Anda di halaman 1dari 49

TEKNOLOGI SERAT, KARET, GUM DAN RESIN (TIN423)

GUM DAN PERANANNYA


DALAM INDUSTRI

Oleh:
Illah Sailah
 Apa itu GUM?
 Bagaimana sifat fisiknya?
 Ada berapa golongan?
 Sumbernya darimana saja?
 Apa peran dalam industri?
Gum
Polisakarida alami yang dapat meningkatkan viskositas pada
sebuah larutan, bahkan pada konsentrasi yang cukup rendah.

Gum dipergunakan sebagai aditif untuk memperbaiki sifat


komoditas, karna dapat berfungsi sebagai bahan pengental,
pengemulsi, penstabil, perekat, eksipien, pencegah
pembentukan kristal, penjernih, pembuat kapsul, bahan
flokulasi dll.
Gum yang dihasilkan oleh tanaman:
o Senyawa makro molekul yang terdiri atas polisakarida komplek,
dengan struktur molekul pada umumnya berantai cabang.

o Molekul polisakarida yang membentuk gum merupakan hasil


kondensasi dari monosakarida (pentosa dan heksosa) dan asam
organik yang terbentuk dari gula-gula reduksi

o Hasil sekresi dari bagian kulit atau batang tanaman (plant


exudation) yang berupa cairan kental dan akhirnya menjadi padat
dan mengeras jika dibiarkan di udara
Sifat Fisik Gum

• Larut dalam air membentuk larutan kental (viscous)


• Tidak mempunyai bau dan rasa
• Biasanya berwarna kuning pucat sampai coklat gelap dan kadang-
kadang berwarna putih
Klasifikasi Gum berdasarkan sifat
kelarutan dalam air :
1. Golongan “bassorin”
• Tidak larut dalam air dingin.
• Larut dalam air panas/hangat membentuk larutan kental, seperti
jelly dan bersifat tembus cahaya (translucent)
Contoh: gum tragacanth, gum karaya, gum geddah
2. Golongan “arabin”
Larut dalam air dingin membentuk larutan yang kurang kental
jika dibandingkan dengan gum golongan bassorin
Contoh: gum arab, gum damson, gum mesquite, gum cherry
Sumber Gum
Hasil Sadapan
• Hasil sekresi dari bagian batang tanaman
• Sifat elektrolit : bermuatan (polielektrolit)
Contohnya:
1. Gum Arab dari batang tanaman yang termasuk genus Acacia
2. Gum tragacanth (bassorin) dari getah semak yang termasuk genus
Astralagus
3. Gum karaya bersumber dari berbagai spesies tanaman Sterculia sp.
Sifat elektrolit : Tidak bermuatan
Contohnya : Dammar, dari getah pohon Dipterocarpaceae
Gum Arab

Dihasilkan dari getah bermacam-macam pohon Acasia sp.


Gum arab merupakan serangkaian dari D-galaktosa, L-arabinosa, asam D-galakturonat dan
L-ramnosa
Memiliki BM 250.000 – 1.000.000.

Sifat fisiko-kimia:
• Jauh lebih mudah larut dalam air dibanding hidrokoloid lainnya
• Stabil dalam larutan asam. pH alami gum dari Acasia Senegal berkisar 3,9-4,9
• Emulsifikasi dari gum arab berhubungan dengan kandungan nitrogennya
• Dapat meningkatkan stabilitas dengan peningkatan viskositas.
• Tahan panas
Komposisi kimia gum arab berdasar basis kering

Galaktosa 36 ,2 ± 2, 3
Arabinosa 30 ,5 ± 3, 5
Rhamnosa 13 ,0 ± 1, 1
Asam glukoronik 19 ,5 ± 0, 2
Protein 2 ,24 ± 0, 15

Manfaat Gum arab:

 Pengikatan flavor, bahan pengental, pembentuk lapisan tipis dan pemantap emulsi.
 Gum arab akan membentuk larutan yang tidak begitu kental dan tidak membentuk gel
pada kepekatan yang biasa digunakan (paling tinggi 50%).
 Mampu melindungi koloid dan sering digunakan pada pembuatan roti.
 Gum arab memiliki keunikan karena kelarutannya yang tinggi dan viskositasnya rendah.
Gum tragacanth

Dihasilkan dari getah tanaman semak spesies legum Timur Tengah dari genus Astragalus,
termasuk A. adsendens, A. gummifer, A. brachycalyx dan A. tragacantha

Sifat Gum Tragacanth:


Polisakarida yang kental, tidak berbau, tidak berasa, dan larut dalam air.

