Anda di halaman 1dari 35

TEKNOLOGI

BAHAN ALAM
HAYATI -
TEKNOLOGI
HASIL
HUTAN

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
PENGOLAHAN PINUS
MENJADI GONDORUKEM &
TERPENTIN
Sejarah Gondorukem
Istilah yang digunakan sebagai sebutan umum untuk produk pengolahan getah
dari pohon jenis pinus.
Sebutan Gondorukem ini berawal dari penggunaan getah sebagai penambal kapal
kayu yang bocor.

Di Amerika industrinya sudah ada sejak tahun


1830.
Di Indonesia industri Gondorukem dimulai sekitar
tahun 1938, dengan pabrik pertamanya di
Takengon (Aceh).
Gondorukem

Gondorukem merupakan produk industri


pengolahan hasil hutan non kayu dari
pohon pinus .
Pohon pinus pada umur tertentu dapat
disadap getahnya , getah pinus tersebut
bila didistilasi akan menghasilkan
gondorukem dan terpentin
POHON PINUS DI KATAKAN SIAP PANEN
(PENYADAPAN) JIKA

Umur minimal 10 tahun sampai 80 tahun

Diameter minimal 30 cm

Pohon pinus dalam kondisi sehat


Teknik Penyadapan Getah Pinus

• mengerok kulit batang lebih dulu, kemudian kayunya dilukai sedalam 1-2 cm, sedang lebarnya 10
cm. Pelukaan dengan cara ini membentuk huruf U terbalik dengan jarak dari permukaan tanah
Bentuk
koakan sekitar 15-20 cm. Pelukaan yang baru diatas luka lama dengan tebal jarak 5 mm

• hampir sama dengan teknik koakan tetapi berbentuk huruf V


Bentuk V

• Cara ini pada penyadapan pinus jarang dilakukan, umumnya dilakukan pada agathis ( kopal ). Hal ini
Goresan atau mengingat kulit pinus yang tebal. Goresan dilakukan dengan kemiringan 45° atau melingkar.
guratan

Dengan • syarat diameter 3 cm, 3-12 cm keatas atau kedalam.


bor

Tingkat Keefektifan metode koakan > teknik bentuk V > teknik bor.
Kualitas Getah pinus

• Berwarna putih bening


• Tidak ada campuran tanah/lumpur dan kotoran lain
(kandungan kotoran kurang dari 2%)
Mutu A • Kadar air kurang dari 3 %

• Berwarna keruh –coklat


• Ada campuran tanah dan lumpur (kandungan kotoran 2-5%)
Mutu B • Kadar air lebih dari 3%
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Hasil Sadapan
• Jenis pohon Pinus
• Persentase kayu
• Kesehatan pohon
Faktor
• Sistem perakaran
internal
• Persen tajuk (lebar dan tinggi tajuk pohon)

• Jarak tanam yaitu hutan pinus dengan jarak tanam yang jarang, iklim mikronya tidak lembab dan
bersuhu tinggi sehingga menghasilkan getah pinus lebih banyak,demikian sebaliknya.
• Iklim dan tempat tumbuh. Curah hujan rata-rata <2000 mm/thn,suhu antara 22-28” C dan tinggi
Faktor tempat 400-700m dari permukaan dari permukaan laut menhasilkan getah yang optimal
Eksternal
• Kondisi tanah

• Bentuk sadapan yaitu hasil sadapan dari bentuk koakan lebih banyak dari goresan dan bor
Faktor • Arah pembaruan, yaitu kearah atas atau bawah. Pembaruan ke atas menghasilkan lebih banyak getah.
perlakuan • Upaya stimulansia, yaitu upaya perangsangan pada luka sadapan dengan bahan kimia asam, misal
oleh asam sulfat,asam oksalat
manusia

