bentuk
kemasan disukai oleh 67,8%, sebanyak
71,43% menyatakan kesetujuannya harga
produk antara Rp.5.000,- - Rp.7.000,-
Secara keseluruhan produk stevi green tea
ini disukai oleh 57,14%. Tingkat kemauan
untuk membeli produk ini menunjukkan
bahwa hanya 14,29% responden tidak
Tabel 1. Daftar pengepul stevia kering di Tawangmangu
No Nama Pengepul Kapasitas Harga Beli Harga Jual Pembeli
1 Koperasi BPTO 2 ton/bulan Rp 5500/kg Rp 6500/kg Sidomuncul
1 ton/bulan Rp 5500/kg Rp 6500/kg Gujati
2 Harsono 2 ton/bulan Rp 6000/kg Rp 6500/kg Sidomuncul
3 Waji 2 ton/bulan Rp 6000/kg Rp 6500/kg Sidomuncul
4 Ibu Sarwono 1 ton/bulan Rp 6500/kg Rp 7500/kg Eksportir kuwait
Sumber : data primer diolah, 2010

290
Proceeding Seminar Nasional APTA, 16 Desember 2010

Tabel 2. Spesifikasi produk stevia celup


Foto Produk Spesifikasi
Nama produk = Stevi green tea
Komposisi = Daun stevia kering, teh hijau kering, kelopak
rosela kering
Perbandingan komposisi = 1 : 1: 0,5
Jumlah kantong = 10 kantong celup tiap kotak
Berat kantong = 2 gram per kantong

Nama produk = Stevi roselle


Komposisi = Daun stevia kering, kelopak rosela kering
Perbandingan komposisi = 0,5 : 1
Jumlah kantong = 10 kantong celup tiap kotak
Berat kantong = 2 gram per kantong

Nama produk = Stevi coffee


Komposisi = Daun stevia kering, biji kopi
Perbandingan komposisi = 0,5 : 1
Jumlah kantong = 10 kantong celup tiap kotak
Berat kantong = 2 gram per kantong

Tabel 3. Hasil Uji Proksimat


No Nama Produk Kadar Proksimat (%)
Air Abu Lemak Protein Gula Total Karbohidrat
1 Stevi Coffee 4.64 5.26 11.34 14.37 12.23 64.39
Stevi Green
2 Tea 5.57 7.12 4.82 16.06 12.90 66.44
3 Stevi Roselle 5.67 6.78 4.00 10.26 12.06 73.31
4 Stevia murni 1.14 7.25 10.06 17.09 9.55 64.48
Sumber : Data primer diolah, 2010

Tabel 4. Nilai kalori celup


No Nama Produk Kalori Kalori Kalori Total kalori Total
lemak protein karbohidrat (kal/per 100 kalori per
gr) sajian
(kal/2gr)
1 Stevi Coffee 102.06 45.984 244.682 392.726 7.85
Stevi Green
2 Tea 43.38 51.376 252.472 347.228 6.94
3 Stevi Roselle 35.955 32.816 278.559 347.33 6.95
4 Stevia murni 90.54 54.672 245.005 390.217 7.80
Sumber : Data primer diolah, 2010

291
Proceeding Seminar Nasional APTA, 16 Desember 2010

Tabel 5. Kriteria Investasi


No Kriteria investasi Stevi green Stevi Stevi coffee
tea roselle
1 Break Even Point (BEP) 124,641 80,793 75,532
2 Incremental Rate of Return (IRR
17% 17% 19%
3 Net Present Value (NPV)
10,331,845 8,324,869 19,265,989
4 Profitability Index (PI)
1.05 1.05 1.11
5 Return On Inventment (ROI)
31.35 31.31 32.99
6 Payback period Tahun ke-5 Tahun ke-5 Tahun ke-5