Manfaat Gum Tragacanth:


o Pada penyamakan kulit, merupakan penyasamak nabati sebagai senyawa slicking dan burnishing.
o Membuat kaku pada textile
o sebagai obat herbal untuk kondisi seperti batuk dan diare.
o Sebagai perawatan untuk luka bakar yang berbentuk lendir atau pasta.
o Dibuat pasta yang digunakan dalam sugarcraft bunga
o Sebagai perekat pada cerutu
o Pembuatan dupa, sebagai pengikat bubuk ramuan
Damar

Damar adalah getah hasil sekresi dari pohon Shorea sp., Vatica sp.,
Dryobalanops sp., dan lain-lain dari suku meranti-merantian atau
Dipterocarpaceae.

Jenis-jenis damar:

1. Damar Batu
o Damar batu adalah getah yang telah menjadi fosil.
o Getah ini diperoleh dari dalam tanah. Damar batu mengalami proses
pengerasan alami
o Secara umum damar batu memiliki warna agak kekuningan, tetapi ada juga
yang berwarna coklat, putih, bahkan keemasan.
o Teksturnya jauh lebih keras dari kopal maupun damar mata kucing.
o Diperoleh dari pohon dengan spesies dipterocarpaceae
2.Damar Kopal
o Damar kopal adalah hasil olahan getah yang disadap dari batang damar (Agathis
dammara dan
Agathis lainnya) serta batang dari suku Burseraceae (Bursera, Protium).
o Kopal merupakan bahan dasar bagi cairan pelapis kertas supaya tinta tidak menyebar.
o Bahan ini juga dipakai sebagai campuran lak dan vernis.
o Kandungan kopal adalah asam-asam resinol, resin, dan minyak atsiri.
o Minyak kopal diperoleh dari penyulingan dan digunakan sebagai campuran parfum.
o Penggunaannya adalah sebagai bahan perekat pada penambal gigi dan plester.

3. Damar Mata Kucing (Shorea javanica )


o Damar yang bening atau kekuningan yang bermutu tinggi, sebanding dengan kopal.
o Damar ini dipanen dengan cara melukai kulit pohon.
o Resin ini digunakan dalam industri cat, vernis, linoleum, juga dalam industri farmasi,
kosmetika, serta bahan aditif pangan.
o Secara tradisional: dipakai untuk penerangan (lampu damar), dan mewarnai batik.
Sumber Gum (lanjutan…)

Buah dan Sayuran


• Gum dari buah/sayuran dikenal dengan nama Pektin
• Gum ini terdiri atas: asam pektat, asam pektinat, persenyawaan pektat,
protopektin, dan pektin

• Sifat elektrolitnya : Tidak bermuatan


• Contoh sumber pektin:
kulit jeruk, kulit pisang, kulit manga, kulit apel, kulit markisa dll.
Sumber Gum (lanjutan…)

Buah dan Sayuran

• Dikenal dengan nama pektin,

• Terdiri atas: asam pektat, asam pektinat, persenyawaan pektat,


protopektin, dan pektin

• Sifat elektrolitnya : Tidak bermuatan

• Contoh sumber pektin: kulit jeruk, kulit pisang, kulit manga dll.
Sumber Gum (lanjutan…)
Daun, Akar dan Biji-bijian

• Daun : gum asparagus


• Akar : glukomanan/konyak dari tanaman Iles-iles
• Biji-bijian : gum kacang locust dari pohon Ceratonia siliqua
Guar gum dari kacang guar

• Sifat elektrolitnya : Tidak bermuatan


Sumber Gum (lanjutan…)