• Pinus Patula yang ditanam secara luas di Afrika menghasilkan getah dengan jumlah kualitas yang
rendah sehingga pinus ini tidak di sadap
Faktor • Pinus Radiata memberikan hasil getah untuk produk terpenting dengan kualitas terbaik di dunia.
genetik • Pinus Merkusii Jungh & vriese menghasilkan getah Jumlah dan Kualitas sangat baik.
campuran dari
monobasic asam
90 % material resin yang memiliki
bersifat asam rumus empiris
C20H30O2

getah pinus
(oleoresin )
diterpen aldehid dan alkohol yang
memiliki struktur sama dengan
10 % material asam resin, namun memiliki gugus
bersifat netral aldehid ( -CHO) atau alkohol (-OH)
serta material lain yaitu sesqui
diterpen ( C15H24) dan diterpen
hidrokarbon
Komponen & Komposisi Getah Pinus
Getah pinus ( oleoresin ) merupakan getah hasil sadapan pada sel
parenkim pohon pinus yang telah mencapai umur tertentu

Jenis dan komposisi getah adalah berbeda-beda untuk masing-masing jenis


pinus. Pinus yang ada di Indonesia adalah jenis merkusii ( mercusii acid ) yang
banyak tersebar di benua Asia . Getah pinus yang disadap dari pohon pinus bila
diolah akan menghasilkan 15-25 % terpentin dan 70-80 % gondorukem .
Gondorukem

Gondorukem yang dijual yang berasal dari destilasi getah


dipasaran International pinus ( gum rosin )
mempunyai dua jenis yang
dibedakan berdasarkan yang berasal dari hasil samping
asalnya pembuatan kertas ( tall oil rosin )

Gondorukem terdiri dari 90-80 % senyawa asam yang secara garis besar
dapat dipisah dalam dua kelompok:

tipe abietik (asam abietat,


levopimarat, neoabietat, tipe pimaric (asam
palustrat, dehidroabietat dan pimarat, isopimarat
asam tetraabietat) dan ∆8,9 isopimarat)

Asam abietic mudah terisomeri tipe pimaric lebih stabil


oleh panas dan mudah sehingga tidak berubah
teroksidasi oleh oksigen selama proses pengolahan
tipe abietik

Jenis-jenis asam resin yang tidak termasuk


ke dalam tipe abietat dan
pimarat dikelompokkan ke dalam asam
resin lain, misalnya asam elliotinoat, asam
sandaracopimarat dan asam merkusat.

tipe pimaric
Pemanfaatan Gondorukem

untuk bahan industri kertas, batik, sabun, vernis, semir sepatu, isolasi
alat listrik dan tinta cetak.
Gondorukem

sebagai bahan perekat yang berfungsi sebagai tackifier, pemacu


perekatan (adhesion promoter) atau pemacu kekentalan
(viscosity promoters) untuk memperbaiki sifat-sifat produk akhir

Dalam industri tinta cetak gondorukem kayu dan getah


memberikan pelekatan, kehalusan permukaan, kekerasan,
antibloking dan sifat lainnya

Note
Gondorukem tall oil tidak dapat digunakan untuk tinta cetak karena kandungan
sulfurnya yang tinggi
Composition of Gum, Wood and Tall Oil Rosins
Produk Turunan Gondorukem
TERPENTIN

Minyak Terpentin adalah minyak yang memiliki sifat relatif mudah menguap
dan terdapat di dalam getah dari tumbuhan golongan pinus

Kandungan Terpen pada Minyak Terpentin di Indonesia

Sifat kimia dari terpentin ditentukan oleh komponen utamanya sedangkan sifat
fisiknya bergantung pada komposisi. Minyak terpentin di Indonesia memiliki
titik didih 152-162oC ,titik beku -60 sampai dengan -50oC, dan densitas saat
20oC adalah 0,865 – 0,870 g/mL
TERPENTIN
Minyak terpentin yang dihasilkan oleh tumbuhan biasanya berupa campuran
dari berbagai jenis atau isomer terpen, sehingga untuk mendapatkan
komponen murni perlu dilakukan pemisahan dengan distilasi vakum .