Industri Mete (Anacardium


4. KESIMPULAN occidentale L.) di Tingkat Usaha
Teknik mengurangi rasa pahit (bitter Kecil dan Menengah (UKM) – Studi
after taste) secara komersial dilakukan Kasus di Kabupaten Muna Provinsi
dengan memanfaatkan stevia untuk Sulawesi Tenggara, Agrosains,
pemanis teh hijau, rosella dan kopi yang pp249-266, ISSN : 1411-6170
memiliki juga sedikit rasa pahit. Gates, Donna., 2000, The Stevia Story: A
Stevia dapat dikomersialisasikan dalam tale of incredible sweetness &
bentuk celup dengan 3 kombinasi yang intrigue di dalam Http:
dikembangkan, yakni stevi greem tea, www.stevia.net/safety
stevi roselle dam stevi coffee. Seduhan Haryati, Tri. 2004. Transformasi Struktur
stevia celup yang dikembangkan Aglikon Zat Manis Stevia taken from
mengandung 6,94 kalori sampai 7,85 http://www.publisher.com. Diakses
kalori sehingga stevia celup memenuhi tanggal 12 Mei 2007.
syarat rendah kalori. Inderayani, Rina., Wahyu Supartono,
Ketiga produk sevia celup layak secara Didik Purwadi, 2003, Analisa
finansial untuk dikembangkan, dan dapat Kualitas Layanan pada Industri Jasa
diterima konsumen baik dari kemasan, Boga (Analysis on Service Quality in
warna, aroma dan harga. Sedangkan Catering Service), Agritech, Vol. 23,
kemauan untuk membeli cukup bagus No. 4, pp. 190-199, ISSN : 0216-0455
ditandai dengan hanya 14,29% yang tidak Kotler, P. 2003. Marketing Insights From
bersedia membeli dan 46,43% bersedia A To Z 80 Concepts Every Manager
membeli. Needs To Know. Erlangga. Jakarta
Linda dan Bill Bonvie, 2007, Strong-
UCAPAN TERIMA KASIH arming an innocent herb, Http : /
Penelitian ini dibiayai oleh Anggaran www.stevia.com/article
DIPA LPPM UGM melalui skema Riset Phillips, K.C. 1987. Stevia: steps in
Unggulan Strategis Nasional (RUSNAS) developing a new sweetener. In: T. H.
Tahun 2010. Grenby (Ed.), Developments in
Sweeteners 3, Elsevier, New York, p.
DAFTAR PUSTAKA 1
Anonim. 2000. PDR For Herbal Medicine Purwadi, Didik., T. Purwadi, B. Rahardjo,
Second Edition. Page 726-729. S. Ciptohadijoyo Dan S. Goenadi,
Medical Economic Comapany. 2008, Peningkatan Kinerja Industri
Montvale. New Jersey. Tahu melalui Pengembangan
Fedumu, La., Didik Purwadi, Lilik Kelembagaan Di Tingkat Pengrajin
Sutiarso, 2005, Sistem Pengembangan (Studi Kasus Di Sentra Industri Tahu
292
Proceeding Seminar Nasional APTA, 16 Desember 2010

Adiwerna Tegal), Prosiding Seminar


Nasional Perhimpunan Ahli
Teknologi Pangan Indonesia, PATPI
Cabang Yogyakarta, 16 Januari 2008.
Raharja, Kandha. 2004. Rubrikasi :
Dengan Stek Hasilkan Stevia Yang
Baik. Taken from Http://www.kr.com.
Diakses tanggal 12 Mei 2007.
Rukmana, Rahmat. 2003. Budidaya Stevia
Bahan Pembuatan Pemanis Alami.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sahelian, Ray., dan Donna Gates, 1999,
The Stevia Cookbook di dalam Http:
www.stevia.net/safety
Sartika, Fica Utari ., Murijati Gardjito dan
Didik Purwadi, 2006, Identifikasi dan
Analisis Sikap Konsumen terhadap
Makanan Tradisional Setempat yang
Dipasarkan di Yogyakarta, Prosiding
Seminar Nasional PATPI, pp. S52-
S63, ISBN : 979-95554-3-4
Tjahjonoadi, S., 1989, Value Engineering
dalam Proyek, Teknik dan
Manajemen Industri, Fakultas Pasca
Sarjana ITB, Bandung
Tsanava, V.P.; Sardzhveladze, G.P.;
Kharebava, L.G.1991. Effect of
technological procedures on the
composition of volatile substances in
Stevia rebaudiana, Subtrop. Kul't 3
64. Apud: Chemical Abstracts 116:
82387g.
Ulrich, K.T dan S.D, Eppinger, 2001,
Perancangan dan Pengembangan
Produk, Salemba Teknika, Jakarta
Wijayanti, Ita., M. Affan Fajar F dan
Didik Purwadi, 2008, Pengembangan
Desain Kemasan Produk Beras
Berlabel Menggunakan Metode Value
Engineering, Prosiding Seminar
Nasional Pengembangan Produk
Berbasis Sumber Pangan Lokal untuk
Mendukung Kedaulatan Pangan, pp.
TP161-TP170, Yogyakarta, 18
Desember 2008, ISBN: 978-979-
19061-0-4

293

Anda mungkin juga menyukai