Tanaman serealia
• Gum serealia bersumber dari biji tanaman serealia
Contohnya : Beta glucan dari bekatul oat dan barley
jagung, jawawut, oat
• Merupakan polisakarida bukan pati (tersusun dari glukosa, xylosa,
arabinosa)
• Bersifat larut dalam air
• Baik digunakan untuk menjaga stabiltas koloid dan memegang peranan
penting dalam proses malting, brewing, baking dan cereal food

Sifat elektrolitnya : Tidak bermuatan


Sumber Gum (lanjutan…)

Tanaman lichen
• Simbiosis antara gangang dan cendawan
• Gum yang dihasilkan : gum lichen
• Tersusun dari unit-unit manosa, galaktosa dan glukosa
• Unit mannosa dan galaktosa dari ganggang
Unit glukosa dari cendawan (fungi)
• Dihasilkan oleh Cetraria islandica, Umbilicaria pustulata, U.
hirsuta, Rocella montagnei
LICHEN DI KAMPUS IPB DARMAGA
Sumber Gum (lanjutan…)

Rumput Laut
• Agar
• Karaginan
• Alginat dan Sodium alginat
• Laminarin, fukoidin

Sifat elektrolitnya : Bermuatan (polielektrolit)


Sumber Gum (lanjutan…)
Diproduksi dari fermentasi bakteri

• Gum gellan
Fermentasi karbohidrat oleh Pseudomonas elodea
Sifat elektrolitnya : bermuatan
(polielektrolit)

• Gum xanthan
Fermentasi karbohidrat oleh Xanthomonas campestris
Sifat elektrolitnya : Tidak bermuatan
Sumber Gum (lanjutan…)
Gum sintetis
1. Alami Termodifikasi
Diperoleh dengan cara memodifikasi bahan alam, sehingga diperoleh sifat-sifat yang
diinginkan.
Contoh: -Turunan pati seperti dekstrin
- Turunan selulosa seperti selulosa eter
2. Sintetik
Diperoleh dari sitesis kimiawi, tetapi jenis ini tidak mampu menyaingi yang alami baik
segi keamanan, sifat fungsionalnya dan biaya.
Contoh: polivinil pirolidin (PVP), polimer karboksivinil (karbopol) dan polietilen oksida
(Polyox)
Peranan Gum dalam Industri

Industri Pangan
o Bahan pengikat air (water binder) o Bahan Pengemulsi (emulsifier)
Contoh : Gum arab Contoh : xanthan gum, agar
o Bahan pengental (thickener) o Penstabil emulsi (emulsion stabilizer)
Contoh: Locust Bean Gum (LBG), pectin, Contoh : xanthan gum, LBG, galaktomanan,
xanthan gum, dekstran, alginat dekstran, agar, carragenan
o Memperbaiki water holding capacity o Penjernih minuman
terigu bergluten rendah.
Contoh: Locust Bean Gum (LBG), Contoh : carrageenan

o Pengendapan protein pada susu kental o Mencegah syneresis pada keju serta
manis. memperbaiki sifat adonan roti
o Contoh : karragenan
Contoh aplikasi pada industri pangan

 Gum tragacanth sebagai bahan pengawet susu


 Gum atau pati yang dicampur dengan lemak susu dan gelatin, sebagai pengganti susu
 Karaginan digunakan sebagai stabiliser dalam es krim dan keju
 Gum arab sebagai water absorption dan water binding dalam berbagai hasil hewani
 Gum arab sebagai fiksatif untuk 2,4-butadiena yang ditambahkan ke dalam
beberapa jenis roti
 Galaktomanan sebagai stabiliser dalam citrus juice
 Peggunaan dalam kembang gula, selai/jam, jelly dan sirup
 Penggunaan dalam pembuatan mayonnaise
 Gum dari gandum (oat gum) sebagai bahan pengental bahan pangan
Industri non Pangan