Kondisi vakum dibutuhkan agar distilasi dapat dilaksanakan pada suhu relatif
rendah, karena terpen merupakan senyawa-senyawa reaktif yang pada suhu
relatif tinggi mudah membentuk getah.
Produk Turunan Terpentin

sebagai pelarut organik dan juga dapat menjadi bahan baku


sintesis organik
Sebagai bahan baku sintesis organik, terpentin banyak digunakan
pada sintesis zat-zat kimia untuk bahan-bahan pewangi dan
parfum
Terpentin

Sebagai pelarut, terpentin biasanya digunakan untuk


mengencerkan cat, memproduksi pernis

sebagai bahan mentah untuk industri yang menghasilkan


produk seperti plastik, ban, dan kosmetik
Penggunaan Gondorukem

Penggunaan gondorukem bisa dalam dua bentuk:

unmodified rosin modified rosin


(gondorukem non- (gondorukem modifikasi)
modifikasi)

sizing agent (bahan pengisi) pada pabrik industri perekat, tinta cetak, protective
kertas untuk mengurangi sifat higroskopis coating, batik, permen karet, pelitur,
kertas (untuk mengurangi sifat daya serap sabun, karet sintetik dan detergen
kertas akibat kelembaban)

Note
gondorukem non modifikasi mempunyai kelemahan untuk penggunaan-
penggunaan tertentu, misalnya sering terjadi kristalisasi, terjadi proses oksidasi
secara alami terhadap gondorukem dan dapat menyebabkan reaksi dengan
garam-garam logam berat terutama pada penggunaan untuk varnis
Proses Pengolahan Getah pinus menjadi
Getah Pinus Tangki Penampung Gondorukem & Terpentin

Tangki Melter
Terpentin
68-80 oC; 10-15 menit

Filter 200 mikron Pencucian getah pada


tangki Settler dilakukan
dengan mencampurkan
Asam Oksalat Tangki Settler asam oksalat untuk
mengendapkan ion besi
yang berasal dari
Filter 5 mikron kotoran getah

Tangki Penampung

Filter 1 mikron

Ketel Pemasak Tangki Penampung


160-165 oC; 40-60 cmHg; 3 jam Terpentin

Pengemasan
Gondorukem
Proses Pengolahan Getah pinus menjadi
Gondorukem & Terpentin

Dilakukan dengan menambahkan terpentin ke


Pengenceran tangki Melter dan dipanaskan pada suhu 68 –
800C selama 10 – 15 menit

Pencucian getah pada tangki Settler dilakukan


dengan mencampurkan asam oksalat untuk
Pencucian
mengendapkan ion besi yang berasal dari
kotoran getah

Penyaringan dilakukan dengan cara bertahap:


Penyaringan • Filter 200 mikron
• Filter 5 mikron
• Filter 1 mikron
Parameter Mutu Gondorukem

Warna
> Grade X (Rex) atau mutu utama (warna paling jernih)
> Grade WW (Water White) atau mutu pertama (warna yang
beningnya seperti air)
> Grade WG (Window Glass) atau mutu kedua (warna yang bening)
> Grade N (Nancy) atau mutu ketiga (warna kuning kecoklat-
coklatan)

Titik Lunak /Softening Point adalah ukuran kekerasan yang ditunjukkan dengan
derajat celcius

Kadar Kotoran ditunjukkan dalam % adalah kotoran-kotoran halus yang terkandung


dalam gondorukem
Spesifikasi Gondorukem
SNI 7636: 2011

Titik lunak/Softening point : 78 °C – 82 °C

Warna/colour: X – WW – WG

Kadar kotoran/impurity: 0.02 % – 0.04 %

Bilangan asam/acid value: 160 – 190

Bilangan penyabunan/saponification value: 170 – 220

Kadar abu/ash content: 0.01 % – 0.04 %


Proses Modifikasi Gondorukem

disproporsionasi

hidrogenasi
fortifikasi

dehidrogenasi polimerisasi

esterifikasi

kombinasi
diantara
proses-proses
tersebut
digunakan sebagai agen pendarihan
dalam industri kertas, industri tinta
cetak, dan industri kimia lainnya.

