(Cinnamomum burmanii)
1)
Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado
e-mail: tanmeizy@gmail.com; rorongjohnly@yahoo.co.id; meiskesangi@gmail.com
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang fotoreduksi besi Fe3+ menggunakan ekstrak daun kayu manis
(Cinnamomum burmanii) dengan bantuan cahaya fluorescent 65 watt. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Juli – September 2017, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia;
Laboratorium Penelitian Jurusan Farmasi; dan Laboratorium UPT Terpadu Universitas Sam
Ratulangi, Manado. Serbuk daun kayu manis diekstraksi secara refluks dengan metanol: 40; 60;
dan 80%. Kandungan total fenolik; flavonoid; dan tanin ditentukan dengan reagen Folin-
Ciocalteu; AlCl3; dan vanilin-HCl. Untuk kandungan besi tereduksi diukur dengan pembentukan
kompleks besi(II)bipiridin. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak metanol: 40; 60;
dan 80% memiliki kemampuan dalam mereduksi besi. Untuk ekstrak metanol 60% mempunyai
efek fotoreduksi besi yang baik dimana kandungan besi(II) yang terbentuk sebesar 63,833 mg/L
dengan waktu penyinaran selama 2 jam, dibandingkan ekstrak dengan konsentrasi pelarut metanol
lainnya
Kata Kunci: Daun Kayu Manis, Fenolik, Flavonoid, Tanin, Fotoreduksi Besi
ABSTRACT
3+
A study of Fe iron photoreduction has been done using cinnamon leaf extract (Cinnamomum
burmanii) with the aid of 65 watt fluorescent light. This research was conducted in July -
September 2017, held at Biochemistry Laboratory of Chemistry Department; Research Laboratory
of Pharmaceutical Department; and the Integrated UPT Laboratory of Sam Ratulangi University,
Manado. The cinnamon leaf powder is extracted by reflux with methanol: 40; 60; and 80%. Total
phenolic content; flavonoids; and tannins are determined by Folin-Ciocalteu reagents; AlCl3; and
vanilin-HCl. For reduced iron content is measured by the formation of iron(II)bipyridine complex.
The result showed that methanol extracts: 40, 60: and 80% had ability in reducing iron. Methanol
extract 60% had good iron photoreduction effect in which the iron(II) content was formed at
63.833 mg/L with irradiation time for 2 hours, compared to extract with other methanol solvent
concentration.
Keywords: Cinnamon Leaf, Phenolic, Flavonoid, Tannin, Iron Photoreduction
ekstraksi dengan cara refluks dari ekstrak galat digunakan sebagai larutan standar
metanol daun sukun (Artocarpus altilis dikarenakan asam galat mempunyai gugus
(Parkonsin) Fosberg) menghasilkan hidroksil dan ikatan rangkap terkonjugasi
kandungan fenolik, flavonoid dan tanin yang pada masing-masing cincin benzena sehingga
tinggi dibandingkan dengan metode maserasi sangat efektif untuk membentuk senyawa
bertingkat. kompleks dengan reagen Folin-Ciocalteu
Metanol digunakan sebagai pelarut (Julkunen-Titto, 1985).
dalam ekstraksi daun kayu manis karena Kandungan total fenolik dilakukan
metanol merupakan pelarut universal yang dengan membuat kurva standar asam galat
dapat melarutkan hampir semua senyawa dari konsentrasi dengan absorbansi sehingga
metabolit sekunder yang bersifat polar dan diperoleh persamaan regresi yaitu y =
non polar (Firdausi et al., 2015). Penentuan 0,0063x + 0,0578 (x = kandungan total
rendemen berfungsi untuk mengetahui kadar fenolik (mg/g); dan y = absorbansi) dengan
metabolit sekunder yang terbawa oleh pelarut R² = 0,9967. Larutan standar asam galat
tersebut namun tidak dapat menentukan jenis dibuat dengan konsentrasi 0; 10; 20; 30; 40;
senyawa yang terbawa tersebut (Ukieyanna, dan 50 µg/mL. Nilai R2 atau koefisien
2012). Rendemen ekstrak daun kayu manis determinasi merupakan angka yang nilainya
masing-masing konsentrasi pelarut dapat berkisar 0 sampai 1 yang menunjukkan
dilihat pada Tabel 1. seberapa dekat nilai perkiraan untuk analisis
regresi yang mewakili data yang sebenarnya.
Tabel 1. Rendemen Ekstrak Daun Kayu Analisis regresi dapat dipercaya jika nilai R 2-
Manis pada Masing-masing nya sama dengan atau mendekati 1 (Siagian
Konsentrasi Pelarut dan Sugiarto, 2006).
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa persen Menurut Agbor et al. (2014) reaksi kimia
rendemen tertinggi ditunjukkan oleh ekstrak yang terjadi dengan reagen folin ciocalteu
metanol 60% diikuti dengan metanol 80% sebagai berikut.
dan metanol 40% berturut-turut 21,2; 20; dan Na2WO4/Na2MoO4(Kuning) + Fenol (Fenol-MoW11O40)-4(Biru)
Berat Berat Mo6+(Kuning) + e -
Mo5+(Biru)
Rendemen
Ekstrak Sampel Ekstrak
(%) Kandungan total fenolik dalam ekstrak
(g) (g)
Metanol daun kayu manis ditentukan dengan
25 4 16 menggunakan metode Folin-Ciocalteu
40%
Metanol berdasarkan kemampuan senyawa fenolik
25 5.3 21.2 dalam ekstrak daun kayu manis bereaksi
60%
Metanol dengan asam fosfomolibdat-fosfotungstat
25 5 20
80% dalam reagen Folin-Ciocalteu (kuning) yang
16%. Tingginya rendemen ekstrak metanol akan mengalami perubahan warna menjadi
60% dibandingkan metanol 80% dan 40% biru, semakin tua intensitas warna yang
mungkin disebabkan sebagian senyawa dihasilkan maka total kandungan senyawa
fenolik dalam daun kayu manis lebih banyak fenolik dalam esktrak semakin besar (Shahidi
larut dalam sistem tersebut. Menurut dan Naczk, 1995). Dalam penentuan
Harborne (1987) pelarut metanol diduga kandungan total fenolik ini digunakan
mempunyai sifat yang dapat melarutkan Na2CO3 yang bertujuan untuk membentuk
semua jenis komponen yang berupa senyawa suasana basa agar terjadi reaksi reduksi
polar, non polar, dan semi polar. Folin-Ciocalteu oleh gugus hidroksil dari
fenolik di dalam sampel (Nely, 2007).
Kandungan Total Fenolik Kandungan total fenolik ekstrak masing-
Pembuatan larutan ekstrak untuk masing konsentrasi pelarut dapat dilihat pada
pengujian fenolik dilakukan dengan cara Gambar 1.
ditimbang 0,01 gram ekstrak dari masing-
masing konsentrasi pelarut dan dilarutkan
dalam etanol p.a sebanyak 10 mL sehingga
menghasilkan larutan ekstrak 1000 µg/mL.
Kandungan total fenolik dinyatakan sebagai
mg ekuivalen asam galat/g ekstrak. Asam
Tan, Rorong dan Sangi: Fotoreduksi Besi Fe3+ …………… 5
Fenolik (mg/g)
55.270
Kandungan
60 (Cahyanta, 2016).Kandungan flavonoid
42.016
40 ekstrak dari masing-masing konsentrasi
20 pelarut dapat dilihat pada Gambar 2.
0
Metanol 40% Metanol 60% Metanol 80%
40
30.583
Flavonoid (mg/g)
Ekstrak dengan Konsentrasi Pelarut 26.521
30 22.823
Kandungan
Gambar 1. Kandungan total fenolik (mg/g) 20
masing-masing konsentrasi 10
pelarut
0
Metanol 40% Metanol 60% Metanol 80%
Dari Gambar 1 terlihat bahwa kandungan
fenolik yang tertinggi terdapat pada ekstrak Ekstrak dengan Konsentrasi Pelarut
metanol 80% yaitu 71,540 mg/g, diikuti
Gambar 2. Kandungan total flavonoid
metanol 60% (55,270 mg/g), dan metanol
(mg/g) masing-masing
40% (42,016 mg/g). Fenol merupakan
konsentrasi pelarut
senyawa yang bersifat polar sehingga
kelarutannya paling tinggi dalam pelarut Dari Gambar 2 menunjukkan bahwa
polar. Pelarut yang bersifat polar mampu ekstrak metanol 80% memiliki kandungan
melarutkan fenol lebih baik sehingga flavonoid yang tertinggi yaitu 30,583 mg/g,
kadarnya dalam ekstrak menjadi tinggi diikuti oleh ekstrak metanol 60% (26,521
(Moein dan Mahmood, 2010). Tinggi mg/g), dan ekstrak metanol 40% (22,823
rendahnya kandungan fenolik pada masing- mg/g). Hasil ini menunjukkan bahwa ada
masing konsentrasi pelarut karena senyawa hubungan yang positif antara kandungan
yang terekstrak dalam metanol 80% bersifat flavonoid dengan kandungan fenolik dari
polar dengan polaritas yang lebih rendah ketiga jenis pelarut yang digunakan untuk
dibandingkan metanol 60% dan metanol mengekstraksi daun kayu manis. Menurut
40%. Larson (1988), komponen fenolik seperti
Menurut Aiken et al. (1985), senyawa flavonoid yang dikenal sebagai antioksidan
fenolik memiliki kemampuan untuk primer dari tanaman bersifat polar sehingga
mereduksi beberapa ion logam teroksidasi dapat larut pada pelarut metanol.
karena senyawa fenolik banyak terdapat Menurut Azizah et al. (2014) reaksi
gugus yang dapat dijadikan sebagai donor kimia yang terjadi antara flavonoid
elektron, seperti gugus –OH fenol namun hal (kuersetin) dengan AlCl3 sebagai berikut.
ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya OH
OH
konsentrasi fenolik dalam suatu ekstrak yang OH OH
berhubungan dengan aktivitas penyumbang HO O HO O
+ HCl
elektron dalam fotoreduksi besi. + AlCl3
OH OH
OH O O AlO
Cl Cl
Kandungan Flavonoid Kuersetin
Kandungan flavonoid dinyatakan sebagai
mg ekuivalen kuersetin/ g ekstrak. Menurut Rorong dan Suryanto (2014),
Kandungan flavonoid dihitung dengan flavonoid merupakan komponen oganik yang
menggunakan persamaan garis linear kurva dapat melindungi sel dari senyawa oksigen
standar kuersetin (mg/g) yaitu y = 0,0096x – reaktif (ROS) dan berfungsi juga sebagai
0,0251 (x = kandungan flavonoid (mg/g); dan agen pengkhelat besi (Fe) hal ini dikarenakan
y = absorbansi) dengan R2 = 0,9894 (Tulung flavonoid mempunyai gugus karboksil dan
et al., 2017). Penentuan kandungan flavonoid satu gugus fenolik atau dua gugus hidroksil
dilakukan dengan kompleks AlCl3 yang berdekatan yang dapat bereaksi dengan
berdasarkan pembentukan warna (kuning). ion Fe menghasilkan kompleks yang stabil.
Prinsip penetapan flavonoid dengan metode Kandungan Tanin
AlCl3 adalah terbentuknya senyawa
kompleks antara AlCl3 dengan gugus keto Kandungan tanin dinyatakan sebagai mg
pada atom C-4 dan juga dengan gugus ekuivalen katekin/ g ekstrak. Kandungan
hidroksi pada atom C-3 atau C-4 yang tanin dihitung dengan menggunakan
6 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 18 No. 1, April 2018
persamaan garis linear kurva standar katekin terdiri dari polimer flavonoid. Senyawa
(mg/g) yaitu y = 0,0141x – 0,221 (x = antara yang dihasilkan mengalami reaksi
kandungan tanin (𝜇g/ml); dan y = absorbansi) dehidrasi dan menghasilkan senyawa
dengan R2 = 0,9836 (Tulung et al., 2017). berwarna ungu atau merah, reaksinya dapat
Penentuan kandungan tanin dilakukan dengan dilihat pada Gambar 4 (Salunkhe et al.,
uji vanilin-HCl, dimana vanilin terprotonasi 1990). Kandungan tanin ekstrak dari masing-
dalam asam yang dapat dilihat pada Gambar masing konsentrasi pelarut dapat dilihat pada
3, membentuk karbokation dan bereaksi Gambar 5.
dengan flavonoid, dimana tanin terkondensasi
Gambar 3. Reaksi protonasi vanilin dalam larutan asam (Salunkhe et al. 1990)
30 29.468
29.5
(mg/g)
28.617
29
OH
28.5
HO O
OH
28
H3CO B
A 27.5
+ Metanol 40% Metanol 60% Metanol 80%
O CH OH
H O H OH OH
80
Konsentrasi Fe2+ (mg/l)
70
60 MeOH
50 40%
MeOH
40
60%
30 MeOH
20 80%
10 KC
0
-10 0 1 2 3 4 5
Waktu (Jam)
Gambar 6. Konsentrasi Fe2+ pada penyinaran dengan lampu fluorescent selama 5 jam
menggunakan ekstrak daun kayu manis masing-masing konsentrasi pelarut.
Tabel 2. Konsentrasi Fe2+ (mg/L) masing-masing ekstrak dengan konsentrasi pelarut metanol
(MeOH) dan kontrol
Konsentrasi Fe 2+ per Jam
Ekstrak
0 1 2 3 5
MeOH 40% 0,500 29,250 32,667 40,083 39,583
MeOH 60% 2,167 31,333 63,833 38,250 44,083
MeOH 80% 0,417 22,167 23,833 38,333 44,833
KC -1,583 -1,167 -1,667 -1,333 -1
KTC -1,416 -1,25 -1,583 -1,583 -2