• Kosmetik dan sabun


Gum tragacanth dalam sabun sebagai bahan pelapis 
mencegah kotoran dan gumpalan dalam sabun
Gum tragacanth dalam pembutan pasta gigi
O-karboksi metil selulosa dalam pembuatan sabun detergen
• Bidang kedokteran dan farmasi
Gum tragacanth sebagai komponen dalam obat-obatan berupa
jelly
Gum tragacanth, locust bean, karaya sebagai laksatif
(pencahar)
Gliserate tragacanth sebagai bahan pelumas pada alat-alat
bedah
Laminarin dan dekstran sulfat sebagai anti koagulan darah
Gum arab, tragacanth dan karaya sebagai pembentuk emulsi
obat-obatan
• Industri kertas

Gum guar, locust bean sebagai aditif pada pembuatan


kertas  memperbaiki sifat “sizing” (a protecting filler
or glaze), opacity, daya tahan sobek
Sebagai deflocculant dan suspensi pulp kertas
Sebagai bahan pengisi (filler) dalam gummed paper
• Tekstil

Gum sebagai bahan pengental (thickener) dalam


proses sizing
Digunakan dalam pembuatan benang
Kegunaan lain

 Gum arab sebagai deffloculant dalam carbon black (filler in tires and
other rubber products; color pigment in plastics, paints, and inks)
 Campuran gum arab dan tragacanth dengan terpineol berfungsi
sebagai plasticizer
 Untuk mensuspensikan tepung yang tidak larut dalam air
 Plasticizer dalam tanah liat yang digunakan dalam pembuatan keramik
 Gum tragacanth untuk mengemulsi obat pembunuh serangga (insect
repellent)
 Sebagai emulsifier dalam kosmetik
 Gum arab untuk menyetabilkan sistem emulsi kerosene
 Gum locust bean menjaga kestabilan emulsi lateks
 CMC digunakan sebagai pembuatan keramik, deflocculating agent
dalam serat-serat selulosa dan sebagai soil suspending agent
GUM XANTHAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
GUM XANTHAN
• Gum xanthan merupakan bahan pengental dan penstabil emulsi dengan
bobot molekul tinggi yang diperoleh dari fermentasi karbohidrat oleh
Xanthomonas campestris.
• Bahan ini mempunyai karakteristik berwarna putih kecoklatan.
• Gum xanthan dapat dimanfaatkan di industri cat, minyak, farmasi, kosmetik,
kertas dan tekstil. Salah satu produk yang dalam formulasinya menggunakan
gum xanthan adalah deodoran roll-on.
• Deodoran merupakan sediaan kosmetika yang mengandung zat-zat yang dapat
mengurangi atau menghilangkan bau keringat serta mencegah terjadinya bau
keringat.
• Deodoran bekerja sebagai absorben, dimana dapat mengikat bau secara
absorpsi kimia yang disebabkan penguraian keringat oleh bakteri.
• Deodorant roll-on merupakan salah satu contoh bentuk sistem emulsi minyak
dalam air (O/W) seperti lotion yang mempunyai kekentalan tertentu.
• Gum Xanthan dalam deodoran bersifat sebagai bahan pengental sehingga
deodoran memiliki keekntalan tertentu.
• Gum xanthan memiliki kemampuan untuk menghasilkan peningkatan
dalam viskositas cairan dengan menambahkan jumlah yang sangat kecil yang
jarang dimiliki jenis gum lainnya. Kemampuan inilah yang menyebabkan
penggunaan gum xanthan sebagai bahan pengental dalam pembuatan deodoran.
Gum xanthan adalah polisakarida dengan bobot molekul tinggi hasil fermentasi karbohidrat
oleh Xanthomonas campestris yang dimurnikan, dikeringkan dan digiling untuk
pemanfaatannya lebih lanjut.
Setiap molekul gum xanthan mengandung 5 unit yang terdiri dari :

2 unit glukosa

1 unit asam 2 unit


glukoronik manosa

Glukosa merupakan bahan baku dalam fermentasi gum xanthan oleh bakteri Xanthomonas
campestris.
Gum xanthan digunakan sebagai bahan tambahan yang aman pada makanan dalam industri
makanan misal produksi susu, kuah salad, minuman buah-buahan, pengental dalam susu dan
sirup (Maulina 2014).
Karakteristik Gum Xanthan

• Gum Xanthan sangat mudah larut (highly soluble) baik dalam air panas maupun
air dingin.
• Karakteristik ini terkait dengan sifat polielektrolit molekul xanthan.
• Larutan xanthan sangat kental (highly viscous) walaupun pada konsentrasi polimer
yang rendah.
Karakteristik ini sangat berguna dalam berbagai aplikasi industri terutama pada
industri pangan, dimana xanthan digunakan sebagai pengental dan penstabil
emulsi serta suspensi.
Karakteristik gum xanthan
(Pettitt, 1979) dan (Teague et al. 1982)
(a) kekentalannya seragam pada selang suhu 0-100oC,
(b) kekentalannya tinggi pada konsentrasi yang rendah,
(c) tingkat pseudoplastisnya tinggi pada selang konsentrasi yang luas,
(d) kelarutan dan stabilitasnya sangat baik pada kondisi asam maupun basa,
(e) membentuk gel yang reversible terhadap perubahan suhu karena pemanasan atau pendinginan,
(f) sesuai dan stabil dengan garam-garam logam, dan
(g) bila dipergunakan bersama gum guar, viskositasnya meningkat karena pengaruh sinergis. Sifat
lainnya adalah tidak terdegradasi oleh oleh enzim-enzim protease, selulase, hemiselulase,
pektinase ataupun amilase, tetapi terdegradasi oleh senyawa oksidator kuat seperti peroksida,
persulfat dan hipokhlorit (Pettitt 1982).
Gum xanthan mempunyai kestabilan yang baik terhadap
pengaruh suhu, pH, dan penambahan garam-garam elektrolit
maupun enzim-enzim. (Kennedy, 1982)

Gum xanthan mempunyai stabilitas “Freeze thaw” yang baik. Pada


kisaran suhu 10-70oC viskositas gum xanthan yang pada awalnya
sebesar 1000 cps akan mengalami penurunan tidak lebih dari 100 cps,
sedangkan pada jenis gum lain perubahan suhu yang kecil dapat
menurunkan viskositas yang cukup besar.
Pada kisaran pH yang cukup besar (pH 1,5-13) larutan gum mempunyai
viskositas yang hampir sama.
Kemampuan mengentalkan dari larutan xanthan
terkait dengan viskositasnya. Ochoa (2000)

Larutan Xanthan bersifat pseudoplastis atau menipiskan tegangan geser


(shear thinning). Viskositas akan berkurang seiring dengan meningkatnya
laju geser. Viskositas juga dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi
biopolymer, konsentrasi garam, dan pH.
Karakteristik lain dari gum xanthan
Teknologi Proses Gum Xanthan sebagai
Bahan Tambahan Pembuatan Produk
Deodoran merupakan sediaan kosmetika yang mengandung zat-zat yang
dapat mengurangi atau menghilangkan bau keringat serta mencegah terjadinya
bau keringat. Deodoran bekerja sebagai absorben, dimana dapat mengikat bau
secara absorpsi kimia yang disebabkan penguraian keringat oleh bakteri.
• Beberapa bentuk sediaan deodoran :
• Padat (batang dan serbuk)
• Cair (splash dan roll-on)
• Aerosol
Deodorant roll-on merupakan salah satu contoh bentuk sistem emulsi minyak
dalam air (O/W) seperti lotion yang mempunyai kekentalan tertentu.
FORMULASI DEODORANT
Komposisi Kimia Formula Deodorant Roll-On
Bahan-Bahan Komposisi (% w/w)
Gum xanthan 0,5
Eumulgine®B2 (Ceteareth-20) 2,0
Cetil alkohol 1,5
Gliserin 2,0
Mineral oil 1,5
Isopropil palmitat (IPP) 1,5
Silicon oil T.350 3,0
Parfum q.s
Triklosan 0,2
Metil paraben 0,25
Air deionisasi ditambahkan hingga 100 g
Diagram Alir Proses Pembuatan Deodorant roll-on
Peran Gum Xanthan dalam Produk
• Dalam pembuatan deodoran roll on, gum xanthan berfungsi sebagai bahan pengental (Viscosity
Modifier).
• Gum xanthan memiliki sifat mudah larut dalam air panas atau air dingin dengan hanya
menggunakan pengadukan mekanis.
• Gum xanthan memberikan viskositas yang relatif tinggi pada konsentrasi rendah, sedangkan
polimer lainnya menunjukkan rendah ke nilai-nilai yang tinggi. Sifat inilah yang jarang dimiliki
oleh beberapa jenis gum lainnya.
• Pada konsentrasi 1% memberikan kekentalan sekitar 100 Cps ketika diukur pada kecepatan
pengadukan 60 rpm dengan menggunakan viscometer Broofield Model LVF pada suhu 25°C.
• Pada kelompok polimer alam (xanthan gum dan gum guar), peningkatan viskositas jelas.
• Peningkatan viskositas mungkin disebabkan karena pembentukan jembatan antara rantai
polimer yang berdekatan mengakibatkan jaringan asosiasi yang kuat (Zatz et al. 2008).
• Sehingga dalam hal ini kelebihan gum xanthan digunakan dalam pembuatan deodorant roll on
sebagai bahan pengental.
• Produk deodorant roll on memiliki karakteristik berupa berbentuk cair
ketika menyentuh kulit, bertekstur sedikit kental dan mengandung bahan
beraroma dan penghambat tumbuh kembangnya bakteri penyebab bau
dengan daya tahan yang lama. Xanthan gum pada deodoran roll on
berfungsi sebagai penambah viskositas, sehingga pada deodoran roll on
dapat terbentuk cairan kental yang mengikat komponen lain.
• Saat cairan masih berada di dalam kemasan deodoran, xanthan gum
menjaga stabilitas cairan dengan menjaga bentuk cairan tetap dalam keadaan
agak padat, kemudian saat keluar dari kemasan yaitu keluar dari sela-sela
bola yang digunakan sebagai kontak dengan kulit, maka sheer force berkurang
karena adanya gerakan dan gesekan pada bola, yang akhirnya memudahkan
cairan untuk menyebar pada permukaan kulit.
• Setelah beberapa saat cairan menyebar pada kulit, maka cairan akan kembali
berbentuk agak kental dan cenderung berbentuk padat karena peran
xanthan gum yaitu stabilizer.
Materi Pendukung

Gambar 1. Gum Xanthan


Daftar Pustaka
Garcia-Ochoa F, Santos VE, Casas JA, Gomez E. 2000. Xanthan gum: production, recovery, and properties. J. Biotechnology Advances. 18:
549-579.

Kennedy J.F., P.Jones, S.A Barker dan G.T. Banks. 1982. Factor effecting microbial growth and polysaccharide production during the fermentation
Xanthomonas campestris studies. Enzyme Microb. Technol. 4 : 39-43.

Maulina A. 2014. Studi Pembuatan Gum Xanthan dari Ampas Tahu Menggunakan Xanthomonas campestris (Kajian Konsentrasi
Kultur dan Penambahan Gula). [Skripsi]. Surabaya(ID): Universitas Pembangunan Nasional VETERAN.

Pettitt D.J. 1979. Xanthan Gum. Di dalam M. Glicksman (ed.). Food Hydrocolloids Vol. I. CRC Press, Boca Raton, Florida.

Pettitt J.M. 1982. By-product of the Cane Sugar Industry. CRC Press, Boca Raton, Florida.

Winarno FG dan Rahayu TS. 1994. Bahan Makanan Tambahan untuk Makanan dan Kontaminan. Jakarta (ID): Pustaka Sinar Harapan.

Zatz JL, Berry JJ, Alderman DA. 2008. Viscosity-Imparting agents in disperse systems; 2nd ed. Informa Healthcare USA, Inc.Vol. 1. pp. 287–313.
Latihan
 Apa itu GUM?
 Bagaimana sifat fisiknya?
 Ada berapa golongan?
 Sumbernya darimana saja?
 Apa peran dalam industri?
MERINGKAS PAPER
Thank you for your attention.
Selamat belajar dan berkarya

Anda mungkin juga menyukai