Dalam industri cat dapat


digunakan untuk memperbaiki tingkat
Gondorukem maleat
kekerasan pelapisan dan tingkat
kecerahan.
Produk gondorukem maleat ini
mempunyai sifat keras, rapuh seperti
bahan yang
mempunyai titik lunak 227°C-228°C
Proses Esterifikasi

Reaksi esterifikasi merupakan reaksi antara asam karboksilat


dengan alkohol yang membentuk ester dan melepaskan
molekul air

Reaksi esterifikasi dapat dilakukan dengan atau tanpa


menggunakan katalis. Katalis yang umum digunakan adalah
katalis asam, sedangkan untuk reaksi tanpa katalis dapat
dilakukan pada suhu di atas 250°C.

Reaksi esterifikasi umumnya dilakukan pada bahan yang


mengandung asam lemak bebas atau asam resin (senyawa
karboksilat).
Metode esterifikasi dilakukan untuk memproduksi karboksil ester
(RCOOR’)

Metode yang paling umum digunakan untuk menghasilkan ester


adalah reaksi asam karboksilat dengan alkohol dengan melepaskan
air.

Ester juga dapat dibentuk dengan reaksi lain termasuk


menggunakan asam anhidrat, asam klorida, amida, nitrat, eter,
aldehid, hidrogenasi alkohol dan keton.
O O

R ---C ---OH + R’---OH R ---C ---OR’ + H2O


Asam Karboksilat Alkohol Ester Air

Dilakukan pada suhu 250°C-290°C untuk menghilangkan air


selama proses esterifikasi
Gliserol Rosin Ester

Ester gum (Glycerol Rosin Ester, GRE) berbentuk


padat, bewarna kuning coklat muda, diperoleh melalui
proses esterifikasi gondorukem dengan food grade glycerol
dan dipurifikasi menggunakan steam. Disebabkan stuktur
rosin terdapat asam karboksilat yang terikat pada karbon
tersier maka diperlukan suhu yang tinggi untuk esterifikasi.
Umumnya gum, wood, dan tall rosin memiliki komposisi 60
% ester dari resin dan asam lemak. Proses esterifikasi
menghasilkan monogliserida, digliserida dan trigliserida.
(Tan, C.T, 2004)

www.themegallery.com
Gliserol Rosin Ester

www.themegallery.com
Gliserol Rosin Ester

Pada makanan ester gum berfungsi sebagai agen


pengemulsi karena menghasilkan sifat yang anti garam, asam
dan alkali yang akan meningkatkan kemampuan emulsi dan
kestabilan pada nilai pH yang berbeda, sedangkan sebagai
tackifier berguna untuk memberi penampilan potongan
permukaan yang lembut, kenyal dan bagus dari gum base yang
manis.
Di industri minuman ringan, produk ini digunakan untuk
mengendapkan partikel penyusun, meningkatkan kestabilan
terhadap penambahan protein dan mempertinggi rasa dari
minuman ringan

www.themegallery.com
Ester gondorukem atau dalam dunia perdagangan dikenal dengan
ester gum merupakan produk yang diperoleh dari proses esterifikasi
rosin dan derivat gondorukem seperti gondorukem maleat,
gondorukem fumarat, gondorukem polimerisasi, gondorukem
disproposionasi, gondorukem dehidrogenasi dan gondorukem
hidrogenasi.
Pada umumnya ester gum digunakan
dalam bentuk cairan ester selulosa
untuk aplikasi interior untuk daya
Ester gondorukem rekat dan kehalusan lapisan.

bahan substitusi dalam pembuatan


vernis dengan sifat tahan air yang
baik
Ester Gliserol Gondorukem Maleat

Derivat gondorukem ini diperoleh dengan kombinasi dua metode


modifikasi yaitu metode fortifikasi dan metode esterifikasi.

rosin, gliserol dan asam maleat


direaksikan bersama
proses pembuatan ester gliserol
gondorukem maleat ada tiga rosin direaksikan pertama dengan
metode: asam maleat untuk
memproduksi adduct kemudian
diesterifikasikan dengan gliserol

mereaksikan asam maleat dengan


gliserol kemudian diikuti oleh
penambahan rosin
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai